Lentera Islam - Kajian Fiqih & Aqidah Islam Berdasarkan Al-Qur'an dan Sunnah Rasulullah S.A.W.

Kitab Mesjid Dan Lokasi Salat


Kitab Mesjid Dan Lokasi Salat



1. Pembangunan Mesjid Nabawi
  • Hadis riwayat Abu Zar, ia berkata:
    Aku bertanya: Wahai Rasulullah, mesjid manakah yang pertama dibangun di muka bumi ini? Rasulullah menjawab: Masjidilharam. Aku bertanya: Kemudian mesjid mana? Beliau menjawab: Masjidilaksa. Aku bertanya: Berapakah jarak waktu antara keduanya? Beliau menjawab: Empat puluh tahun. Di mana saja datang waktu salat, maka salatlah, karena di situ juga mesjid. (Shahih Muslim No.808)
  • Hadis riwayat Jabir bin Abdullah Al-Anshari, ia berkata:
    Rasulullah bersabda: Aku diberi lima perkara yang tidak pernah diberikan kepada seorang nabi sebelumku. Semua nabi sebelumku diutus hanya kepada kaumnya, sedangkan aku diutus kepada semua manusia yang berkulit merah dan hitam. Dihalalkan bagiku harta rampasan perang yang tidak pernah dihalalkan kepada seorang pun sebelumku. Bumi diciptakan untukku dalam keadaan suci menyucikan dan sebagai mesjid. Barang siapa yang menemui waktu salat, maka salatlah di tempat ia berada. Aku diberi kemenangan dengan membuat takut musuh selama jarak perjalanan satu bulan. Dan aku juga diberi syafaat. (Shahih Muslim No.810)
  • Hadis riwayat Abu Hurairah, ia berkata:
    Bahwa Rasulullah bersabda: Aku diberi enam kelebihan atas para nabi, aku diberi kata singkat tapi kaya akan makna, aku diberi kemenangan dengan cara menakuti musuh, dihalalkan bagiku harta hasil rampasan perang, tanah dijadikan untukku dalam keadaan suci dan sebagai mesjid, aku diutus kepada segenap makhluk dan aku dijadikan sebagai penutup para nabi. (Shahih Muslim No.812)
  • Hadis riwayat Anas bin Malik ra.:
    Bahwa Rasulullah saw. tiba di Madinah. Beliau singgah di Madinah Atas, suatu daerah yang dikenal dengan Bani Amru bin Auf dan tinggal bersama mereka selama empat belas malam. (Suatu saat) beliau menyuruh untuk memanggil tokoh Bani Najar. Lalu mereka pun datang sambil menyandang pedangnya masing-masing. Nampaknya aku melihat Rasulullah saw. berada di atas hewan kendaraannya dan Abu Bakar membonceng di belakangnya dan tokoh-tokoh Bani Najar mengelilingi beliau sampai tiba di halaman rumah milik Abu Ayyub. Rasulullah selalu salat di mana saja waktu salat ditemuinya. Pernah beliau salat di kandang kambing. Kemudian beliau memerintahkan untuk membangun sebuah mesjid. Selanjutnya beliau memangil tokoh-tokoh Bani Najar, dan mereka pun datang. Beliau bersabda: Wahai Bani Najar, tentukan padaku harga kebun kalian ini. Mereka menjawab: Tidak, demi Allah. Kami tidak akan menuntut harganya kecuali kepada Allah. Anas ra. berkata lagi: Di kebun itu ada pohon kurma, kuburan orang-orang musyrik, dan puing-puing reruntuhan. Rasulullah saw. lantas memerintahkan untuk memotong pohon kurma, menggali kuburan orang-orang musyrik dan meratakan puing. Mereka mendirikan (bekas-bekas) pohon kurma sebagai petunjuk kiblat, dan membuat pintu gerbang dari sebuah batu besar. Mereka melakukan semua itu sambil menyanyikan lagu-lagu yang dapat membangkitkan semangat dan Rasulullah saw. ikut bersama mereka. Mereka berkata: Ya Allah, sesungguhnya tidak ada kebaikan selain di akhirat, tolonglah orang-orang Ansar dan orang-orang muhajirin. (Shahih Muslim No.816)
2. Pemindahan kiblat dari Baitulmakdis ke Kakbah
  • Hadis riwayat Barra' bin Azib ra., ia berkata:
    Aku pernah salat bersama Nabi saw. menghadap Baitulmakdis selama enam belas bulan sampai turun ayat dalam surat Al-Baqarah: Dan di mana saja engkau berada, palingkanlah wajahmu ke arahnya. Ayat tersebut turun sesudah Nabi saw. melakukan salat. Seorang sahabat bertolak dan menemui beberapa orang Ansar yang sedang salat. Lalu sahabat itu menceritakan apa yang terjadi, maka orang-orang Ansar itu memalingkan wajah mereka ke arah Kakbah. (Shahih Muslim No.818)
  • Hadis riwayat Ibnu Umar ra., ia berkata:
    Ketika orang-orang sedang melakukan salat di Qubba, tiba-tiba datang orang yang membawa kabar bahwa semalam Rasulullah saw. mendapat wahyu berupa perintah untuk menghadap Kakbah. Seketika itu mereka menghadap ke Kakbah. Sebelumnya mereka menghadap ke arah Syam, kemudian mereka berputar menghadap ke Kakbah. (Shahih Muslim No.820)
3. Larangan membangun mesjid di atas kuburan, larangan memasang gambar di dalam mesjid dan larangan menjadikan kuburan sebagai tempat salat
  • Hadis riwayat Aisyah ra.:
    Bahwa Ummu Habibah ra. dan Ummu Salamah ra. menyebut-nyebut sebuah gereja yang pernah kami lihat di Habasyah yang penuh dengan gambar utusan Tuhan. Rasulullah saw. lalu bersabda: Mereka itu mempunyai kebiasaan apabila ada orang saleh dari mereka meninggal dunia, maka mereka akan membangun sebuah mesjid di atas kuburnya dan menggambar beberapa gambar di dalamnya. Mereka adalah seburuk-buruk makhluk di sisi Allah pada hari kiamat. (Shahih Muslim No.822)
  • Hadis riwayat Aisyah ra., ia berkata:
    Pada saat Rasulullah saw. sakit dan tidak sanggup bangun, beliau bersabda: Allah mengutuk orang-orang Yahudi dan orang-orang Kristen yang menjadikan kuburan nabi-nabi mereka sebagai tempat mesjid (tempat ibadah). (Shahih Muslim No.823)
  • Hadis riwayat Abu Hurairah ra., ia berkata:
    Rasulullah saw. bersabda: Mudah-mudahan Allah memerangi orang-orang Yahudi yang menjadikan kuburan nabi-nabi mereka sebagai mesjid. (Shahih Muslim No.824)
  • Hadis riwayat Aisyah ra., ia berkata:
    Tatkala ditimpa suatu musibah, Rasulullah saw. akan menampakkan rasa sedih pada roman wajahnya. Bila hatinya merasa sempit, akan tampak pada raut wajahnya. Beliau bersabda bersabda: Kutukan Allah atas orang-orang Yahudi dan orang-orang Kristen yang menjadikan kuburan nabi-nabi mereka sebagai mesjid. Beliau memperingatkan apa yang mereka perbuat tersebut. (Shahih Muslim No.826)
4. Keutamaan dan janji untuk orang yang membangun mesjid
  • Hadis riwayat Usman bin Affan ra.:
    Bahwa beliau meluruskan persoalan yang dibicarakan antara para sahabat ketika mesjid Nabawi telah dibangun: Kalian berlebih-lebihan, sesungguhnya aku mendengar Rasulullah saw. bersabda: Barang siapa yang membangun sebuah mesjid karena Allah Taala. (Bukair berkata: Aku kira) beliau bersabda: Karena mengharap keridaan Allah, maka Allah akan membangun untuknya sebuah rumah di surga. (Shahih Muslim No.828)
5. Sunat meletakkan telapak tangan pada lutut ketika rukuk
  • Hadis riwayat Saad bin Abu Waqash ra.:
    Mush'ab bin Saad berkata: Aku salat di samping ayahku. Aku biarkan tanganku (terlepas) di depan lututku. Lalu ayah berkata: Tempelkan kedua telapak tanganmu di kedua lututmu. Kemudian aku melakukan hal itu sekali lagi. Ayah memukul tanganku seraya mengatakan: Kita dilarang melakukan itu (melepas tangan saat rukuk). Kita diperintah untuk menempelkan tangan kita pada lutut saat rukuk. (Shahih Muslim No.832)
6. Larangan berbicara saat salat dan penghapusan hukum boleh berbicara saat salat
  • Hadis riwayat Abdullah bin Masud ra., ia berkata:
    Kami mengucapkan salam kepada Rasulullah saw. saat beliau sedang salat dan beliau menjawab salam kami. Ketika kami kembali dari negeri Najasyi, kami mengucapkan salam kepada beliau saat salat, tetapi kali ini beliau tidak menjawabnya. Lalu kami bertanya: Wahai Rasulullah, dahulu kami mengucapkan salam kepada baginda yang sedang salat. Rasulullah menjawab pertanyaan kami: Sesungguhnya dalam salat itu ada suatu kesibukan. (Shahih Muslim No.837)
  • Hadis riwayat Zaid bin Arqam ra., ia berkata:
    Kami pernah berbicara dalam salat. Seseorang berbicara dengan teman yang ada di sampingnya dalam salat. Hingga ketika turun ayat: Berdirilah untuk Allah "dalam salatmu" dengan khusyuk. Kami diperintahkan diam dan dilarang berbicara. (Shahih Muslim No.838)
  • Hadis riwayat Jabir bin Abdullah ra., ia berkata:
    Bahwa Rasulullah saw. pernah mengutusnya dalam suatu keperluan. Kemudian aku menemui beliau sedang berjalan. (Qutaibah berkata: Beliau sedang salat). Aku ucapkan salam kepada beliau, namun beliau hanya memberikan isyarat. Selesai salat, beliau memanggilku dan bersabda: Ketika engkau mengucapkan salam tadi aku sedang salat. (Saat itu Rasulullah sedang salat menghadap ke arah timur). (Shahih Muslim No.839)
7. Boleh mengutuk setan, mohon perlindungan darinya di tengah salat dan boleh melakukan gerakan yang ringan dalam salat
  • Hadis riwayat Abu Hurairah ra., ia berkata:
    Rasulullah saw. bersabda: Kemarin jin Ifrit menggoda dalam salatku supaya aku lalai. Akan tetapi Allah berkenan membantuku berlindung darinya sehingga aku dapat mencekiknya. Aku ingin mengikatnya di sebuah dinding mesjid hingga kalian dapat melihatnya, kemudian aku ingat doa saudaraku, nabi Sulaiman as.: Tuhanku, ampunilah aku. Berikanlah aku suatu kekuasaan yang tidak layak bagi seorang pun sesudahku. Sehingga Allah mengusirnya dalam keadaan rugi. (Shahih Muslim No.842)
8. Boleh menggendong anak kecil dalam salat
  • Hadis riwayat Abu Qatadah ra.:
    Bahwa Rasulullah saw. pernah salat sambil menggendong Umamah binti Zaenab binti Rasulullah saw. Menurut keterangan Abul Ash bin Rabi`, apabila Rasulullah berdiri maka Umamah digendongnya dan jika sujud Umamah diletakkannya. (Shahih Muslim No.844)
9. Boleh berjalan satu atau dua langkah dalam salat
  • Hadis riwayat Sahal bin Saad ra.:
    Bahwa beberapa orang menemui Sahal bin Saad. Mereka berselisih mengenai jenis kayu mimbar Rasul. Lalu kataku (Sahal): Demi Allah saya benar-benar tahu jenis kayu mimbar itu dan siapa pembuatnya. Aku sempat melihat pertama kali Rasulullah saw. duduk di atas mimbar itu. Abu hazim berkata: Aku katakan kepada Abu Abbas: Ceritakanlah! Ia berkata: Rasulullah saw. pernah mengutus seseorang kepada istri Abu Hazim. Abu Hazim berkata bahwa beliau pada hari itu akan memberi nama anaknya, beliau bersabda: Lihatlah anakmu yang berprofesi tukang kayu. Dia telah membuatkan aku sebuah tempat di mana aku berbicara di hadapan orang. Dia telah membuatnya tiga anak tangga. Kemudian Rasulullah saw. menyuruh meletakkannya di tempat ini. Mimbar tersebut berasal dari kayu hutan. Aku sempat melihat Rasulullah berdiri di mimbar sambil membaca takbir yang diikuti oleh para sahabat. Setelah beberapa lama berada di atas mimbar, beliau turun mengundurkan diri lalu melakukan sujud di dasar mimbar. Kemudian beliau kembali hingga beliau selesai salat. Setelah itu beliau menghadap ke arah para sahabat dan bersabda: Wahai manusia, sesungguhnya tadi aku lakukan hal itu agar kalian mengikuti aku dan kalian dapat belajar tentang salatku. (Shahih Muslim No.847)
10. Makruh memegang lambung saat salat
  • Hadis riwayat Abu Hurairah ra.:
    Dari Nabi saw. bahwa beliau melarang seseorang salat sambil memegang lambungnya erat-erat. (Shahih Muslim No.848)
11. Makruh mengusap kerikil dan meratakan pasir saat salat
  • Hadis riwayat Mu'aiqib ra.:
    Nabi saw. pernah menjelaskan masalah mengusap kerikil kecil dalam mesjid dan bersabda: Jika engkau memang harus melakukannya, maka sekali saja. (Shahih Muslim No.849)
12. Larangan meludah dalam mesjid saat salat atau lainnya
  • Hadis riwayat Abdullah bin Umar ra.:
    Bahwa Rasulullah saw. pernah melihat ludah di dinding kiblat, lalu beliau menggosoknya. Setelah itu beliau berpaling kepada para sahabat dan bersabda: Bila salah seorang dari kalian tengah melakukan salat, janganlah ia meludah ke arah depannya, karena sesungguhnya Allah berada di depannya saat ia sedang salat. (Shahih Muslim No.852)
  • Hadis riwayat Abu Said Al-Khudri ra.:
    Bahwa Nabi saw. melihat ingus di kiblat mesjid, lalu beliau menggosok (bersihkan) dengan batu kerikil. Setelah itu beliau melarang meludah ke kanan atau ke depannya. Tetapi memperbolehkan meludah ke kiri atau di bawah telapak kakinya yang sebelah kiri. (Shahih Muslim No.853)
  • Hadis riwayat Aisyah ra.:
    Bahwa Nabi saw. pernah melihat ingus (ludah atau dahak) pada dinding kiblat, lalu beliau menggosoknya (membersihkannya). (Shahih Muslim No.854)
  • Hadis riwayat Anas bin Malik ra., ia berkata:
    Rasulullah saw. bersabda: Apabila salah seorang dari kalian sedang melakukan salat, maka sebenarnya ia sedang bermunajat kepada Tuhannya, oleh karena itu janganlah meludah ke depan atau ke kanannya, melainkan ke bawah telapak kaki kirinya. (Shahih Muslim No.856)
  • Hadis riwayat Anas bin Malik ra., ia berkata:
    Rasulullah saw. bersabda: Membuang ingus di dalam mesjid adalah perbuatan dosa dan kafarat penebusnya adalah menimbunnya. (Shahih Muslim No.857)
13. Boleh mengenakan alas kaki atau sandal dalam salat
  • Hadis riwayat Anas bin Malik ra.:
    Dari Said bin Yazid Al-Azdiyi, ia berkata: Aku bertanya kepada Anas bin Malik: Apakah Rasulullah saw. pernah salat dengan mengenakan alas kaki? Anas menjawab: Pernah. (Shahih Muslim No.862)
14. Makruh mengenakan pakaian bergambar makhluk dalam salat
  • Hadis riwayat Aisyah ra.:
    Bahwa Nabi saw. pernah melakukan salat dengan mengenakan pakaian wol yang bergambar. Kemudian beliau bersabda: Aku merasa terganggu dengan gambar-gambar baju ini. Bawalah baju ini kepada Abu Jahem dan ambilkan untukku Pakaian biasa yang tidak bergambar. (Shahih Muslim No.863)
15. Salat saat makanan telah dihidangkan adalah makruh
  • Hadis riwayat Anas bin Malik ra.:
    Dari Nabi saw., beliau bersabda: Apabila santapan malam telah dihidangkan dan salat telah siap dilaksanakan, maka makanlah terlebih dahulu. (Shahih Muslim No.866)
  • Hadis riwayat Ibnu Umar ra., ia berkata:
    Rasulullah saw. bersabda: Apabila santapan malam salah seorang dari kalian telah dihidangkan dan salat siap dilaksanakan, maka mulailah dengan makan terlebih dahulu. Dan janganlah ia tergesa-gesa hingga ia selesai menyantapnya. (Shahih Muslim No.868)
16. Larangan mendatangi mesjid dengan bau yang tidak enak seperti bau bawang atau makanan lainnya yang mempunyai bau tidak sedap
  • Hadis riwayat Ibnu Umar ra., ia berkata:
    Sesungguhnya Rasulullah saw. dalam perang Khaibar pernah bersabda: Barang siapa makan buah ini (bawang putih), maka janganlah ia memasuki mesjid. (Shahih Muslim No.870)
  • Hadis riwayat Anas ra.:
    Bahwa Dia pernah ditanya tentang bawang putih. Anas menjawab: Sesungguhnya Rasulullah saw. pernah bersabda: Barang siapa yang makan pohon ini (bawang putih), maka janganlah ia dekat-dekat kami dan jangan ia ikut salat bersama kami. (Shahih Muslim No.872)
  • Hadis riwayat Jabir ra., ia berkata:
    Rasulullah saw. melarang makan bawang merah dan bawang bakung. Suatu saat kami butuh sekali sehingga kami memakannya. Beliau bersabda: Barang siapa yang makan pohon tidak sedap ini, janganlah ia mendekati mesjid kami. Sesungguhnya para malaikat akan merasa sakit (karena aromanya) seperti halnya manusia. (Shahih Muslim No.874)
  • Hadis riwayat Umar bin Khathab ra., ia berkata:
    Aku tidak pernah bertanya kepada Rasulullah saw. tentang suatu masalah sebagaimana aku bertanya tentang Kalalah (yaitu seorang yang mati tanpa meninggalkan ayah atau anak), ia adalah suatu masalah yang selalu aku minta pertimbangan Rasulullah saw. Sungguh aku memang sangat menaruh perhatian besar terhadap masalah satu ini, sekalipun ada orang yang merasa tidak suka dan akan menancapkan jari-jarinya ke dadaku seraya berkata: Wahai Umar, tidakkah cukup bagimu ayat kemarau yang terdapat pada akhir surat An-Nisa? Sesungguhnya, bila aku masih diberi usia panjang, aku akan tetap mengadili berdasarkan Alquran. Aku akan berkata: Ya Allah, sesungguhnya aku minta Engkau menjadi saksi atas para pemimpin Mesir. Sesungguhnya aku mengutus mereka agar mereka dapat berlaku adil terhadap manusia, mengajarkan agama mereka dan sunah nabi mereka, Muhammad saw., membagi harta rampasan tanpa perang mereka dan mengadukan kepadaku masalah mereka yang pelik bagi mereka. Kemudian wahai manusia, sungguh kalian suka makan dua pohon yang menurutku adalah pohon yang jelek, yakni bawang merah dan bawang putih. Aku menyaksikan sendiri Rasulullah saw. ketika mencium bau dua pohon itu dari seseorang di mesjid, beliau menyuruh orang itu keluar ke Baqi. Barang siapa yang ingin makan, maka hendaklah dimasak lebih dahulu. (Shahih Muslim No.879)
  • Hadis riwayat Abdullah bin Buhainah ra., ia berkata:
    Rasulullah saw. salat dua rakaat bersama kami, kemudian beliau bangkit dan tidak duduk. para sahabat lain pun ikut bangkit bersama beliau. Ketika beliau hendak menyelesaikan salatnya dan kami menunggu salamnya, beliau malah membaca takbir lalu melakukan sujud dua kali sedang beliau masih dalam keadaan duduk sebelum salam. Kemudian beliau salam. (Shahih Muslim No.885)
  • Hadis riwayat Abdullah bin Masud ra., ia berkata:
    Rasulullah saw. salat (dan menurut Ibrahim, beliau terlebih atau kurang jumlah rakaat). Ketika selesai salam, ada yang berkata: Wahai Rasulullah, apakah telah terjadi sesuatu ketika baginda salat. Rasulullah saw. bertanya: Apa itu? Mereka menjawab: Baginda melakukan salat begini, begini. Seketika itu Rasulullah saw. melipatkan kedua kakinya dan menghadap kiblat, melakukan sujud dua kali dan salam. Kemudian beliau berpaling kepada kami seraya bersabda: Seandainya terjadi sesuatu dalam salat, maka aku akan menerangkannya kepadamu. Tetapi aku adalah manusia biasa yang dapat lupa seperti halnya engkau. Apabila aku lupa, maka ingatkanlah aku. Apabila salah seorang engkau merasa ragu-ragu dalam salatnya, maka berusahalah mencari dan meyakini yang benar, lalu sempurnakan. Selanjutnya hendaknya ia melakukan sujud dua kali. (Shahih Muslim No.889)
  • Hadis riwayat Abu Hurairah ra., ia berkata:
    Rasulullah saw. mengimami kami pada salat sore, Asar atau Zuhur. Pada rakaat kedua beliau telah salam. Kemudian beliau mendekati sebuah batang pohon di kiblat mesjid dan bersandar di sana. Di antara makmum terdapat Abu Bakar dan Umar. Namun keduanya tidak berani bicara. Sementara sahabat-sahabat lain cepat keluar karena salat amat pendek. Lalu berdirilah Dzul Yadain dan berkata: Wahai Rasulullah, apakah salat tadi diqasar atau baginda lupa? Sejenak Rasulullah saw. memandang Dzul Yadain lalu menengok kanan kiri dan bertanya: Apa yang ditanyakan Dzul Yadain? Sahabat-sahabat yang lain menjawab: Benar apa katanya. Anda hanya salat dua rakaat. Seketika Rasulullah bangun dan salat dua rakaat lalu salam. Beliau membaca takbir kemudian sujud. Membaca takbir lalu bangkit. Membaca takbir lagi dan sujud. Membaca takbir lalu bangkit. (Shahih Muslim No.896)
18. Sujud tilawah (sujud bacaan ayat sajadah)
  • Hadis riwayat Ibnu Umar ra.:
    Nabi saw. membaca Alquran, ketika bacaan beliau sampai pada ayat sajadah, beliau sujud dan kami pun ikut sujud, sampai-sampai sebagian di antara kami tidak dapat tempat untuk dahi mereka. (Shahih Muslim No.900)
  • Hadis riwayat Abdullah bin Masud ra.:
    Dari Nabi saw. bahwa beliau membaca surat An-Najm lalu sujud tilawah. Para sahabat yang salat bersamanya ikut sujud kecuali seorang yang sudah tua hanya mengambil segenggam batu kerikil atau tanah pasir lalu diusapkan pada dahi seraya berkata: Ini saja sudah cukup bagiku. (Shahih Muslim No.902)
  • Hadis riwayat Zaid bin Tsabit ra.:
    Dari Atha bin Yasar, bahwa ia bertanya kepada Zaid bin Tsabit tentang bacaan makmum bersama imam. Zaid menjawab: Tidak ada bacaan makmum bersama imam. Zaid meyakini bahwa dirinya pernah membaca surat An-Najm, "Wan najmi idza hawa" (demi bintang ketika terbenam) di depan Rasulullah saw. dan beliau tidak sujud tilawah. (Shahih Muslim No.903)
  • Hadis riwayat Abu Hurairah ra.:
    Dari Abu Salamah bin Abdurrahman bahwa Abu Hurairah pernah membaca surat Al-Insyiqaaq, "idzas samaaun syaqqat" (apabila langit terbelah) di depan sahabat lain, lalu ia sujud tilawah. Ketika selesai salat ia memberitahu para sahabat bahwa Rasulullah saw. sujud pada ayat tersebut. (Shahih Muslim No.904)
19. Zikir sesudah salat
  • Hadis riwayat Ibnu Abbas ra., ia berkata:
    Kami mengetahui salat Rasulullah saw. diakhiri dengan takbir. (Shahih Muslim No.917)
20. Sunat memohon perlindungan dari siksa kubur
  • Hadis riwayat Aisyah ra., ia berkata:
    Dua orang nenek Yahudi Madinah datang kepadaku. Keduanya berkata: Penghuni kubur akan disiksa di dalam kuburnya. Aku pun menganggap keduanya tidak benar. Aku terlintas untuk membenarkan perkataan keduanya, kemudian keduanya keluar. Kemudian Rasulullah saw. datang menemuiku dan aku berkata: Wahai Rasulullah, dua orang nenek Yahudi Madinah datang kepadaku, mereka meyakini bahwa penghuni kubur akan disiksa di dalam kuburnya. Beliau menjawab: Mereka benar. Sesungguhnya penghuni kubur akan disiksa dengan siksaan yang dapat didengar oleh hewan ternak. Setelah itu aku lihat beliau selalu mohon perlindungan dari siksa kubur setiap salat. (Shahih Muslim No.922)
21. Hal-hal yang kita memohon perlindungan darinya di dalam salat
  • Hadis riwayat Aisyah ra., ia berkata:
    Aku mendengar Rasulullah saw. selalu memohon perlindungan dari fitnah Dajjal dalam salatnya. (Shahih Muslim No.923)
  • Hadis riwayat Abu Hurairah ra., ia berkata:
    Rasulullah saw. bersabda: Bila salah seorang kalian sedang duduk tahiyat, hendaklah ia memohon perlindungan kepada Allah dari empat perkara. Lalu beliau berdoa: "Ya Allah, sesungguhnya aku mohon perlindungan kepada-Mu dari siksa neraka Jahanam, dari siksa kubur, dari fitnah kehidupan dan kematian serta dari fitnah jahat Masih Dajjal". (Shahih Muslim No.924)
  • Hadis riwayat Aisyah ra., istri Nabi saw.:
    Bahwa Rasulullah saw. dalam salatnya berdoa: "Ya Allah, sesungguhnya aku mohon perlindungan kepada-Mu dari siksa kubur. Aku mohon perlindungan kepada-Mu dari fitnah Masih Dajjal. Aku mohon perlindungan kepada-Mu dari fitnah kehidupan dan kematian. Ya Allah, aku mohon perlindungan kepada-Mu dari dosa dan utang". Seseorang berkata kepada beliau: Betapa seringnya baginda memohon perlindungan dari beban utang ya Rasulullah. Rasulullah saw. menjawab: Sesungguhnya, seseorang bila utang, maka ia akan berbicara lalu bohong. Berjanji lalu ingkar. (Shahih Muslim No.925)
22. Sunat berzikir sesudah salat dan cara berzikir
  • Hadis riwayat Mughirah bin Syu`bah ra.:
    Dari Warrad, hamba Mughirah bin Syu`bah, ia berkata: Mughirah bin Syu`bah menulis surat kepada Muawiyah menjelaskan bahwa Rasulullah saw. ketika selesai salat dan mengucapkan salam, beliau berdoa: "Tidak ada Tuhan selain Allah yang tiada sekutu bagi-Nya. Milik-Nya kekuasaan dan segala puji. Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu. Ya Allah, tidak akan ada yang dapat menghalangi apa yang Engkau berikan, tidak ada yang dapat memberi apa yang Engkau cegah dan tidak akan bermanfaat kekayaan seorang kaya kecuali atas kehendak-Mu". (Shahih Muslim No.933)
  • Hadis riwayat Abu Hurairah ra.:
    Bahwa fakir miskin Muhajirin datang menemui Rasulullah saw. dan berkata: Orang-orang kaya telah pergi dengan derajat yang tinggi dan nikmat yang kekal. Rasulullah bertanya: Apa itu gerangan? Mereka menjawab: Mereka salat seperti kami salat, mereka puasa seperti kami puasa. Tetapi mereka bersedekah sedang kami tidak sanggup, mereka mampu memerdekakan budak sementara kami tidak mampu. Rasulullah saw. bersabda: Maukah kalian aku ajarkan sesuatu yang dapat membuat kalian mengejar orang-orang yang mendahului kalian dan yang dapat membuat kalian mendahului orang-orang yang sesudah kalian? Tidak ada seorang pun di antara kalian yang lebih utama kecuali ia melakukan seperti yang engkau lakukan. Mereka menjawab: Tentu, ya Rasulullah. Rasulullah bersabda: Kalian baca tasbih (subhhaabnallah), takbir (Allahu akbar) dan tahmid (alhamdu lillah) setiap selesai salat sebanyak tiga puluh tiga kali. (Shahih Muslim No.936)
23. Lafal yang dibaca antara takbiratul ihram dan Al-Fatihah
  • Hadis riwayat Abu Hurairah ra., ia berkata:
    Ketika selesai takbir Rasulullah saw. diam sejenak sebelum membaca Al-Fatihah. Aku bertanya: Wahai Rasulullah, demi Allah. Apa yang engkau katakan saat diam antara takbiratul ihram dan Al-Fatihah? Beliau menjawab: Yang aku baca: Ya Allah, pisahkanlah aku dan dosa-dosa seperti Engkau memisahkan timur dan barat. Ya Allah, bersihkanlah aku dari dosa seperti baju putih yang telah dibersihkan dari kotoran. Ya Allah, sucikanlah aku dari dosa dengan salju, air dan es. (Shahih Muslim No.940)
24. Sunat melakukan salat dengan tenang dan larangan salat dengan tergesa-gesa
  • Hadis riwayat Abu Hurairah ra., ia berkata:
    Aku mendengar Rasulullah saw. bersabda: Jika salat telah dimulai, janganlah engkau mendatanginya dengan berlari. Datangilah dengan berjalan. Dan tenanglah. Salatlah rakaat yang engkau dapatkan (jamaah) dan sempurnakanlah rakaat yang terlambat. (Shahih Muslim No.944)
  • Hadis riwayat Abu Qatadah ra., ia berkata:
    Tatkala kami sedang salat bersama Rasulullah saw. tiba-tiba beliau mendengar sebuah suara gaduh. Rasulullah saw. bertanya: Apa yang terjadi dengan kalian? Para sahabat menjawab: Kami tadi tergesa-gesa mengejar salat. Rasulullah saw. bersabda: Jangan engkau berbuat demikian, apabila engkau mendatangi salat, maka engkau harus bersikap tenang. Salatlah pada rakaat yang engkau dapati dan sempurnakan rakaat yang terlambat. (Shahih Muslim No.948)
25. Bila saatnya orang berdiri untuk salat
  • Hadis riwayat Abu Qatadah ra., ia berkata:
    Rasulullah saw. bersabda: Apabila salat telah diiqamati, janganlah engkau berdiri sebelum kalian melihatku. (Shahih Muslim No.949)
  • Hadis riwayat Abu Hurairah ra., ia berkata:
    Ketika salat telah diiqamati. Kami berdiri dan meratakan barisan sebelum Rasulullah saw. hadir di antara kami. Kemudian Rasulullah saw. datang. Pada saat berdiri di tempat salatnya, sebelum bertakbir, beliau mengingatkan sesuatu, lalu pergi sambil bersabda: Tetaplah di tempat kalian. Kami tetap berdiri menanti beliau. Kemudian beliau datang, beliau mandi dan menyiram kepalanya dengan air. Setelah itu beliau takbir dan mengimami salat kami. (Shahih Muslim No.950)
  • Hadis riwayat Jabir Samurah ra., ia berkata:
    Bilal selalu mengumandangkan azan ketika tergelincir matahari (Zuhur). Dia tidak mengumandangkan iqamat sebelum Rasulullah saw. datang. Ketika Rasulullah saw. datang, Bilal mengumandangkan iqamat. (Shahih Muslim No.953)
26. Siapa yang mendapat satu rakaat dalam salat berjamaah, maka ia telah mendapatkan salat jamaah
  • Hadis riwayat Abu Hurairah ra.:
    Bahwa Rasulullah saw. bersabda: Barang siapa yang mendapat satu rakaat dalam salat bersama imam, maka ia telah mendapatkan salat jamaah. (Shahih Muslim No.954)
27. Waktu-waktu salat fardu
  • Hadis riwayat Abu Masud ra., ia berkata:
    Aku mendengar Rasulullah saw. bersabda: Jibril pernah turun waktu salat dan mengimami salatku. Aku pun salat bersamanya. Kemudian aku salat bersamanya. Kemudian aku salat bersamanya. Kemudian salat bersamanya. Kemudian salat bersamanya. Beliau menghitung lima kali salat dengan jari-jarinya. (Shahih Muslim No.959)
  • Hadis riwayat Aisyah ra., ia berkata:
    Nabi saw. salat Asar pada saat sinar matahari masuk menerangi kamarku dan bayangannya belum hilang. (Shahih Muslim No.961)
28. Sunat menangguhkan salat Zuhur ketika hari sangat panas
  • Hadis riwayat Abu Hurairah ra.:
    Bahwa Rasulullah saw. bersabda: Apabila hari sangat panas, maka tangguhkanlah salat hingga dingin, karena sesungguhnya terik panas adalah sebagian dari didihan api neraka Jahanam. (Shahih Muslim No.972)
  • Hadis riwayat Abu Zar ra., ia berkata:
    Seorang muazin Rasulullah saw. mengumandangkan azan salat Zuhur. Kemudian Rasulullah saw. bersabda: Tangguhkan, tangguhkan. (Atau) tunggu sebentar, tunggu sebentar. Lalu sabda beliau: Sesungguhnya panas yang menyengat adalah bagian dari didihan uap neraka Jahanam. Apabila hari sangat panas, tangguhkanlah salat sampai dingin. (Shahih Muslim No.976)
  • Hadis riwayat Abu Hurairah ra., ia berkata:
    Rasulullah saw. bersabda: Neraka mengadu kepada Tuhannya. Kata neraka: Ya Tuhanku, sebagianku memakan sebagian yang lain. Allah lalu mengizinkan neraka untuk menghembuskan dua nafas, nafas pada musim dingin dan nafas pada musim panas. Nafas yang kedua adalah hawa paling panas yang biasa yang engkau rasakan. Nafas yang pertama adalah hawa paling dingin yang engkau rasakan. (Shahih Muslim No.977)
29. Sunat melakukan salat Zuhur tepat waktu ketika hari tidak terlalu panas
  • Hadis riwayat Anas bin Malik ra., ia berkata:
    Kami pernah salat bersama Rasulullah saw. di hari yang sangat panas. Jika salah seorang kami tidak tahan meletakkan dahinya pada tanah, maka ia menggelar pakaiannya dan sujud di atasnya. (Shahih Muslim No.983)
30. Sunat salat Asar tepat pada waktu
  • Hadis riwayat Anas bin Malik ra.:
    Bahwa Rasulullah saw. pernah melakukan salat Asar ketika matahari masih tinggi dan masih berwarna putih menyilaukan. Kemudian seseorang pergi ke desa sekitar Madinah dan ketika sampai di desa tersebut, matahari masih tinggi (belum sampai waktu Magrib). (Shahih Muslim No.984)
  • Hadis riwayat Anas bin Malik ra.:
    Dari Abu Umamah, bahwa ketika ia (Abu Umamah) baru selesai salat Zuhur, ia datang ke rumah Anas bin Malik di Basrah. Rumahnya di samping mesjid. Ketika kami masuk ke rumahnya, ia (Anas) bertanya: Apakah kalian sudah salat Asar? Kami menjawab: Kami baru saja salat Zuhur. Lalu Anas berkata: Kerjakanlah salat Asar. Maka kami pun melakukan salat. Ketika kami selesai salat, Anas berkata: Aku pernah mendengar Rasulullah saw. bersabda: Itulah salat orang munafik, ia duduk sambil menunggu matahari, sampai ketika matahari berada di dua tanduk setan (kiasan untuk dekatnya waktu terbenam matahari), ia bergegas bangkit dan salat (Asar) empat rakaat dengan cepat tanpa banyak mengingat Allah. (Shahih Muslim No.987)
  • Hadis riwayat Rafi` bin Khadij ra., ia berkata:
    Kami pernah salat Asar bersama Rasulullah saw. Kemudian unta sembelihan dipotong dan dibagi-bagi menjadi sepuluh bagian. Kemudian dimasak, lalu kami makan daging yang matang sebelum terbenam matahari. (Shahih Muslim No.990)
31. Ancaman keras dalam terlewatnya salat Asar
  • Hadis riwayat Ibnu Umar ra.:
    Bahwa Rasulullah saw. bersabda: Orang yang terlewat salat Asar seolah-olah keluarga dan hartanya telah hilang darinya. (Shahih Muslim No.991)
  • Hadis riwayat Ali ra., ia berkata:
    Pada hari perang Ahzab, Rasulullah saw. bersabda: Mudah-mudahan Allah memenuhi kubur dan rumah mereka dengan api, sebagaimana mereka telah menahan dan membuat kami sibuk dari melaksanakan salat Asar hingga terbenam matahari. (Shahih Muslim No.993)
32. Dalil orang yang mengatakan bahwa salat wustha adalah salat Asar
  • Hadis riwayat Jabir bin Abdullah ra.:
    Bahwa pada hari perang Khandaq, Umar bin Khathab mencaci kaum kafir Quraisy. Kata Umar: Wahai Rasulullah, demi Allah, hampir saja aku tidak dapat melakukan salat Asar ketika matahari hampir terbenam. Lalu Rasulullah saw. bersabda: Demi Allah, jika engkau sudah salat Asar, kita akan singgah di Buth-han. Kemudian Rasulullah saw. berwudu dan kami pun ikut berwudu. Rasulullah saw. kemudian salat Asar saat matahari sudah terbenam. Setelah itu beliau salat Magrib. (Shahih Muslim No.1000)
33. Keutamaan salat Subuh dan Asar serta upaya menjaganya
  • Hadis riwayat Abu Hurairah ra.:
    Bahwa Rasulullah saw. bersabda: Para malaikat datang berganti-gantian kepada kalian pada waktu malam dan siang hari. Mereka berkumpul saat salat Subuh dan Asar. Kemudian yang menjaga kalian di waktu malam naik. Kemudian Allah, Yang Maha Mengetahui urusan mereka, bertanya para malaikat tersebut: Bagaimanakah keadaan hamba-hamba-Ku ketika kalian tinggalkan? Mereka menjawab: Kami tinggalkan mereka ketika mereka sedang salat dan kami datang juga ketika mereka sedang salat. (Shahih Muslim No.1001)
  • Hadis riwayat Jarir bin Abdullah ra., ia berkata:
    Ketika kami sedang duduk di sisi Rasulullah saw., tiba-tiba beliau memandang bulan pada malam purnama dan bersabda: Sesungguhnya kalian akan melihat Tuhanmu seperti kalian melihat bulan itu, kalian tidak terhalang melihat-Nya. Apabila kalian mampu, jangan lalaikan salat sebelum terbit matahari dan sebelum terbenamnya, yaitu salat Asar dan Subuh. Kemudian Jarir membaca firman Allah: Dan bertasbihlah dengan memuji Tuhanmu, sebelum terbit matahari dan sebelum terbenam. (Shahih Muslim No.1002)
  • Hadis riwayat Abu Musa ra.:
    Bahwa Rasulullah saw. bersabda: Barang siapa yang mengerjakan salat Subuh dan Asar, maka ia akan masuk surga. (Shahih Muslim No.1005)
34. Penjelasan bahwa awal waktu Magrib adalah ketika terbenam matahari
  • Hadis riwayat Salamah bin Akwa` ra.:
    Bahwa Rasulullah saw. melakukan salat Magrib ketika matahari terbenam dan (atau) bersembunyi di balik tirai (kiasan yang berarti terbenam). (Shahih Muslim No.1006)
  • Hadis riwayat Rafi` bin Khadij ra., ia berkata:
    Kami salat Magrib bersama Rasulullah saw. Seseorang di antara kami meninggalkan tempat. Dan ia masih dapat melihat bekas telapak kakinya. (Shahih Muslim No.1007)
35. Waktu Isyak dan mengakhirkan salat Isyak
  • Hadis riwayat Aisyah ra., istri Rasulullah saw. ia berkata
    Pada suatu malam Rasulullah saw. mengakhirkan salat Isyak hingga suasana gelap sekali. Rasulullah saw. belum keluar (dari rumah untuk salat Isyak) sampai Umar bin Khathab berkata: Para wanita dan anak-anak sudah tidur. Kemudian Rasulullah saw. keluar kemudian beliau beliau bersabda kepada para sahabat yang ada di mesjid: Tidak ada seorang pun di antara penghuni bumi ini yang menunggunya selain kalian sebelum Islam tersiar di masyarakat. (Shahih Muslim No.1008)
  • Hadis riwayat Abdullah bin Umar ra., ia berkata:
    Suatu malam saya menanti Rasulullah saw. untuk melakukan salat Isyak yang diakhirkan. Kemudian beliau datang kepada kami ketika sepertiga malam atau lebih telah lewat. Kami tidak tahu apa yang membuatnya sibuk pada keluarganya atau lainnya. Ketika keluar beliau bersabda: Sesungguhnya engkau sedang menunggu suatu salat yang tidak pernah ditunggu oleh orang-orang pemeluk agama selain kalian. Sekiranya hal itu tidak memberatkan umatku, niscaya aku akan ajak mereka salat pada saat seperti ini. Lalu beliau menyuruh Muazin mengiqamati lalu salat. (Shahih Muslim No.1010)
  • Hadis riwayat Anas ra.:
    Dari Tsabit bahwa mereka (para sahabat) bertanya kepada Anas tentang cincin yang dikenakan Rasulullah saw. Ia berkata: Pada suatu malam Rasulullah saw. mengakhirkan salat Isyak hingga setengah malam atau bahkan lebih. Kemudian beliau datang dan bersabda: Sesungguhnya orang-orang setelah salat lantas tidur. Sementara kalian masih menunggu salat. Setelah itu kata Anas: Saya seolah-olah melihat cincin beliau yang terbuat dari perak begitu berkilat saat beliau mengangkat jari kelingking kirinya. (Shahih Muslim No.1012)
  • Hadis riwayat Abu Musa ra., ia berkata:
    Aku dan beberapa orang sahabat yang datang di perahu bersamaku singgah di wilayah Buth-han. Saat itu, Rasulullah saw. berada di Madinah. Rasulullah saw. menggilir beberapa orang dari mereka untuk salat Isyak. Kata Abu Musa: Saat itu aku dan beberapa orang sahabatku mendapati Rasulullah saw. sedang disibukkan oleh urusannya. Jadi, beliau mengakhirkan salat sampai tengah malam. Kemudian Rasulullah saw. keluar dan salat bersama mereka. Selesai salat beliau bersabda kepada para sahabat: Tenanglah. Aku akan memberitahu dan memberikan kabar gembira kepada kalian bahwa di antara nikmat Allah yang diberikan kepada kalian ialah bahwa sesungguhnya tidak ada seorang manusia pun yang salat di saat seperti ini selain kalian atau (kata beliau) tidak ada seorang pun yang salat selain kalian. Kami tidak tahu kata yang mana yang beliau ucapkan. Abu Musa berkata: Lalu kami pulang dengan perasaan gembira karena berita yang kami dengar dari Rasulullah. (Shahih Muslim No.1014)
  • Hadis riwayat Ibnu Abbas ra., ia berkata:
    Pada suatu malam Nabi saw. mengakhirkan salat Isyak, hingga para sahabat tertidur lalu bangun, kemudian tertidur dan terbangun lagi. Umar datang dan berkata: Mari salat, lalu Atha berkata: Ibnu Abbas berkata: Nabi saw. lalu keluar, waktu itu aku melihat kepalanya masih meneteskan air dan beliau meletakkan tangannya pada sisi kepala. Beliau bersabda: Kalau saja hal itu tidak memberatkan umatku, niscaya aku perintahkan mereka untuk melakukan salat Isyak pada waktu sekarang ini. Aku lalu meminta kejelasan Atha bagaimana Rasulullah saw. meletakkan tangannya di kepalanya sebagaimana yang diterangkan oleh Ibnu Abbas. Dan Atha pun mempraktekkannya. Mula-mula Atha merenggangkan sedikit jari-jarinya. Kemudian beliau meletakkan ujung-ujung jemarinya pada bagian tengah atau pusat kepala kemudian ia memutar-mutarkannya sampai ibu jarinya menyentuh ujung telinga dan bagian yang dekat wajahnya, kemudian terus ke bagian pelipis dan jenggotnya, tidak kurang dan tidak lebih sedikit pun. (Shahih Muslim No.1015)
36. Sunat melakukan salat subuh sedini mungkin dan menjelaskan kadar bacaannya
  • Hadis riwayat Aisyah ra.:
    Bahwa para wanita mukmin dahulu selalu salat Subuh bersama Nabi saw. Mereka kembali dengan menutupi tubuh mereka dengan pakaian wol sehingga tidak ada seorang pun yang mengenal mereka. (Shahih Muslim No.1020)
  • Hadis riwayat Jabir bin Abdullah ra.:
    Dari Muhammad bin Amru bin Hasan bin Ali, ia berkata: Ketika Hajjaj tiba di Madinah, kami bertanya kepada Jabir bin Abdullah. Dia menjawab: Rasulullah saw. menunaikan salat Zuhur di tengah siang hari yang sangat panas, salat Asar saat matahari masih nampak bersinar terang, salat Magrib saat matahari telah terbenam, salat Isyak kadang di akhirkan dan kadang di awal waktu. Apabila beliau melihat para sahabat telah berkumpul, beliau segera melaksanakan salat Isyak dan bila melihat mereka terlambat (kumpul) beliau mengakhirkannya. Nabi menunaikan salat Subuh pada dini hari. (Shahih Muslim No.1023)
  • Hadis riwayat Abu Barzah ra.:
    Dari Sayyar bin Salamah, ia berkata: Aku mendengar bapakku bertanya kepada Abu Barzah tentang salat Rasulullah saw. Dia jawab: Rasulullah saw. tidak peduli kadang-kadang melakukan salat Isyak di tengah malam. Beliau tidak tidur sebelumnya dan tidak bercakap-cakap setelahnya. Syu`bah berkata: Kemudian aku menjumpainya dan aku menanyakannya. Dia menjawab: Beliau melakukan salat Zuhur saat matahari tergelincir (condong ke barat), salat Asar saat seseorang melakukan perjalanan ke batas kota Madinah sedang matahari masih bersinar terang. Mengenai salat Magrib, saya tidak mengerti waktu yang telah dijelaskannya. Pada kesempatan lain Abu Barzah mengatakan: Beliau melakukan salat Subuh saat hari masih reman-remang. Dan biasanya beliau membaca enam puluh sampai seratus ayat. (Shahih Muslim No.1024)
37. Keutamaan salat jamaah dan peringatan bagi yang meninggalkannya
  • Hadis riwayat Abu Hurairah ra.:
    Rasulullah saw. bersabda: Salat berjamaah itu lebih utama bagian dari salat sendiri. (Shahih Muslim No.1034)
  • Hadis riwayat Ibnu Umar ra.:
    Bahwa Rasulullah saw. bersabda: Salat berjamaah lebih utama dua puluh tujuh derajat dari salat sendiri. (Shahih Muslim No.1038)
  • Hadis riwayat Abu Hurairah ra.:
    Bahwa Rasulullah saw. kehilangan beberapa orang sahabatnya dalam salat. Beliau bersabda: Sesungguhnya aku bermaksud menyuruh seseorang salat mengimami sahabat lainnya dan aku akan pergi menyusul beberapa orang yang enggan salat berjamaah. Aku menyuruh mereka untuk membakar rumahnya dengan kayu bakar. Bila salah seorang di antara mereka mengetahui bahwa ia akan mendapatkan seonggok daging yang gempal maka ia akan menghadiri salat Isyak berjamaah. (Shahih Muslim No.1040)
38. Boleh salat sunat berjamaah dan salat di atas tikar, sajadah kecil, kain dan alas-alas suci lainnya
  • Hadis riwayat Anas bin Malik ra.:
    Bahwa neneknya, Mulaikah pernah mengundang Nabi saw. menikmati makanan yang dibuatnya. Lalu beliau memakannya, kemudian bersabda: Berdirilah kalian! Aku ingin salat bersama kalian. Anas bin Malik berkata: Aku mengambil tikar yang hitam karena sudah tua dan menyiramnya dengan air. Rasulullah berdiri di tikar itu sementara aku dan si yatim berbaris di belakang beliau dan nenek berada di belakang kami. Lalu Nabi saw. salat sunat dua rakaat bersama kami kemudian pergi. (Shahih Muslim No.1053)
  • Hadis riwayat Anas bin Malik ra., ia berkata:
    Rasulullah saw. adalah manusia terbaik terbaik akhlaknya. Kadang-kadang waktu salat tiba saat beliau berada di rumah kami. Beliau menyuruh menggelar alas lalu menyapu dan menyiramnya. Kemudian Rasulullah saw. menjadi imam dan kami berada di belakangnya dan beliau mengimami kami. Alas tersebut terbuat dari pelepah kurma. (Shahih Muslim No.1054)
  • Hadis riwayat Anas ra., ia berkata:
    Suatu hari Nabi saw. menemuiku. Saat itu aku sedang bersama ibuku dan Ummu Haram, bibiku. Beliau bersabda: Berdirilah kalian! Aku akan salat bersama kalian pada bukan waktu salat fardu. Maka beliau salat bersama kami. Seorang laki-laki bertanya: Di mana Anas ra. berdiri saat itu? Tsabit, yang ditanya menjawab: Anas berada di kanan Rasulullah saw. Kemudian beliau mendoakan kami, anggota keluarga agar memperoleh kebaikan dunia dan akhirat. Ibuku berkata: Wahai Rasulullah, berdoalah kepada Allah untuk pelayan kecil baginda itu (maksudnya Anas). Lalu beliau memohon semua kebaikan untukku dan pada akhir doa, beliau berdoa untukku: "Ya Allah, banyakkanlah harta dan anaknya serta berikanlah keberkahan padanya". (Shahih Muslim No.1055)
39. Keutamaan memperbanyak langkah menuju mesjid
  • Hadis riwayat Abu Musa ra., ia berkata:
    Rasulullah saw. bersabda: Orang yang paling besar pahalanya dalam salat adalah orang yang paling jauh perjalanan kakinya dan yang lebih jauh lagi dan orang yang menanti salat sebelum ia salat berjamaah bersama imam akan mendapat pahala yang lebih besar dari orang yang salat kemudian tidur. (Shahih Muslim No.1064)
40. Langkah menuju salat akan menghapus kesalahan dan meninggikan derajat
  • Hadis riwayat Abu Hurairah ra.:
    Bahwa ia mendengar Rasulullah saw. bersabda: Apa pendapat kalian bila ada sungai di depan pintu rumah seorang di antara kalian dan ia mandi setiap hari di sana sebanyak lima kali. Apakah masih ada kotoran tersisa? Para sahabat menjawab: Tidak akan tersisa sedikit pun. Beliau bersabda: Begitulah perumpamaan salat lima waktu, dengan salat Allah akan menghapus segala kesalahan. (Shahih Muslim No.1071)
  • Hadis riwayat Abu Hurairah ra.:
    Dari Nabi saw., beliau bersabda: Barang siapa yang pergi siang atau malam hari ke mesjid, niscaya Allah akan menyediakan baginya di surga suatu tempat singgah setiap ia pergi pagi atau malam. (Shahih Muslim No.1073)
41. Orang yang lebih berhak menjadi imam salat
  • Hadis riwayat Malik bin Huwairits ra., ia berkata:
    Aku menemui Rasulullah saw. Saat itu kami masih muda yang sepantaran. Aku tinggal di tempat beliau selama dua puluh malam. Rasulullah saw. adalah seorang pemurah dan lembut. Beliau mengira kami rindu dengan keluarga, sehingga beliau bertanya kepada kami tentang keluarga yang kami tinggalkan. Kemudian kami menceritakannya kepada beliau. Lalu beliau bersabda: Kembalilah kalian kepada keluarga kalian. Tinggallah bersama mereka lalu ajarilah mereka serta suruhlah mereka. Bila tiba waktu salat, maka hendaklah salah seorang kalian mengumandangkan azan kemudian tunjuklah orang yang tertua di antara kalian untuk menjadi imam. (Shahih Muslim No.1080)
42. Sunat membaca qunut tiap salat saat kaum muslimin tertimpa musibah
  • Hadis riwayat Abu Hurairah ra., ia berkata:
    Setelah Rasulullah membaca Al-Fatihah, takbir dan mengangkat kepala, beliau mengucapkan: Semoga Allah menerima orang yang memuji-Nya. Ya Allah, Tuhan kami, milik-Mu-lah segala puji. Dan ketika berdiri (bangun dari rukuk berdiri), beliau berdoa: "Ya Allah, selamatkanlah Walid bin Walid, Salamah bin Hisyam dan Ayyas bin Abu Rabiah serta orang-orang mukmin yang lemah. Ya Allah, perberatlah siksa-Mu atas Bani Mudhar. Timpakan siksaan itu atas mereka seperti Yusuf pernah menderita kesengsaraan. Ya Allah, kutuklah orang-orang suku Lihyan, suku Ri'lan, suku Dzakwan dan suku Ushaiyyah yang membangkang terhadap Allah dan Rasul-Nya". Kemudian aku dengar beliau meninggalkan hal itu sewaktu turun firman Allah: Tidak ada sedikit pun campur tanganmu dalam urusan mereka itu, baik Allah menerima tobat mereka atau menyiksa mereka. Karena sesungguhnya mereka itu orang-orang yang zalim. (Shahih Muslim No.1082)
  • Hadis riwayat Abu Hurairah ra.:
    Dari Abu Salamah bin Abdurrahman bahwa ia mendengar Abu Hurairah ra. berkata: Demi Allah, aku berusaha betul mendekati cara salat Rasulullah saw. Abu Hurairah biasa membaca qunut pada salat Zuhur, Isyak yang diakhirkan dan salat Subuh serta mendoakan (dalam qunut) orang-orang mukmin dan mengutuk orang-orang kafir. (Shahih Muslim No.1084)
  • Hadis riwayat Anas bin Malik ra., ia berkata:
    Rasulullah saw. berdoa untuk kehancuran orang-orang yang telah membunuh para sahabat di Telaga Ma'unah sebanyak tiga puluh kali setiap Subuh. Beliau juga mendoakan untuk kehancuran Bani Ri`l, Bani Dzakwan, Bani Lihyan dan Bani Ushayyah serta orang yang mendustai Allah dan Rasul-Nya. (Shahih Muslim No.1085)
43. Mengganti salat yang ditinggalkan dan sunat mempercepat (pengganti) qada
  • Hadis riwayat Abu Qatadah ra., ia berkata:
    Rasulullah saw. berkhutbah di hadapan kami, beliau bersabda: Sesungguhnya kalian akan menempuh perjalanan pada sore dan malam hari. Besok, jika Allah menghendaki kalian akan mendatangi air. Satu persatu para sahabat berangkat. Abu Qatadah berkata: Ketika Rasulullah saw. berjalan terus hingga tengah malam dan aku berada di samping beliau, beliau mengantuk sehingga badannya agak miring dari tunggangan. Lalu aku dorong beliau tanpa membuatnya terbangun sehingga lurus kembali di atas hewan tunggangannya. Kemudian beliau meneruskan perjalanan hingga ketika tengah malam berlalu, tubuh beliau miring lagi dari hewan tunggangannya. Aku mendorongnya hingga lurus kembali tanpa membuatnya terbangun. Beliau terus berjalan hingga menjelang Subuh. Tubuhnya miring lagi, lebih miring dari sebelumnya dan hampir jatuh. Lalu aku dorong kembali, tetapi beliau mengangkat kepalanya, terbangun dan bersabda: Siapa ini? Aku menjawab: Abu Qatadah. Beliau bertanya: Sejak kapan engkau berjalan (dekat) denganku seperti ini? Aku menjawab: Sejak tadi malam. Beliau bersabda: Semoga Allah menjagamu karena engkau telah menjaga nabi-Nya. Kemudian beliau bertanya: Apakah engkau lihat aku tidak mengenal manusia? Apakah engkau melihat hal itu padaku? Aku menjawab: Ini seorang penunggang. Dan ini juga seorang penunggang lagi. Hingga kita tujuh orang berkumpul di dekat beliau. Kemudian beliau membelok dari jalan seraya meletakkan kepalanya (ingin tidur) dan berpesan: Bangunkanlah aku untuk salat. Ternyata orang yang bangun lebih awal adalah Rasulullah saw. ketika matahari sudah menerpa punggung beliau. Kami bangun dengan kaget (karena kesiangan). Kendarailah hewan tunggangan, kata Beliau, maka kami naik dan meneruskan perjalanan hingga ketika matahari sudah naik beliau turun. Kemudian beliau meminta tempat air yang ada padaku, di dalamnya ada sedikit air. Lalu Beliau berwudu secukupnya. Ada sisa air sedikit, kata Rasulullah kepada Abu Qatadah: Demi Allah, simpan tempat air itu. Nanti sisa air ini akan menjadi sebuah cerita menarik (karena cukup untuk wudu mereka). Kemudian Bilal mengumandangkan azan. Beliau melaksanakan salat sunat dua rakaat, setelah itu salat Subuh sebagaimana yang biasa beliau lakukan (ketika tepat waktu). Kami dan Rasulullah kembali menunggang. Kemudian kami saling berbisik: Apa kifarat yang harus kita lakukan atas kelalaian kita dalam salat? Bisik-bisik kami terdengar Rasulullah saw. lalu bersabda: Bukankah aku adalah panutan kalian, sesungguhnya tidur itu bukanlah suatu kelalaian. Kelalaian adalah orang yang (sengaja) tidak mengerjakan salat sampai waktunya telah habis. Barang siapa yang berbuat demikian, bersegeralah melaksanakan salat saat ia ingat. Apabila keesokan harinya ia baru ingat, maka ia harus salat pada waktunya. Kemudian beliau bertanya: Apa yang dilakukan para sahabat lainnya? Beliau bersabda: Para sahabat lain kehilangan nabi mereka. Abu Bakar dan Umar berkata: Rasulullah saw. berada di belakang kalian bukan untuk kalian tinggalkan. Sebagian yang lain berkata: Rasulullah saw. berada di depan kalian, jika mereka mematuhi Abu Bakar dan Umar, mereka akan mendapat petunjuk. Akhirnya kami dapat menyusul sahabat lainnya ketika hari sudah sangat siang dan segala sesuatu terasa panas. Mereka berkata: Wahai Rasulullah, kita akan mati kehausan. Beliau bersabda: Kalian tidak akan mati. Lalu bersabda: Lepaskan ikatan tempat airku. Beliau meminta tempat air dan menuangnya, sedangkan Abu Qatadah memberi mereka minum. Mereka saling berdesak-desakan untuk mendapatkannya. Rasulullah saw. bersabda: Teraturlah kalian, semua akan segar. Mereka mematuhi perintah Rasulullah saw. Kemudian beliau yang menuang air dan aku (Abu Qatadah) yang memberi minum mereka sampai tidak tersisa selain aku dan Rasulullah saw. Beliau bersabda kepadaku: Minumlah. Aku jawab: Aku tidak akan minum sebelum baginda, wahai Rasulullah saw. meminumnya. Kemudian beliau bersabda: Sesungguhnya pemimpin kaum adalah orang yang minum terakhir. Maka aku minum dan Rasulullah pun minum. Para sahabat beristirahat dengan segar. Abdullah bin Rabah berkata: Sungguh aku akan menceritakan hadis ini di mesjid raya. Tiba-tiba Imran bin Hushein berkata: Perhatikan, hai anak muda bagaimana engkau akan bercerita. Aku adalah salah seorang penunggang pada malam itu. Berarti engkau lebih tahu tentang ceritanya, kata Abdullah. Engkau termasuk kelompok mana, tanya Imran. Aku dari golongan Ansar, jawab Abdullah. Kalau begitu berceritalah, kalian lebih mengetahui kisah kalian, pinta Imran. Aku sudah ceritakan tadi, jawab Abdullah. Lalu Imran berkata: Aku ikut hadir pada kejadian malam itu dan menurut aku bahwa tidak ada seseorang pun yang mengingatnya seperti yang aku ingat. (Shahih Muslim No.1099)
  • Hadis riwayat Imran bin Hushain ra. ia bercerita:
    Aku pernah bersama Nabi saw. dalam suatu perjalanan, kami berjalan semalaman sampai menjelang Subuh kami tertidur sampai matahari terbit. Orang pertama di antara kami yang bangun ialah Abu Bakar. Kami tidak menyadarkan Nabi saw. dari tidurnya sampai beliau Sendiri yang bangun. Kemudian Umar bangun. Kemudian ia berdiri di dekat Nabi saw. mengumandangkan takbir dengan suara tinggi sehingga Rasulullah saw. terbangun. Ketika mengangkat kepala, beliau melihat matahari sudah hampir terbit. Beliau bersabda: Ayo berangkat. Kami pun meneruskan perjalanan bersama dengan beliau. Ketika matahari nampak memutih beliau turun (dari tunggangan) dan salat qada Subuh. Seseorang dari suatu kaum memencilkan diri, tidak salat bersama kami. Selesai salat, Rasulullah saw. bertanya kepada lelaki itu: Hai fulan! Apa yang membuatmu tidak salat bersama kami? Lelaki itu menjawab: Wahai Nabi Allah, aku sedang junub. Maka Rasulullah saw. menyuruhnya tayamum dan salat. Kemudian ia bergegas mendekati hewan kendaraannya yang ada di dekatku. Kami mencari air karena merasa haus sekali. Di tengah perjalanan, tiba-tiba kami bertemu dengan seorang wanita dengan rambut kedua kakinya berada di antara dua tempat air besar. Kami bertanya kepada wanita itu: Di mana ada air? Air susah dicari, air susah dicari, tidak ada air untuk kalian, jawab wanita itu. Kami bertanya: Berapa lama perjalanan antara rumah keluargamu dan tempat air? Wanita itu menjawab: Perjalanan sehari semalam. Kami berkata: Temuilah Rasulullah. Perempuan itu berkata: Apa itu Rasulullah? Kami tidak mampu berbuat apa-apa hingga kami pergi menemui Rasulullah saw. dengan wanita tersebut. Ketika ditanya oleh Rasulullah saw. ia menjawab dengan jawaban pertanyaan kami sebelumnya. Wanita itu memberitahu Rasulullah bahwa ia adalah seorang ibu, mempunyai dua anak yatim. Kemudian Rasulullah saw. menyuruh untuk mengambilkan unta pembawa air. unta itu berlutut. Beliau meludah pada dua mulut tempat air tersebut (dengan izin Allah, dua tempat itu penuh dengan air). Kami semua meminumnya hingga segar. Jumlah kami saat itu empat puluh orang dan semuanya sangat kehausan. Kami penuhi semua tempat air kulit dengan air. Ada pula teman kami yang sempat mandi junub. Hanya saja kami tidak memberi minum pada unta yang nampak keberatan dengan dua tempat air yang penuh. Rasulullah saw. bersabda: Berikan apa yang ada pada kalian. Lalu kami kumpulkan semua yang ada pada kami untuk wanita tadi. Beliau bersabda: Pergilah dan berikan makanan ini kepada keluargamu. Juga beritahukan bahwa aku tidak mengurangi airmu sedikit pun. Ketika wanita itu tiba di keluarganya, ia berkata: Sungguh aku telah bertemu seorang ahli sihir atau ia seorang nabi seperti yang ia kira. Dia sanggup melakukan ini itu. Akhirnya Allah memberi hidayah kepada beberapa keluarga berkat jasa perempuan tersebut. Maka mereka dan wanita itu masuk Islam. (Shahih Muslim No.1100)
  • Hadis riwayat Anas bin Malik ra.:
    Bahwa Rasulullah saw. bersabda: Barang siapa yang lupa salat, maka hendaklah melakukannya ketika ia ingat. Tidak ada kifarat baginya kecuali hanya segera melaksanakannya. (Shahih Muslim No.1102)
Share:

0 comments:

Post a Comment

Sample Text

Copyright © Lentera Islam .NET - Kajian Fiqih & Aqidah Islam Berdasarkan Al-Qur'an | Powered by Blogger Distributed By Protemplateslab & Design by ronangelo | Blogger Theme by NewBloggerThemes.com