Lentera Islam - Kajian Fiqih & Aqidah Islam Berdasarkan Al-Qur'an dan Sunnah Rasulullah S.A.W.

Allahummaghfir Lahu dan Allahummaghfir Laha


(قوله: ويؤنث الضمائر في الانثى) كأن يقول: اللهم اغفر لها وارحمها إلخ، اللهم اجعلها فرطا لابويها. إلخ. (اعانة الطالبين: جـ 2، صـ 146.
(kalimat: dimu’annatskan [dalam bentuk kalimat feminin] jika mayat itu perempuan). Misalnya dengan mengucapkan: Allahummaghfir laha warhamha dan seterusnya. Allahummaj’alha farathan li abawaiha dan seterusnya.
(I’anatu ath-Thalibin: 2/146).

فإن قيل: الحديث ورد بالتذكير فكيف نؤنث الضمير إذا كان الميت أنثى؟
فالجواب: أن هذا الحديث ورد في الدعاء لميت ذكر، ولو أن الرسول صلى الله عليه وسلم قال: "إذا صليتم على الميت فقولوا: اللهم اغفر له... إلخ" لتوجه عدم التأنيث، فنأخذ بالنص ونؤوله على ما يناسب الحال.
وإن كان المقدم اثنين تقول: اللهم اغفر لهما...
وإن كانوا جماعة تقول: اللهم اغفر لهم.
وإن كن جماعة إناث تقول: اللهم اغفر لهن.
وإن كانوا من الذكور والإناث، فيغلب جانب الذكورية، فتقول: اللهم اغفر لهم، فالضمير يكون على حسب من يدعى له.
ونظير هذا من بعض الوجوه حديث ابن مسعود - - في دعاء الغمّ: "اللهم إني عبدك ابن عبدك ابن أمتك
والمرأة تقول: "اللهم إني أمتك بنت عبدك بنت أمتك....". ( كتب ورسائل عثيمين، قسم الفقه)
Jika dikatakan bahwa: dalam hadits disebutkan dalam bentuk mudzakkar (kalimat untuk laki-laki), mengapa dimu’annatskan (dalam bentuk perempuan) ketika mayat tersebut perempuan?
Jawabannya:
Hadits ini bercerita tentang doa untuk mayat laki-laki.  Rasulullah Saw berkata: “Apabila kamu melaksanakan shalat mayat, maka ucapkanlah:
Allahummaghfir lahu...dst. Karena ditujukan pada mayat yang tidak perempuan.
Kita mengambil teks (nash), dan kita mentakwilkannya sesuai kondisi.
Jika mayat itu dua: allahummaghfir lahuma.
Jika banyak: allahummaghfir lahum.
Jika banyak perempuan: allahummaghfir lahunna.
Jika banyak laki-laki dan perempuan, maka digunakan mudzakkar, anda ucapkan: allahummaghfir lahum.
Kata ganti (dhamir) sesuai dengan mayat yang didoakan.
Perbandingan masalah ini seperti hadits Ibnu Mas’ud tentang doa mengusir kesusahan:
Allahumma inni ‘abduka ibnu ‘abdika ibnu amatika.
Perempuan mengucapkan:
Allahumma inni amatuka binti ‘abdika binti amatika.
(Kutub wa Rasa’il ‘Utsaimin: Qism al-Fiqh).

وإذا كان رجل وامرأة دعا لهما بصيغة التثنية فيقول: اللهم اغفر لهما، وكذلك إذا كانا رجلين يقول: اللهم اغفر لهما، وكذلك إذا كانا انثيين يقول: اللهم اغفر لهما، أما إذا كانوا جماعة نساء يقول: اللهم اغفر لهن، جماعة ذكور يقول: اللهم اغفر لهم، ذكور وإناث يقول: اللهم اغفر لهم، فيفصل ضمير الذكور على ضمير الإناث. (لقاءات الباب المفتوح).
Jika laki-laki dan perempuan, didoakan dalam bentuk kalimat mutsanna: allahummaghfir lahuma. Demikian juga jika dua orang laki-laki, diucapkan: allahummaghfir lahuma. Demikian juga jika dua orang, diucapkan: allahummaghfir lahuma.
Adapun jika beberapa orang perempuan, maka diucapkan:
Allahummaghfir lahunna.
Beberapa orang laki-laki, diucapkan:
Allahummaghfir lahum.
Beberapa orang laki-laki dan perempuan:
Allahummaghfir lahum.
Dibedakan antara kata ganti untuk laki-laki dan untuk perempuan.
(Liqa’at al-Bab al-Maftuh).

وإذا كان الميت امرأة يقال : " اللهم اغفر لها . . إلخ " وإذا كانت الجنائز اثنتين يقال : " اللهم اغفر لهما " وبالجمع إن كانت أكثر .
(مجموع فتاوى ومقالات ابن باز).
Jika mayat perempuan, maka diucapkan: Allahummaghfir laha dst. Jika dua mayat, maka diucapkan: allahummaghfir lahuma. Dalam bentuk jamak jika lebih banyak dari itu.
(Majmu’ Fatawa wa Maqalat Ibn Baz).

يدعى للأموات جميعا ذكورا كانوا أم إناثا ، أو ذكورا وإناثا بقوله: اللهم اغفر لهم وارحمهم... إلى آخره ، وإن كانوا اثنين: اللهم اغفر لهما وارحمهما... إلى آخر الدعاء. (مجموع فتاوى ومقالات ابن باز).
Semua mayat-mayat didoakan, apakah laki-laki saja atau perempuan saja atau laki-laki dan perempuan dengan ucapan: allahummaghfir lahum warhamhum ... dst.
Jika dua mayat: allahummaghfir lahuma warhamhuma ... hingga akhir doa.
(Majmu’ Fatawa wa Maqalat Bin Baz).



Share:

Hadits: Lima Keistimewaan Nabi Muhammad Saw.

Teks Hadits:
جَابِرُ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ أَنَّ النَّبِىَّ - صلى الله عليه وسلم – قَالَ: أُعْطِيتُ خَمْسًا لَمْ يُعْطَهُنَّ أَحَدٌ قَبْلِى:
 نُصِرْتُ بِالرُّعْبِ مَسِيرَةَ شَهْرٍ ،
وَجُعِلَتْ لِىَ الأَرْضُ مَسْجِدًا وَطَهُورًا ، فَأَيُّمَا رَجُلٍ مِنْ أُمَّتِى أَدْرَكَتْهُ الصَّلاَةُ فَلْيُصَلِّ
 وَأُحِلَّتْ لِىَ الْمَغَانِمُ وَلَمْ تَحِلَّ لأَحَدٍ قَبْلِى
 وَأُعْطِيتُ الشَّفَاعَةَ ،
 وَكَانَ النَّبِىُّ يُبْعَثُ إِلَى قَوْمِهِ خَاصَّةً ، وَبُعِثْتُ إِلَى النَّاسِ عَامَّةً » .

Terjemah Hadits:
Dari Jabir bin Abdillah, sesungguhnya Rasulullah Saw bersabda:
“Aku diberi lima yang tidak diberikan kepada seorang pun sebelum aku:
Aku ditolong dengan rasa takut (di hati musuhku) selama satu bulan.
Bumi dijadikan sebagai tempat shalat dan suci bagiku. Siapa saja dari umatku yang sampai waktu shalat padanya, maka hendaklah ia melaksanakan shalat.
Dihalalkan harta rampasan perang bagiku, tidak dihalalkan bagi seorang pun sebelumku.
Aku diberi syafaat.
Seorang nabi diutus untuk kaumnya saja, aku diutus untuk seluruh manusia”.
(Hadits Riwayat Imam al-Bukhari dan Muslim).
Share:

Mereka Memperoleh Cinta Allah Swt.



Teks Hadits:
حديث معاذ بن جبل فقال سمعت رسول الله صلى الله عليه و سلم يحكى عن ربه عز و جل يقول:
 حقت محبتي للمتحابين في
 وحقت محبتي للمتباذلين في
 وحقت محبتي للمتزاورين في
 والمتحابون في الله على منابر من نور في ظل العرش يوم لأظل الا ظله
تعليق شعيب الأرنؤوط : إسناده صحيح رجاله ثقات رجال الصحيح

Terjemah Hadits:
Mu’adz bin Jabal berkata: “Saya mendengar Rasulullah Saw meriwayatkan dari Allah Swt:
“Sungguh telah layak cinta-Ku untuk orang-orang yang berkasih sayang karena Aku,
Sungguh telah layak cinta-Ku untuk orang-orang yang saling mengerahkan segenap kemampuannya demi Aku,
Sungguh telah layak cinta-Ku untuk orang-orang yang saling berkunjung karena-Ku".
Orang-orang yang berkasih sayang karena Allah berada di atas mimbar dari cahaya di bawah naungan ‘Arsy pada hari tidak ada naungan kecuali naungan Allah Swt”.

Komentar Syekh Syu’aib al-Arna’uth:
“Sanadnya shahih, para perawinya adalah para perawi kitab ash-Shahih”.
Share:

Hadits Tiga Pesan.

عَنْ أَبِى سَعِيدٍ الْخُدْرِىِّ أَنَّ رَجُلاً جَاءَهُ فَقَالَ أَوْصِنِى فَقَالَ سَأَلْتَ عَمَّا سَأَلْتُ عَنْهُ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- مِنْ قَبْلِكَ « أُوصِيكَ بِتَقْوَى اللَّهِ فَإِنَّهُ رَأْسُ كُلِّ شَىْءٍ وَعَلَيْكَ بِالْجِهَادِ فَإِنَّهُ رَهْبَانِيَّةُ الإِسْلاَمِ وَعَلَيْكَ بِذِكْرِ اللَّهِ وَتِلاَوَةِ الْقُرْآنِ فَإِنَّهُ رَوْحُكَ فِى السَّمَاءِ وَذِكْرٌ لَكَ فِى الأَرْضِ »..
Dari Abu Sa’id al-Khudri, sesungguhnya seorang laki-laki datang kepada Abu Sa’id al-Khudri seraya berkata: “Berilah pesan kepadaku”.
Abu Sa’id berkata: “Engkau meminta tentang apa yang pernah aku pinta kepada Rasulullah Saw sebelum engkau:
Aku pesankan kepada engkau agar bertakwa kepada Allah, karena sesungguhnya takwa itu kepala dari segala sesuatu.
Hendaklah engkau berjihad, karena sesungguhnya jihad itu kependetaan Islam.
Hendaklah engkau berzikir mengingat Allah dan membaca al-Qur’an, karena sesungguhnya itu ruhmu di langit dan zikir bagimu di bumi”.
(Hadits riwayat Imam Ahmad bin Hanbal dalam kitab al-Musnad).
Share:

Sample Text

Copyright © Lentera Islam .NET - Kajian Fiqih & Aqidah Islam Berdasarkan Al-Qur'an | Powered by Blogger Distributed By Protemplateslab & Design by ronangelo | Blogger Theme by NewBloggerThemes.com