Lentera Islam - Kajian Fiqih & Aqidah Islam Berdasarkan Al-Qur'an dan Sunnah Rasulullah S.A.W.

Zikir Pagi dan Petang

ZIKIR & AMALAN PAGI DAN PETANG

الحصون المنيعة



Disusun Oleh:
Syekh As-Sayyid Muhammad bin ‘Alawy Al-Maliki Al-Hasani.

Diterjemahkan Oleh:
H. Abdul Somad, Lc., MA.

Ash-Shalawat Al-Ibrahimiyyah.
اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى  سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ ، كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيمَ وعلى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيمَ ، وبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ ، كَمَا بَارَكْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيمَ وعلى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيمَ ، فِيْ الْعَالَمِيْنَ إِنَّكَ حَمِيدٌ مَجِيدٌ
Ya Allah, limpahkanlah shalawat kepada Nabi Muhammad dan kepada keluarganya, sebagaimana telah Engkau limpahkan kepada Nabi Ibrahim dan keluarganya. Berikanlah berkah kepada Nabi Muhammad dan keluarganya, sebagaimana telah Engkau berikan kepada Nabi Ibrahim dan keluarganya, pada semesta alam, sesungguhnya Engkau Maha Terpuji lagi Maha Mulia.

Shalawat Al-Fatih.
اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى  سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ اَلْفَاتِحُ لِمَا أُغْلِق، وَالْخَاتِمُ لِمَا سَبَقَ، نَاصِرُ الْحَقِّ بِالْحَقِّ، وَالْهَادِيْ إِلَى صِرَاطِكَ الْمُسْتَقِيْمِ وَعَلَى آلهِ وَصَحْبِهِ حَقَّ قَدْرِهِ وَمِقْدَارِهِ الْعَظِيْمِ
Ya Allah, limpahkanlah shalawat kepada Nabi Muhammad, Pembuka semua yang tertutup, penutup para nabi terdahulu, penolong kebenaran dengan kebenaran, penunjuk kepada jalan-Mu yang lurus, dan kepada keluarga dan para shahabatnya dengan kebenaran kemuliaannya yang agung.


Ayat-Ayat Asy-Syifa’(Penyembuh).

وَنُنَزِّلُ مِنَ الْقُرْآَنِ مَا هُوَ شِفَاءٌ وَرَحْمَةٌ لِلْمُؤْمِنِينَ
Dan Kami turunkan dari Al Quran suatu yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang-orang yang beriman”. (Qs. Al-Isra’ [17]: 82).
وَيَشْفِ صُدُورَ قَوْمٍ مُؤْمِنِينَ
Serta melegakan hati orang-orang yang beriman”. (Qs. At-Taubah [9]: 14).

وَشِفَاءٌ لِمَا فِي الصُّدُورِ
Dan penyembuh bagi penyakit-penyakit (yang berada) dalam dada”. (Qs. Yunus [10]: 57).

قُلْ هُوَ لِلَّذِينَ آَمَنُوا هُدًى وَشِفَاءٌ
Katakanlah: ‘Al Quran itu adalah petunjuk dan penawar bagi orang-orang mukmin”. (Qs. Fushshilat [41]: 44).

وَإِذَا مَرِضْتُ فَهُوَ يَشْفِينِ
Dan apabila aku sakit, Dialah yang menyembuhkan aku”. (Qs. Asy-Syu’ara’ [26]: 80).

فِيهِ شِفَاءٌ لِلنَّاسِ
Di dalamnya terdapat obat yang menyembuhkan bagi manusia”. (Qs. An-Nahl [16]: 69).

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ
اَللَّهُمَّ إِنِّي أُقَدِّمُ إِلَيْكَ بَيْنَ يَدَيْ كُلِّ نَفَسٍ وَلَمْحَةٍ وَطَرْفَةٍ يَطْرِفُ بِهَا أَهْلُ السَّمَوَاتِ وَأَهْلُ الأَرْضِ وَكُلُّ شَيْءٍ هُوَ فِيْ عِلْمِكَ كَائِنٌ أَوْ قَدْ كَانَ، أُقَدِّمُ إِلَيْكَ بَيْنَ يَدَيْ ذَلِكَ كُلِّهِ: لاِ اِلَهَ إِلَّا الله مُحَمَّدٌ رَسُوْلُ اللهِ فِيْ كُلِّ لَمْحَةٍ وَنَفَسٍ عَدَدَ مَا وَسِعَهُ عِلْمُ الله
Dengan Menyebut Nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.
Ya Allah, sesungguhnya aku mempersembahkan ke hadapan-Mu setiap hembusan nafas, lintasan dan kedipan para penghuni bumi dan langit serta semua yang ada dalam pengetahuan-Mu, apakah yang sedang terjadi atau pun yang telah terjadi. Aku persembahkan ke hadapan-Mu semua itu: Tiada tuhan selain Allah, Muhammad adalah rasul utusan Allah, dalam setiap lintasan dan nafas sejumlah apa yang diliputi pengetahuan Allah Swt.
[Dibaca tiga kali setelah shalat, atau sesuai kemampuan di luar waktu-waktu setelah shalat].

سورة الفاتحة
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ (1) الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ (2) الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ (3) مَالِكِ يَوْمِ الدِّينِ (4) إِيَّاكَ نَعْبُدُ وَإِيَّاكَ نَسْتَعِينُ (5) اهْدِنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيمَ (6) صِرَاطَ الَّذِينَ أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ غَيْرِ الْمَغْضُوبِ عَلَيْهِمْ وَلَا الضَّالِّينَ (7)

Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam. Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. Yang menguasaidi hari Pembalasan. Hanya Engkaulah yang Kami sembah, dan hanya kepada Engkaulah kami meminta pertolongan. Tunjukilah kami jalan yang lurus. (yaitu) jalan orang-orang yang telah Engkau beri nikmat kepada mereka; bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat”. (Qs. Al-Fatihah [1]: 1-7).
[Surat teragung dan paling afdhal dalam Al-Qur’an. Surat al-Fatihah disebut juga Al-Wafiyah (Memenuhi balasan), Al-Waqiyah (Pemelihara), Al-Kanz (Perbendaharaan), Al-Asas(Dasar), Asy-Syifa’ (Penyembuh), Ar-Ruqyah, Ad-Dawa’(Obat) dan Al-Fatihah juga adalah Ummu al-Qur’an].

لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيكَ لَهُ ، لَهُ الْمُلْكُ ، وَلَهُ الْحَمْدُ ، يُحْيِي وَيُمِيْتُ بِيَدِهِ الْخَيْرُ وَهوَ عَلَى كُلِّ شَىْءٍ قَدِيرٌ
Tiada tuhan selain Allah, Maha Esa, tiada sekutu bagi-Nya. Bagi-Nya kuasa dan pujian. Menghidupkan dan Mematikan. Di tangan-Nya ada kebaikan. Ia Maha Kuasa atas segala sesuatu.
[Disebutkan dalam sebuah hadits bahwa siapa yang membaca doa ini pada waktu pagi sepuluh kali, maka dituliskan baginya sepuluh kebaikan, dihapuskan sepuluh kesalahan, diangkat sepuluh tingkatan kemuliaan di sisi Allah Swt. Sama seperti membebaskan empat hamba sahaya. Diberikan para penjaga hingga petang hari. Siapa yang membacanya setelah shalat Maghrib, maka ia mendapatkan yang sama hingga waktu Maghrib. Hadits riwayat: Ahmad bin Hanbal, Ath-Thabrani, Sa’id bin Manshur dan lainnya].

Ayat Kursi.
اللَّهُ لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ الْحَيُّ الْقَيُّومُ لَا تَأْخُذُهُ سِنَةٌ وَلَا نَوْمٌ لَهُ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الْأَرْضِ مَنْ ذَا الَّذِي يَشْفَعُ عِنْدَهُ إِلَّا بِإِذْنِهِ يَعْلَمُ مَا بَيْنَ أَيْدِيهِمْ وَمَا خَلْفَهُمْ وَلَا يُحِيطُونَ بِشَيْءٍ مِنْ عِلْمِهِ إِلَّا بِمَا شَاءَ وَسِعَ كُرْسِيُّهُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ وَلَا يَئُودُهُ حِفْظُهُمَا وَهُوَ الْعَلِيُّ الْعَظِيمُ
Allah, tidak ada tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia yang hidup kekal lagi terus menerus mengurus (makhluk-Nya); tidak mengantuk dan tidak tidur. Kepunyaan-Nya apa yang di langit dan di bumi. tiada yang dapat memberi syafa'at di sisi Allah tanpa izin-Nya? Allah mengetahui apa-apa yang di hadapan mereka dan di belakang mereka, dan mereka tidak mengetahui apa-apa dari ilmu Allah melainkan apa yang dikehendaki-Nya. Kursi Allah meliputi langit dan bumi. dan Allah tidak merasa berat memelihara keduanya, dan Allah Maha Tinggi lagi Maha besar”. (Qs. Al-Baqarah [2]: 255).
[Rasulullah Saw bersabda: “Siapa yang membaca ayat ini setiap selesai shalat, maka tidak ada penghalang antara ia dan surga melainkan kematian”. Hadits riwayat ath-Thabrani dan al-Baihaqi].
لَا إِكْرَاهَ فِي الدِّينِ قَدْ تَبَيَّنَ الرُّشْدُ مِنَ الْغَيِّ فَمَنْ يَكْفُرْ بِالطَّاغُوتِ وَيُؤْمِنْ بِاللَّهِ فَقَدِ اسْتَمْسَكَ بِالْعُرْوَةِ الْوُثْقَى لَا انْفِصَامَ لَهَا وَاللَّهُ سَمِيعٌ عَلِيمٌ (256) اللَّهُ وَلِيُّ الَّذِينَ آَمَنُوا يُخْرِجُهُمْ مِنَ الظُّلُمَاتِ إِلَى النُّورِ وَالَّذِينَ كَفَرُوا أَوْلِيَاؤُهُمُ الطَّاغُوتُ يُخْرِجُونَهُمْ مِنَ النُّورِ إِلَى الظُّلُمَاتِ أُولَئِكَ أَصْحَابُ النَّارِ هُمْ فِيهَا خَالِدُونَ (257)
Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam); Sesungguhnya telah jelas jalan yang benar daripada jalan yang sesat. karena itu Barangsiapa yang ingkar kepada Thaghut dan beriman kepada Allah, Maka Sesungguhnya ia telah berpegang kepada buhul tali yang Amat kuat yang tidak akan putus. dan Allah Maha mendengar lagi Maha mengetahui. Allah pelindung orang-orang yang beriman; Dia mengeluarkan mereka dari kegelapan (kekafiran) kepada cahaya (iman). dan orang-orang yang kafir, pelindung-pelindungnya ialah syaitan, yang mengeluarkan mereka daripada cahaya kepada kegelapan (kekafiran). mereka itu adalah penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya”. (Qs. Al-Baqarah [2]: 256 – 257).

الم (1) ذَلِكَ الْكِتَابُ لَا رَيْبَ فِيهِ هُدًى لِلْمُتَّقِينَ (2) الَّذِينَ يُؤْمِنُونَ بِالْغَيْبِ وَيُقِيمُونَ الصَّلَاةَ وَمِمَّا رَزَقْنَاهُمْ يُنْفِقُونَ (3) وَالَّذِينَ يُؤْمِنُونَ بِمَا أُنْزِلَ إِلَيْكَ وَمَا أُنْزِلَ مِنْ قَبْلِكَ وَبِالْآَخِرَةِ هُمْ يُوقِنُونَ (4) أُولَئِكَ عَلَى هُدًى مِنْ رَبِّهِمْ وَأُولَئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ (5)
Alif laam miin. Kitab (Al-Quran) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertaqwa. (yaitu) mereka yang beriman kepada yang ghaib, yang mendirikan shalat, dan menafkahkan sebahagian rezeki yang Kami anugerahkan kepada mereka. Dan mereka yang beriman kepada kitab (Al-Quran) yang telah diturunkan kepadamu dan Kitab-Kitab yang telah diturunkan sebelummu, serta mereka yakin akan adanya (kehidupan) akhirat. Mereka itulah yang tetap mendapat petunjuk dari Tuhan mereka, dan merekalah orang-orang yang beruntung”. (Qs. Al-Baqarah [2]: 1 -  5).

لِلَّهِ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الْأَرْضِ وَإِنْ تُبْدُوا مَا فِي أَنْفُسِكُمْ أَوْ تُخْفُوهُ يُحَاسِبْكُمْ بِهِ اللَّهُ فَيَغْفِرُ لِمَنْ يَشَاءُ وَيُعَذِّبُ مَنْ يَشَاءُ وَاللَّهُ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ (284) آَمَنَ الرَّسُولُ بِمَا أُنْزِلَ إِلَيْهِ مِنْ رَبِّهِ وَالْمُؤْمِنُونَ كُلٌّ آَمَنَ بِاللَّهِ وَمَلَائِكَتِهِ وَكُتُبِهِ وَرُسُلِهِ لَا نُفَرِّقُ بَيْنَ أَحَدٍ مِنْ رُسُلِهِ وَقَالُوا سَمِعْنَا وَأَطَعْنَا غُفْرَانَكَ رَبَّنَا وَإِلَيْكَ الْمَصِيرُ (285) لَا يُكَلِّفُ اللَّهُ نَفْسًا إِلَّا وُسْعَهَا لَهَا مَا كَسَبَتْ وَعَلَيْهَا مَا اكْتَسَبَتْ رَبَّنَا لَا تُؤَاخِذْنَا إِنْ نَسِينَا أَوْ أَخْطَأْنَا رَبَّنَا وَلَا تَحْمِلْ عَلَيْنَا إِصْرًا كَمَا حَمَلْتَهُ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِنَا رَبَّنَا وَلَا تُحَمِّلْنَا مَا لَا طَاقَةَ لَنَا بِهِ وَاعْفُ عَنَّا وَاغْفِرْ لَنَا وَارْحَمْنَا أَنْتَ مَوْلَانَا فَانْصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكَافِرِينَ (286)
Kepunyaan Allah-lah segala apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi. Dan jika kamu melahirkan apa yang ada di dalam hatimu atau kamu menyembunyikan, niscaya Allah akan membuat perhitungan dengan kamu tentang perbuatanmu itu. Maka Allah mengampuni siapa yang dikehandaki-Nya dan menyiksa siapa yang dikehendaki-Nya; dan Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu. Rasul telah beriman kepada Al Quran yang diturunkan kepadanya dari Tuhannya, demikian pula orang-orang yang beriman. semuanya beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya dan rasul-rasul-Nya. (mereka mengatakan): "Kami tidak membeda-bedakan antara seseorangpun (dengan yang lain) dari rasul-rasul-Nya", dan mereka mengatakan: "Kami dengar dan kami taat." (mereka berdoa): "Ampunilah kami Ya Tuhan Kami dan kepada Engkaulah tempat kembali. Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. ia mendapat pahala (dari kebajikan) yang diusahakannya dan ia mendapat siksa (dari kejahatan) yang dikerjakannya. (mereka berdoa): "Ya Tuhan kami, janganlah Engkau hukum kami jika kami lupa atau kami tersalah. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau bebankan kepada kami beban yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada orang-orang sebelum kami. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa yang tak sanggup kami memikulnya. Beri ma'aflah kami; ampunilah kami; dan rahmatilah kami. Engkaulah penolong kami, maka tolonglah kami terhadap kaum yang kafir”. (Qs. Al-Baqarah [284 – 286).
[Rasulullah Saw bersabda: “Siapa yang membaca ayat Kursi, ditambah dua ayat setelahnya, empat ayat di awal surat al-Baqarah dan penutup surat al-Baqarah. Maka rumahnya tidak akan dimasuki setan hingga pagi hari”. Hadits riwayat ath-Thabrani dan al-Hakim].

Surat al-Ikhlas, Surat al-Falaq dan Surat an-Nas.
[Rasulullah Saw bersabda: “Siapa yang membaca ketiga surat ini tiga kali di waktu pagi dan tiga kali di waktu petang, maka cukuplah itu baginya atas segala sesuatu”. Hadits riwayat Abu Daud, at-Tirmidzi dan an-Nasa’i].
حَسْبُنَا اللَّهُ وَنِعْمَ الْوَكِيلُ
Cukuplah Allah menjadi penolong kami dan Allah adalah Sebaik-baik Pelindung”. (Qs. Al ‘Imran [3]: 173).
[Mengekalkan nikmat, menambah karunia Allah Swt, memberikan rasa aman ketika dalam ketakutan dan memberikan hidayah menuju keridhaan Allah Swt].

حَسْبِىَ اللَّهُ لاَ إِلَهَ إِلاَّ هُوَ عَلَيْهِ تَوَكَّلْتُ وَهُوَ رَبُّ الْعَرْشِ الْعَظِيمِ
“Cukuplah Allah Swt menjadi Penolongku, tiada tuhan selain Dia. Kepada-Nya aku bertawakkal. Dialah Tuhan Pemilik ‘Arsy yang agung”.
[Rasulullah Saw bersabda: “Siapa membaca doa ini tujuh kali di waktu pagi dan petang, maka Allah Swt menghilangkan kesulitan dunia dan akhirat baginya”. Hadits riwayat Abu Daud].

سُبْحَانَ اللَّهِ وَبِحَمْدِهِ لاَ قُوَّةَ إِلاَّ بِاللَّهِ مَا شَاءَ اللَّهُ كَانَ وَمَا لَمْ يَشَأْ لَمْ يَكُنْ أَعْلَمُ أَنَّ اللَّهَ عَلَى كُلِّ شَىْءٍ قَدِيرٌ وَأَنَّ اللَّهَ قَدْ أَحَاطَ بِكُلِّ شَىْءٍ عِلْمًا
“Maha Suci Allah dan dengan pujian-Nya. Tiada kekuatan selain dengan Allah. Terjadi karena kehendak Allah dan tidak terjadi karena Ia tidak bekehendak. Aku mengetahui bahwa sesungguhnya Allah Swt Maha Kuasa atas segala sesuatu dan sesungguhnya pengetahuan Allah Swt meliputi segala sesuatu”.
[Rasulullah Saw bersabda: “Siapa yang membaca doa ini ketika pagi, maka ia akan dijaga hingga petang. Siapa yang membaca doa ini di waktu petang, maka ia akan dijaga hingga pagi”. Hadits riwayat Abu Daud].
بِسْمِ اللَّهِ آمَنْتُ بِاللَّهِ اعْتَصَمْتُ بِاللَّهِ تَوَكَّلْتُ عَلَى اللَّهِ لاَ حَوْلَ وَلاَ قُوَّةَ إِلاَّ بِاللَّهِ
“Dengan nama Allah, aku beriman kepada Allah, aku berpegang teguh dengan tali Allah, aku bertawakkal kepada Allah, tiada daya dan upaya kecuali dengan Allah”.
[Rasulullah Saw bersabda: “Setiap muslim yang keluar dari rumahnya ingin melakukan suatu perjalanan atau urusan lain, ia mengucapkan doa ini, maka Allah Swt akan memberikan kebaikan kepadanya dari tempat ia pergi tersebut”. Hadits riwayat Imam Ahmad bin Hanbal].

لاَ حَوْلَ وَلاَ قُوَّةَ إِلاَّ بِاللَّهِ العَلِيِّ الْعَظِيْمِ
Tiada daya dan upaya kecuali dengan Allah Yang Maha Tinggi dan Maha Agung.
[Rasulullah Saw memerintahkan memperbanyak membaca doa ini karena dapat menjauhkan dari tujuh puluh musibah, yang paling ringan adalah kesusahan hati. Doa ini satu dari beberapa perbendaharaan surga. Obat bagi Sembilan puluh Sembilan penyakit. Doa ini adalah tanaman surga. Doa ini penyebab kekalnya nikmat Allah Swt. Siapa yang membacanya seratus kali, maka akan dijauhkan dari kefakiran. Doa ini menolak tujuh puluh pintu mudharat, yang paling ringan adalah kefakiran. Dikutip dari beberapa hadits].
بِسْمِ اللَّهِ الَّذِى لاَ يَضُرُّ مَعَ اسْمِهِ شَىْءٌ فِى الأَرْضِ وَلاَ فِى السَّمَاءِ وَهُوَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ
“Dengan nama Allah yang tidak ada sesuatu pun yang dapat memudharatkan dengan namanya, baik di bumi maupun di langit. Dia Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui”.
[Rasulullah Saw bersabda: “Siapa yang membaca doa ini tiga kali di waktu pagi dan tiga kali di waktu petang, maka tidak ada sesuatu pun yang dapat memudharatkannya”. Hadits riwayat Abu Daud dan at-Tirmidzi].
سُبْحَانَ الله وَبِحَمْدِهِ سُبْحَانَ الله الْعَظِيْمِ وَبِحَمْدِهِ وَلاَ حَولَ وَلاَ قُوَّةَ إِلاَّ بِالله
“Maha Suci Allah dan dengan pujian-Nya. Maha Suci Allah Yang Maha Agung dan dengan pujian-Nya. Tiada daya dan upaya kecuali dengan Allah”.
[Rasulullah Saw bersabda: “Siapa yang membaca doa ini tiga kali setelah Shubuh dan tiga kali setelah Maghrib, maka Allah akan memeliharanya dari empat bala: gila, kusta, buta dan lumpuh”. Hadits riwayat Ibnu As-Sinni dari Ibnu Abbas].
أَعُوذُ بِكَلِمَاتِ اللَّهِ التَّامَّاتِ مِنْ شَرِّ مَا خَلَقَ
“Aku berlindung dengan kalimat-kalimat Allah yang sempurna dari kejahatan semua makhluk”.
[Rasulullah Saw bersabda: “Siapa yang membaca doa ini tiga kali di waktu pagi dan petang, maka ia terpelihara dari sengatan binatang berbisa pada malam dan siang”. Hadits riwayat At-Tirmidzi].
مَا شَاءَ اللَّهُ لاَ قُوَّةَ إِلاَّ بِاللَّهِ
“Kehendak Allah, tiada kekuatan selain dengan Allah”.
[Rasulullah Saw bersabda: “Siapa yang diberi nikmat pasangan, harta dan anak, kemudian ia membaca doa diatas, maka akan dijauhkan dari cela hingga kematian tiba”. Hadits riwayat ath-Thabrani dan al-Baihaqi].
اَللَّهُمَّ أَنْتَ رَبِّي لاَ إِلَهَ إِلاَّ أَنْتَ عَلَيْكَ تَوَكَّلْتُ وَأَنْتَ رَبُّ الْعَرْشِ الْكَرِيْمِ ، مَا شَاءَ الله كاَنَ ، وَمَا لَمْ يَشَأْ لَمْ يَكُنْ ، لاَ حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إِلاَّ بِاللهِ اْلعَلِيِّ الْعَظِيْمِ ، أَعْلَمُ أَنَّ اللهَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْر ، وَأَنَّ اللهَ قَدْ أَحَاطَ بِكُلِّ شَيْءٍ عِلْماً ، اَلَّلهُمَّ إِنِّي أَعُوْذُ بِكَ مِنْ شَرِّ نَفْسِيْ ، وَمِنْ شَرِّ كُلِّ ذِيْ شَرٍّ ، وَمِنْ شَرِّ كُلِّ دَابَّةٍ أَنْتَ آخِذٌ بِنَاصِيَتِهَا  إِنَّ رَبِّي عَلَى صِرَاطٍ مُسْتَقِيْمٍ
“Ya Allah, Engkau adalah Tuhanku, tiada tuhan selain Engkau, kepada-Mu aku bertawakkal, Engkau Pemilik ‘Arsy yang agung. Terjadi karena kehendak Allah, tidak terjadi karena tidak ada kehendak Allah. Tiada daya dan upaya kecuali dengan Allah Swt Yang Maha Tinggi dan Maha Agung. Aku mengetahui bahwa sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu. Sesungguhnya Allah telah meliputi segala sesuatu dengan pengetahuan-Nya. Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari kejahatan diriku dan kejahatan semua yang memiliki kejahatan serta dari kejahatan makhluk yang Engkau kuasai. Sesungguhnya Tuhanku berada dalam jalan yang lurus”.
[Rasulullah Saw bersabda: “Siapa yang membaca doa ini, maka keluarga dan harta bendanya tidak akan ditimpa sesuatu yang tidak ia sukai”. Hadits riwayat al-Baihaqi].

Shalat Dhuha.
Minimal shalat Dhuha dua rakaat hingga delapan rakaat. Waktu pelaksanaannya diawali ketika waktu dibolehkan melaksanakan shalat Sunnat di pagi hari hingga waktu Zawal (tergelincir matahari). Disebutkan di beberapa hadits bahwa shalat Dhuha menjadi penyebab kekalnya nikmat Allah Swt, kelapangan rezeki, menjaga kesehatan, ungkapan syukur atas nikmat dan menolak bencana.

Sayyid al-Istighfar.
اللَّهُمَّ أَنْتَ رَبِّى ، لاَ إِلَهَ إِلاَّ أَنْتَ ، خَلَقْتَنِى وَأَنَا عَبْدُكَ ، وَأَنَا عَلَى عَهْدِكَ وَوَعْدِكَ مَا اسْتَطَعْتُ ، أَعُوذُ بِكَ مِنْ شَرِّ مَا صَنَعْتُ ، أَبُوءُ لَكَ بِنِعْمَتِكَ عَلَىَّ وَأَبُوءُ بِذَنْبِى ، اغْفِرْ لِى ، فَإِنَّهُ لاَ يَغْفِرُ الذُّنُوبَ إِلاَّ أَنْت
Ya Allah, Engkau adalah Tuhanku, tiada tuhan selain Engkau. Engkau telah menciptakan aku. Aku adalah hamba-Mu. Aku berada dalam perjanjian dengan-Mu sesuai kemampuanku. Aku berlindung kepada-Mu dari kejelekan apa yang telah aku lakukan. Aku datang kepada-Mu membaca nikmat-Mu kepadaku dan aku datang membawa dosaku. Ampunilah aku, sesungguhnya tiada yang dapat mengampuni dosa kecuali Engkau.
[Rasulullah Saw bersabda: “Siapa yang membaca Sayyidul-istighfar ini pada waktu petang dengan penuh keyakinan, ia meninggal dunia di waktu malam, maka ia akan masuk surga. Siapa yang membaca Sayyidul-istighfar ini pada waktu pagi dengan penuh keyakinan, ia meninggal di waktu siang, maka ia akan masuk surge”. Hadits riwayat Imam al-Bukhari].

أَسْتَغْفِرُ اللَّهَ الَّذِى لاَ إِلَهَ إِلاَّ هُوَ الْحَىُّ الْقَيُّومُ وَأَتُوبُ إِلَيْهِ
Aku memohon ampun kepada Allah yang tiada tuhan selain Dia Yang Maha Hidup dan Maha Mengatur segala sesuatu, aku bertaubat kepada-Nya.
[Rasulullah Saw bersabda: “Siapa yang senantiasa beristighfar, maka Allah Swt akan memberikan kelapangan dari setiap kesulitannya, memberikan jalan keluar terhadap kesempitannya dan memberinya rezeki dari jalan yang tidak ia sangka-sangka”. Hadits riwayat Abu Daud dan Ibnu Majah].

Memperbanyak Sedekah dan Shalawat Kepada Rasulullah Saw.

Shalawat Al-Faraj.
اللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ صَلاَةَ عَبْدٍ قَلَّتْ حِيْلَتُهُ، وَرَسُوْلُ الله وَسِيْلَتُهُ، وَأَنْتَ لَهَا يَا إِلَهِيْ وَلِكُلِّ كَرْبٍ عَظِيْمٍ، فَفَرِّجْ عَنَّا ماَ نَحْنُ فِيْهِ بِسِرِّ بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ
“Ya Allah, limpahkanlah shalawat dan salam serta berkah kepada Nabi Muhammad, keluarga dan shahabatnya, shalawat dari seorang hamba yang sedikit usahanya dan Rasulullah sebagai wasilahnya. Engkaulah wahai Tuhanku yang melimpahkan shalawat dan dan melepaskan dari semua bencana. Maka lepaskanlah kami dari bencana yang kami alami berkat rahasia Bismillahirrahmanirrahim”.

Share:

Catatan Taushiah Buya B.A.

Taushiah:
Nabi menangis ketika cucunya meninggal, ditegur oleh shahabat.
Catatan:
Yang meninggal bukan cucu nabi, tapi Ibrahim anak nabi dari Mariyah al-Qibthiyah. Disebutkan dalam hadits:
عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ - رضى الله عنه - قَالَ دَخَلْنَا مَعَ رَسُولِ اللَّهِ - صلى الله عليه وسلم - عَلَى أَبِى سَيْفٍ الْقَيْنِ - وَكَانَ ظِئْرًا لإِبْرَاهِيمَ - عَلَيْهِ السَّلاَمُ - فَأَخَذَ رَسُولُ اللَّهِ - صلى الله عليه وسلم - إِبْرَاهِيمَ فَقَبَّلَهُ وَشَمَّهُ ، ثُمَّ دَخَلْنَا عَلَيْهِ بَعْدَ ذَلِكَ ، وَإِبْرَاهِيمُ يَجُودُ بِنَفْسِهِ ، فَجَعَلَتْ عَيْنَا رَسُولِ اللَّهِ - صلى الله عليه وسلم - تَذْرِفَانِ . فَقَالَ لَهُ عَبْدُ الرَّحْمَنِ بْنُ عَوْفٍ - رضى الله عنه - وَأَنْتَ يَا رَسُولَ اللَّهِ فَقَالَ « يَا ابْنَ عَوْفٍ إِنَّهَا رَحْمَةٌ » . ثُمَّ أَتْبَعَهَا بِأُخْرَى فَقَالَ - صلى الله عليه وسلم - « إِنَّ الْعَيْنَ تَدْمَعُ ، وَالْقَلْبَ يَحْزَنُ ، وَلاَ نَقُولُ إِلاَّ مَا يَرْضَى رَبُّنَا ، وَإِنَّا بِفِرَاقِكَ يَا إِبْرَاهِيمُ لَمَحْزُونُونَ » .
Dari Anas bin Malik, ia berkata: “Kami masuk bersama Rasulullah Saw bertemu dengan Abu Saif si tukang besi, ia adalah suami ibu susu Ibrahim (anak Rasulullah Saw). Lalu Rasulullah Saw mengambil tubuh Ibrahim, memeluk dan menciumnya. Kemudian kami masuk menemuinya setelah itu. Ibrahim menyerahkan dirinya. Kedua mata Rasulullah Saw mengalirkan air mata. Abdurrahman bin ‘Auf berkata: “Engkau wahai Rasulullah?!”. Rasulullah Saw menjawab: “Wahai Ibnu ‘Auf, itu adalah (air mata) kasih sayang”. Rasulullah Saw terus menangis, Rasulullah Saw berkata: “Sesungguhnya mata menangis, hati bersedih. Kita tidak mengatakan keuali apa yang diridhai Tuhan kita. Sesungguhnya kami sangat sedih berpisah denganmu wahai Ibrahim”. (Hadits riwayat al-Bukhari).

Taushiah:
Orang yang mati di tanah suci masuk surga.
Catatan:
Tidak ada jaminan orang yang mati di tanah suci masuk surga. Tidak ada nash dari al-Qur’an dan hadits menyatakan demikian.

Taushiah:
Ada enam amal yang mengalir kepada orang mati.
Catatan:
Menurut hadits riwayat Ibnu Majah ada tujuh, status hadits ini hadits hasan menurut al-Albani:
عن أبي هريرة قال قال رسول الله صلى الله عليه وسلم إن مما يلحق المؤمن من عمله وحسناته بعد موته علما علمه ونشره وولدا صالحا تركه ومصحفا ورثه أو مسجدا بناه أو بيتا لابن السبيل بناه أو نهرا أجراه أو صدقة أخرجها من ماله في صحته وحياته يلحقه من بعد موته .
Dari Abu Hurairah, ia berkata: Rasulullah Saw bersabda:
“Sesungguhnya diantara yang menyertai seorang mukmin dari amal dan kebaikannya setelah ia mati: ilmu yang ia ajarkan dan ia sebarkan. Anak shaleh yang ia tinggalkan. Mushaf (al-Qur’an) yang ia wariskan. Masjid yang ia bangun. Rumah untuk ibnu sabil yang ia bangun. Sungai yang ia alirkan. Sedekah yang ia keluarkan dari hartanya ketika ia sehat dan ketika ia masih hidup. Itu menyertainya setelah ia mati”.

Taushiah:
Tidak ada yang dapat menolong, tidak ada anak bisa menolong orang tua, itu bohong, tidak ada dalilnya. BOHONG semua itu.
Catatan:
Anak yang meninggal waktu kecil, menarik orang tuanya masuk ke surga, ini hadits shahih:
عَنْ أَبِى حَسَّانَ قَالَ قُلْتُ لأَبِى هُرَيْرَةَ إِنَّهُ قَدْ مَاتَ لِىَ ابْنَانِ فَمَا أَنْتَ مُحَدِّثِى عَنْ رَسُولِ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- بِحَدِيثٍ تُطَيِّبُ بِهِ أَنْفُسَنَا عَنْ مَوْتَانَا قَالَ قَالَ نَعَمْ « صِغَارُهُمْ دَعَامِيصُ الْجَنَّةِ يَتَلَقَّى أَحَدُهُمْ أَبَاهُ - أَوْ قَالَ أَبَوَيْهِ - فَيَأْخُذُ بِثَوْبِهِ - أَوْ قَالَ بِيَدِهِ - كَمَا آخُذُ أَنَا بِصَنِفَةِ ثَوْبِكَ هَذَا فَلاَ يَتَنَاهَى - أَوْ قَالَ فَلاَ يَنْتَهِى - حَتَّى يُدْخِلَهُ اللَّهُ وَأَبَاهُ الْجَنَّةَ ».
Dari Abu Hassan, ia berkata: “Saya berkata kepada Abu Hurairah, “Sesungguhnya telah meninggal dua anak laki-laki saya, sudikah engkau menceritakan kepada saya hadits Rasulullah Saw yang dapat membuat jiwa kami tenang tentang kematian (anak-anak) kami?”. Abu Hurairah menjawab: “Ya, mereka (anak-anak) kecil itu makhluk kecil di dalam surga. Salah satu dari mencari kedua orang tuanya. Ia menarik dengan tangannya sebagaimana saya menarik ujung kainmu, ia tidak akan berhenti, sampai Allah memasukkan orang tuanya ke dalam surga”. (hadits shahih riwayat Imam Muslim).
ما من مسلمين يموت بينهما ثلاثة أولاد لم يبلغوا الحنث إلا أدخلهما الله بفضل رحمته إياهم الجنة، يقال لهم: ادخلوا الجنة، فيقولون حتى يدخل آباؤنا فيقال: ادخلوا الجنة أنتم وآباؤكم
“Tidaklah dua orang muslim, meninggal tiga orang anak mereka, belum aqil baligh, melainkan Allah memasukkan kedua orang muslim itu ke dalam surga karena rahmat Allah kepada mereka. Dikatakan kepada mereka, “Masuklah ke dalam surga”. Anak-anak itu menjawab: “Hingga orang tua kami masuk surga”. Maka dikatakan kepada mereka: “Masuklah kamu dan orang tua kamu ke dalam surga”. (hadits riwayat an-Nasa’i, dinyatakan shahih oleh al-Albani).
Menurut Imam Ahmad bin Hanbal, anak yang meninggal waktu kecil tidak dapat memberikan syafaat kepada kedua orang tuanya, jika ia tidak di’aqiqahkan:
وَاخْتُلِفَ فِي مَعْنَى قَوْله " مُرْتَهِن بِعَقِيقَتِهِ " قَالَ الْخَطَّابِيُّ : اِخْتَلَفَ النَّاس فِي هَذَا ، وَأَجْوَد مَا قِيلَ فِيهِ مَا ذَهَبَ إِلَيْهِ أَحْمَد بْن حَنْبَلٍ قَالَ : هَذَا فِي الشَّفَاعَة ، يُرِيد أَنَّهُ إِذَا لَمْ يُعَقّ عَنْهُ فَمَاتَ طِفْلًا لَمْ يَشْفَع فِي أَبَوَيْهِ
Terdapat perbedaan pendapat tentang makna kalimat: “Anak tergadai dengan aqiqahnya”. Al-Khattabi berkata: “Banyak orang berbeda pendapat dalam masalah ini, pendapat yang paling baik adalah pendapat Imam Ahmad bin Hanbal, ia berkata: “Ini dalam masalah syafaat. Jika anak itu tidak di’aqiqahkan, kemudian ia mati dalam ketika masih kecil, maka ia tidak dapat memberikan syafaat kepada kedua orang tuanya”. (Fath al-Bari, Imam Ibnu Hajar al-‘Asqalani: juz.15, hal. 397).

Kematian anak dapat menjadi dinding bagi orang tua dari api neraka. Demikian disebutkan hadits dalam shahih al-Bukhari:
أَنَّ النِّسَاءَ قُلْنَ لِلنَّبِىِّ - صلى الله عليه وسلم - اجْعَلْ لَنَا يَوْمًا . فَوَعَظَهُنَّ ، وَقَالَ « أَيُّمَا امْرَأَةٍ مَاتَ لَهَا ثَلاَثَةٌ مِنَ الْوَلَدِ كَانُوا حِجَابًا مِنَ النَّارِ » . قَالَتِ امْرَأَةٌ وَاثْنَانِ . قَالَ « وَاثْنَانِ » .
Sesungguhnya para perempuan meminta kepada Rasulullah Saw: “Buatlah satu hari untuk kami”. Maka Rasulullah Saw pun memberikan nasihat kepada mereka. Rasulullah Saw bersabda: “Setiap perempuan, ada tiga anaknya yang meninggal dunia, maka mereka itu menjadi hijab baginya dari api neraka”. Seorang perempuan bertanya: “Bagaimana jika dua orang anak yang meninggal?”.
Rasulullah Saw menjawab: “Dua orang (juga)”.

Taushiah:
Tidak ada kirim-kirim amal itu.
Catatan:
Ada kata hadits.
Kirim puasa.
عَنْ عَائِشَةَ - رضى الله عنها - أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ - صلى الله عليه وسلم - قَالَ « مَنْ مَاتَ وَعَلَيْهِ صِيَامٌ صَامَ عَنْهُ وَلِيُّهُ » .
Dari Aisyah, sesungguhnya Rasulullah Saw bersabda: “Siapa yang mati, ia masih punya hutang puasa, maka walinya melaksanakan puasa untuknya”. (Hadits shahih riwayat al-Bukhari dan Muslim, bahkan Imam Muslim memuatnya dalam Bab: Qadha’ Puasa Untuk Mayat).
Apa pendapat ulama tentang hadits ini?
وَقَالَ الْبَيْهَقِيُّ فِي " الْخِلَافِيَّات " : هَذِهِ الْمَسْأَلَة ثَابِتَة لَا أَعْلَم خِلَافًا بَيْن أَهْل الْحَدِيث فِي صِحَّتهَا فَوَجَبَ الْعَمَل بِهَا ، ثُمَّ سَاقَ بِسَنَدِهِ إِلَى الشَّافِعِيّ قَالَ : كُلّ مَا قُلْت وَصَحَّ عَنْ النَّبِيّ صَلَّى اللَّه عَلَيْهِ وَسَلَّمَ خِلَافه فَخُذُوا بِالْحَدِيثِ وَلَا تُقَلِّدُونِي .
Imam al-Baihaqi berkata dalam al-Khilafiyyat: “Masalah ini (masalah puasa untuk mayat) adalah kuat, saya tidak mengetahui ada perbedaan di kalangan ahli hadits tentang keshahihannya, oleh sebab itu wajib diamalkan”. Kemudian al-Baihaqi menyebutkan dengan sanadnya kepada Imam Syafi’i, Imam Syafi’i berkata: “Semua yang aku katakan, ternyata ada hadits shahih dari nabi yang berbeda dengan itu, maka ambillah hadits, jangan ikuti pendapatku”. (Fath al-Bari, Imam Ibnu Hajar al-‘Asqalani: juz. 6, hal. 212).

Kirim Haji.
روى البخارى عن ابن عباس رضى الله عنهما أن امرأة من جهينة جاءت إلى النبى صلى الله عليه وسلم فقالت : إن أمى نذرت أن تحج ولم تحج حتى ماتت ، أفأحج عنها؟ قال "نعم ، حجى عنها ، أرأيت لو كان على أمك دين أكنت قاضيته ؟ اقضوا فالله أحق بالوفاء " .
Al-Bukhari meriwayatkan dari Ibnu Abbas, seorang perempuan dari Juhainah datang menghadap Rasulullah Saw seraya berkata: “sesungguhnya ibu saya bernazar untuk melaksanakan ibadah haji. Ia belum melaksanakan ibadah haji. Kemudian ia meninggal dunia. Apakah saya boleh menghajikannya?”. Rasulullah Saw menjawab: “Ya, laksanakanlah haji untuknya. Menurut pendapatmu, jika ibumu punya hutang, apakah engkau akan membayarkannya? Laksanakanlah, karena hutang kepada Allah lebih layak untuk ditunaikan”.

Kirim Sedekah.
عن سعد بن عبادة قال قلت يا رسول الله إن أمي ماتت أفأتصدق عنها قال نعم قلت فأي الصدقة أفضل قال سقي الماء .
Dari Sa’ad bin ‘Ubadah, ia berkata: “Saya bertanya kepada Rasulullah, sesungguhnya ibu saya meninggal dunia, apakah saya bersedekah untuknya?”. Rasulullah Saw menjawab: “Ya”. Saya bertanya: “apakah sedekah yang paling utama?”. Rasulullah Saw menjawab: “Memberi air minum”.
(Hadits riwayat an-Nasa’i, status hadits ini: hadits hasan menurut al-Albani).

Kirim Bacaan al-Qur’an.
وفي المغني لابن قدامة: قال أحمد بن حنبل، الميت يصل إليه كل شئ من الخير، للنصوص الواردة فيه، ولان المسلمين يجتمعون في كل مصر ويقرءون ويهدون لموتاهم من غير نكير، فكان إجماعا.
Dalam kitab al-Mughni karya Ibnu Qudamah: Imam Ahmad bin Hanbal berkata: “Mayat, semua kebaikan sampai kepadanya, berdasarkan nash-nash yang ada tentang itu, karena kaum muslimin berkumpul di setiap tempat, membaca (al-Qur’an) dan menghadiahkan bacaannya kepada orang yang sudah meninggal tanpa ada yang mengingkari, maka ini sudah menjadi Ijma’.
(Fiqh as-Sunnah, Syekh Sayyid Sabiq: juz.1, hal.569).
Share:

Sample Text

Copyright © Lentera Islam .NET - Kajian Fiqih & Aqidah Islam Berdasarkan Al-Qur'an | Powered by Blogger Distributed By Protemplateslab & Design by ronangelo | Blogger Theme by NewBloggerThemes.com