Lentera Islam - Kajian Fiqih & Aqidah Islam Berdasarkan Al-Qur'an dan Sunnah Rasulullah S.A.W.

Showing posts with label Kajian Islam. Show all posts
Showing posts with label Kajian Islam. Show all posts

Pintar, Bukanlah Ciri utama dari seorang Ulama.

Pintar, Bukanlah Ciri utama dari seorang Ulama.


Lentera Islam .NET - Kajian Islam - Pintar, Bukanlah Ciri utama dari seorang Ulama.

Saudaraku, mungkin banyak sekali dari kita yang belum mengetahui tentang apa yang menjadi ciri utama dari seorang ulama.

Ciri utama Ulama dalam Al-Quran adalah Khasiyah, Takut.



Khasiyah itu adalah Rasa takut yang begitu mendalam, yang melahirkan ketundukan, kepatuhan.

Sebagaimana dalam firman Allah dalam Surat Fatir Ayat 28

وَمِنَ النَّاسِ وَالدَّوَابِّ وَالْأَنْعَامِ مُخْتَلِفٌ أَلْوَانُهُ كَذَٰلِكَ ۗ إِنَّمَا يَخْشَى اللَّهَ مِنْ عِبَادِهِ الْعُلَمَاءُ ۗ إِنَّ اللَّهَ عَزِيزٌ غَفُورٌ


"Dan demikian (pula) di antara manusia, binatang-binatang melata dan binatang-binatang ternak ada yang bermacam-macam warnanya (dan jenisnya). Sesungguhnya yang takut kepada Allah di antara hamba-hamba-Nya, hanyalah ulama. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Pengampun"

Dari ayat tersebut telah dijelaskan, bahwa Takut menjadi Ciri utama bagi seorang ulama.

إِنَّمَا يَخۡشَى ٱللَّهَ مِنۡ عِبَادِهِ ٱلۡعُلَمَٰٓؤُاْۗ

“Sesungguhnya yang paling takut kepada Allah adalah ulama.” (Fathir: 28)

Jadi ciri utama dari ulama bukanlah Pintar.
Tetapi Takut, Rasa takut yang begitu mendalam, yang melahirkan ketundukan, kepatuhan kepada Allah, yang dengan ketakutan itu ia tunduk akan semua ketentuan-ketentuan Allah.


Seperti dalam berbicara, Ulama itu takut jika apa yang ia bicarakan tidak baik di mata Allah.
Jadi sangat mustahil apabila ada ulama berbicara sesuatu yang keluar dari ketentuan Allah, itu mustahil.

Karena saat akan berbicara, ia akan berfikir berfikir dan berfikir, "Apakah Allah Ridha dengan perkataan ini", "Apakah Allah Ridha dengan pandangan ini".

Jadi ulama itu tidak akan berkata dan memandang sesuatu yang Allah tidak menyukai.
Sehingga apabila ada orang yang pintar, mengenakan jubah ulama dan memberikan Fatwa (berkata) tapi tanpa adanya rasa takut kepada Allah, maka dipastikan ada yang salah dengan dirinya.

Share:

Allah akan Angkat Derajat 2 Golongan ini

Dua Golongan yang akan selalu di angkat derajatnya oleh Allah


Lentera Islam .NET - Kajian Islam - Dua Golongan yang akan selalu di angkat derajatnya oleh Allah.

1. Orang yang selalu meningkatkan Imannya.

Cara meningkatkan Iman itu mudah, cukup tingkatkan dalam berbuat amal Shaleh.

والتين والزيتون. وطور سينين. وهذا البلد الأمين. لقد خلقنا الإنسان في أحسن تقويم. ثم رددناه أسفل سافلين. إلا الذين آمنوا وعملوا الصالحات فلهم أجر غير ممنون. فما يكذبك بعد بالدين. أليس الله بأحكم الحاكمين. [التين: 8-1]

Demi Tin dan Zaitun. Dan demi bukit Sinai. Dan demi kota (Makkah) yang aman ini. Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya. Kemudian Kami kembalikan dia ke tempat yang serendah-rendahnya. Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal shalih, maka bagi mereka pahala yang tiada putus-putusnya. Maka, apakah yang menyebabkan kamu mendustakan (hari) pembalasan sesudah (adanya keterangan-keterangan) itu? Bukankah Allah adalah Hakim yang seadil-adilnya? [al-Tin: 1-8]

Lalu dijelaskan pula dalam surat Al-'Ashr.

والعصر. إن الإنسان لفي خسر. إلا الذين آمنوا وعملوا الصالحات وتواصوا بالحق وتواصوا بالصبر. [العصر: 3-1]

Demi masa. Sesungguhnya manusia benar-benar berada dalam kerugian. Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal shalih dan saling menasihati tentang kebenaran serta saling menasihati tentang kesabaran. [al-`Ashr: 1-3]
Dan dalam Al-Qur'an, kata Iman selalu disandingkan dengan Amal Shaleh, seperti shalat, puasa, dll.

إِنَّ الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَأَقَامُوا الصَّلاةَ وَآتَوُا الزَّكَاةَ لَهُمْ أَجْرُهُمْ عِنْدَ رَبِّهِمْ وَلا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلا هُمْ يَحْزَنُونَ

Artinya: “Sesungguhnya orang-orang yang beriman, mengerjakan amal soleh, mendirikan sholat dan menunaikan zakat, mereka mendapat pahala di sisi Tuhannya. Tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati.” (QS.al Baqarah(2):277)

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِذَا قُمْتُمْ إِلَى الصَّلاةِ فَاغْسِلُوا وُجُوهَكُمْ وَأَيْدِيَكُمْ إِلَى الْمَرَافِقِ وَامْسَحُوا بِرُءُوسِكُمْ وَأَرْجُلَكُمْ إِلَى الْكَعْبَيْنِ وَإِنْ كُنْتُمْ جُنُبًا فَاطَّهَّرُوا

Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu hendak mengerjakan sholat, maka basuhlah mukamu dan tanganmu sampai siku, dan sapulah kepalamu dan (basuhlah) kakimu sampai kedua mata kaki, dan jika kamu junub maka mandilah.” (QS.al-Maidah (5):6)

Dan Lain sebagainya.

2. Orang yang selalu meningkatkan Ilmunya.
Sebagaimana Hadits Nabi S.A.W:

* Dalam kitab Riyadhus Shalihin Kitabul Ilmi Al Imam An Nawawi menyebutkan hadits nabi shallalahu’alaihi wasallam, yang berbunyi:


وَعَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ قَالَ:وَمَنْ سَلَكَ طَرِيْقًايَلْتَمِسُ فِيْهِ عِلْمًا,سَهَّلَ اللهُ لَهُ طَرِيْقًا إِلَى الجَنَّةِ

Dari Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu , sesungguhnya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Barang siapa menempuh jalan untuk mencari ilmu, maka Allah akan memudahkan baginya jalan ke surga.”(H.R Muslim)

* Hadits Ibnu Majah Nomor 219

 أَبَا الدَّرْدَاءِ أَتَيْتُكَ مِنْ الْمَدِينَةِ مَدِينَةِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لِحَدِيثٍ بَلَغَنِي أَنَّكَ تُحَدِّثُ بِهِ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ فَمَا جَاءَ بِكَ تِجَارَةٌ قَالَ لَا قَالَ وَلَا جَاءَ بِكَ غَيْرُهُ قَالَ لَا قَالَ فَإِنِّي سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ مَنْ سَلَكَ طَرِيقًا يَلْتَمِسُ فِيهِ عِلْمًا سَهَّلَ اللَّهُ لَهُ طَرِيقًا إِلَى الْجَنَّةِ وَإِنَّ الْمَلَائِكَةَ لَتَضَعُ أَجْنِحَتَهَا رِضًا لِطَالِبِ الْعِلْمِ وَإِنَّ طَالِبَ الْعِلْمِ يَسْتَغْفِرُ لَهُ مَنْ فِي السَّمَاءِ وَالْأَرْضِ حَتَّى الْحِيتَانِ فِي الْمَاءِ وَإِنَّ فَضْلَ الْعَالِمِ عَلَى الْعَابِدِ كَفَضْلِ الْقَمَرِ عَلَى سَائِرِ الْكَوَاكِبِ إِنَّ الْعُلَمَاءَ هُمْ وَرَثَةُ الْأَنْبِيَاءِ إِنَّ الْأَنْبِيَاءَ لَمْ يُوَرِّثُوا دِينَارًا وَلَا دِرْهَمًا إِنَّمَا وَرَّثُوا الْعِلْمَ فَمَنْ أَخَذَهُ أَخَذَ بِحَظٍّ وَافِرٍ
Telah menceritakan kepada kami [Nashr bin Ali Al Jahdlami] berkata, telah menceritakan kepada kami [Abdullah bin Daud] dari ['Ashim bin Raja` bin Haiwah] dari [Dawud bin Jamil] dari [Katsir bin Qais] ia berkata; "Ketika aku sedang duduk di samping [Abu Darda] di masjid Damaskus, tiba-tiba datang seseorang seraya berkata; "Hai Abu Darda, aku mendatangi anda dari kota Madinah, kota Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam karena satu hadits yang telah sampai kepadaku, bahwa engkau telah menceritakannya dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam! " Lalu Abu Darda bertanya; "Apakah engkau datang karena berniaga?" Katsir bin Qais menjawab; "Bukan, " Abu Darda` bertanya lagi, "Apakah karena ada urusan yang lainnya?" Katsir bin Qais menjawab; "Bukan, " Katsir bin Qais berkata; "Sesungguhnya aku mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Barangsiapa meniti jalan untuk mencari ilmu, Allah akan permudahkan baginya jalan menuju surga. Para Malaikat akan membentangkan sayapnya karena ridla kepada penuntut ilmu. Dan seorang penuntut ilmu akan dimintakan ampunan oleh penghuni langit dan bumi hingga ikan yang ada di air. Sungguh, keutamaan seorang alim dibanding seorang ahli ibadah adalah ibarat bulan purnama atas semua bintang. Sesungguhnya para ulama adalah pewaris para Nabi, dan para Nabi tidak mewariskan dinar maupun dirham, akan tetapi mereka mewariskan ilmu. Barangsiapa mengambilnya, maka ia telah mengambil bagian yang sangat besar."


Share:

Keimanan yang Paling Rasulullah Kagumi

Keimanan yang Paling Rasulullah Kagumi


Lentera Islam .NET - Keimanan yang Paling Rasulullah Kagumi

Alkisah, suatu ketika Rasulullah saw bermain tebak-tebakan dengan para sahabat. Bertanya Rasulullah,

“Tahukah kalian, mereka-mereka yang keimanannya membuatku kagum?”.

“Aku tahu ya Rasulullah”, seru salah seorang sahabat. “Mereka yang engkau maksud itu tentulah para malaikat“.

“Mengapa engkau berpikir demikian?”, tanya Rasulullah kembali.

“Karena para malaikat selalu mematuhi semua perintah Allah. Mereka tidak sekalipun pernah melanggar aturan Allah”, jawab sahabat.
“Tapi para malaikat memang ditakdirkan untuk selalu mematuhi perintah Allah. Mereka tidak diberi kelengkapan hawa nafsu seperti layaknya kita. Dan tempat mereka dekat dengan Allah. Wajar jika mereka selalu beriman. Keimanan para malaikat tersebut, sama sekali tidak membuatku kagum”, bantah Rasulullah.

Para sahabat termangu-mangu dengan jawaban Rasulullah tersebut. Mereka terdiam sejenak, memikirkan jawaban apa kiranya yang dikehendaki oleh Rasulullah.

Tiba-tiba, salah seorang sahabat berseru, “Aku tahu ya Rasulullah, yang Rasulullah maksudkan tentu para nabi dan rasul utusan Allah. Mereka manusia biasa seperti kita, namun mereka selalu mematuhi apapun yang Allah perintahkan, apapun resikonya”.

Rasulullah tersenyum, “Betul mereka manusia biasa seperti kita, namun mereka mendapatkan petunjuk langsung dari Allah swt. Mereka menerima wahyu dan mendapatkan mukzizat. Wajar jika karena semua itu, mereka beriman kepada Allah”.

“Keimanan mereka sama sekali tidak membuat aku kagum”, bantah Rasulullah sekali lagi.

Kembali para sahabat ternganga dengan bantahan Rasulullah tadi. Mereka saling berpandangan lalu kembali tenggelam memikirkan jawaban pertanyaan Rasulullah.

“Ah…, sekarang saya tahu ya Rasulullah”, kata salah seorang sahabat dengan muka berseri-seri.

“Mereka yang Rasulullah maksudkan itu tentulah kami, para sahabatmu. Kami manusia biasa, kami juga tidak menerima wahyu, dan sama sekali tidak dikaruniai mukzizat apapun. Meskipun demikian, kami berjanji untuk selalu mematuhi segala perintah Allah dan menjauhi segala larangannya”, jelas sahabat tersebut dengan senyum mengembang diwajahnya.

Kembali Rasulullah tersenyum mendengar jawaban salah seorang sahabat tadi, “Betul kalian memang tidak menerima wahyu dan sama sekali tidak dikaruniai mukzizat, namun kalian kan melihat dengan mata kepala sendiri, mukzizat yang aku terima. Kalian juga mendengar dengan telinga kalian sendiri ketika wahyu Allah aku bacakan. Wajar jika karena itu, kalian beriman kepada Allah. Keimanan kalian, sama sekali tidak membuatku kagum”.

Kali ini para sahabat betul-betul terhenyak dengan bantahan Rasulullah barusan. Dengan perasaan putus asa karena sudah kehabisan akal, akhirnya mereka menyerah, “Kiranya hanya Allah dan rasul-Nya saja yang tahu jawaban pertanyaan Rasulullah tadi”, kata salah seorang sahabat.

“Sesungguhnya, mereka yang keimanannya membuatku kagum adalah mereka-mereka yang tidak sekalipun pernah berjumpa denganku. Mereka sama sekali tidak pernah melihat diriku dengan mata kepala mereka sendiri. Mereka juga tidak sekalipun pernah mendengar suaraku. Dan yang lebih hebat lagi, mereka berabad-abad jaraknya dariku. Tapi kecintaan mereka kepadaku, tak sekalipun perlu aku ragukan”, jawab Rasulullah.

“Mereka itulah, yang keimanannya sungguh-sungguh membuat aku kagum”, sambung Rasulullah menegaskan.

*****

Mereka yang dimaksud oleh Rasulullah dalam kisah diatas, tak lain dan tak bukan, adalah kita semua. Tentu dengan syarat, jika kita bersungguh-sungguh mencintai Rasulullah saw dengan setulus hati kita.

Semoga Allah selalu memberikan kita kekuatan untuk dapat selalu mencintai Rasulullah dengan sebenar-benarnya cinta. Amin...

Share:

Cara mendidik Anak yang Baik sesuai Al-Qur'an

Cara mendidik Anak yang Baik sesuai Al-Qur'an

Lentera Sulam .NET - Kajian Islam - Cara mendidik Anak yang Baik sesuai Al-Qur'an.

Saudaraku, Ada Ikhwan yang bertanya "Mengapa setelah anak saya dewasa berubah menjadi anak yang tidak baik, sedangkan ketika kecilnya, dia adalah anak yang Baik?"

Untuk menyikapi pertanyaan ini, maka seharusnya kita terlebih dahulu mencari tahu terlebih dahulu mengenai Apa penyebabnya, bukan bagaimana menyikapinya.

Bagaimana Lingkungan disekitarnya, dengan siapa ia bergaul, apa yang ia lihat, apa yang ia dengar, dsb.
Karena pada dasarnya setiap anak manusia yang terlahir kedunia ini adalah dalam keadaan yang Baik, Fitrah yang baik.

Dan ternyata, untuk menjadikan anak yang baik supaya menjadi anak yang Sholeh ketika dewasa, itu tidaklah cukup dengan berdoa saja. Ada ikhtiar ikhtiar yang harus dilakukan.

Kali ini kita akan berikan contoh.
Imran, Imran yang bukan nabi.
Kita akan membahas orang yang bukan Nabi ataupun Rasul, upaya tidak ada peluang bagi kita untuk mengelak dan ngeles, begitu.
Seperti "Saya bukan Nabi dan Bukan Rasul, Ya Allah..."

Bisa kita Lihat Surat Ali 'Imran Ayat 35:

إِذْ قَالَتِ امْرَأَتُ عِمْرَانَ رَبِّ إِنِّي نَذَرْتُ لَكَ مَا فِي بَطْنِي مُحَرَّرًا فَتَقَبَّلْ مِنِّي ۖ إِنَّكَ أَنْتَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ

Yang artinya:

(Ingatlah), ketika isteri 'Imran berkata: "Ya Tuhanku, sesungguhnya aku menazarkan kepada Engkau anak yang dalam kandunganku menjadi hamba yang saleh dan berkhidmat (di Baitul Maqdis). Karena itu terimalah (nazar) itu dari padaku. Sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui".

Dan Bisa kita Lihat lagi Surat Ali 'Imran Ayat 36:

فَلَمَّا وَضَعَتْهَا قَالَتْ رَبِّ إِنِّي وَضَعْتُهَا أُنْثَىٰ وَاللَّهُ أَعْلَمُ بِمَا وَضَعَتْ وَلَيْسَ الذَّكَرُ كَالْأُنْثَىٰ ۖ وَإِنِّي سَمَّيْتُهَا مَرْيَمَ وَإِنِّي أُعِيذُهَا بِكَ وَذُرِّيَّتَهَا مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ

Yang artinya:

Maka tatkala isteri 'Imran melahirkan anaknya, diapun berkata: "Ya Tuhanku, sesunguhnya aku melahirkannya seorang anak perempuan; dan Allah lebih mengetahui apa yang dilahirkannya itu; dan anak laki-laki tidaklah seperti anak perempuan. Sesungguhnya aku telah menamai dia Maryam dan aku mohon perlindungan untuknya serta anak-anak keturunannya kepada (pemeliharaan) Engkau daripada syaitan yang terkutuk".

Ketika Lahir bayi perempuan, langsung diberikan nama, didoakan kepada Allah, diperlihatkan kepada Allah.
Jadi Doa yang ia panjatkan diterjemahkan dalam bentuk Ikhtiar dengan memohon perlindungan kepada Allah. Namun tidak sampai situ saja, dipilihkanlah Guru yang baik, dipilihkan tempat yang baik.

Seperti yang bisa kita baca pada Surat Ali 'Imran Ayat 37:

فَتَقَبَّلَهَا رَبُّهَا بِقَبُولٍ حَسَنٍ وَأَنْبَتَهَا نَبَاتًا حَسَنًا وَكَفَّلَهَا زَكَرِيَّا ۖ كُلَّمَا دَخَلَ عَلَيْهَا زَكَرِيَّا الْمِحْرَابَ وَجَدَ عِنْدَهَا رِزْقًا ۖ قَالَ يَا مَرْيَمُ أَنَّىٰ لَكِ هَٰذَا ۖ قَالَتْ هُوَ مِنْ عِنْدِ اللَّهِ ۖ إِنَّ اللَّهَ يَرْزُقُ مَنْ يَشَاءُ بِغَيْرِ حِسَابٍ

Yang artinya:

Maka Tuhannya menerimanya (sebagai nazar) dengan penerimaan yang baik, dan mendidiknya dengan pendidikan yang baik dan Allah menjadikan Zakariya pemeliharanya. Setiap Zakariya masuk untuk menemui Maryam di mihrab, ia dapati makanan di sisinya. Zakariya berkata: "Hai Maryam dari mana kamu memperoleh (makanan) ini?" Maryam menjawab: "Makanan itu dari sisi Allah". Sesungguhnya Allah memberi rezeki kepada siapa yang dikehendaki-Nya tanpa hisab.

Setelah Dipilihkan Nabi Zakariya sebagai Gurunya yang merupakan Orang Sholeh pada saat itu, dipilihkan tempat yang mana tempat itu adalah tempat untuk mendekatkan diri dengan Allah, yaitu mihrab disitu.

Jadi Gurunya orang baik, Tempatnya tempat yang baik, Kurikulumnya Baik, apa yang terjadi?
Kembali ke ayat 37 tadi,

فَتَقَبَّلَهَا رَبُّهَا بِقَبُولٍ حَسَنٍ

Maka diterima semua itu oleh Allah.

Jadi, jika ingin anak anak kita Baik, maka Rencanakan , doakan dan Ikhtiarkan.

Jangan hanya Pandai berdoa,

"Ya Allah Jadikan anak hamba menjadi Anak yang Sholeh ya Allah
... Jadikan anak hamba menjadi anak yang rajin Shalat... Anak yang hafal Al-Qur'an.

Tapi tidak pernah disekolahkan di sekolah yang mengajarkan sholat, tidak disekolahkan di sekolah yang mengajarkan Al-Qur'an.

Itu tidak mungkin.
Mana mungkin hanya bermodalkan doa saja lalu cita-cita akan terwujud.
Meskipun Bapaknya bernama Sholeh, Ibunya bernama Sholehah, dan Anaknya Bernama Sholehsekali, tetap tidak bisa.

Coba Lihat Imran, Imran berusaha untuk anaknya. Dan Allah memberikan Nabi Zakariya sebagai Gurunya.

Sebelum Nabi Zakariya Masuk kedalam mihrab, Allah sudah lebih dulu memberikan rezeki untuk Maryam, dan selalu dijaga oleh Allah.

Dan yang dijaga oleh Allah itu segalanya diperhatikan, mau makan dilihat, mau berteman diarahkan kepada yang baik.

Kita bisa menjaga anak kita dirumah, tapi apakah kita bisa menjaga anak kita ketika anak kita disekolah?

Makan apa, minum apa, bergaul dengan siapa, gurunya siapa?

Kita titipkan kepada Allah tidak akan ada batas disitu, diterima dan itu berhasil.

Dan orang-orang yang seperti ini, maka generasi selanjutkan akan selalu lebih baik dari Orang tuanya.

Jika kita lihat Imran, Imran bukanlah Nabi, Istrinya pula bukanlah Nabi, Lalu dari keduanya lahirlah Maryam yang pula bukan Nabi namun bisa lebih Sholeh dari Ibunya.
Ibunya mau makan harus bikin dulu, Maryam mau makan sudah diberikan rezekinya langsung oleh Allah, Ibunya tidak disebutkan dalam Al-Qur'an, namun Maryam disebutkan dalam Al-Qur'an.

Ibunya melahirkan karena ada suaminya, Maryam mengandung dan melahirkan tanpa ada satupun laki-laki yang menyentuhnya.
Melahirkan Nabi Isa A.S, yang merupakan Rasulullah, lebih hebat dari Ibunya, ke ih bagus dari Kakeknya.

Jadi setiap lahir generasi selalu lebih bagus dari sebelumnya.

Dan seharusnya kita bisa seperti ini, Kita tidak Hafal Qur'an, anak kita Hafal Qur'an.
Kita bukan penafsir Qur'an, Cucu kita penafsir Qur'an, begitu.

Jadi marilah kita serahkan kepada Allah dalam Hal mendidik Anak, tidak hanya sekedar berdoa namun kita tempatkan dalam pendidikan yang baik, yang mengajarkan Shalat, mengajarkan Al-Qur'an dan Hadits serta terhindar dari lingkungan yang kurang Baik.

Semoga Kajian ini berguna untuk kita semua orang orang tua, apabila ada kesalahan mohon dikoreksi dan saya mohon maaf.

Wassalamu'alaikum.

Share:

Tidurnya Orang Alim lebih baik dari pada Ibadahnya Orang Bodoh

Tidurnya Orang Alim lebih baik dari pada Ibadah Orang Bodoh


Lentera Islam .NET - Tidurnya Orang Alim lebih baik dari pada Ibadahnya Orang Bodoh

Dalam sebuah Hadist dikisahkan bahwa suatu ketika Nabi shallallâhu ‘alaihi wasallam mendatangi pintu masjid, di situ beliau melihat setan berada di sisi pintu masjid. Kemudian Nabi SAW bertanya, "Wahai Iblis apa yang sedang kamu lakukan di sini?" Maka Setan itu menjawab, "Saya hendak masuk masjid dan akan merusak shalat orang yang sedang shalat ini, tetapi saya takut pada seorang lelaki yang tengah tidur ini."

Lalu Nabi SAW berkata, "Wahai Iblis, kenapa kamu bukannya takut pada orang yang sedang shalat, padahal dia dalam keadaan ibadah dan bermunajat pada Tuhannya, dan justru takut pada orang yang sedang tidur, padahal ia dalam posisi tidak sadar?" Iblis pun menjawab, "Orang yang sedang shalat ini bodoh, mengganggu shalatnya begitu mudah. Akan tetapi orang yang sedang tidur ini orang alim (pandai)."

Dari Ibnu Abbas radliyallâhu ‘anh, Nabi SAW bersabda, "Nabi Sulaiman pernah diberi pilihan antara memilih ilmu dan kekuasaan, lalu beliau memilih ilmu. Selanjutnya, Nabi Sulaiman diberi ilmu sekaligus kekuasaan.

Bersumber dari Abi Hurairoh radliyallâhu ‘anh, Nabi Muhammad shallallâhu ‘alaihi wasallam bersabda, "Barangsiapa pergi menuntut ilmu maka Allah akan menunjukkannya jalan menuju surga. Sesungguhnya orang alim senantiasa dimintakan ampunan untuknya oleh makhluk yang berada di langit maupun di bumi, hingga dimintakan ampun oleh ikan-ikan di laut. Sesungguhnya ulama adalah pewaris para Nabi."

Hadits di atas menyiratkan betapa agama Islam begitu memuliakan, mengutamakan, dan menghargai orang yang berilmu pengetahuan. Bahkan melebihi keutamaanya orang yang ahli ibadah tapi bodoh. Menjadi jelas pula bahwa dalam agama Islam, menuntut ilmu dan mengembangkan budaya ilmiah itu termasuk bagian dari ibadah, juga merupakan tuntutan agama. Jadi tidak semata desakan kebutuhan zaman atau tuntutan dari institusi negara an sich.

Itulah kunci mengapa dahulu pada masa kegemilangan peradaban Islam, banyak lahir ilmuan-ilmuan besar Muslim yang sumbangsihnya telah diakui dunia dalam banyak cabang keilmuan. Mereka menekuni disiplin keilmuan atas motif ajaran Islam, bukan tuntutan negara (daulah) waktu itu.

Begitu peduli dan perhatiannya agama Islam akan pentingnya ilmu pengetahuan, banyak pula ayat Al-Qur'an memberi dorongan dan motivasi agar seseorang mencintai ilmu, di antaranya ayat itu,

"Samakah antara orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui?" (QS. Al-zumar: 9).

Tak hanya itu, Al-Qur'an sendiri mengajarkan umat manusia berdoa kepada Tuhannya agar senantiasa ditambahkan ilmu pengetahuan, "Dan katakanlah, Ya Tuhanku, tambahkanlah pengetahuan kepadaku".

Di ayat lain Allah juga berfirman, "Allah akan meninggikan orang-orang beriman di antara kamu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat" (Al-Mujaadalah: 11).
Sugesti, apresiasi, penghargaan dan dorongan yang bersumber baik dari al-Qur'an ataupun Sunnah Nabi sebagaimana di atas seyogianya membuat kaum muslim pada saat ini khususnya yang masih berstatus mahasiswa, pelajar dan santri bisa lebih giat dan tekun lagi dalam mempelajari suatu ilmu dan mengembangkan tradisi ilmiah. Pun menyadarkan bahwa menurut pandangan Islam kegiatan dan aktivitas belajar dan menuntut ilmu baik di lembaga pendidikan formal atau nonformal yang ditempuh oleh seorang Muslim orientasinya tidak melulu mengejar ijazah, gelar dan jabatan tertentu, melainkan perlu diinsyafi pula bahwa belajar itu merupakan kewajiban tiap muslim dalam upaya mentaati perintah agama. 
Wallahu a'lam


Share:

Inilah Keutamaan dan Manfaat Solat yang belum Anda Ketahui

Inilah Keutamaan dan Manfaat Solat yang belum Anda Ketahui


Lentera Islam .NET - Kajian islam - Inilah Keutamaan dan Manfaat Solat yang belum Anda Ketahui - Suatu hari, di musim dingin, Rasulullah SAW keluar dari rumah dan mengambil ranting sebatang pohon sehingga daun-daunnya berguguran.
Rasul memanggil Abu Dzar, sahabat, yang menyertai beliau.

“Labbaik, ya Rasulullah,” jawab Abu Dzar.
“Sesungguhnya seorang muslim, jika menunaikan shalat dengan ikhlas karena Allah, dosa-dosanya akan berguguran seperti gugurnya daun-daun ini dari pohonnya,” sabda Rasulullah SAW.
Dalam hadis yang lain, Abu Hurairah berkata:
”Saya mendengar Rasulullah SAW bersabda, ‘Bagaimana pendapat kalian jika di depan rumah kalian ada sebuah sungai yang mengalir dan kalian mandi di dalamnya lima kali sehari? Apakah akan tersisa kotoran di tubuh kalian?’
Mereka menjawab, ‘Tidak akan tersisa kotoran di tubuh kami sedikit pun.’
Lalu Rasulullah SAW bersabda, ‘Begitulah perumpamaan shalat lima waktu. Allah akan menghapuskan dosa-dosa kita’.” (HR Bukhari, Muslim, Tirmidzi, dan Nasa’i).
Selain sebagai jalan penghapusan dosa, shalat juga mengandung rahmat, kemurahan, dan kelembutan Allah SWT yang berlimpah.
Hanya karena kebodohan kita sendirilah kita tidak memanfaatkan salah satu dari kemurahan Allah itu.

Dalam sebuah hadits, Rasulullah SAW bersabda:
”Seseorang yang ketika hendak tidur berniat melaksanakan shalat Tahajud tapi kemudian tertidur, dia mendapatkan pahala solat Tahajud.”



Karena kandungan rahmat Allah SWT yang begitu besar, jika mengalami kesulitan Rasulullah SAW segera melaksanakan solat (HR Ahmad dan Abu Dawud).
Maka, jika seseorang bersegera mengerjakan solat ketika mengalami kesusahan, sesungguhnya dia sedang menuju rahmat Allah SWT. Jika rahmat Allah datang dan membantu, kesusahan apa lagi yang tersisa?

Kisah keutamaan solat juga terungkap dalam cerita Ummu Kultsum.
Suatu hari Abdurahman, anaknya, menderita sakit parah, sehingga semua orang khawatir ia akan segera meninggal.

Maka Ummu Kultsum pun melaksanakan solat. Segera setelah itu Abdurrahman sadar kembali, lalu bertanya kepada orang-orang di sekelilingnya.

“Apakah keadaan saya menunjukkan seolah-olah telah meninggal?
“Ya!” jawab mereka.



Dalam hadis lain, Abdullah bin Salam berkata:
Apabila keluarga Rasulullah SAW sedang tertimpa kesusahan, beliau memerintahkan melaksanakan solat sambil membaca ayat 132 surah Thaha: Wamru ahlaka bishshalati wash thabir ‘alaiha, la nasaluka rizqan, nahnu narzuquka. Wal ‘aqibatu littaqwa (Perintahkanlah keluargamu melaksanakan solat dan bersabarlah. Kami tidak minta rezeki kepadamu, bahkan Kami-lah yang memberi rezeki. Dan akibat yang baik itu bagi orang-orang yang bertakwa).

Sementara, menurut Asma binti Abubakar, kakak Aisyah, istri Rasul, Rasulullah SAW bersabda:
”Pada hari kiamat seluruh manusia akan dikumpulkan di satu tempat, dan suara yang diumumkan oleh malaikat didengar oleh seluruh manusia. Ketika itu diumumkan, di manakah orang-orang yang selalu memuji Allah dalam setiap keadaan, baik ketika senang maupun susah?

Mendengar seruan itu, sebuah rombongan manusia berdiri lalu masuk ke dalam surga tanpa hisab. Kemudian diumumkan lagi, “Di manakah orang-orang yang menghabiskan waktu malamnya dengan beribadah dan lambung mereka jauh dari tempat tidur?” Maka sebuah rombongan berdiri lalu masuk surga tanpa hisab. Lalu terdengar seruan berikutnya, ”Di manakah orang-orang yang dalam perniagaannya tidak melalaikan mengingat Allah?” Maka sebuah rombongan berdiri dan masuk surga tanpa hisab.

Tidakkah kita ingin menjadi anggota rombongan yang masuk surga tanpa hisab? Untuk bisa menjadi anggota rombongan yang bisa langsung masuk ke surga tanpa hisab, kita harus menyempurnakan solat. Bukan sekadar menunaikan solat sebagai kewajiban, tapi berusaha meraih puncak-puncak kenikmatan cinta dan rahmat Allah SWT, sehingga mendapat limpahan taufik dan karunia-Nya.

Diriwayatkan dari Abu Sa’id Al Khudri bahwa Rasulullah SAW bersabda,”Saat-saat yang ada di antara lima waktu shalat adalah kafarah(penghapus dosa).” Yaitu dosa kecil yang terjadi di antara satu shalat dengan shalat berikutnya akan diampuni dengan keberkahan shalat. Setelah itu Rasulullah SAW bersabda,”Seperti seseorang yang bekerja di sebuah pabrik dan rumahnya terdapat lima buah sungai.Apabila ia kembali dari pabriknya maka dia mandi dari sungai-sungai itu. Begitulah perumpamaan shalat yang lima waktu.” Apabila di antara waktu shalat terjadi  kesalahan, dosa dan lainnya, maka dengan sebab doa dan istighfar  yang dilakukannya dalam shalat , niscaya Allah SWT mengampuninya.

Ini menunjukan luasnya manfaat dari Rahmat  dan luasnya ampunan, kelembutan dan kenikmatan dari kemurahan Allah SWT.
Share:

Anda harus Tau, Inilah Manusia yang derajatnya Lebih Buruk dari Iblis dan Fir'aun

Anda harus Tau, Inilah Manusia yang derajatnya Lebih Buruk dari Iblis dan Fir'aun


Lentera Islam .NET - Inilah Manusia yang derajatnya Lebih Buruk dari Iblis dan Fir'aun - Dalam kitab an-Nawâdir karya Syekh Syihabuddin Ahmad ibn Salamah al-Mishri al-Qulyubi asy-Syafi‘i dikisahkan, suatu kali Iblis mendatangi Fir’aun dan berkata:
“Apakah kau mengenaliku?”
“Ya,” sahut Fir’aun.
“Kau telah mengalahkanku dalam satu hal.”
“Apa itu?” Tanya Fir’aun penasaran.
“Kelancanganmu mendaku sebagai tuhan. Sungguh, aku lebih tua darimu, juga lebih berpengetahuan dan lebih kuat ketimbang dirimu. Tapi aku tidak berani melakukannya.”

“Kau benar. Tapi aku akan bertobat,” kata Fira’un.
“Jangan buru-buru begitu,” bujuk Iblis la’natullah ‘alaih, “Penduduk Mesir sudah menerimamu sebagai tuhan. Jika kau bertobat, mereka akan meninggalkanmu, merangkul musuh-musuhmu, dan menghancurkan kekuasaanmu, hingga kau tesungkur dalam kehinaan.”

/

“Kau benar,” jawab Fir’aun, “Tapi, apakah kau tahu siapa penghuni muka bumi ini yang lebih buruk dari kita berdua?”

Kata Iblis, “Ya. Orang yang tidak mau menerima permintaan maaf orang lain. Ia lebih buruk dariku dan darimu.”

Semoga kita bisa menjadi manusia yang pemaaf, karena sebagaimana hadits Nabi S.A.W menganjurkan supaya kita menjadi manusia yang pemaaf:

“Tidak halal apabila seorang Muslim menjauhi kawannya lebih dari tiga hari. Apabila telah lewat waktu tiga hari tersebut maka berbicaralah dengannya dan beri salam. Jika ia menjawab salam maka keduanya akan mendapat pahala dan jika ia tidak membalasnya maka sungguhlah dia kembali dengan membawa dosanya, sementara orang yang memberi salah akan keluar dari dosa.” (HR. Muslim)

“Pintu-pintu surga akan dibukakan pada hari Senin dan Kamis, lalu Allah akan memberi ampunan kepada siapapun yang tidak menyekutukan-Nya kecuali seorang laki-laki yang berpisah dengan saudaranya. Maka Allah berkata: tangguhkanlah kedua orang ini hingga mereka berdamai, tangguhkanlah kedua orang ini hingga ia berdamai, tangguhkanlah kedua orang ini hingga mereka berdamai.” (HR. Muslim)

“Maukah aku ceritakan kepadamu mengenai sesuatu yang membuat Allah memualiakan bangunan dan meninggikan derajatmu? Para sahabat menjawab; tentu. Rasul pun bersabda; Kamu harus bersikap sabar kepada orang yang membencimu, kemudian memaafkan orang yang berbuat dzalim kepadamu, memberi kepada orang yang memusuhimu dan juga menghubungi orang yang telah memutuskan silaturahmi denganmu.” (HR. Thabrani)

 “Jika kamu membuat suatu kebaikan atau menyembunyikan atau memaafkan suatu kesalahan orang lain, maka sesungguhnya Allah Maha Pemaaf lagi Maha Kuasa.” (HR. Bukhari)

“Sesungguhnya Allah tidak menganiaya seseorang walaupun sebesar zarrah dan jika ada kebaikan sebesar zarrah, maka Allah akan melipatgandakan dan memberikan pahala yang besar di sisinya.” (HR. Bukhari)

Wallahu a'lam
Share:

Kunci dalam mendapatkan Rezeki dan Hidup Tentram

Kunci dalam mendapatkan Rezeki dan Hidup Tentram

Lentera Islam .NET - Kajian Islam - Kunci dalam mendapatkan Rezeki, Jodoh dan Hidup Tentram.

Saudaraku yang dirahmati Allah.

# Di dalam perusahaan, kita menjadi Juara. Tapi dirumah, masalah rumah tangga tidak pernah beres, orang lain cukup dengan senyuman dan berbicara, kita Tiga bulan tidak selesai-selesai.

Apa masalahnya?


# Tentang Pekerjaan, Orang lain mudah, mendapatkan pekerjaan ini dan itu.
Kita barangkali, kesini sulit, kesana sulit.

Apa masalahnya?

# Termasuk Jodoh, Orang lain begitu terlihat mudah dan lancar dalam mendapatkan Jodoh mereka. Tetapi kita, begitu sulit.
Bahkan usia sudah masuk ke usia 30 tapi belum juga mendapatkan Jodoh.

Apa masalahnya?

TAQWA !!

Benar saudaraku, masalahnya ada di kualitas dan tingkat ketaqwaan kita kepada Allah SWT.

Sebagaimana Firman Allah dalam Surah At-Talaq:

وَمَنْ يَتَّقِ اللَّهَ يَجْعَلْ لَهُ مَخْرَجًا (2) وَيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُ وَمَنْ يَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ فَهُوَ حَسْبُهُ

Yang artinya:
"Dan Barang siapa yang bertakwa kepada Allah, niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar. Dan memberinya rezeki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. Dan barang siapa yang bertawakal kepada Allah, niscaya Allah akan mencukupkan (kebutuhan)nya".

Bahkan, urusan Rezekinya pun kata Allah, Orang yang benar Taqwanya bukan hanya rezeki yang ia kejar, yang ia tidak kejarpun, Kami akan datangkan dari arah yang tidak ia duga.

Jadi saat kita meningkatkan Taqwa, maka Rezeki yang tidak kita kejarpun akan mendatangi kita dan dari arah yang tidak kita sangka-sangka.

Wallahua'lam.

Semoga Kajian Islam singkat mengenai Kunci dalam mendapatkan Rezeki dan Hidup Tentram ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Wassalamu'alaikum.
Share:

5 Level Orang Shalat yang Harus Kamu Ketahui, Mana Levelmu?

5 Level Orang Shalat yang Harus Kamu Ketahui, Mana Levelmu?


Lentera Islam .NET - Kajian Islam - 5 Level Orang Shalat yang Harus Kamu Ketahui, Mana Levelmu?.

Sebagian ulama Salaf, diantaranya Abu Sa'id al Khudri RA sahabat nabi yang mulya.
Beliau ini sudah sampai pada tingkat Level 5, dimana Ibnu Qayim mengatakan bahwa Level orang yang Shalat ini ada 5.

Yang Pertama, Orang  yang berdosa dengan Shalatnya.
Siapa orang yang berdosa ini?
Orang yang Shalat namun sama sekali tidak memberikan seluruh Haknya.
Ada yang shalat karena disuruh orang lain, Wudhu tidak Wudhu terserah, ini Berdosa ini.
Karena jatuhnya Riya', yang Justru malah akan berdosa dalam Shalatnya.

Yang Kedua, Orang  yang Sholat tapi tidak mendapat pahala.
Siapa orang yang seperti ini?
yaitu mereka orang yang tau bahwa Shalat ini wajib dilaksanakan namun dalam Shalatnya selalu menghayal dari Takbir sampai Salam.
Ini Juga percuma tidak ada pahalanya.

Seperti Sabda Nabi S.A.W:
Ada Orang yang di hari Kiamat, Diremuk-remuk Shalatnya seperti pakaian kotor lalu dilemparkan ke wajahnya.

Karena mulai dari Takbir sampai Salam mereka tidak mengerti apa yang sedang mereka lakukan, untuk apa Shalat jika cara Shalat kita selalu seperti ini?

Allah S.W.T tidak membutuhkan Shalat kita hai Ikhwani, Tidak butuh.
Walaupun Kita Shalat Khusyu'nya luar biasa, Sujudnya sampai berhari-hari, tetap saja ALlah tidak butuh akan itu.

Nabi S.A.W dalam Hadits Qudsi
"Allah S.W.T berfirman. Wahai Anak Adam, apapun yang kau kerjakan tidak akan bermanfaat bagiku dan akan aku kembalikan kepadamu."

Dalam artian bahwa ini adalah amalan Kita sebagai hamba Allah dan amalan itu akan bermanfaat untuk kita semua, harus kita pahami hal seperti ini.
Bahwasanannya Shalat itu kita yang butuh, bukan Allah S.W.T.

Yang Ketiga, Orang yang dalam Shalatnya mendapat pahala, Namun Pahalanya Pas-pasan.

Ini sesuai dengan Sabda Nabi S.A.W:
"Ada orang yang Shalat, tidak akan mendapatkan kecuali setengah pahala Shalatnya. Ada orang yang Shalat, Tidak mendapat kecuali sepersepuluh pahala Shalatnya"

Dalam artian lebih banyak Menghayal dari pada Fokusnya, ketika Shalat.

Yang Keempat, Orang yang dalam Shalatnya dia berusaha untuk Fokus tetapi terkadang masih menghayal.
Orang yang seperti ini akan lebih dominan mendapatkan pahala Shalatnya ketimbang kehilangan Pahalanya.

Karena apabila kita sedang membaca bacaan Shalat, Kemudia kita Fokus atau Konsentrasi ikuti bacaannya maka kita akan mendapatkan terus, pahalanya, Perhurufnya.

Tapi apabila kita sedang membaca namun secara tidak sadar kita tiba-tiba mengkhayal, hanya saja lisan kita tetap terus membaca karena lisan sudah terbiasa membacanya karena rutinitas itu tidak ada pahalanya.

Orang yang Keempat ini adalah Golongan orang yang mendapatkan mayoritas pahalam Shalatnya, tetapi masih ada yang hilang.
dan bedanya dengan yang Ketiga tadi adalah "Mayoritas Pahalanya Hilang dan hanya sedikit pahala yang mereka dapatkan"

Yang Kelima,Orang yang Shalat selalu Fokus mulai dari Takbir sampai Salam.
Bahkan jika mereka Shalat, mereka sudah lupa dengan siapapun yang ada disekitarnya dan mereka tidak perlu tau tempat itu berada dimana.

Abu Sa'id al Khudri RA disebutkan dalam Riwayat bahwa beliau masuk kedalam Point yang Kelima ini.

"Abu Sa'id al Khudri RA, berkata bahwa Rasulullah S.A.W memerintahkan beliau untuk menjaga Pasukan, dimalam hari dan Nabi S.A.W sedang tidur bersama dengan pasukan.
Maka sayapun Shalat di semak belukar, pada saat saya Shalat tiba-tiba ada mata-mata musuh dari kejauhan memanah ke arah saya dan mengenai tepat di jantung saya, lalu keluar darah.
tetapi pada saat itu saya sedang menikmati Surat Al-Kahfi yang saya baca, sehingga saya tidak merasakan perihnya dan sakitnya terkena anak panah itu.
Lalu mata-mata itu melepaskan lagi anak panah kedua, dan mengenai tepat disebelah anak panah yang pertama, tergores lagi dan mengeluarkan darah lagi, tetapi saya belum merasakan sakitnya karena nikmatnya membaca Surat Al-Kahfi.
Sampai mata-mata itu melesatkan sembilan atau sepuluh anak panah, yang sasarannya tepat menuju ke Jantung.
Ketika sudah merasa berat karena merasakan banyaknya anak panah yang telah bersarang dijantungnya, beliau bilang "Jika bukan karena saya Khawatir, saya terbunuh dengan anak panah selanjutnya, kemudian Nabi S.A.W dan Sahabat-sahabat lainnya akan dibunuh oleh musuh, demi Allah akan saya selesaikan Shalat saya dengan Surat Al-Kahfi.
Tapi karena Saya Khawatir, kemudian saya Ruku', kemungkinan mata-mata itu mengetahui bahwa saya manusia dan mereka berlari dan tidak jadi menyerang"
".

Namun Saksi bahasan kita saat ini bukan pada Perangnya, namun pada Bagaimana Abu Sa'id al Khudri RA bisa Fokus tanpa merasakan Sakitnya anak panah dalam Shalatnya.

Wallahu a'lam.


Semoga penjelasan "5 Level Orang Shalat yang Harus Kamu Ketahui, Mana Levelmu?" ini dapat bermanfaat bagi kita semua, dan dapat menjadi pencerahan untuk kita dalam mningkatkan kualitas Shalat yang kita jalankan.

Wassalamu'alaikum.
Share:

Inilah Dua Rahasia Rezekimu yang belum Kamu Ketahui

Inilah Dua Rahasia Rezekimu yang belum Kamu Ketahui

Lentera Islam .NET - Kajian Islam - Inilah Dua Rahasia Rezekimu yang belum Kamu Ketahui.



Saudara-saudara yang dirahmati Allah, Rezeki seperti sebuah Pohon yang berbuah.

Dan dari Pohon ini terdapat buah yang berjatuhan, juga ada buah yang bergelantungan.

Buah yang berjatuhan juga buah yang bergelantungan, siapapun boleh mengambilnya.

Beriman atau Kafir, Semua bisa dapatkan.

Sebab itu jangan pernah heran apabila ada orang kafir, menyembah berhala, mengaku tuhan memiliki anak dan seterusnya, tapi hidup dalamm gelimang harta, hidup mewah, makan segala yang diinginkan bisa terlaksana.



Sebab memang Rezeki itu Allah sediakan untuk semua makhluk.
Tidak terkecuali.

Jika orang kafir tidak diberikan Rezeki, tentu tidak akan ada orang kafir di dunia.

Ini Suatu bentuk Ujian kepada mereka dari Allah, untuk melihat apakah mereka mau menggunakan Potensi-potensi yang ada dalam diri mereka untuk beriman kepada Allah S.W.T.

1. Buah yang berjatuhan, adalah suatu bentuk Rezeki mutlak yang apabila kita berusaha atau tidak berusaha, kita tetap akan mendapatkannya.

Seperti contoh:

Orang tua kita bekerja keras banting tulang, namun tiba-tiba Orang tua kita meninggal lalu kita mendapatkan Warisan.

Seperti inilah maksud dari Rezeki mutlak, yang tanpa kita berusaha sedikitpun, Rezeki ini akan tetap mendatangi Kita.

Dan ini masuk dalam makna dari hadits Nabi S.A.W :

"Tidak ada Jiwa yang Meninggal Dunia Kecuali telah dilengkapkan seluruh Rezekinya."

Juga ada Hadits Nabi S.A.W, lainnya :

"Jika seseorang lari dari Rezekinya, Seperti dia lari dari Kematian, Maka rezekinya akan mendatanginya sebagaimana mati mendatanginya."

2. Buah yang bergelantungan, adalah suatu bentuk Rezeki Ikhtiar yang apabila kita berusaha barulah kita akan mendapatkannya.

Untuk mengambil buah ini kita memerlukan tangga, tangga merupakan Fasilitas.

Dan Tangga ini adalah Ilmu.



Sesuai atau mirip dengan perkataan Imam Syafi'i Rahimahullah:

"Siapa yang Ingin Dunia, dia harus memiliki Ilmunya. Siapa yang Ingin Akhirat, dia harus memiliki Ilmunya. Siapa yang Ingin Keduanya, maka dia harus memiliki Ilmunya."

Jadi, Siapapun yang memiliki Ilmunya, dia pelajari ilmu dalam bisnis tertentu misalnya.

Maka dia memiliki tangga, dan dia akan naik keatas.

Setelah dia sampai diatas, dia dapat petik Rejekinya sebanyak mungkin yang dia inginkan.

Sebagai Contoh, Orang Yahudi yang Kufur kepada Allah, Tidak beriman kepada Rasulullah, namun memiliki bisnis Makanan dan memiliki Ribuan bahkan Jutaan cabang di seluruh Dunia.



Bagaimana Bisa?

Ya, Karena dia punya Ilmunya. dia pelajari ilmunya.

Hanya saja, Saudaraku.
Beda antara Rezeki orang beriman dan Rezeki Orang Kafir adalah pada Berkahnya.

Karena Orang beriman hanya diperintahkan oleh Allah hanya untuk mengambil Rezeki yang halal saja.



Sedangkan Orang Kafir, Rezeki Halal ataupun Haram, Berkah ataupun Tidak Berkah, tetap mereka mengambilnya.
Share:

Setitik saja Sifat Sombong Ada di Hati, Mustahil Mencium Wangi Surga

Setitik saja Sifat Sombong Ada di Hati, Mustahil Mencium Wangi Surga

Lentera Islam .NET - Kajian Islam - Setitik saja Sifat Sombong Ada di Hati, Mustahil Mencium Wangi Surga - Ulama mengatakan, Apabila Muncul sedikitpun dalam Hatimu rasa Kesombongan, maka itu sudah cukup dengan sedikit itu untuk membuatmu tidak dapat mencium Wangi Surga, apalagi masuk ke dalamnya.

Saudaraku, dalam Hati seorang Mukmin itu tidaklah boleh ada kesombongan yang menganggap remeh orang lain atau menolak kebenaran.
Banyak dari kita terpedaya oleh upaya Syaitan yang menyesatkan kita dalam kesombongan-kesombongan.

Allah S.W.T melimpahkan kepada seseorang diantara kita berupa kekayaan, Harta dan memiliki segala macam kebutuhan. Maka Syaitan menunggangi pada diri orang ini berupa kesombongan sehingga ketika melihat orang lain yang Jenjang Ekonominya lebih rendah lalu mengangap remeh, dan sesungguhnya sifat ini sungguh dibenci oleh Allah S.W.T.

Sabda Nabi S.A.W:
Sesungguhnya kalian diberikan rezeki oleh Allah karena orang miskin diantara Kalian.

Dan Sebagian Ulama mengatakan, Apabila Muuncul sedikitpun dalam Hatimu rasa Kesomboonga, maka itu sudah cukup dengan sedikit itu untuk membuatmu tidak dapat mencium Wangi Surga, apalagi masuk ke dalamnya.

Sebagaimana Sabda Nabi S.A.W:
Siapa yang dalam hatinya terdapat seperti biji sawi dari kesombongan, maka tidak akan mencium wangi surga


Kita boleh mengenakan Pakaian yang bagus, kendaraan yang bagus, tapi tetaplah merendahkan hati, sesekali menjenguk tetangga, membantu beberapa orang dari mereka yang perekonomiannya sedang susah, Sedekah kepada fakir miskin dan anak yatim.

Dan kata sebagian ulama;
Jika terlintas dalam hatimu sedikit kesombongan, maka bungkukkanlah badanmu.


Dan jika kau melihat seseorang yang lebih tua di hadapanmu, siapapun dia, seperti apapun fisiknya maka selalulah ucapkan bahwa sesungguhnya dia lebih tua dari aku maka dia lebih banyak amal Sholehnya dari aku.
Dan Jika kau melihat orang yang lebih muda daripada kamu, maka ucapkanlah bahwa dia lebih muda dan dia lebih sedikit dosanya dari aku.

Supaya kita selalu dapat merendahkan hati dan terhindar dari tipu daya syaitan yang dapat menjauhkan kita dari Surga.

Wallahu A'lam.

Share:

Hukum menikah dengan Orang Non Muslim - Kajian Islam

Kajian islam


Lentera Islam .NET - Hukum menikah dengan Orang Non Muslim - Kajian Islam.

Pertama sekali kami mengajak kepada kaum muslimin untuk tidak menikah kepada orang non muslim.
karena Allah S.W.T mengingatkan dalam Alqur'an:

وَلا تَنْكِحُوا الْمُشْرِكَاتِ حَتَّى يُؤْمِنَّ وَلَأَمَةٌ مُؤْمِنَةٌ خَيْرٌ مِنْ مُشْرِكَةٍ وَلَوْ أَعْجَبَتْكُمْ وَلا تُنْكِحُوا الْمُشْرِكِينَ حَتَّى يُؤْمِنُوا وَلَعَبْدٌ مُؤْمِنٌ خَيْرٌ مِنْ مُشْرِكٍ وَلَوْ أَعْجَبَكُمْ أُولَئِكَ يَدْعُونَ إِلَى النَّارِ وَاللَّهُ يَدْعُو إِلَى الْجَنَّةِ وَالْمَغْفِرَةِ بِإِذْنِهِ وَيُبَيِّنُ آيَاتِهِ لِلنَّاسِ لَعَلَّهُمْ يَتَذَكَّرُونَ

Artinya :

Dan janganlah kamu menikahi wanita-wanita musyrik, sebelum mereka beriman. Sesungguhnya wanita budak yang mukmin lebih baik dari wanita musyrik, walaupun dia menarik hatimu. Dan janganlah kamu menikahkan orang-orang musyrik (dengan wanita-wanita mukmin) sebelum mereka beriman. Sesungguhnya budak yang mukmin lebih baik dari orang musyrik, walaupun dia menarik hatimu. Mereka mengajak ke neraka, sedang Allah mengajak ke surga dan ampunan dengan izin-Nya. Dan Allah menerangkan ayat-ayat-Nya (perintah-perintah-Nya) kepada manusia supaya mereka mengambil pelajaran. (Qs. Al Baqarah [2]: 221)

Allah S.W.T menjelaskan bahwa seorang budak wanita jauh lebih baik dari wanita bebas namun ia musrik walaupun kalian kagum, cinta kepada wanita kafir tersebut.

Alasannya apa?
Karena Allah mengatakan:

أُوْلَئِكَ يَدْعُوْنَ إِلَى النَّارِ


Sesungguhnya sudah menjadi kebiasaan orang musyrik baik lelaki maupun wanita, selalu mengajak kepada hal yang menyebabkan masuk neraka baik melalui ucapan maupun perbuatan.

Sementara Allah selalu mengajak kalian kepada surga dan pengampunannya, dengan ijin Allah S.W.T
Jadi, itu sebabnya kami mengajak kaum muslimin untuk menikah kepada orang muslim juga, dan itu lebih baik.

Apabila kita berbicara buruknya suatu hubungan rumah tangga dengan adanya suatu perceraian, maka minimal anak anda pada saat ikut kepada mantan pasangan anda, minimal tidak akan murtad dengan ijin Allah, meninggal dalam keadaan islam, karena seburuk-buruknya muslim tidak akan membiarkan anaknya pindah agama.

Kembali pada Hukum menikah dengan Orang Non Muslim

Apabila Laki-lakinya Kafir, lalu Wanitanya Muslimah, Hukumnya Haram secara Mutlak.
Allah mengharamkan masalah tersebut dalam firmannya.

Allah S.W.T mengingatkan Nabi S.A.W,


لا هُنَّ حِلٌّ لَهُمْ وَلا هُمْ يَحِلُّونَ لَهُنَّ


Janganlah kamu kembalikan mereka (Wanita-wanita yang telah beriman) kepada orang-orang kafir (suami-suami mereka yang kafir). Mereka tidak halal bagi orang-orang kafir itu dan orang-orang (suami-suami) kafir itu tidak halal bagi mereka.

Dari Firman Allah S.W.T ini, para ulama menyimpulkan bahwa tidak halal bagi seorang musslimah menikah pada orang-orang kafir.

Dan ini juga terjadi pada Zainab binti Nabi S.A.W, Zainab anaknya Nabi S.A.W.

Zainab ini menikah dengan Abul 'Ash, Abul 'Ash ini pada saat Nabi Muhammad di utus menjadi Nabi dan Zainab beriman pada risalah ayahnya (Muhammad S.A.W), ternyata Abul 'Ash ini tidak. dia tidak beriman pada Nabi S.A.W.

Apa yang terjadi?
Nabi S.A.W pisahkan langsung, tidak boleh serumah, dianggap bukan suami istri.

Bahkan Abul 'Ash ini sempat masuk bersama pasukan Musrikin di perang Badar, ke madinah untuk menyerang mantan mertuanya.
namun pada akhirnya Abul 'Ash menjadi tawanan, dan dia melihat Akhlaq kaum muslimin sangat mulya maka dia tertarik masuk Islam dan Dia bersyahadat. setelah syahadat Nabi S.A.W kembalikan langsung Zainab kepada Abul 'Ash, dan tanpa akad nikah.

Karena pada dasarnya adalah sumianya tidak boleh bersatu karena sedang dalam keadaan Kafir pada saat itu.

Lalu apabila berbalik, ya.
Wanitanya yang Kafir dan Laki-lakinya Muslim, Maka dilihat dulu, dirincikan.
Jika Wanitanya ini adalah ahli Kitab dari yahudi atau Nasrani, maka hukumnya boleh dinikahi, sesuai dengan Firman Allah S.W.T dalam Surat Al-Maidah


الْيَوْمَ أُحِلَّ لَكُمُ الطَّيِّبَاتُ

Hari ini aku halalkan bagi kamu semua kebaikaan kebaikan, kata Allah

وَطَعَامُ الَّذِينَ أُوتُوا الْكِتَابَ حِلٌّ لَّكُمْ وَطَعَامُكُمْ حِلٌّ لَّهُمْ

Makanan Ahli kitab, halal bagi kalian, dan makanan kalian halal bagi mereka (selama makanan itu bukan yang diharamkan dalam agama islam)

Setelah Allah mengatakan حِلٌّ لَّهُمْ, maka dilanjutkan dengan pembahasan Wanita.

وَالْمُحْصَنَاتُ مِنَ الْمُؤْمِنَاتِ وَالْمُحْصَنَاتُ مِنَ الَّذِينَ أُوتُوا الْكِتَابَ مِن قَبْلِكُمْ إِذَا آتَيْتُمُوهُنَّ أُجُورَهُنَّ مُحْصِنِينَ غَيْرَ مُسَافِحِينَ وَلَا مُتَّخِذِي أَخْدَانٍ

Laki-laki atau wanita, seperti yang sudah dijelaskan tadi, laki-laki bagaiaman, jika wanita bagaiamana.
Apabila wanita muslimah menikah dengan laki-laki kafir maka tidak boleh, dan tidak sah pernikahan mereka walaupun mereka menggunakan cara islam.
Kecuali si laki-laki ini mengucapkan Syahadat, dia masuk islam, ini lain. Jika tidak, maka tidak boleh.

Jika laki-lakinya muslim, lalu wanitanya ahli kitab, boleh mereka menikah, dan dengan cara islam tentunya.
Laki-laki itu harus mulya tentunya, dan agama islam itu agama ang benar.

Makanya kata Allah S.W.T dalam Al-Qur'an dan harus diyakini itu.

إِنَّ الدِّينَ عِنْدَ اللَّهِ الْإِسْلَامُ

“Agama yang diterima di sisi Allah hanyalah Islam” (QS. Ali Imran: 19).

Dalam Ayat lain juga Allah berfirman:

وَمَنْ يَبْتَغِ غَيْرَ الْإِسْلَامِ دِينًا فَلَنْ يُقْبَلَ مِنْهُ وَهُوَ فِي الْآَخِرَةِ مِنَ الْخَاسِرِينَ

“Barangsiapa mencari agama selain agama Islam, maka sekali-kali tidaklah akan diterima (agama itu)daripadanya, dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang rugi” (QS. Ali Imran: 85).

Jadi, memang tidak bisa gitukan, jadi disini dilihat, dengan cara Islam.
Walaupun dia harus menikah dengan Ahli kitab.


Semoga bermanfaat bagi kita semua.


Wassalamu'alaikum...
Share:

4 Syarat Mutlak Diterimanya Doa - Kajian Islam

Kajian Islam


Lentera Islam .NET - Kajian Islam - Berikut ini adalah Syarat Doa, Saudaraku.

Pertama, Ikhlas.
Anda harus yakin, kareja bila tidak ikhlas tidak akan diterima.
Allah S.W.T memastikan tentang msalah ikhlas dalam Surat Al-Bayyina Ayat 5, Allah menjelaskan:
"Mereka tidak diperintahkan kecuali untuk memurnikan ibadah kepada Allah, Ikhlas dalam menjalankan ibadah-ibadah itu. mereka mendirikan Sholat, Menunaikan Zakat, dan itulah ajaran Agama yang lurus"

Dalam hadits lain, Nabi S.A.W berkata:
"Allah tidak akan terima sebuah amal, kecuali yang Ikhlas karenaNya." (HR Abu Daud)

Kedua, Tidak meminta yang Haram.
Dalam berdoa sepatutnya kita meminta yang baik, Insya Allah, Kita minta disembuhkan dari penyakit, minta diberikan Jodoh, dan setelah anda panjatkan, yakinlah bahwa allah akan terima. tidak boleh kita ragu.

Nabi S.A.W berkata:
"Berdoalah kalian kepada Allah dengan penuh keyakinan, Maka dia akan terima"

Mengenai Waktu kapan akan dikabulkan, Besok, Minggu Depan, Bulan depan, Tunggu saja.

Bukankah apabila anda ingin dinaikkan gaji oleh pimpinan anda, setelah mengajukan permohonan tetap harus menunggu?
Mana bisa anda ketuk-ketuk ruangan Dirut, sambil berkata "Mana permintaan saya kemarin?"
Tidak bisa, harus menunggu. Dan Allah S.W.T lebih berhak untuk itu.
Tunggu Sabar, lanjutkan Doa Anda.

Ketiga, Tidak tergesa-gesa.
Sebagaimana kata Nabi S.A.W:
"Diterima Doa seseorang diantara kalian selama dia tidak tergesa-gesa"
lalu seorang sahabat bertanya:
"Ya rasulullah, Bagaimana ciri-ciri orang yang tergesa-gesa ini?"
Nabi S.A.W pun menjawab:
"Saya sudah berdoa, saya sudah berdoa, saya belum lihat jawabannya, maka dia tinggalkan Doa setelah itu"

Jadi tidah boleh terburu-buru dalam pengucapan lafadznya dan dalam menunggu jawabannya. Percayalah, Akan ada, yakin, insya Allah.

Keempat, Jauhi semua yang berhubungan dengan yang haram.
Jauhi hal-hal yang berhubungan dengan yang haram seperti Makanan haram, minuman haram, pakaian haram, pergaulan haram, tempat tinggal yang haram, semua yang haram jauhi.

Dalam Hadits Bukhori kata Nabi S.A.W:
"Seseorang rambutnya berantakan, rambutnya penuh dengan debu pakaiannya, tidak memakai sandal berdoa kepada Allah, 'Ya Allah kasih, ya Allah kasih'"
Bagaimana allah bisa kasih, sedangkan makannya haram, minumannya haram dan pakaiannya haram.

Dan kata ulama Hadits, Dia pendapatannya sendiri haram misalnnya, dia makan dan minum yang haram, atau dia diberi oleh orang lain yang dasarnya dari yang haram.
Tidak bisa, jadi dia harus menjauhi kemaksiatan.

Insya allah selama 4 Syarat mutlak ini dipenuhi, maka yakinlah akan diterima Doa anda.

Tetapi melalui salah satu dari tiga tahapan, bisa diberikan langsung pada saat itu.
Ketika anda berdoa
"Ya Allah sembuhkan aku" maka besok anda bertembu dokter, berobat lalu sembuh.

Minta diberi rizki, tiba-tiba Allah memberikan orang menwarkan pekerjaan, tiba-tiba ada orang mebayar hutang, tiba-tiba dapat uang, dapat warisan. banyak hal.

Atau, Allah menghilangkan musibah atau keburukan yang akan menimpa dia, karena rajinnya dia berdoa.

Atau lagi, Allah simpankan untuknya banyak pahala ketika hari kiamat, maka tidak ada yang sia-sia.
Allah lebih tau sebagai pencipta kita, lebih tau kapan waktu yang lebih tpat doa itu dikabulkan.

Nanti di Hari Kiamat, akan datang orang-orang di Padang Mahsyar yang menerima pahala bergunung-gunung, tapi mereka tidak tau dari mana asalnya pahala ini.
Karena umumnya untuk ibadah-ibadah yang lain mereka sudah tau, ini dari Shalat Saya, Dari Puasa saya, dll.
Tapi khusus untuk pahal yang bergunung-gunung ini mereka tidak tau, dan merekapun bertanya kepada para malaikat:
"Pahala apa ini? Pahala dari ibadah apa ini? sehingga pahaanya begitu banyak"

Dan kata malaikat:
"Ini adalah pahala atas doa-doa kalian panjatkan di dunia, yang belum kalian dapatkan jawabannya di dunia."

Dalam Riwayat ini dijelaskan pula, bahwa semua orang-orang itu berharap semua doa-doa yang mereka panjatkan itu tidak diterima di dunia namun diterima di akhirat.
Dan tidak ada yang sia-sia, merekapun mendapatkannya.

Share:

Apakah Ruh Orang Meninggal Dapat Kembali Ke Dunia?

Kajian Islam


Lentera Islam .NET - Kajian Islam - Apakah Ruh Orang Meninggal Dapat Kembali Ke Dunia?

Saudara-saudaraku, ada seseorang yang bertanya "Apakah Ruh Orang Meninggal Dapat Kembali Ke Dunia?".
Jawabannya adalah Tidak, saudaraku.

"Ruh tidak akan kembali ke dunia", itu Dalilnya. hadits Bukhori menjelaskan itu.
Ketika Sahabat mati Syahid di perang Badr, Kata Nabi S.A.W di depan para sahabat:
"Teman-teman Kalian ini sedang berbicara kepada Tuhannya, Ya Allah kembalikan kami ke dunia supaya kami ikut berperang lagi dan terbunuh lagi"

Setelah itu Allah berfirman kepada mereka di Badr, "Sudah menjadi hukumku, bahwa Orang yang telah mati tidak mungkin kembali lagi kedunia"
Saudaraku bisa kembali pada Riwayat Imam Bukhori mengenai perang Badr.

Maka Mereka bekata "Ya Allah, Kalau begitu sampaikan saja berita gembira kepada Saudara-saudara kami yang belum Mati Syahid, Agar mereka tidak perlu takut"

Lalu Allah menurunkan Firmannya:

“Janganlah kamu mengira bahwa orang-orang yang gugur di jalan Allah itu mati; bahkan mereka itu hidup di sisi Tuhannya dengan mendapat rezeki. Mereka dalam ke­adaan gembira disebabkan karunia Allah yang diberikan-Nya kepada mereka, dan mereka bersenang hati terhadap orang-orang yang masih tinggal di belakang yang belum menyusul mereka, bahwa tidak ada kekha­watiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati. Mereka bersenang hati dengan nikmat dan karunia yang besar dari Allah, dan bahwa Allah tidak menyia-nyia­kan pahala orang-orang yang beriman.”(Q.s. Ali Imran: 169-71)

Tapi disini menjelaskan, Jika ada Ruh yang bisa kembali kedunia, Saudara-sauara sekalian yang lebih berhak kembali adalah orang-orang Shalih.

Tapi Nabi S.A.W mengatakan bahwa Allah telah berfirman:
"Sudah menjadi hukumku, bahwa Orang yang telah mati tidak mungkin kembali lagi kedunia"

Semoga bermanfaat untuk kita semua, dan semoga dapat menambah pengetahuan kita bahwa tidak ada Ruh yang dapat kembali kedunia kecuali dengan Izin Allah S.W.T.

Dan semoga kita dapat terhindar dari tipu daya syaitan yang dapat menyesatkan kita semua, dengan menyerupai Ruh dari Kakek kita, orang tua kita dan lain sebagainya.

Wassalamu'alaikum..

Share:

Apakah Hanya Agama Islam Yang Benar?

Agama Islam


Lentera Islam .NET - Kajian Islam - Apakah hanya Agama Islam Yang Benar?

Saudara-saudaraku yang dirahmati Allah S.W.T, ada orang yang bertanya apakah agama islam adalah agama yang benar?

Tentu saja saudaraku, Agama islam bukan agama baru.
Satu-satunya agama yang Allah turunkan dari langit namanya Islam, dari Zaman nabi Adam sampai ke zaman Nabi Muhammad S.A.W sama namanya Islam.

Agama islam ini, yang dibawa oleh para Nabi isinya adalah Beriman kepada Allah S.W.T dan semua yang Allah perintahkan untuk diimani termasuk seluruh para Nabi dan Rasulnya.

Waktu di Zaman Nabi Musa A.S semua pengikut Nabi Musa A.S mulai dari bani Israil yang beriman kepada Allah S.W.T, Beriman kepada Nabi Musa A.S, beriman kepada Nabi sebelum Nabi Musa dan Nabi yang akan datang setelah Nabi Musa, Isa dan Nabi Muhammad S.A.W dikatakan dia Muslim pada saat itu.

Setelah datang Nabi Isa A.S dilokasi dakwah yang sama, maka semua Bani Israil wajib Beriman kepada Isa, Jika mereka tidak mau seperti kasus orang yahudi, orang yahudi divonis kafir oleh orang Nasrani, kenapa?

Karena mereka mengaku beriman kepada Allah tapi masih menolak Rasul yang datang setelah musa, sementara Nabi Isa harus beriman kepada semuanya tidak terkecuali, cuma memang dengan datangnya Nabi Isa, kita imani pada saat itu orang itu menilai Nabi Isa A.S mengimani Nabi Musa, tapi Nabi Musa tidak lagi dipakai Syariatnya.

Karena taurat sudah dihapus oleh Injil.

Semua pengikut Nabi isa yang beriman kepada Allah yang beriman kepada semua Nabi-nabi yang disampaikan oleh nabi isa dan sebelumnya. dan datang setelahnya Nabi Muhammad S.A.W dijelaskan dalam Surat

وَإِذْ قَالَ مُوسَى لِقَوْمِهِ يَا قَوْمِ لِمَ تُؤْذُونَنِي وَقَدْ تَعْلَمُونَ أَنِّي رَسُولُ اللَّهِ إِلَيْكُمْ فَلَمَّا زَاغُوا أَزَاغَ اللَّهُ قُلُوبَهُمْ وَاللَّهُ لا يَهْدِي الْقَوْمَ الْفَاسِقِينَ (٥) وَإِذْ قَالَ عِيسَى ابْنُ مَرْيَمَ يَا بَنِي إِسْرَائِيلَ إِنِّي رَسُولُ اللَّهِ إِلَيْكُمْ مُصَدِّقًا لِمَا بَيْنَ يَدَيَّ مِنَ التَّوْرَاةِ وَمُبَشِّرًا بِرَسُولٍ يَأْتِي مِنْ بَعْدِي اسْمُهُ أَحْمَدُ فَلَمَّا جَاءَهُمْ بِالْبَيِّنَاتِ قَالُوا هَذَا سِحْرٌ مُبِينٌ (٦)

Dan (ingatlah) ketika Isa putra Maryam berkata, "Wahai Bani Israil! Sesungguhnya aku utusan Allah kepadamu, yang membenarkan kitab (yang turun) sebelumku, yaitu Taurat dan memberi kabar gembira dengan seorang rasul yang akan datang setelahku, yang namanya Ahmad (Muhammad)" Namun ketika Rasul itu datang kepada mereka dengan membawa bukti-bukti yang nyata, mereka berkata, "Ini adalah sihir yang nyata.

Nah, orang yang meyakini Konsep ini, beriman kepaada Allah, beriman kepada Nabi isa, beriman kepada Nabi-nabi sebelumnya, dan Nabi Muhammad S.A.W yang akan datang namanyaa Muslim.

Umat islam yang datang sekarang, mengapa gelar islam hanya diberikan kepada kita?
Kenapa pengikut nabi musa dikatakan Yahudi?

Kenapa pengikut Nabi Isa dikatakan Nasrani, dan tidak dikatakan Islam lagi?

Karena setelah datangnya Nabi Muhammad S.A.W bentuk keimanan yang dapat mendapat status islam adalah mengimani Allah dan Mengimani seluruh Nabi-nabi dan Rasul, tidak boleh dibeda-bedakan.

Inilah yang membuat kita dikatakan muslim,


Jangan Lupa Share dengan Klik Icon Sosial media di bawah Artikel "Apakah Hanya Agama Islam Yang Benar?" ini.

Semoga bermanfaat bagi kita semua,


Wassalamu'alaikum ..


Share:

Larangan keras mengucapkan selamat natal bagi muslim - Kajian Islam

Lentera Islam


Lentera Islam .NET - Kajian Islam - Larangan keras mengucapkan selamat natal bagi muslim - Pertanyaan mengenai bagaimana Hukumnya mengucapkan selamat Natal bagi Muslim kepada Nasrani.

Tidak Boleh, Orang Muslim harus Ingkar Munkar.
Orang-orang Muslim yang mengatakan bahwasannya Boleh saja mecungapkan Selamat Natal, Saya Berani Sumpah Ikhwa, bahwa Orang ini tidak mempunyai ilmu Agama dan Imannya masih sangat tipis.

Mengucapkan Selamat Natal kepada Orang Nasrani sama halnya Muslim Mengatakan "Selamat Allah Punya Anak".

Bagaimana bisa Anda berani mengucapkan Bahwa Allah punya Anak?
Itu kalimat yang sangat berat, Tidak Boleh karena tidak ada sekutu bagi Allah, Tidak beranak dan tidak di peranakkan, dan Allah telah mengkafirkan orang-orang Nasrani dalam Surat Al-maidah ayat 73:

لَقَدْ كَفَرَ الَّذِينَ قَالُوا إِنَّ اللَّهَ ثَالِثُ ثَلَاثَةٍ ۘ وَمَا مِنْ إِلَٰهٍ إِلَّا إِلَٰهٌ وَاحِدٌ ۚ وَإِنْ لَمْ يَنْتَهُوا عَمَّا يَقُولُونَ لَيَمَسَّنَّ الَّذِينَ كَفَرُوا مِنْهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ

Sesungguhnya kafirlah orang0orang yang mengatakan: "Bahwasanya Allah salah seorang dari yang tiga", padahal sekali-kali tidak ada Tuhan selain dari Tuhan Yang Esa. Jika mereka tidak berhenti dari apa yang mereka katakan itu, pasti orang-orang yang kafir diantara mereka akan ditimpa siksaan yang pedih.

Tidak boleh, mengucapkan selamat, artinya mengucapkan selamat atas keyakinan kalian yang Allah sudah Cap mereka Kafir dengan Keyakinan itu.

Bagaimana bisa dikatakan untuk menjaga hubungan dengan mereka?
Jika Anda menjaga hubungan dengan orang Non Muslim/Nasrani dengan berteman, bertetangga, Partner bisnis, begitu.
Orang tua kita yang Kafir tetap kita bersilaturahmi, tetap berbakti kepadanya, kerabat-kerabat yang masih nonmuslim kita silaturahim, jenguk jika sakit, membantu mereka yang miskin, itu boleh. Islam tidak melarang itu.

Tapi jangan sama sekali berhubungan dengan masalah keyakinan dan ibadah mereka, gak boleh memang dalam masalah ibadah.

Berikut ini adalah sebab turunnya Surat Al-kafirun, Al-mughirah telah datang kepada Nabi Muhammad S.A.W, mengatakan:

Muhammad, Mekah kita bagi dua saja, Sehari untukmu dan Sehari untuk kami"
"Coba jelaskan lagi, saya belum paham" jawab Nabi S.A.W 
Dan Kata dia "Sehari Muhammad, Kau dukung Ibadah kami, Kau ucapkan selamat kepada kami, Kau ikuti Ajaran agama Kami. Dan sehari lagi besok kami dukung agamamu, kami ucapkan selamat kepadamu, kami dukung Agamamu"
"Sehari-sehari? Supaya adil? Tidak boleh" Jawab Nabi S.A.W
Kata dia "Wahai Muhammad, Sehari untuk kami, dukung kami, ucapkan selamat untuk kami, ikuti ritual kami, seminggu untuk Kamu, 
"Tidak Boleh" Kata Nabi S.A.W
"Muhammad, Sehari untuk kami, sebulan untuk Kamu" 
 "Tidak Boleh" 
"Muhammad, Sehari untuk kami, setahun untuk Kamu" 
 "Tidak Boleh" Kata Nabi S.A.W
"Terakhir ya Muhammad, Sehari untuk kami, seumur hidup untuk Kamu. Sehari dukung kami, ikuti ritual kami, beri selamat untuk kami" 
 Nabi S.A.W tetap berkata "Tidak Boleh" 

Lalu Malaikat Jibril datang pada saat itu membawa Surat Al-kafirun:



Jika anda berkata, itukan hanya Kata-kata, gak masalah.
Hati-hati, kata-kata bisa membuat Anda murtad. bisa masuk neraka.

Sadarkah anda dengan satu kalimat yang apabila anda katakan dengan keyakinan dalam hati, maka semenit kemudian anda meninggal dapat membuat anda masuk neraka?
Apabila anda mengayakan "Anda murtad", memang dari hati ingin keluar dari islam, lalu semenit kemudian Malaikat Mau mencabut nyawa Anda. masuk neraka anda.

Kalimat, ini hanya kata-kata, bahaya.

Mungkin anda sudah mengetahui Dialog antara Muslim dan nasrani di amerika.
Si nasrani mengatakan "Mengapa kamu tidak mengucapkan Kalimat natal untukk saya? inikan hanya Kata-kata"
Kata si Muslim "Apakah kamu Syahadat?"
"Gak"
"Kenapa kamu tidak Syahadat?" Tanya Si Muslim
Lalu nasrani menjawab "Jika saya Syahadat, maka saya meninggalkan agama saya" 
"Loh kan itu hanya kata-kata, sama." Kata si Muslim

Jika anda ingin berteman, bertetangga, silahkan. tapi jangan Dukung ibadahanya, Tidak boleh.
Hati-hati saudaraku.

Semoga dengan adanya artikel ini, kita menjadi tau mana yang boleh dan mana yang tidak boleh.


Jangan Lupa Share.

Semoga bermanfaat, Wassalam.
Share:

7 Golongan yang Mendapatkan Naungan Allah - Kajian Islam

Lentera Hikmah


Lentera Islam .NET - Kajian Islam - 7 Golongan yang Mendapatkan Naungan Allah.

Pada hari kiamat manusia dikumpulkan di padang Mahsyar untuk mempertanggungjawabkan setiap amal perbuatan yang telah dikerjakanya selama di dunia.

Kondisi pada saat itu sangatlah panas sekali, karena matahari didekatkan di atas kepala manusia dengan jarak satu mil. Ditambah manusia pada saat itu dalam keadaan tak beralas kaki, tidak berkhitan dan tidak mengenakan pakaian.

Namun berkat rahmat Allah ta'ala ada sekelompok manusia yang akan dinaungi oleh Allah ta'ala dari panasnya terik matahari saat itu.
.
Disebutkan dalam sebuah hadits shahih yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam pernah bersabda:
"Tujuh golongan yang akan mendapatkan naungan ‘Arsy Allah Ta’ala dimana tidak ada naungan kecuali hanya naungan Allah Ta’ala. Yaitu:

1. Pemimpin yang adil
2. Pemuda yang tumbuh dalam ibadah kepada Allah Ta’ala
3. Seorang yang hatinya senantiasa bergantung di masjid
4. Dua orang yang saling mencintai karena Allah Ta’ala. Mereka berkumpul karena Allah dan mereka pun berpisah juga karena Allah Ta’ala.
5. Seorang yang diajak wanita untuk berbuat yang tidak baik, dimana wanita tersebut memiliki kedudukan dan kecantikan, namun ia mampu mengucapkan, “Sungguh aku takut kepada Allah”.
6. Seorang yang bersedekah dan dia sembunyikan sehingga tangan kirinya tidak mengetahui apa yang diinfakkan oleh tangan kanannya.
7. Seorang yang mengingat Allah dalam keadaan sendirian sehingga kedua matanya meneteskan air mata."

Inilah 7 Golongan yang Mendapatkan Naungan Allah.
Semoga kita termasuk dari mereka. Aamiin ...

Wallahu A'lam, Semoga Bermanfaat.

Share:

Sample Text

Copyright © Lentera Islam .NET - Kajian Fiqih & Aqidah Islam Berdasarkan Al-Qur'an | Powered by Blogger Distributed By Protemplateslab & Design by ronangelo | Blogger Theme by NewBloggerThemes.com