-
Enter Slide 1 Title Here
This is slide 1 description. Go to Edit HTML of your blogger blog. Find these sentences. You can replace these sentences with your own words. This is a Blogger template by NewBloggerThemes.com...
-
Enter Slide 2 Title Here
This is slide 2 description. Go to Edit HTML of your blogger blog. Find these sentences. You can replace these sentences with your own words. This is a Blogger template by NewBloggerThemes.com...
-
Enter Slide 3 Title Here
This is slide 3 description. Go to Edit HTML of your blogger blog. Find these sentences. You can replace these sentences with your own words. This is a Blogger template by NewBloggerThemes.com...
-
Enter Slide 4 Title Here
This is slide 4 description. Go to Edit HTML of your blogger blog. Find these sentences. You can replace these sentences with your own words. This is a Blogger template by NewBloggerThemes.com...
-
Enter Slide 5 Title Here
This is slide 5 description. Go to Edit HTML of your blogger blog. Find these sentences. You can replace these sentences with your own words. This is a Blogger template by NewBloggerThemes.com...
Jamin 6 Perkara, Surga Sebagai Balasan.
Hadits: Menahan Amarah, Menjaga Lidah dan Memohon Ampunan Allah Swt.
Ų¹Ł Ų£ŁŲ³ ŲØŁ Ł Ų§ŁŁ ŁŁŁŁ : ŁŲ§Ł Ų±Ų³ŁŁ Ų§ŁŁŁ ŲµŁŁ Ų§ŁŁŁ Ų¹ŁŁŁ ŁŲ³ŁŁ : (Ł Ł ŁŁ ŲŗŲ¶ŲØŁ ŁŁ Ų§ŁŁŁ Ų¹ŁŁ Ų¹Ų°Ų§ŲØŁ، ŁŁ Ł Ų®Ų²Ł ŁŲ³Ų§ŁŁ Ų³ŲŖŲ±
Ų§ŁŁŁ Ų¹ŁŲ±ŲŖŁ، ŁŁ Ł Ų§Ų¹ŲŖŲ°Ų± Ų„ŁŁ Ų§ŁŁŁ ŁŲØŁ Ų§ŁŁŁ Ų¹Ų°Ų±Ł)
Terjemah:
Dari Anas bin Malik, ia berkata: Rasulullah Saw bersabda: “Siapa yang menahan amarahnya, maka Allah akan menahan azab darinya. Siapa yang menjaga lidahnya, maka Allah akan menutupi aibnya. Siapa yang memohon ampun kepada Allah, maka Allah akan menerimanya”. (terdapat perbedaan susunan antara beberapa riwayat).
Sumber:
Musnad Abi Ya’la al-Maushili, Syu’ab al-Iman Imam al-Baihaqi, Ibnu Abi ad-Dunia dalam Dzam al-Ghadhab.
Status Hadits: Hadits Hasan, Shahih Kunuz as-Sunnah.
HADITS: PENGHUNI SURGA ADA TIGA.
Teks Hadits:
ŁَŲ£َŁْŁُ Ų§ŁْŲ¬َŁَّŲ©ِ Ų«َŁŲ§َŲ«َŲ©ٌ Ų°ُŁ Ų³ُŁْŲ·َŲ§Łٍ Ł ُŁْŲ³ِŲ·ٌ Ł ُŲŖَŲµَŲÆِّŁٌ Ł ُŁَŁَّŁٌ
ŁَŲ±َŲ¬ُŁٌ Ų±َŲِŁŁ ٌ Ų±َŁِŁŁُ Ų§ŁْŁَŁْŲØِ ŁِŁُŁِّ Ų°ِŁ ŁُŲ±ْŲØَŁ ŁَŁ ُŲ³ْŁِŁ ٍ
ŁَŲ¹َŁِŁŁٌ Ł ُŲŖَŲ¹َŁِّŁٌ Ų°ُŁ Ų¹ِŁَŲ§Łٍ
Terjemah:
“Penghuni surga itu ada tiga:
(Pertama) seseorang yang memiliki kuasa; adil, berbagi dan mendapatkan taufiq (sesuai al-Qur’an dan Sunnah).
(Kedua) seseorang yang penyayang, memiliki hati yang lembut kepada semua kerabat dan sesama muslim.
(Ketiga) seseorang yang menjaga kehormatan dirinya, menghindarkan diri dari segala yang syubhat, meskipun ia memiliki tanggungan (sangat membutuhkan).
HADITS: ZALIM ADA TIGA.
Ų¹Ł Ų£ŁŲ³ ، ŁŲ§Ł : ŁŲ§Ł Ų±Ų³ŁŁ Ų§ŁŁŁ ŲµŁŁ Ų§ŁŁŁ Ų¹ŁŁŁ ŁŲ³ŁŁ :
« Ų§ŁŲøŁŁ Ų«ŁŲ§Ų«Ų© : ŁŲøŁŁ ŁŲ§ ŁŲŖŲ±ŁŁ Ų§ŁŁŁ ، ŁŲøŁŁ ŁŲŗŁŲ± ، ŁŲøŁŁ ŁŲ§ ŁŲŗŁŲ± ،
ŁŲ£Ł Ų§ Ų§ŁŲøŁŁ Ų§ŁŲ°Ł ŁŲ§ ŁŲŗŁŲ± ŁŲ§ŁŲ“Ų±Ł ŁŲ§ ŁŲŗŁŲ±Ł Ų§ŁŁŁ ،
ŁŲ£Ł Ų§ Ų§ŁŲøŁŁ Ų§ŁŲ°Ł ŁŲŗŁŲ± ŁŲøŁŁ Ų§ŁŲ¹ŲØŲÆ ŁŁŁ Ų§ ŲØŁŁŁ ŁŲØŁŁ Ų±ŲØŁ ،
ŁŲ£Ł Ų§ Ų§ŁŲ°Ł ŁŲ§ ŁŲŖŲ±Ł ŁŁŲµ Ų§ŁŁŁ ŲØŲ¹Ų¶ŁŁ Ł Ł ŲØŲ¹Ų¶ »
Terjemah:
Dari Anas bin Malik, ia berkata: Rasulullah Saw bersabda:
“Zalim itu ada tiga: zalim yang tidak dibiarkan Allah, zalim yang diampuni dan zalim yang tidak diampuni.
Adapun yang zalim yang tidak diampuni adalah syirik, Allah tidak mengampuninya.
Adapun zalim yang diampuni adalah zalim antara hamba dan Tuhannya.
Adapun zalim yang tidak dibiarkan, Allah menetapkan hukum balas diantara mereka”.
Sumber:
Musnad ath-Thayalisi.
Status Hadits:
Hadits Hasan.
SHALAT BERJAMA'AH.
Hukum Shalat Berjamaah Menurut Mazhab:
Mazhab Hanafi dan Maliki: Sunnat Mu’akkad.
Dalil:
ŲµَŁŲ§َŲ©ُ Ų§ŁْŲ¬َŁ َŲ§Ų¹َŲ©ِ ŲŖَŁْŲ¶ُŁُ ŲµَŁŲ§َŲ©َ Ų§ŁْŁَŲ°ِّ ŲØِŲ³َŲØْŲ¹ٍ ŁَŲ¹ِŲ“ْŲ±ِŁŁَ ŲÆَŲ±َŲ¬َŲ©ً
“Shalat berjamaah lebih utama daripada shalat sendirian 27 derajat”. (HR. Al-Bukhari). Ini menunjukkan bahwa shalat berjamaah itu termasuk jenis anjuran, seakan-akan Rasulullah Saw mengatakan, “Shalat berjamaah lebih sempurna daripada shalat sendirian”.
Ų§ŁŲ¬Ł Ų§Ų¹Ų© Ł Ł Ų³ŁŁ Ų§ŁŁŲÆŁ ŁŲ§ ŁŲŖŲ®ŁŁ Ų¹ŁŁŲ§ Ų§ŁŲ§ Ł ŁŲ§ŁŁ
“Shalat berjamaah itu termasuk salah satu sunnah hidayah, tidak ada yang terlambat darinya kecuali orang munafiq”.
Mazhab Syafi’i: Fardhu Kifayah.
Dalil:
Ł َŲ§ Ł ِŁْ Ų«َŁŲ§َŲ«َŲ©ٍ ŁِŁ ŁَŲ±ْŁَŲ©ٍ ŁَŁŲ§َ ŲØَŲÆْŁٍ ŁŲ§َ ŲŖُŁَŲ§Ł ُ ŁِŁŁِŁ ُ Ų§ŁŲµَّŁŲ§َŲ©ُ Ų„ِŁŲ§َّ ŁَŲÆِ Ų§Ų³ْŲŖَŲْŁَŲ°َ Ų¹َŁَŁْŁِŁ ُ Ų§ŁŲ“َّŁْŲ·َŲ§Łُ ŁَŲ¹َŁَŁْŁَ ŲØِŲ§ŁْŲ¬َŁ َŲ§Ų¹َŲ©ِ ŁَŲ„ِŁَّŁ َŲ§ ŁَŲ£ْŁُŁُ Ų§ŁŲ°ِّŲ¦ْŲØُ Ų§ŁْŁَŲ§ŲµِŁَŲ©َ
“Tidaklah tiga orang berada di suatu kampung atau perkampungan badui, tidak didirikan shalat berjamaah pada mereka, maka mereka dikuasai setan. Hendaklah engkau melaksanakan shalat berjamaah, sesungguhnya srigala hanya memakan kambing yang memisahkan diri dari gerombolannya”. (HR. Abu Daud).
Mazhab Hanbali: Wajib ‘Ain.
Dalil:
ŁَŲ„ِŲ°َŲ§ ŁُŁْŲŖَ ŁِŁŁِŁ ْ ŁَŲ£َŁَŁ ْŲŖَ ŁَŁُŁ ُ Ų§ŁŲµَّŁَŲ§Ų©َ
“Dan apabila kamu berada di tengah-tengah mereka (sahabatmu) lalu kamu hendak mendirikan shalat bersama-sama mereka”. (QS. An-Nisa’ [4]: 102).
Jika dalam kondisi perang saja tetap disyariatkan shalat berjamaah, apalagi dalam kondisi aman.
ŁَŲ§Ų±ْŁَŲ¹ُŁŲ§ Ł َŲ¹َ Ų§ŁŲ±َّŲ§ŁِŲ¹ِŁŁَ (43)
“Laksanakanlah shalat bersama orang-orang yang shalat”. (Qs. al-Baqarah [2]: 43).
Ų„ِŁَّ Ų£َŲ«ْŁَŁَ ŲµَŁŲ§َŲ©ٍ Ų¹َŁَŁ Ų§ŁْŁ ُŁَŲ§ŁِŁِŁŁَ ŲµَŁŲ§َŲ©ُ Ų§ŁْŲ¹ِŲ“َŲ§Ų”ِ ŁَŲµَŁŲ§َŲ©ُ Ų§ŁْŁَŲ¬ْŲ±ِ ŁَŁَŁْ ŁَŲ¹ْŁَŁ ُŁŁَ Ł َŲ§ ŁِŁŁِŁ َŲ§ ŁŲ£َŲŖَŁْŁُŁ َŲ§ ŁَŁَŁْ ŲَŲØْŁًŲ§ ŁَŁَŁَŲÆْ ŁَŁ َŁ ْŲŖُ Ų£َŁْ Ų¢Ł ُŲ±َ ŲØِŲ§ŁŲµَّŁŲ§َŲ©ِ ŁَŲŖُŁَŲ§Ł َ Ų«ُŁ َّ Ų¢Ł ُŲ±َ Ų±َŲ¬ُŁŲ§ً ŁَŁُŲµَŁِّŁَ ŲØِŲ§ŁŁَّŲ§Ų³ِ Ų«ُŁ َّ Ų£َŁْŲ·َŁِŁَ Ł َŲ¹ِŁ ŲØِŲ±ِŲ¬َŲ§Łٍ Ł َŲ¹َŁُŁ ْ ŲُŲ²َŁ ٌ Ł ِŁْ ŲَŲ·َŲØٍ Ų„ِŁَŁ ŁَŁْŁ ٍ ŁŲ§َ ŁَŲ“ْŁَŲÆُŁŁَ Ų§ŁŲµَّŁŲ§َŲ©َ ŁَŲ£ُŲَŲ±ِّŁَ Ų¹َŁَŁْŁِŁ ْ ŲØُŁُŁŲŖَŁُŁ ْ ŲØِŲ§ŁŁَّŲ§Ų±ِ
“Sesungguhnya shalat yang paling berat bagi orang-orang munafiq adalah shalat Isya’ dan shalat Shubuh, andai mereka mengetahui apa yang ada pada kedua shalat itu pastilah mereka akan datang walau pun merangkak. Aku ingin memerintahkan shalat, maka shalat pun dilaksanakan, kemudian aku perintahkan seorang laki-laki melaksanakan shalat berjamaah bersama orang banyak. Kemudian beberapa orang pergi bersamaku, mereka membawa beberapa ikat kayu bakar kepada kaum yang tidak melaksanakan shalat berjamaah, aku akan membakar rumah mereka dengan api”. (HR. Muslim).
Ų¹َŁْ Ų£َŲØِŁ ŁُŲ±َŁْŲ±َŲ©َ ŁَŲ§Łَ Ų£َŲŖَŁ Ų§ŁŁَّŲØِŁَّ -ŲµŁŁ Ų§ŁŁŁ Ų¹ŁŁŁ ŁŲ³ŁŁ - Ų±َŲ¬ُŁٌ Ų£َŲ¹ْŁ َŁ ŁَŁَŲ§Łَ ŁَŲ§ Ų±َŲ³ُŁŁَ Ų§ŁŁَّŁِ Ų„ِŁَّŁُ ŁَŁْŲ³َ ŁِŁ ŁَŲ§Ų¦ِŲÆٌ ŁَŁُŁŲÆُŁِŁ Ų„ِŁَŁ Ų§ŁْŁ َŲ³ْŲ¬ِŲÆِ. ŁَŲ³َŲ£َŁَ Ų±َŲ³ُŁŁَ Ų§ŁŁَّŁِ -ŲµŁŁ Ų§ŁŁŁ Ų¹ŁŁŁ ŁŲ³ŁŁ - Ų£َŁْ ŁُŲ±َŲ®ِّŲµَ ŁَŁُ ŁَŁُŲµَŁِّŁَ ŁِŁ ŲØَŁْŲŖِŁِ ŁَŲ±َŲ®َّŲµَ ŁَŁُ ŁَŁَŁ َّŲ§ ŁَŁَّŁ ŲÆَŲ¹َŲ§Łُ ŁَŁَŲ§Łَ « ŁَŁْ ŲŖَŲ³ْŁ َŲ¹ُ Ų§ŁŁِّŲÆَŲ§Ų”َ ŲØِŲ§ŁŲµَّŁŲ§َŲ©ِ ». ŁَŁَŲ§Łَ ŁَŲ¹َŁ ْ. ŁَŲ§Łَ « ŁَŲ£َŲ¬ِŲØْ ».
Dari Abu Hurairah, ia berkata, “Seorang laki-laki buta datang kepada Rasulullah Saw, ia berkata: ‘Wahai Rasulullah, tidak ada yang membimbing saya ke masjid”. Ia meminta kepada Rasulullah Saw agar diberi keringanan shalat di rumah, lalu Rasulullah Saw memberikan keringanan. Ketika ia akan pergi, Rasulullah Saw memanggilnya seraya bertanya, “Apakah engkau mendengar seruan adzan?”. Ia menjawab: “Ya”. Rasulullah Saw berkata: “Maka engkau wajib datang”. (HR. Muslim).
Allah Swt tetap mewajibkan shalat berjamaah dalam kondisi menakutkan (perang), memperbolehkan shalat jama’ saat hujan, semua itu bertujuan untuk menjaga shalat berjamaah. Andai shalat berjamaah itu sunnat, pastilah semua itu tidak dibolehkan.
[Lihat: al-Fiqh al-Islamy wa Adillatuhu, juz.2, hal. 1167-1169].
Ijma’.
Para shahabat telah Ijma’ tentang disyariatkannya shalat berjamaah setelah hijrah.
Kalangan Salaf berdukacita tiga hari jika ketinggalan takbiratul ihram shalat jamaah. Berdukacita tujuh hari jika ketinggalan shalat berjamaah.
(al-Fiqh al-Islamy wa Adullatuhu, 2/1165).
‘Udzur Meninggalkan Shalat Berjamaah:
Sakit kuat. Tidak termasuk sakit kepala dan demam ringan.
Menimbulkan mudharat.
Hujan deras.
Menahan buang air kecil dan besar. Karena dapat mencegah kesempurnaan dan kekhusyu’an shalat.
Selesai makan makanan yang sangat bau.
Tertahan di suatu tempat.
(al-fiqh al-Islamy wa Adillatuhu, 2/1189-1190).
Bacaan Ayat Imam:
Thiwal al-mufashshal : Qaf/al-Hujurat ke an-Naba’.
Ausath al-mufashshal : an-Nazi’at ke adh-Dhuha.
Qishar al-Mufashshal : al-Insyirah ke an-nas.
Shubuh dan Zhuhur : Thiwal al-Mufashshal.
‘Ashar dan Isya’ : Ausath al-Mufashshal.
Maghrib : Qishar al-Mufashshal.
(al-Adzkar, Imam an-Nawawi).
Lama Ruku’ dan Sujud:
ŁŲ§Ł Ų§ŲØŁ ŁŲÆŲ§Ł Ų© ŁŁ Ų§ŁŁ ŲŗŁŁ:
ŁŲ§Ł Ų§ŲŁ ŲÆ Ų¬Ų§Ų” Ų§ŁŲŲÆŁŲ« Ų¹Ł Ų§ŁŲŲ³Ł Ų§ŁŲØŲµŲ±Ł Ų£ŁŁ ŁŲ§Ł: Ų§ŁŲŖŲ³ŲØŁŲ Ų§ŁŲŖŲ§Ł Ų³ŲØŲ¹، ŁŲ§ŁŁŲ³Ų· Ų®Ł Ų³Ų©، ŁŲ£ŲÆŁŲ§Ł Ų«ŁŲ§Ų«Ų©.
Ibnu Qudamah berkata dalam al-Mughni:
Imam Ahmad bin Hanbal berkata, “Terdapat riwayat dari al-Hasan al-Bashri bahwa ia berkata:
“Tasbih yang sempurna itu tujuh, pertengahan itu lima dan yang paling rendah itu tiga”.
Zikir dan Doa Setelah Shalat:
ŁِŁŁِ ŲَŲÆِŁŲ« Ų§ِŲØْŁ Ų¹َŲØَّŲ§Ų³ Ų±َŲ¶ِŁَ Ų§ŁŁَّŁ Ų¹َŁْŁُŁ َŲ§ ŁَŲ§Łَ : ( ŁُŁَّŲ§ ŁَŲ¹ْŲ±ِŁ Ų§ِŁْŁِŲ¶َŲ§Ų” ŲµَŁَŲ§Ų© Ų±َŲ³ُŁŁ Ų§ŁŁَّŁ ŲµَŁَّŁ Ų§ŁŁَّŁ Ų¹َŁَŁْŁِ ŁَŲ³َŁَّŁ َ ŲØِŲ§ŁŲŖَّŁْŲØِŁŲ±ِ ) ŁَŁِŁ Ų±ِŁَŲ§ŁَŲ© ( Ų£َŁَّ Ų±َŁْŲ¹َ Ų§ŁŲµَّŁْŲŖ ŲØِŲ§ŁŲ°ِّŁْŲ±ِ ŲِŁŁ ŁَŁْŲµَŲ±ِŁ Ų§ŁŁَّŲ§Ų³ Ł ِŁْ Ų§ŁْŁ َŁْŲŖُŁŲØَŲ© ŁَŲ§Łَ Ų¹َŁَŁ Ų¹َŁْŲÆ Ų§ŁŁَّŲØِŁّ ŲµَŁَّŁ Ų§ŁŁَّŁ Ų¹َŁَŁْŁِ ŁَŲ³َŁَّŁ َ ŁَŲ£َŁَّŁُ ŁَŲ§Łَ Ų§ِŲØْŁ Ų¹َŲØَّŲ§Ų³ Ų±َŲ¶ِŁَ Ų§ŁŁَّŁ Ų¹َŁْŁُŁ َŲ§ : ŁُŁْŲŖ Ų£َŲ¹ْŁَŁ Ų„ِŲ°َŲ§ Ų§ِŁْŲµَŲ±َŁُŁŲ§ ŲØِŲ°َŁِŁَ Ų„ِŲ°َŲ§ Ų³َŁ ِŲ¹ْŲŖ ) ŁَŲ°َŲ§ ŲÆَŁِŁŁ ŁِŁ َŲ§ ŁَŲ§ŁَŁُ ŲØَŲ¹ْŲ¶ Ų§ŁŲ³َّŁَŁ Ų£َŁَّŁُ ŁُŲ³ْŲŖَŲَŲØّ Ų±َŁْŲ¹ Ų§ŁŲµَّŁْŲŖ ŲØِŲ§ŁŲŖَّŁْŲØِŁŲ±ِ ŁَŲ§ŁŲ°ِّŁْŲ± Ų¹َŁِŲØ Ų§ŁْŁ َŁْŲŖُŁŲØَŲ© .
Dalam masalah ini ada hadits riwayat Ibnu Abbas, ia berkata: “Kami mengetahui bahwa shalat Rasulullah Saw telah selesai dengan (mendengar) suara takbir”.
Dalam riwayat lain: “Sesungguhnya men-jahar-kan suara zikir ketika selesai shalat wajib telah ada sejak masa Rasulullah Saw”.
Ibnu abbas berkata: “Saya mengetahui mereka telah selesai shalat ketika saya mendengarnya”.
Ini dalil pendapat sebagian kalangan Salaf bahwa dianjurkan men-jahar-kan suara takbir dan zikir setelah shalat”. (Syarh Shahih Muslim, Imam Nawawi).
ŁَŁُŲ³ِŲ±ُّ ŲØِŲÆُŲ¹َŲ§Ų¦ِŁِ ŁَŁَŲ§ ŁَŲ¬ْŁَŲ±ُ Ų„ِŁَّŲ§ Ų£َŁْ ŁَŁُŁŁَ Ų„ِŁ َŲ§Ł ًŲ§ ŁُŲ±ِŁŲÆُ ŲŖَŲ¹ْŁِŁŁ َ Ų§ŁŁَّŲ§Ų³ِ Ų§ŁŲÆُّŲ¹َŲ§Ų”َ ، ŁَŁَŲ§ ŲØَŲ£ْŲ³َ Ų£َŁْ ŁَŲ¬ْŁَŲ±َ ŲØِŁِ (Ų§ŁŲŲ§ŁŁ Ų§ŁŁŲØŁŲ±: 2/342).
Doa dibaca sirr, tidak di-jahar-kan, kecuali imam ingin mengajarkan kepada orang banyak, maka boleh men-jahar-kan. (al-Hawi al-Kabir, Imam al-Mawardi: 2/342).
Hikmah Shalat Berjamaah:
1. Lipat Ganda Amal.
Ų¹َŁِ Ų§ŲØْŁِ Ų¹ُŁ َŲ±َ Ų£َŁَّ Ų±َŲ³ُŁŁَ Ų§ŁŁَّŁِ -ŲµŁŁ Ų§ŁŁŁ Ų¹ŁŁŁ ŁŲ³ŁŁ - ŁَŲ§Łَ: « ŲµَŁŲ§َŲ©ُ Ų§ŁْŲ¬َŁ َŲ§Ų¹َŲ©ِ Ų£َŁْŲ¶َŁُ Ł ِŁْ ŲµَŁŲ§َŲ©ِ Ų§ŁْŁَŲ°ِّ ŲØِŲ³َŲØْŲ¹ٍ ŁَŲ¹ِŲ“ْŲ±ِŁŁَ ŲÆَŲ±َŲ¬َŲ©ً ».
“Dari Ibnu Umar, sesungguhnya Rasulullah Saw bersabda: “Shalat berjamaah lebih baik daripada shalat sendirian sebanyak dua puluh tujuh tingkatan”. (HR. Muslim).
2. Dijauhkan Dari Syetan.
Ų„ِŁَّ Ų§ŁŲ“َّŁْŲ·َŲ§Łَ Ų°ِŲ¦ْŲØُ Ų§ŁŲ„ِŁْŲ³َŲ§Łِ ŁَŲ°ِŲ¦ْŲØِ Ų§ŁْŲŗَŁَŁ ِ ŁَŲ£ْŲ®ُŲ°ُ Ų§ŁŲ“َّŲ§Ų©َ Ų§ŁْŁَŲ§ŲµِŁَŲ©َ ŁَŲ§ŁŁَّŲ§ŲِŁَŲ©َ ŁَŲ„ِŁَّŲ§ŁُŁ ْ ŁَŲ§ŁŲ“ِّŲ¹َŲ§ŲØَ ŁَŲ¹َŁَŁْŁُŁ ْ ŲØِŲ§ŁْŲ¬َŁ Ų§Ų¹َŲ©ِ ŁَŲ§ŁْŲ¹َŲ§Ł َّŲ©ِ ŁŲ§ŁْŁ َŲ³ْŲ¬ِŲÆِ
“Sesungguhnya setan itu bagi manusia seperti srigala bagi kambing, srigala menangkap kambing yang memisahkan diri dari gerombolannya dan kambing yang menyendiri. Maka janganlah kamu memisahkan diri dari jamaah, hendaklah kamu berjamaah, bersama orang banyak dan senantiasa memakmurkan masjid”. (HR. Ahmad bin Hanbal).
3. Semakin Banyak Balasan Dengan Banyaknya Jumlah Orang Yang Shalat.
ŁَŲ„ِŁَّ ŲµَŁŲ§َŲ©َ Ų§ŁŲ±َّŲ¬ُŁِ Ł َŲ¹َ Ų§ŁŲ±َّŲ¬ُŁِ Ų£َŲ²ْŁَŁ Ł ِŁْ ŲµَŁŲ§َŲŖِŁِ ŁَŲْŲÆَŁُ ŁَŲµَŁŲ§َŲŖُŁُ Ł َŲ¹َ Ų§ŁŲ±َّŲ¬ُŁَŁْŁِ Ų£َŲ²ْŁَŁ Ł ِŁْ ŲµَŁŲ§َŲŖِŁِ Ł َŲ¹َ Ų§ŁŲ±َّŲ¬ُŁِ ŁَŁ َŲ§ ŁَŲ«ُŲ±َ ŁَŁُŁَ Ų£َŲَŲØُّ Ų„ِŁَŁ Ų§ŁŁَّŁِ ŲŖَŲ¹َŲ§ŁَŁ
“Sesungguhnya shalat seseorang dengan satu orang lebih utama daripada shalat sendirian. Shalat seseorang bersama dua orang lebih utama daripada shalatnya bersama satu orang. Jika lebih banyak, maka lebih dicintai Allah Swt”. (HR. Abu Daud).
4. Dijauhkan Dari Nifaq.
Ł َŁْ ŲµَŁَّŁ ŁِŁَّŁِ Ų£َŲ±ْŲØَŲ¹ِŁŁَ ŁَŁْŁ ًŲ§ ŁِŁ Ų¬َŁ َŲ§Ų¹َŲ©ٍ ŁُŲÆْŲ±ِŁُ Ų§ŁŲŖَّŁْŲØِŁŲ±َŲ©َ Ų§ŁŲ£ُŁŁَŁ ŁُŲŖِŲØَŲŖْ ŁَŁُ ŲØَŲ±َŲ§Ų”َŲŖَŲ§Łِ ŲØَŲ±َŲ§Ų”َŲ©ٌ Ł ِŁَ Ų§ŁŁَّŲ§Ų±ِ ŁَŲØَŲ±َŲ§Ų”َŲ©ٌ Ł ِŁَ Ų§ŁŁِّŁَŲ§Łِ
“Siapa yang melaksanakan shalat karena Allah Swt selama empat puluh hari berjamaah, ia mendapatkan takbiratul ihram. Maka dituliskan baginya dijauhkan dari dua perkara; dari neraka dan dijauhkan dari kemunafikan”. (HR. At-Tirmidzi).
5. Mendapatkan Perlindungan Allah Swt.
Ł َŁْ ŲµَŁَّŁ Ų§ŁŲµُّŲØْŲَ ŁَŁُŁَ ŁِŁ Ų°ِŁ َّŲ©ِ Ų§ŁŁَّŁِ
“Siapa yang melaksanakan shalat Shubuh berjamaah, maka ia berada dalam lindungan Allah Swt”. (HR. Muslim).
6. Mendapatkan Balasan Pahala Seperti Haji dan ‘Umrah.
Ł َŁْ ŲµَŁَّŁ Ų§ŁْŲŗَŲÆَŲ§Ų©َ ŁِŁ Ų¬َŁ َŲ§Ų¹َŲ©ٍ Ų«ُŁ َّ ŁَŲ¹َŲÆَ ŁَŲ°ْŁُŲ±ُ Ų§ŁŁَّŁَ ŲَŲŖَّŁ ŲŖَŲ·ْŁُŲ¹َ Ų§ŁŲ“َّŁ ْŲ³ُ Ų«ُŁ َّ ŲµَŁَّŁ Ų±َŁْŲ¹َŲŖَŁْŁِ ŁَŲ§ŁَŲŖْ ŁَŁُ ŁَŲ£َŲ¬ْŲ±ِ ŲَŲ¬َّŲ©ٍ ŁَŲ¹ُŁ ْŲ±َŲ©ٍ ». ŁَŲ§Łَ ŁَŲ§Łَ Ų±َŲ³ُŁŁُ Ų§ŁŁَّŁِ -ŲµŁŁ Ų§ŁŁŁ Ų¹ŁŁŁ ŁŲ³ŁŁ - « ŲŖَŲ§Ł َّŲ©ٍ ŲŖَŲ§Ł َّŲ©ٍ ŲŖَŲ§Ł َّŲ©ٍ ».
“Siapa yang melaksanakan shalat Shubuh berjamaah, kemudian ia duduk berzikir hingga terbit matahari, kemudian ia melaksanakan shalat dua rakaat. Maka ia mendapatkan balasan pahala seperti haji dan umrah”. Kemudian Rasulullah Saw mengatakan, “Sempurna, sempurna, sempurna”. (HR. At-Tirmidzi).
7. Mendapatkan Balasan Pahala Seperti Qiyamullail.
Ł َŁْ ŲµَŁَّŁ Ų§ŁْŲ¹ِŲ“َŲ§Ų”َ ŁِŁ Ų¬َŁ َŲ§Ų¹َŲ©ٍ ŁَŁَŲ£َŁَّŁ َŲ§ ŁَŲ§Ł َ ŁِŲµْŁَ Ų§ŁŁَّŁْŁِ ŁَŁ َŁْ ŲµَŁَّŁ Ų§ŁŲµُّŲØْŲَ ŁِŁ Ų¬َŁ َŲ§Ų¹َŲ©ٍ ŁَŁَŲ£َŁَّŁ َŲ§ ŲµَŁَّŁ Ų§ŁŁَّŁْŁَ ŁُŁَّŁُ
“Siapa yang melaksanakan shalat Isya’ berjamaah, maka seakan-akan ia telah melaksanakan Qiyamullail setengah malam. Siapa yang melaksanakan shalat Shubuh berjamaah, maka seakan-akan ia telah melaksanakan Qiyamullail sepanjang malam”. (HR. Muslim).
8. Berkumpul Dengan Para Malaikat.
ŁَŲŖَŲ¹َŲ§ŁَŲØُŁŁَ ŁِŁŁُŁ ْ Ł َŁŲ§َŲ¦ِŁَŲ©ٌ ŲØِŲ§ŁŁَّŁْŁِ ŁَŁ َŁŲ§َŲ¦ِŁَŲ©ٌ ŲØِŲ§ŁŁَّŁَŲ§Ų±ِ ، ŁَŁَŲ¬ْŲŖَŁ ِŲ¹ُŁŁَ ŁِŁ ŲµَŁŲ§َŲ©ِ Ų§ŁْŁَŲ¬ْŲ±ِ ŁَŲµَŁŲ§َŲ©ِ Ų§ŁْŲ¹َŲµْŲ±ِ ، Ų«ُŁ َّ ŁَŲ¹ْŲ±ُŲ¬ُ Ų§ŁَّŲ°ِŁŁَ ŲØَŲ§ŲŖُŁŲ§ ŁِŁŁُŁ ْ ، ŁَŁَŲ³ْŲ£َŁُŁُŁ ْ ŁَŁْŁَ Ų£َŲ¹ْŁَŁ ُ ŲØِŁِŁ ْ ŁَŁْŁَ ŲŖَŲ±َŁْŲŖُŁ ْ Ų¹ِŲØَŲ§ŲÆِŁ ŁَŁَŁُŁŁُŁŁَ ŲŖَŲ±َŁْŁَŲ§ŁُŁ ْ ŁَŁُŁ ْ ŁُŲµَŁُّŁŁَ ، ŁَŲ£َŲŖَŁْŁَŲ§ŁُŁ ْ ŁَŁُŁ ْ ŁُŲµَŁُّŁŁَ
“Malaikat malam dan malaikat siang saling bergantian, mereka berkumpul pada shalat Shubuh dan shalat ‘Ashar. Kemudian yang bertugas di waktu malam naik, Allah Swt bertanya kepada mereka, Allah Swt Maha Mengetahui, “Bagaimanakah kamu meninggalkan hamba-hamba-Ku?”. Mereka menjawab, “Kami tinggalkan mereka ketika mereka sedang melaksanakan shalat dan kami datang kepada mereka ketika mereka sedang melaksanakan shalat”. (HR. Al-Bukhari dan Muslim).
9. Didoakan Malaikat.
ŁŲ§َ ŁَŲ²َŲ§Łُ Ų§ŁْŲ¹َŲØْŲÆُ ŁِŁ ŲµَŁŲ§َŲ©ٍ Ł َŲ§ ŁَŲ§Łَ ŁِŁ Ł ُŲµَŁŲ§َّŁُ ŁَŁْŲŖَŲøِŲ±ُ Ų§ŁŲµَّŁŲ§َŲ©َ ŁَŲŖَŁُŁŁُ Ų§ŁْŁ َŁŲ§َŲ¦ِŁَŲ©ُ Ų§ŁŁَّŁُŁ َّ Ų§ŲŗْŁِŲ±ْ ŁَŁُ Ų§ŁŁَّŁُŁ َّ Ų§Ų±ْŲَŁ ْŁُ. ŲَŲŖَّŁ ŁَŁْŲµَŲ±ِŁَ Ų£َŁْ ŁُŲْŲÆِŲ«َ
“Seorang hamba yang melaksanakan shalat, kemudian ia tetap berada di tempat shalatnya menantikan pelaksanaan shalat, maka malaikat berkata: “Ya Allah, ampunilah ia, curahkanlah rahmat-Mu kepadanya”. Hingga ia beranjak atau berhadas. (HR. Muslim).
10. Serentak Dengan ‘Amin’ Malaikat.
Ų„ِŲ°َŲ§ Ų£َŁ َّŁَ Ų§ŁŲ„ِŁ َŲ§Ł ُ ŁَŲ£َŁ ِّŁُŁŲ§ ŁَŲ„ِŁَّŁُ Ł َŁْ ŁَŲ§ŁَŁَ ŲŖَŲ£ْŁ ِŁŁُŁُ ŲŖَŲ£ْŁ ِŁŁَ Ų§ŁْŁ َŁŲ§َŲ¦ِŁَŲ©ِ ŲŗُŁِŲ±َ ŁَŁُ Ł َŲ§ ŲŖَŁَŲÆَّŁ َ Ł ِŁْ Ų°َŁْŲØِŁِ
“Apabila imam mengucapkan ‘Amin’, maka ucapkanlah ‘Amin’. Sesungguhnya siapa yang ucapannya sesuai dengan ucapan ‘Amin’ yang diucapkan malaikat, maka Allah mengampuni dosanya yang telah lalu”.
(HR. Al-Bukhari dan Muslim).
Akan Datang Walaupun Merangkak.
ŁَŁَŁْ ŁَŲ¹ْŁَŁ ُŁŁَ Ł َŲ§ ŁِŁ Ų§ŁْŲ¹َŲŖَŁ َŲ©ِ ŁَŲ§ŁŲµُّŲØْŲِ ŁŲ£َŲŖَŁْŁُŁ َŲ§ ŁَŁَŁْ ŲَŲØْŁًŲ§
“Andai mereka mengetahui apa yang ada pada shalat Isya’ dan shalat Shubuh, pastilah mereka akan mendatanginya, walaupun merangkak”.
(HR. Al-Bukhari).
HADITS: 7 PESAN NABI KEPADA ABU DZAR.
Dari Abu Dzar, ia berkata: “Orang yang aku kasihi (Rasulullah Saw) memerintahkan aku melakukan tujuh perkara:
Ų£َŁ َŲ±َŁِŁ ŲØِŲُŲØِّ Ų§ŁْŁ َŲ³َŲ§ŁِŁŁِ ŁَŲ§ŁŲÆُّŁُŁِّ Ł ِŁْŁُŁ ْ
Ia perintahkan aku mencintai dan mendekati orang-orang miskin.
ŁَŲ£َŁ َŲ±َŁِŁ Ų£َŁْ Ų£َŁْŲøُŲ±َ Ų„ِŁَŁ Ł َŁْ ŁُŁَ ŲÆُŁŁِŁ ŁَŁŲ§َ Ų£َŁْŲøُŲ±َ Ų„ِŁَŁ Ł َŁْ ŁُŁَ ŁَŁْŁِŁ
Ia perintahkan aku agar melihat ke bawah, tidak melihat keatas.
ŁَŲ£َŁ َŲ±َŁِŁ Ų£َŁْ Ų£َŲµِŁَ Ų§ŁŲ±َّŲِŁ َ ŁَŲ„ِŁْ Ų£ŲÆŲØŲ±ŲŖ
Ia perintahkan aku agar tetap menjalin silaturahim, meskipun orang tersebut bersikap tidak baik.
ŁَŲ£َŁ َŲ±َŁِŁ Ų£َŁْ ŁŲ§َ Ų£َŲ³ْŲ£َŁَ Ų£َŲَŲÆŲ§ً Ų“َŁْŲ¦Ų§ً
Ia perintahkan aku agar tidak meminta apa pun kepada orang lain
ŁَŲ£َŁ َŲ±َŁِŁ Ų£َŁْ Ų£َŁُŁŁَ ŲØِŲ§ŁْŲَŁِّ ŁَŲ„ِŁْ ŁَŲ§Łَ Ł ُŲ±ًّŲ§
Ia perintahkan aku agar mengucapkan kebenaran, walaupun pahit.
ŁَŲ£َŁ َŲ±َŁِŁ Ų£َŁْ ŁŲ§َ Ų£َŲ®َŲ§Łَ ŁِŁ Ų§ŁŁَّŁِ ŁَŁْŁ َŲ©َ ŁŲ§َŲ¦ِŁ ٍ
Ia perintahkan aku agar tidak takut kecaman orang-orang yang mengecam dalam mengamalkan agama Allah (Islam)
ŁَŲ£َŁ َŲ±َŁِŁ Ų£َŁْ Ų£ُŁْŲ«ِŲ±َ Ł ِŁْ ŁَŁْŁِ ŁŲ§َ ŲَŁْŁَ ŁَŁŲ§َ ŁُŁَّŲ©َ Ų„ِŁŲ§َّ ŲØِŲ§ŁŁَّŁِ ŁَŲ„ِŁَّŁُŁَّ Ł ِŁْ ŁَŁْŲ²ٍ ŲŖَŲْŲŖَ Ų§ŁْŲ¹َŲ±ْŲ“ِ.
Ia perintahkan aku agar memperbanyak kalimat: La haula wa la quwwata illa billah (tiada daya dan upaya kecuali dengan Allah). Sesungguhnya kalimat itu dari perbendaharaan di bawah ‘Arsy.
(HR. Riwayat Ahmad)
KAJIAN HADITS MASJID AKRAMUNNAS UNRI 31 MARET 2012
Ų«ŁŲ§Ų«Ų© ŁŲŲØŁŁ Ų§ŁŁŁ ŁŁŲ¶ŲŁ Ų„ŁŁŁŁ ŁŁŲ³ŲŖŲØŲ“Ų± ŲØŁŁ
Ų§ŁŲ°Ł Ų„Ų°Ų§ Ų§ŁŁŲ“ŁŲŖ ŁŲ¦Ų© ŁŲ§ŲŖŁ ŁŲ±Ų§Ų”ŁŲ§ ŲØŁŁŲ³Ł ŁŁŁ Ų¹Ų² ŁŲ¬Ł
ŁŲ„Ł Ų§ Ų£Ł ŁŁŲŖŁ ŁŲ„Ł Ų§ Ų£Ł ŁŁŲµŲ±Ł Ų§ŁŁŁ Ų¹Ų² ŁŲ¬Ł ŁŁŁŁŁŁ
ŁŁŁŁŁ Ų§ŁŲøŲ±ŁŲ§ Ų„ŁŁ Ų¹ŲØŲÆŁ ŁŲ°Ų§ ŁŁŁ ŲµŲØŲ± ŁŁ ŲØŁŁŲ³Ł ؟
ŁŲ§ŁŲ°Ł ŁŁ Ų§Ł Ų±Ų£Ų© ŲŲ³ŁŲ© ŁŁŲ±Ų§Ų“ ŁŁŁ ŲŲ³Ł ŁŁŁŁŁ Ł Ł Ų§ŁŁŁŁ
ŁŁŁŁŁ ŁŲ°Ų± Ų“ŁŁŲŖŁ ŁŁŲ°ŁŲ±ŁŁ ŁŁŁ Ų“Ų§Ų” Ų±ŁŲÆ
ŁŲ§ŁŲ°Ł Ų„Ų°Ų§ ŁŲ§Ł ŁŁ Ų³ŁŲ± ŁŁŲ§Ł Ł Ų¹Ł Ų±ŁŲØ ŁŲ³ŁŲ±ŁŲ§ Ų«Ł ŁŲ¬Ų¹ŁŲ§ ŁŁŲ§Ł Ł Ł Ų§ŁŲ³ŲŲ± ŁŁ Ų¶Ų±Ų§Ų” ŁŲ³Ų±Ų§Ų”
Ų±ŁŲ§Ł Ų§ŁŲ·ŲØŲ±Ų§ŁŁ ŁŁ Ų§ŁŁŲØŁŲ± ŲØŲ„Ų³ŁŲ§ŲÆ ŲŲ³Ł
Diriwayatkan dari Abu ad-Darda’, dari Rasulullah Saw, beliau bersabda:
“Tiga orang yang dicintai Allah, Allah tertawa kepada mereka dan memberikan kabar gembira kepada mereka:
Seseorang yang kelompok pasukannya mengalami kekalahan, akan tetapi ia tetap maju berperang sendirian karena Allah.
Mungkin ia akan terbunuh, mungkin juga Allah akan menolong dan mencukupkannya.
Maka Allah berkata: ‘Lihatlah hamba-Ku ini, bagaimana ia bersabar terhadap dirinya demi untuk Aku’.
Seseorang yang mempunyai istri yang baik, memiliki kasur yang lembut dan bagus, namun ia tetap Qiyamullai.
Allah berkata: ‘Ia tinggalkan syahwatnya dan ia mengingat Aku. Padahal jika ia mau, ia bisa tidur’.
Seseorang yang berada dalam suatu perjalanan, ia bersama para penunggang kuda, mereka tidak tidur malam (karena lelah musafir), kemudian mereka tidur. Lalu ia bangun pada waktu sahur dalam keadaan susah dan senang”.
Diriwayatkan Imam ath-Thabrani dalam al-Mu’jam al-Kabir.
Hadits Hasan.
DOA BERBAHASA INDONESIA DALAM SHALAT.
Apa hukum mengucapkan doa berbahasa Indonesia dalam shalat?
Jawaban:
Imam an-Nawawi berkata:
ŁŁŲ§ ŁŲ¬ŁŲ² Ų§Ł ŁŲ®ŲŖŲ±Ų¹ ŲÆŲ¹ŁŲ© ŲŗŁŲ± Ł Ų£Ų«ŁŲ±Ų© ŁŁŲ£ŲŖŁ ŲØŁŲ§ Ų§ŁŲ¹Ų¬Ł ŁŲ© ŲØŁŲ§ Ų®ŁŲ§Ł ŁŲŖŲØŲ·Ł ŲØŁŲ§ Ų§ŁŲµŁŲ§Ų©
“Tidak boleh membuat-buat doa yang tidak ma’tsur (bukan dari al-Qur’an dan Sunnah), kemudian diucapkan dalam bahasa asing (bukan Arab), tidak ada perbedaan pendapat dalam masalah ini, shalat menjadi batal disebabkan itu”.
Al-Majmu’ Syarh al-Muhadzdzab: juz. 16, hal. 212.
TALAK DIWAKILKAN DAN LEWAT SURAT
Apakah sah talak yang diwakilkan dan lewat surat?
Jawaban:
ŲŁŁ Ų§ŁŲŖŁŁŁŁ ŁŁ Ų§ŁŲ·ŁŲ§Ł:
Hukum Mewakilkan Thalaq
Diterjemahkan dari Kitab Mausu’ah al-Fiqh al-Islamy
Ensiklopaedia Fiqh Islam.
Ų§ŁŲ±Ų¬Ł ŁŁ Ų§ ŁŁ ŁŁ Ų§ŁŲ·ŁŲ§Ł ŲØŁŁŲ³Ł ŁŁ ŁŁ Ų„ŁŲ§ŲØŲ© ŲŗŁŲ±Ł ŁŁŁ، ŁŁŁŲ¹ Ų§ŁŲ·ŁŲ§Ł Ł Ł ŲŗŁŲ± Ų§ŁŲ²ŁŲ¬ ŲØŲ„Ų°ŁŁ Ų„Ł Ų§ ŲØŲ§ŁŲŖŁŁŁŁ، Ų£Ł Ų§ŁŲŖŁŁŁŲ¶، Ų£Ł Ų§ŁŲ±Ų³Ų§ŁŲ©.
ŁŲ§ŁŲŖŁŁŁŁ: Ų„ŁŲ§ŲØŲ© Ų§ŁŲ²ŁŲ¬ ŲŗŁŲ±Ł ŁŁ Ų·ŁŲ§Ł Ų²ŁŲ¬ŲŖŁ ŁŲ£Ł ŁŁŁŁ ŁŲŗŁŲ±Ł: ŁŁّŁŲŖŁ ŁŁ Ų·ŁŲ§Ł Ų²ŁŲ¬ŲŖŁ، ŁŲ„Ų°Ų§ ŁَŲØِŁ Ų§ŁŁŁŁŁ Ų§ŁŁŁŲ§ŁŲ©، Ų«Ł ŁŲ§Ł ŁŲ²ŁŲ¬Ų© Ł ŁŁِّŁŁ: Ų£ŁŲŖ Ų·Ų§ŁŁ، ŁŁŲÆ ŁŁŲ¹ Ų§ŁŲ·ŁŲ§Ł، ŁŁŁ Ł Ł ŲµŲ Ų·ŁŲ§ŁŁ ŲµŲ ŲŖŁŁŁŁŁ، ŁŲ§ŁŁŁŁŁ ŁŁ Ų§ŁŲ·ŁŲ§Ł Ł ŁŁŲÆ ŲØŲ§ŁŲ¹Ł Ł ŲØŲ±Ų£Ł Ų§ŁŁ ŁŁِّŁ، ŁŲ„Ų°Ų§ ŲŖŲ¬Ų§ŁŲ²Ł ŁŁ ŁŁŁŲ° ŲŖŲµŲ±ŁŁ Ų„ŁŲ§ ŲØŲ„Ų¬Ų§Ų²Ų© Ų§ŁŁ ŁŁِّŁ، ŁŁŁŁ ŁŁِّŁ Ų£Ł ŁŲ¹Ų²Ł Ų§ŁŁŁŁŁ Ł ŲŖŁ Ų“Ų§Ų”.
ŁŲ„Ų°Ų§ ŁŁŁ Ų§ŁŲ²ŁŲ¬ Ų²ŁŲ¬ŲŖŁ ŁŁ Ų·ŁŲ§Ł ŁŁŲ³ŁŲ§ ŲµŲ ŲŖŁŁŁŁŁŲ§، ŁŲ·ŁŲ§ŁŁŲ§ ŁŁŁŲ³ŁŲ§؛ ŁŲ£ŁŁ ŁŲµŲ ŲŖŁŁŁŁŁŲ§ ŁŁ Ų·ŁŲ§Ł ŲŗŁŲ±ŁŲ§، ŁŁŲ°Ų§ ŁŁ Ų·ŁŲ§Ł ŁŁŲ³ŁŲ§.
Sebagaimana seorang laki-laki memiliki hak thalaq pada dirinya sendiri, maka ia juga memiliki hak untuk mewakilkan thalaq kepada orang lain. Thalaq tetap dianggap jatuh meskipun tidak dijatuhkan suami (secara langsung), akan tetapi dijatuhkan oleh orang lain dengan izin suami, apakah dengan cara diwakilkan kepada orang lain, pelimpahan kuasa atau dengan surat. Makna mewakilkan adalah: suami mewakilkan kepada orang lain untuk menceraikan istrinya, misalnya ia mengatakan kepada orang lain: “Saya wakilkan kepada engkau dalam hal menceraikan istri saya”. Jika si wakil menerimanya, kemudian mengatakan kepada istri orang yang mewakilkan: “Engkau telah diceraikan”. Maka talaqnya jatuh. Semua orang yang sah thalaqnya, maka sah pula jika ia mewakilkan kepada orang lain. Orang yang menjadi wakil dalam masalah thalaq terikat dengan pendapat orang yang mewakilkan. Jika orang yang menjadi wakil itu melampaui batas, maka perbuatannya tidak sah, kecuali dengan izin orang yang mewakilkan. Orang yang mewakilkan dapat menggugurkan hak wakil kapan saja ia berkehendak. Jika seorang suami mewakilkan kepada istrinya untuk menceraikan dirinya sendiri, maka perwakilan itu sah dan thalaqnya juga sah. Karena sah hukumnya jika suami mewakilkan kepada istrinya untuk menceraikan orang lain, maka sah pula hukumnya untuk menceraikan dirinya sendiri.
.ŲŁŁ Ų§ŁŲ·ŁŲ§Ł ŲØŲ§ŁŲ±Ų³Ų§ŁŲ©:
Ų§ŁŲ·ŁŲ§Ł ŲØŲ§ŁŲ±Ų³Ų§ŁŲ© ŁŁ ŲµŁŲ±ŲŖŲ§Ł:
Ų§ŁŲ£ŁŁŁ: Ų£Ł ŁŁŲŖŲØ Ų§ŁŲ²ŁŲ¬ Ų±Ų³Ų§ŁŲ© ŲØŲ§ŁŲ·ŁŲ§Ł Ų„ŁŁ Ų²ŁŲ¬ŲŖŁ، ŁŁŲ±Ų³ŁŁŲ§ Ł ŲŲ±Ų±Ų© Ų„ŁŁŁŲ§، ŁŲ£Ł ŁŁŲŖŲØ ŁŁŲ§ ŲŲ±ŁŁŲ§ً Ų£ŁŲŖ Ų·Ų§ŁŁ، Ų£Ł Ł Ų·ŁŁŲ© ŁŁŲŁ Ų°ŁŁ Ł Ł Ų§ ŁŁŁŲÆ Ų§ŁŲ·ŁŲ§Ł، ŁŲ„Ų°Ų§ Ų§Ų³ŲŖŁŁ ŲŖŁŲ§ ŲµŲ§Ų±ŲŖ Ų·Ų§ŁŁŲ§ً.
Ų§ŁŲ«Ų§ŁŁŲ©: Ų£Ł ŁŲ±Ų³Ł Ų„ŁŁŁŲ§ Ų±Ų³Ų§ŁŲ© Ų“ŁŁŁŲ© ŲØŲ§ŁŲ·ŁŲ§Ł، ŁŲ£Ł ŁŁŁŁ Ų§ŁŲ²ŁŲ¬ ŁŲ±Ų¬Ł: Ų§Ų°ŁŲØ Ų„ŁŁ ŁŁŲ§ŁŲ© Ų²ŁŲ¬ŲŖŁ ŁŁŁ ŁŁŲ§: Ų„Ł Ų²ŁŲ¬Ł ŁŁŁŁ ŁŁ Ų£ŁŲŖ Ų·Ų§ŁŁ.
ŁŲ„Ų°Ų§ Ų°ŁŲØ Ų§ŁŲ±Ų³ŁŁ Ų„ŁŁŁŲ§، ŁŲØŁّŲŗŁŲ§ Ų§ŁŲ±Ų³Ų§ŁŲ© Ų¹ŁŁ ŁŲ¬ŁŁŲ§، ŁŁŲ¹ Ų§ŁŲ·ŁŲ§Ł، ŁŲ§ŁŲ±Ų³ŁŁ ŁŲ§ŁŁ ŁŲ§ Ł Ų·ŁŁ.
Hukum thalaq dengan surat.
Thalaq dengan surat itu ada dua bentuk:
Pertama, suami menulis surat cerai kepada istrinya, ia kirimkan ia tujukan kepada istrinya, ia tulis secara harfiah: “Engkau telah dithalaq”, atau “Engkau diceraikan”, atau kalimat seperti itu yang mengandung makna thalaq. Ketika si istri menerima surat itu, maka thalaq jatuh pada dirinya.
Kedua, suami mengirim pesan lisan, misalnya seorang suami berkata kepada seseorang, “Pergilah engkau kepada si anu istri saya, katakana kepadanya, “Sesungguhnya suamimu telah berkata kepada bahwa engkau telah diceraikan”. Jika utusan itu pergi kepada istri yang bersangkutan dan menyampaikan pesan lisan itu, maka thalaq pun jatuh. Utusan itu hanya membawa pesan, bukan orang yang menjatuhkan thalaq.
Hadits: Yang Menolong Akan Ditolong.
Sumber:
Shahih Muslim. Kitab: adz-Dzikr wa ad-Du’a’ wa at-Taubah, Bab: Fadhl al-Ijtima’ ‘ala Tilawati al-Qur’an wa ‘ala adz-Dzikr (Keutamaan berkumpul untuk membaca al-Qur’an dan berzikir).
Terjemah:
Dari Abu Hurairah, ia berkata: Rasulullah Saw bersabda:
“Siapa yang melepaskan satu kesulitan dari beberapa kesulitan dunia pada seorang mukmin, maka Allah akan melepaskannya dari satu kesulitan diantara beberapa kesulitan pada hari kiamat. Siapa yang memudahkan orang yang berada dalam kesulitan, maka Allah akan memudahkannya di dunia dan di akhirat. Siapa yang menutup aib seorang muslim, maka Allah akan menutupi aibnya di dunia dan di akhirat. Allah menolong seorang hamba selama hamba itu menolong saudaranya. Siapa yang melewati suatu jalan, ia mencari ilmu di jalan itu, maka Allah akan mudahkan baginya jalan ke surga. Sekelompok orang berkumpul di rumah Allah, membaca kitab Allah, mengkaji isinya diantara mereka, maka pasti turun ketenangan kepada mereka, rahmat meliputi mereka, para malaikat mengelilingi mereka dan Allah menyebut mereka kepada para malaikat yang ada di sisi-Nya. Siapa yang lamban amalnya, maka nasabnya tidak membuatnya cepat (seseorang dinilai dari amalnya, bukan nasabnya)”.
Hadits: Mu’min Yang Kuat Lebih Dicintai Allah.
Sumber:
Shahih Muslim, Kitab: al-Qadr, Bab: fi al-Amr bi al-Quwwah wa Tark al-‘Ajz wa al-Isti’anah billah wa Tafwidh al-Maqadir lillah (Perintah agar kuat, meninggalkan sikap lemah, meminta tolong kepada Allah dan menyerahkan takdir kepada Allah Swt).
Terjemah:
“Mukmin yang kuat lebih baik dan lebih dicintai Allah daripada mukmin yang lemah, dalam semuanya ada kebaikan. Bersemangatlah untuk melakukan sesuatu yang bermanfaat bagimu, mintalah pertolongan kepada Allah dan jangan merasa lemah. Jika sesuatu menimpamu, jangan engkau katakan, ‘Andai saya melakukan anu dan anu’. Akan tetapi katakanlah, ‘Takdir Allah, apa yang Ia kehendaki, Ia lakukan’. Karena kalau-kalau itu membuka perbuatan setan”.
TANYA – JAWAB SHALAT SUNNAT TASBIH
H. Abdul Somad, Lc., MA.
(S1 Al-Azhar, Mesir. S2 Darulhadis, Maroko. Dosen UIN Suska).
Pertanyaan: Apakah dalil shalat sunnat Tasbih?
Jawaban: Dalil pelaksanaan shalat sunnat Tasbih berdasarkan sabda Rasulullah Saw:
Ų¹َŁِ Ų§ŲØْŁِ Ų¹َŲØَّŲ§Ų³ٍ Ų£َŁَّ Ų±َŲ³ُŁŁَ Ų§ŁŁَّŁِ -ŲµŁŁ Ų§ŁŁŁ Ų¹ŁŁŁ ŁŲ³ŁŁ - ŁَŲ§Łَ ŁِŁْŲ¹َŲØَّŲ§Ų³ِ ŲØْŁِ Ų¹َŲØْŲÆِ Ų§ŁْŁ ُŲ·َّŁِŲØِ « ŁَŲ§ Ų¹َŲØَّŲ§Ų³ُ ŁَŲ§ Ų¹َŁ َّŲ§Łُ Ų£َŁŲ§َ Ų£ُŲ¹ْŲ·ِŁŁَ Ų£َŁŲ§َ Ų£َŁ ْŁَŲُŁَ Ų£َŁŲ§َ Ų£َŲْŲØُŁŁَ Ų£َŁŲ§َ Ų£َŁْŲ¹َŁُ ŲØِŁَ Ų¹َŲ“ْŲ±َ Ų®ِŲµَŲ§Łٍ Ų„ِŲ°َŲ§ Ų£َŁْŲŖَ ŁَŲ¹َŁْŲŖَ Ų°َŁِŁَ ŲŗَŁَŲ±َ Ų§ŁŁَّŁُ ŁَŁَ Ų°َŁْŲØَŁَ Ų£َŁَّŁَŁُ ŁَŲ¢Ų®ِŲ±َŁُ ŁَŲÆِŁŁ َŁُ ŁَŲَŲÆِŁŲ«َŁُ Ų®َŲ·َŲ£َŁُ ŁَŲ¹َŁ ْŲÆَŁُ ŲµَŲŗِŁŲ±َŁُ ŁَŁَŲØِŁŲ±َŁُ Ų³ِŲ±َّŁُ ŁَŲ¹َŁŲ§َŁِŁَŲŖَŁُ Ų¹َŲ“ْŲ±َ Ų®ِŲµَŲ§Łٍ Ų£َŁْ ŲŖُŲµَŁِّŁَ Ų£َŲ±ْŲØَŲ¹َ Ų±َŁَŲ¹َŲ§ŲŖٍ ŲŖَŁْŲ±َŲ£ُ ŁِŁ ŁُŁِّ Ų±َŁْŲ¹َŲ©ٍ ŁَŲ§ŲŖِŲَŲ©َ Ų§ŁْŁِŲŖَŲ§ŲØِ ŁَŲ³ُŁŲ±َŲ©ً ŁَŲ„ِŲ°َŲ§ ŁَŲ±َŲŗْŲŖَ Ł ِŁَ Ų§ŁْŁِŲ±َŲ§Ų”َŲ©ِ ŁِŁ Ų£َŁَّŁِ Ų±َŁْŲ¹َŲ©ٍ ŁَŲ£َŁْŲŖَ ŁَŲ§Ų¦ِŁ ٌ ŁُŁْŲŖَ Ų³ُŲØْŲَŲ§Łَ Ų§ŁŁَّŁِ ŁَŲ§ŁْŲَŁ ْŲÆُ ŁِŁَّŁِ ŁَŁŲ§َ Ų„ِŁَŁَ Ų„ِŁŲ§َّ Ų§ŁŁَّŁُ ŁَŲ§ŁŁَّŁُ Ų£َŁْŲØَŲ±ُ Ų®َŁ ْŲ³َ Ų¹َŲ“ْŲ±َŲ©َ Ł َŲ±َّŲ©ً Ų«ُŁ َّ ŲŖَŲ±ْŁَŲ¹ُ ŁَŲŖَŁُŁŁُŁَŲ§ ŁَŲ£َŁْŲŖَ Ų±َŲ§ŁِŲ¹ٌ Ų¹َŲ“ْŲ±ًŲ§ Ų«ُŁ َّ ŲŖَŲ±ْŁَŲ¹ُ Ų±َŲ£ْŲ³َŁَ Ł ِŁَ Ų§ŁŲ±ُّŁُŁŲ¹ِ ŁَŲŖَŁُŁŁُŁَŲ§ Ų¹َŲ“ْŲ±ًŲ§ Ų«ُŁ َّ ŲŖَŁْŁِŁ Ų³َŲ§Ų¬ِŲÆًŲ§ ŁَŲŖَŁُŁŁُŁَŲ§ ŁَŲ£َŁْŲŖَ Ų³َŲ§Ų¬ِŲÆٌ Ų¹َŲ“ْŲ±ًŲ§ Ų«ُŁ َّ ŲŖَŲ±ْŁَŲ¹ُ Ų±َŲ£ْŲ³َŁَ Ł ِŁَ Ų§ŁŲ³ُّŲ¬ُŁŲÆِ ŁَŲŖَŁُŁŁُŁَŲ§ Ų¹َŲ“ْŲ±ًŲ§ Ų«ُŁ َّ ŲŖَŲ³ْŲ¬ُŲÆُ ŁَŲŖَŁُŁŁُŁَŲ§ Ų¹َŲ“ْŲ±ًŲ§ Ų«ُŁ َّ ŲŖَŲ±ْŁَŲ¹ُ Ų±َŲ£ْŲ³َŁَ ŁَŲŖَŁُŁŁُŁَŲ§ Ų¹َŲ“ْŲ±ًŲ§ ŁَŲ°َŁِŁَ Ų®َŁ ْŲ³ٌ ŁَŲ³َŲØْŲ¹ُŁŁَ ŁِŁ ŁُŁِّ Ų±َŁْŲ¹َŲ©ٍ ŲŖَŁْŲ¹َŁُ Ų°َŁِŁَ ŁِŁ Ų£َŲ±ْŲØَŲ¹ِ Ų±َŁَŲ¹َŲ§ŲŖٍ Ų„ِŁِ Ų§Ų³ْŲŖَŲ·َŲ¹ْŲŖَ Ų£َŁْ ŲŖُŲµَŁِّŁَŁَŲ§ ŁِŁ ŁُŁِّ ŁَŁْŁ ٍ Ł َŲ±َّŲ©ً ŁَŲ§ŁْŲ¹َŁْ ŁَŲ„ِŁْ ŁَŁ ْ ŲŖَŁْŲ¹َŁْ ŁَŁِŁ ŁُŁِّ Ų¬ُŁ ُŲ¹َŲ©ٍ Ł َŲ±َّŲ©ً ŁَŲ„ِŁْ ŁَŁ ْ ŲŖَŁْŲ¹َŁْ ŁَŁِŁ ŁُŁِّ Ų“َŁْŲ±ٍ Ł َŲ±َّŲ©ً ŁَŲ„ِŁْ ŁَŁ ْ ŲŖَŁْŲ¹َŁْ ŁَŁِŁ ŁُŁِّ Ų³َŁَŲ©ٍ Ł َŲ±َّŲ©ً ŁَŲ„ِŁْ ŁَŁ ْ ŲŖَŁْŲ¹َŁْ ŁَŁِŁ Ų¹ُŁ ُŲ±ِŁَ Ł َŲ±َّŲ©ً ».
Dari Ibnu Abbas, sesungguhnya Rasulullah Saw berkata kepada al-‘Abbas bin Abdul Muththalib: “Wahai ‘Abbas, wahai paman, maukah engkau aku berikan, sudikah engkau aku lakukan sesuatu terhadapmu 10 perkara jika engkau mau melakukannya; Allah mengampuni dosamu, yang pertama dan yang terakhir, yang dahulu dan yang baru, yang tersilap dan sengaja, yang kecil dan yang besar, yang rahasia dan yang nyata, 10 perkara. Engkau laksanakan shalat empat rakaat, engkau baca dalam setiap rakaat al-Fatihah dan surat. Ketika selesai membaca itu, ketika engkau tegak, engkau ucapkan: ‘Maha Suci Allah, segala puji bagi Allah, tiada tuhan selain Allah dan Allah Maha Besar, sebanyak 15 kali. Kemudian engkau ruku’, engkau ucapkan 10 Tasbih. Kemudian engkau angkat kepalamu dari ruku’, engkau ucapkan 10 kali, kemudian engkau sujud, engkau ucapkan 10 kali. Kemudian engkau angkat kepalamu dari sujud, engkau ucapkan 10 kali. Kemudian engkau sujud (kedua), engkau ucapkan 10 kali. Kemudian engkau angkat kepalamu dari sujud, engkau ucapkan 10 kali. Maka itulah 75 kali tasbih. Engkau lakukan itu sebanyak 4 rakaat. Jika engkau mampu melaksanakannya satu kali sehari, maka laksakanlah. Jika engkau tidak mampu, maka laksanakanlah seminggu sekali. Jika engkau tidak mampu, maka laksanakanlah satu bulan sekali. Jika engkau tidak mampu, maka laksanakanlah setahun sekali. Jika engkau tidak mampu, maka seumur hidup sekali”.
Pertanyaan: Ada sebagian orang yang mengatakan dalil shalat sunnat Tasbih itu tidak kuat karena haditsnya Dha’if? Benarkah demikian?
Jawaban: Beberapa ulama terkemuka memberikan jawaban tentang kualitas hadits tentang shalat sunnat Tasbih:
ŁŲ„Ł ŲŲÆŁŲ« ŲµŁŲ§Ų© Ų§ŁŲŖŲ³Ų§ŲØŁŲ ŁŲ§ ŁŁŲ²Ł Ų¹Ł ŲÆŲ±Ų¬Ų© Ų§ŁŲŲ³Ł ، ŁŁŲ«Ų±Ų© Ų·Ų±ŁŁ ، ŁŲŖŁŁŲ¹ Ł ŲµŲ§ŲÆŲ± ŲŖŲ®Ų±ŁŲ¬Ł. ŁŁŲÆ Ų£ŁŲ±ŲÆ Ų¬Ł Ų¹ Ł Ł Ų§ŁŲ£Ų¦Ł Ų© ŁŲ°Ų§ Ų§ŁŲŲÆŁŲ« ŲØŲŖŲ£ŁŁŁ Ų¬Ł Ų¹ ŁŁŁ Ų·Ų±ŁŁ ، ŁŁ Ų§ ŁŁŁ Ų°ŁŁ Ų§ŁŲŲ§ŁŲø Ų§ŲØŁ ŲŲ¬Ų± ŁŁ Ų£Ų¬ŁŲØŲŖŁ Ų§ŁŁ Ų“ŁŁŲ±Ų© Ų¹ŁŁ Ų£Ų³Ų¦ŁŲ© Ų¹Ł Ų£ŲŲ§ŲÆŁŲ« Ų±Ł ŁŲŖ ŲØŲ§ŁŁŲ¶Ų¹ ، Ų§Ų“ŲŖŁ Ł Ų¹ŁŁŁŲ§ ŁŲŖŲ§ŲØ Ų§ŁŁ ŲµŲ§ŲØŁŲ ŁŁŲ„Ł Ų§Ł Ų§ŁŲØŲŗŁŁ. ŁŲ§Ł Ų§ŁŲŲ§ŁŲø ŁŁ ŲŖŁŁ Ų§ŁŲ£Ų¬ŁŲØŲ©: "ŁŁŲÆ Ų£Ų®Ų±Ų¬ ŲŲÆŁŲ«ŁŲ§ (ŁŲ¹ŁŁ ŲµŁŲ§Ų© Ų§ŁŲŖŲ³Ų§ŲØŁŲ) Ų£Ų¦Ł Ų© Ų§ŁŲ„Ų³ŁŲ§Ł ، ŁŲŁŲ§ŲøŁ: Ų£ŲØŁ ŲÆŲ§ŁŲÆ ŁŁ Ų§ŁŲ³ŁŁ ، ŁŲ§ŁŲŖŲ±Ł Ų°Ł ŁŁ Ų§ŁŲ¬Ų§Ł Ų¹ ، ŁŲ§ŲØŁ Ų®Ų²ŁŁ Ų© ŁŁ ŲµŲŁŲŁ ، ŁŁŁ ŁŲ§Ł: Ų„Ł Ų«ŲØŲŖ Ų§ŁŲ®ŲØŲ± ، ŁŲ§ŁŲŲ§ŁŁ ŁŁ Ų§ŁŁ Ų³ŲŖŲÆŲ±Ł ، ŁŁŲ§Ł ŲµŲŁŲ Ų§ŁŲ„Ų³ŁŲ§ŲÆ ، ŁŲ§ŁŲÆŲ§Ų±ŁŲ·ŁŁ Ų£ŁŲ±ŲÆŁŲ§ ŲØŲ¬Ł ŁŲ¹ Ų·Ų±ŁŁŲ§ ŁŁ Ų¬Ų²Ų”. Ų«Ł ŁŲ¹Ł Ų°ŁŁ Ų§ŁŲ®Ų·ŁŲØ ، Ų«Ł Ų¬Ł Ų¹ Ų·Ų±ŁŁŲ§ Ų§ŁŲŲ§ŁŲø Ų£ŲØŁ Ł ŁŲ³Ł Ų§ŁŁ ŲÆŁŁŁ ŁŁ Ų¬Ų²Ų” Ų³Ł Ų§Ł ŲŖŲµŲŁŲ ŲµŁŲ§Ų© Ų§ŁŲŖŲ³Ų§ŲØŁŲ ..." ŁŲ®ŲŖŁ Ų§ŲØŁ ŲŲ¬Ų± Ų¬ŁŲ§ŲØŁ ŲØŁŁŁŁ: "ŁŲ§ŁŲŁ Ų£ŁŁ ŁŁ ŲÆŲ±Ų¬Ų© Ų§ŁŲŲ³Ł ŁŁŲ«Ų±Ų© Ų·Ų±ŁŁ Ų§ŁŲŖŁ ŲŖŁŁŁ ŲØŁŲ§ Ų§ŁŲ·Ų±ŁŁ Ų§ŁŲ£ŁŁŁ".
Sesungguhnya hadits tentang shalat Tasbih tidak turun dari derajat hadits hasan, karena jalur periwayatannya banyak, demikian juga dengan sumber-sumber takhrijnya. Beberapa imam menyusun kitab khusus berkaitan dengan hadits-hadits shalat Tasbih dengan menggabungkan jalur-jalur periwayatannya, sebagaimana yang dinukil oleh al-Hafizh Ibnu Hajar dalam jawaban beliau terhadap beberapa pertanyaan seputar hadits-hadits yang dituduh sebagai hadits palsu, terangkum dalam kitab al-Mashabih karya Imam al-Baghawi. Al-Hafizh Ibnu Hajar berkata dalam jawabannya tersebut: “Para ulama telah meriwayatkan tentang hadits shalat Tasbih, diantaranya adalah Imam Abu Daud dalam as-Sunan, at-Tirmidzi dalam al-Jami’, Ibnu Khuzaimah dalam as-Shahih, akan tetapi beliau mengatakan: “Jika khabar ini kuat”. Al-Hakim dalam al-Mustadrak, ia berkata: “Sanadnya shahih”. Ad-Daraquthni menyusun satu kitab khusus tentang hadits shalat Tasbih dengan berbagai jalur periwayatannya. Demikian juga dengan imam al-Khathib. Al-Hafizh Abu Musa al-Madini menyusun satu kitab berjudul Tashih Shalat at-Tasbih. Al-Hafizh Ibnu Hajar menutup jawabannya dengan menyatakan: “Sebenarnya hadits-hadits tentang shalat Tasbih sampai derajat hadits Hasan karena jalur-jalur periwayatannya yang banyak yang menguatkan jaluar riwayat yang pertama”. (Fatawa asy-Syabakah al-Islamiyyah, juz. 3, hal: 483).
Nashiruddin al-Albani menyatakan dalam Shahih at-Targhib wa at-Tarhib: “Hadits Shahih li Ghairihi”. (Shahih at-Targhib wa at-Tarhib: juz. 1, hal. 165).
Pertanyaan: Bagaimanakah tata cara pelaksanaan shalat sunnat Tasbih?
Jawaban: Cara melaksanakan shalat sunnat Tasbih sebagai berikut:
ŲµŁŲ§Ų© Ų§ŁŲŖŲ³Ų§ŲØŁŲ Ų§Ų±ŲØŲ¹ Ų±ŁŲ¹Ų§ŲŖ ŁŁ ŁŁ Ų±ŁŲ¹Ų© Ų®Ł Ų³ ŁŲ³ŲØŲ¹ŁŁ ŲŖŲ³ŲØŁŲŲ© ، ŲŖŁŲ²Ų¹ ŁŲ°Ł Ų§ŁŲŖŲ³ŲØŁŲŲ§ŲŖ ŁŁŁ ŁŁŁ : Ų³ŲØŲŲ§Ł Ų§ŁŁŁ ، ŁŲ§ŁŲŁ ŲÆ ŁŁŁ ، ŁŁŲ§ Ų§ŁŁ Ų§ŁŲ§ Ų§ŁŁŁ ، ŁŲ§ŁŁŁ Ų§ŁŲØŲ± ŁŁŁ Ų¹ŁŁ Ų¬Ł ŁŲ¹ Ų§Ų±ŁŲ§Ł Ų§ŁŲµŁŲ§Ų© ŁŲ³ŁŁŁŲ§ Ų¹ŁŁ Ų§ŁŁŲŁ Ų§ŁŲŖŲ§ŁŁ :
ŁŁ Ų§Ł ŁŁŁŁŁŲ§ ŲØŲ¹ŲÆ Ų³ŁŲ±Ų© Ų§ŁŁŲ§ŲŖŲŲ© ŁŁ Ų§ ŲŖŁŲ³Ų± Ł Ł Ų§ŁŁŲ±Ų¢Ł Ų§ŁŁŲ±ŁŁ Ų®Ł Ų³ Ų¹Ų“Ų±Ų© Ł Ų±Ų©
ŁŁ Ų§Ł ŁŁŁŁŁŲ§ ŲØŲ¹ŲÆ Ų§Ų°ŁŲ§Ų± Ų§ŁŲ±ŁŁŲ¹ Ų¹Ų“Ų± Ł Ų±Ų§ŲŖ
ŁŁ Ų§Ł ŁŁŁŁŁŲ§ ŲØŲ¹ŲÆ Ų§ŁŲŖŲ³Ł ŁŲ¹ ŁŲ§ŁŲŖŲŁ ŁŲÆ Ų¹Ų“Ų± Ł Ų±Ų§ŲŖ
ŁŁ Ų§Ł ŁŁŁŁŁŲ§ ŲØŲ¹ŲÆ Ų§Ų°ŁŲ§Ų± Ų§ŁŲ³Ų¬ŲÆŲ© Ų§ŁŲ§ŁŁŁ Ų¹Ų“Ų± Ł Ų±Ų§ŲŖ
ŁŁ Ų§Ł ŁŁŁŁŁŲ§ ŲØŲ¹ŲÆ Ų§Ų°ŁŲ§Ų± Ł Ų§ ŲØŁŁ Ų§ŁŲ³Ų¬ŲÆŲŖŁŁ Ų¹Ų“Ų± Ł Ų±Ų§ŲŖ
ŁŁ Ų§Ł ŁŁŁŁŁŲ§ ŲØŲ¹ŲÆ Ų§Ų°ŁŲ§Ų± Ų§ŁŲ³Ų¬ŲÆŲ© Ų§ŁŲ«Ų§ŁŁŲ© Ų¹Ų“Ų± Ł Ų±Ų§ŲŖ
ŁŁ Ų§Ł ŁŁŁŁŁŲ§ ŁŁ Ų¬ŁŲ³Ų© Ų§ŁŲ§Ų³ŲŖŲ±Ų§ŲŲ© ŲØŲ¹ŲÆ ŲŖŁŲØŁŲ± Ų§ŁŁŁŲ§Ł Ł Ł Ų§ŁŲ³Ų¬ŲÆŲ© Ų§ŁŲ«Ų§ŁŁŲ© Ų¹Ų“Ų± Ł Ų±Ų§ŲŖ
ŁŁŁŲ¹Ł ŁŲ°Ų§ ŁŁ ŁŁ Ų±ŁŲ¹Ų© ŁŁŁŁŁŁŲ§ Ų¹Ų“Ų±Ų§ ŲØŲ¹ŲÆ Ų§ŁŲŖŲ“ŁŲÆ Ų§ŁŲ§ŁŁ ، ŁŲ¹Ų“Ų±Ų§ ŲØŲ¹ŲÆ Ų§ŁŲŖŲ“ŁŲÆ Ų§ŁŲ§Ų®ŁŲ± ŁŲØŁ Ų§ŁŲ³ŁŲ§Ł .
Shalat Tasbih terdiri dari empat rakaat, dalam satu rakaat terdapat 75 kali Tasbih:
Ų³ُŲØْŲَŲ§Łَ Ų§ŁŁَّŁِ ، ŁَŲ§ŁْŲَŁ ْŲÆُ ŁِŁَّŁِ ، ŁَŁŲ§َ Ų„ِŁَŁَ Ų„ِŁŲ§َّ Ų§ŁŁَّŁُ ، ŁَŲ§ŁŁَّŁُ Ų£َŁْŲØَŲ±ُ
Ucapan Tasbih ini tersebar dalam rukun dan sunnat shalat Tasbih, rinciannya sebagai berikut:
- 15 kali Tasbih setelah membaca al-Fatihah dan Surat.
- 10 kali Tasbih setelah doa pada ruku’.
- 10 kali Tasbih setelah Tasmi’ dan Tahmid, tegak dari Ruku’.
- 10 kali Tasbih setelah doa pada Sujud.
- 10 kali Tasbih setelah doa diantara dua Sujud.
- 10 kali Tasbih setelah doa pada Sujud kedua.
- 10 kali Tasbih pada duduk istirahat setelah Sujud sebelum tegak.
- Khusus pada Tasyahhud Awal dan Tasyahhud Akhir, dibaca 10 kali setelah Tasyahhud.
Ini tata cara yang umum dilakukan kaum muslimin, akan tetapi ada versi lain berdasarkan riwayat lain:
Ų„ŁŁ ŁŲ³ŲØŲ ŁŁŲŁ ŲÆ ŁŁŁŁŁ ŁŁŁŲØŲ± Ų®Ł Ų³ Ų¹Ų“Ų±Ų© Ł Ų±Ų© ŁŲØŁ Ų§ŁŁŲ±Ų§Ų”Ų© ŁŲ¹Ų“Ų±Ų§ ŲØŲ¹ŲÆŁŲ§ ŁŲ¹Ų“Ų±Ų§ ŁŁ Ų§ŁŲ±ŁŁŲ¹ ŁŁŁ Ų§ŁŲ±ŁŲ¹ Ł ŁŁ ŁŁŁ Ų§ŁŲ³Ų¬ŲÆŲŖŁŁ ŁŁŁ Ų§ŁŲ¬ŁŁŲ³ ŲØŁŁŁŁ Ų§ Ł ŁŁŁŁŁ Ų§ŁŁ Ų¬Ł ŁŲ¹ ŁŁ ŁŁ Ų±ŁŲ¹Ų© Ų®Ł Ų³Ų§ ŁŲ³ŲØŲ¹ŁŁ Ł Ų±Ų©، ŁŁŲ°Ų§ ŁŁ Ų§ŁŁ Ų±ŁŁ Ų¹Ł Ų§ŲØŁ Ų§ŁŁ ŲØŲ§Ų±Ł
15 tasbih sebelum membaca al-Fatihah.
10 tasbih setelah membaca ayat.
10 tasbih ketika ruku’.
10 tasbih ketika bangun dari ruku’.
10 tasbih ketika sujud pertama.
10 tasbih ketika duduk diantara dua sujud.
10 tasbih ketika sujud kedua.
Ini riwayat dari Ibnu al-Mubarak.
Demikian juga tentang membaca tasbih pada Tasyahhud, apakah sebelum atau setelah Tasyahhud, diatas disebutkan setelah Tasyahhud, namun ada versi lain menyebut sebelum Tasyahhud:
Ų§ŁŁŁŁŁŲØŁ: Ų§ŁŲ¹Ų“Ų±Ų© Ų§ŁŁ Ų°ŁŁŲ±Ų© ŲØŲ¹ŲÆ Ų§ŁŲ³Ų¬ŁŲÆ Ų§ŁŲ«Ų§ŁŁ ŁŲØŁ Ų§ŁŁŁŲ§Ł ŁŁ Ų¬ŁŲ³Ų© Ų§ŁŲ§Ų³ŲŖŲ±Ų§ŲŲ©، Ų£Ł ŁŲØŁ Ų§ŁŲŖŲ“ŁŲÆ. Ų§ŁŲŖŁŁ.
Al-Qalyubi berkata: “10 Tasbih setelah sujud kedua dibaca pada duduk istirahat sebelum tegak, atau sebelum Tasyahhud”.
Pertanyaan: Bagaimanakah cara menghitung jumlah tasbih tersebut?
Jawaban:
Ų§Ł ŁŲ«Ų±Ų© Ų§ŁŲŖŲ³ŲØŁŲŲ§ŲŖ ، ŁŲŲÆ Ų§ŁŲ“Ų±Ų¹ Ų§ŁŲ¹ŲÆŲÆ ، ŁŁŁ ŲŖŁŁ ŁŲ³ŁŁŲ© ŁŲ¶ŲØŲ·ŁŲ§ Ų§ŁŲ§ ŲØŲ¹ŁŲÆ Ų§ŁŲ§ŲµŲ§ŲØŲ¹ ŁŁŁ ŲŁŁŲ¦Ų° Ł Ł Ų§ŁŁ Ų¹ŁŁŲ§ŲŖ Ų§Ł Ų“Ų§Ų” Ų§ŁŁŁ
Jumlah Tasbih yang banyak ditetapkan oleh syariat Islam, cara menghitungnya hanya dengan jari jemari, maka ini termasuk hal yang dimaafkan insya Allah.
Pertanyaan: Apakah ada bacaan surat-surat tertentu?
Jawaban:
ŁŁ ŁŲ±ŲÆ ŲŖŁŁŁŲÆ Ų³ŁŲ±Ų© Ł Ų¹ŁŁŲ© ŲŖŁŲ±Ų£ ŁŁ ŲµŁŲ§Ų© Ų§ŁŲŖŲ³Ų§ŲØŁŲ ، ŁŲ§ŁŁŲµŁŲµ Ų§ŁŁŲ§Ų±ŲÆŲ© ŁŁ ŲµŁŲ§Ų© Ų§ŁŲŖŲ³Ų§ŲØŁŲ ŁŲ¬ŲÆ Ų¬ŁŁŲ§ ŲŖŲ°ŁŲ± ŁŲ§ŲŖŲŲ© Ų§ŁŁŲŖŲ§ŲØ ŁŲ³ŁŲ±Ų© ، ŲÆŁŁ ŲŖŁŁŁŲÆ ŲØŲ³ŁŲ±Ų© Ł Ų¹ŁŁŲ© ، ŁŁŲ§ ŲØŲ¹ŲÆŲÆ Ł Ų¹ŁŁ .
Tidak terdapat riwayat yang menyebutkan bacaan surat tertentu dibaca dalam shalat Tasbih. Riwayat-riwayat tentang shalat Tasbih sebagian besarnya hanya menyebutkan al-Fatihah dan membaca surat, tanpa menyebutkan surat tertentu dan jumlah tertentu.
Pertanyaan: Apakah 4 rakaat itu dilaksanakan bersambung dengan satu kali salam? atau setiap dua rakaat satu salam?
Jawaban:
ŲøŲ§ŁŲ± Ų§ŁŲ§ŲŲ§ŲÆŁŲ« Ų§ŁŁŲ§Ų±ŲÆŲ© Ų§ŁŁŲ§ ŲŖŲµŁŁ ŲØŲŖŲ³ŁŁŁ Ų© ŁŲ§ŲŲ© ŁŁŁŲ§ ŁŲ§Ł Ų§Ł ŁŁŲ§Ų±Ų§
Zahir hadits-hadits tentang shalat Tasbih menyebutkan bahwa shalat Tasbih dengan satu salam, baik dilaksanakan di waktu siang maupun di waktu malam.
Pertanyaan: Shalat sunnat Tasbih dilaksanakan dengan suara Sirr atau Jahr?
Jawaban:
Ų§ŁŲ³ŁŲ© Ų§ŁŲ§Ų³Ų±Ų§Ų± ŁŁ Ų§ŁŲŖŲ³ŲØŁŲŲ§ŲŖ Ų³ŁŲ§Ų” ŲµŁŁŲŖ ŁŁ Ų§ŁŁŁŁ Ų§Ł Ų§ŁŁŁŲ§Ų± ، Ų§Ł Ų§ ŁŲ±Ų§Ų”ŲŖŁŲ§ ŁŁŁ Ų§ŁŁŁŲ§Ų± Ų§ŁŲ§Ų³Ų±Ų§Ų± ، ŁŁŁ Ų§ŁŁŁŁ ŁŲ³Ų§Ų¦Ų± Ų§ŁŲŖŲ·ŁŲ¹Ų§ŲŖ ، ŁŲŖŁŲ³Ų· ŁŁŁŲ§ ŲØŁŁ Ų§ŁŲ¬ŁŲ± ŁŲ§ŁŲ§Ų³Ų±Ų§Ų±
Menurut Sunnah, kalimat Tasbih dibaca secara sirr, baik shalat malam maupun siang. Sedangkan bacaan al-Fatihah dan surat, jika dilaksanakan pada waktu siang, maka dibaca Sirr. Jika dilaksanakan pada waktu malam, maka sama seperti shalat sunnat yang lain, dibaca pertengahan antara Jahr dan Sirr.
Pertanyaan: Shalat Sunnat Tasbih dilaksanakan sendirian atau berjamaah?
Jawaban: Dilihat dari kalimat yang digunakan Rasulullah Saw kepada al-‘Abbas:
ŁَŲ§ Ų¹َŲØَّŲ§Ų³ُ ŁَŲ§ Ų¹َŁ َّŲ§Łُ Ų£َŁŲ§َ Ų£ُŲ¹ْŲ·ِŁŁَ Ų£َŁŲ§َ Ų£َŁ ْŁَŲُŁَ Ų£َŁŲ§َ Ų£َŲْŲØُŁŁَ
“Wahai ‘Abbas, wahai Paman, maukah engkau, sudikah engkau aku berikan…”. Ini menunjukkan makna bahwa shalat tersebut dilaksanakan sendirian.
Akan tetapi jika dilaksanakan secara berjamaah, maka shalat tersebut tetap sah, berdasarkan pendapat Imam an-Nawawi:
(Ų§ŁŲ“Ų±Ų) ŁŲ§Ł Ų£ŲµŲŲ§ŲØŁŲ§ ŲŖŲ·ŁŲ¹ Ų§ŁŲµŁŲ§Ų© Ų¶Ų±ŲØŲ§Ł (Ų¶Ų±ŲØ) ŲŖŲ³Ł ŁŁŁ Ų§ŁŲ¬Ł Ų§Ų¹Ų© ŁŁŁ Ų§ŁŲ¹ŁŲÆ ŁŲ§ŁŁŲ³ŁŁ ŁŲ§ŁŲ§Ų³ŲŖŲ³ŁŲ§Ų” ŁŁŲ°Ų§ Ų§ŁŲŖŲ±Ų§ŁŁŲ Ų¹ŁŁ Ų§ŁŲ§ŲµŲ (ŁŲ¶Ų±ŲØ) ŁŲ§ ŲŖŲ³Ł ŁŁ Ų§ŁŲ¬Ł Ų§Ų¹Ų© ŁŁŁ ŁŁ ŁŲ¹Ł Ų¬Ł Ų§Ų¹Ų© ŲµŲ
(Penjelasan) para ulama Mazhab Syafi’i berkata: shalat sunnat itu terbagi dua: satu bagian shalat yang disunnatkan dilaksanakan secara berjamaah, yaitu shalat ‘Ied, shalat gerhana matahari, shalat Istisqa’ (minta turun hujan) dan shalat Tarawih menurut pendapat al-Ashahh. Satu bagian shalat yang tidak dianjurkan dilaksanakan secara berjamaah, akan tetapi jika dilaksanakan secara berjamaah, maka shalat tersebut tetap sah. (al-Majmu’ Syarh al-Muhadzdzab: juz. 4, hal. 4).
Menurut pendapat Ibnu Taimiah:
ŲµَŁَŲ§Ų©ُ Ų§ŁŲŖَّŲ·َŁُّŲ¹ِ ŁِŁ Ų¬َŁ َŲ§Ų¹َŲ©ٍ ŁَŁْŲ¹َŲ§Łِ :
Ų£َŲَŲÆُŁُŁ َŲ§ : Ł َŲ§ ŲŖُŲ³َŁُّ ŁَŁُ Ų§ŁْŲ¬َŁ َŲ§Ų¹َŲ©ُ Ų§ŁŲ±َّŲ§ŲŖِŲØَŲ©ُ ŁَŲ§ŁْŁُŲ³ُŁŁِ ŁَŲ§ŁِŲ§Ų³ْŲŖِŲ³ْŁَŲ§Ų”ِ ŁَŁِŁَŲ§Ł ِ Ų±َŁ َŲ¶َŲ§Łَ ŁَŁَŲ°َŲ§ ŁُŁْŲ¹َŁُ ŁِŁ Ų§ŁْŲ¬َŁ َŲ§Ų¹َŲ©ِ ŲÆَŲ§Ų¦ِŁ ًŲ§ ŁَŁ َŲ§ Ł َŲ¶َŲŖْ ŲØِŁِ Ų§ŁŲ³ُّŁَّŲ©ُ .
Ų§ŁŲ«َّŲ§ŁِŁ : Ł َŲ§ ŁَŲ§ ŲŖُŲ³َŁُّ ŁَŁُ Ų§ŁْŲ¬َŁ َŲ§Ų¹َŲ©ُ Ų§ŁŲ±َّŲ§ŲŖِŲØَŲ©ُ : ŁَŁِŁَŲ§Ł ِ Ų§ŁŁَّŁْŁِ ŁَŲ§ŁŲ³ُّŁَŁِ Ų§ŁŲ±َّŁَŲ§ŲŖِŲØِ ŁَŲµَŁَŲ§Ų©ِ Ų§ŁŲ¶ُّŲَŁ ŁَŲŖَŲِŁَّŲ©ِ Ų§ŁْŁ َŲ³ْŲ¬ِŲÆِ ŁَŁَŲْŁِ Ų°َŁِŁَ .
ŁَŁَŲ°َŲ§ Ų„Ų°َŲ§ ŁُŲ¹ِŁَ Ų¬َŁ َŲ§Ų¹َŲ©ً Ų£َŲْŁَŲ§ŁًŲ§ Ų¬َŲ§Ų²َ .
Shalat sunnat dilaksanakan secara berjamaah ada dua jenis:
Pertama: shalat sunnat yang disunnatkan dilaksanakan secara berjamaah terus menerus seperti shalat Kusuf (gerhana matahari), Istisqa’ (minta hujan), Qiyamullail Ramadhan, ini jenis shalat yang dilaksanakan berjamaah terus menerus sebagaimana yang disebutkan Sunnah.
Kedua: shalat sunnat yang tidak disunnatkan untuk dilaksanakan secara berjamaah secara terus menerus, seperti Qiyamullail, shalat-shalat sunnat Rawatib, shalat Dhuha, shalat Tahyatulmasjid, dan sejenisnya. Shalat-shalat sunnat seperti ini jika dilaksanakan secara berjamaah jarang-jarang/sekali-sekali (tidak terus menerus). (Majmu’ Fatawa Ibni Taimiah: juz. 5, hal. 381).
Pertanyaan: Bilakah Waktu Pelaksanaan Shalat Sunnat Tasbih?
Jawaban:
ŲµŁŲ§Ų© Ų§ŁŲŖŲ³Ų§ŲØŁŲ ŁŁŲ¹ Ł Ł ŲµŁŲ§Ų© Ų§ŁŁŁŁ Ų§ŁŁ Ų·ŁŁ ŲŖŁŲ¹Ł Ų¹ŁŁ ŲµŁŲ±Ų© Ł Ų®ŲµŁŲµŲ© ، ŲŖŁŲÆŁ Ų°ŁŲ±ŁŲ§ ، ŁŁŁŲ±Ł Ų§ŲÆŲ§Ų¤ŁŲ§ ŁŁ Ų§ŁŁŲ§ŲŖ Ų§ŁŁŲ±Ų§ŁŲ© Ų¹ŁŁ Ų§ŁŲ±Ų§Ų¬Ų .
shalat Sunnat Tasbih adalah jenis shalat sunnat mutlaq (tidak terikat waktu) yang dilaksanakan dengan cara khusus –sebagaimana yang telah disebutkan di atas-. Makruh dilaksanakan pada waktu-waktu terlarang melaksanakan shalat (setelah ‘Ashar, setelah Shubuh dan menjelang Zawal/tergelincir matahari), demikian menurut pendapat yang kuat.
Pertanyaan: Apakah keutamaan melaksanakan shalat sunnat Tasbih?
Jawaban: Di awal hadits, Rasulullah Saw menyatakan:
ŁَŲ§ Ų¹َŲØَّŲ§Ų³ُ ŁَŲ§ Ų¹َŁ َّŲ§Łُ Ų£َŁŲ§َ Ų£ُŲ¹ْŲ·ِŁŁَ Ų£َŁŲ§َ Ų£َŁ ْŁَŲُŁَ Ų£َŁŲ§َ Ų£َŲْŲØُŁŁَ Ų£َŁŲ§َ Ų£َŁْŲ¹َŁُ ŲØِŁَ Ų¹َŲ“ْŲ±َ Ų®ِŲµَŲ§Łٍ Ų„ِŲ°َŲ§ Ų£َŁْŲŖَ ŁَŲ¹َŁْŲŖَ Ų°َŁِŁَ ŲŗَŁَŲ±َ Ų§ŁŁَّŁُ ŁَŁَ Ų°َŁْŲØَŁَ Ų£َŁَّŁَŁُ ŁَŲ¢Ų®ِŲ±َŁُ ŁَŲÆِŁŁ َŁُ ŁَŲَŲÆِŁŲ«َŁُ Ų®َŲ·َŲ£َŁُ ŁَŲ¹َŁ ْŲÆَŁُ ŲµَŲŗِŁŲ±َŁُ ŁَŁَŲØِŁŲ±َŁُ Ų³ِŲ±َّŁُ ŁَŲ¹َŁŲ§َŁِŁَŲŖَŁُ Ų¹َŲ“ْŲ±َ Ų®ِŲµَŲ§Łٍ
“Wahai ‘Abbas, wahai paman, maukah engkau aku berikan, sudikah engkau aku lakukan sesuatu terhadapmu 10 perkara jika engkau mau melakukannya; Allah mengampuni dosamu, yang pertama dan yang terakhir, yang dahulu dan yang baru, yang tersilap dan sengaja, yang kecil dan yang besar, yang rahasia dan yang nyata, 10 perkara”.
Di akhir hadits Rasulullah Saw nyatakan:
Ų„ِŁِ Ų§Ų³ْŲŖَŲ·َŲ¹ْŲŖَ Ų£َŁْ ŲŖُŲµَŁِّŁَŁَŲ§ ŁِŁ ŁُŁِّ ŁَŁْŁ ٍ Ł َŲ±َّŲ©ً ŁَŲ§ŁْŲ¹َŁْ ŁَŲ„ِŁْ ŁَŁ ْ ŲŖَŁْŲ¹َŁْ ŁَŁِŁ ŁُŁِّ Ų¬ُŁ ُŲ¹َŲ©ٍ Ł َŲ±َّŲ©ً ŁَŲ„ِŁْ ŁَŁ ْ ŲŖَŁْŲ¹َŁْ ŁَŁِŁ ŁُŁِّ Ų“َŁْŲ±ٍ Ł َŲ±َّŲ©ً ŁَŲ„ِŁْ ŁَŁ ْ ŲŖَŁْŲ¹َŁْ ŁَŁِŁ ŁُŁِّ Ų³َŁَŲ©ٍ Ł َŲ±َّŲ©ً ŁَŲ„ِŁْ ŁَŁ ْ ŲŖَŁْŲ¹َŁْ ŁَŁِŁ Ų¹ُŁ ُŲ±ِŁَ Ł َŲ±َّŲ©ً ».
“Jika engkau mampu melaksanakannya satu kali sehari, maka laksakanlah. Jika engkau tidak mampu, maka laksanakanlah seminggu sekali. Jika engkau tidak mampu, maka laksanakanlah satu bulan sekali. Jika engkau tidak mampu, maka laksanakanlah setahun sekali. Jika engkau tidak mampu, maka seumur hidup sekali”. Menunjukkan betapa pentingnya shalat sunnat Tasbih.
ŁŁ Ł Ų§ŁŲ§Ų¬ŁŲ± ŁŁ ŁŲ°Ł Ų§ŁŲµŁŲ§Ų© ŁŲ«Ų±Ų© Ų°ŁŲ± Ų§ŁŁŁ Ų¹Ų² ŁŲ¬Ł ŁŁŁŲ§ ، ŁŁŁ ŁŁ Ų±ŁŲ¹Ų© ŁŁŁŁ Ų§ŁŁ ŲµŁŁ : Ų³ŲØŲŲ§Ł Ų§ŁŁŁ ، ŁŲ§ŁŲŁ ŲÆ ŁŁŁ ، ŁŁŲ§ Ų§ŁŁ Ų§ŁŲ§ Ų§ŁŁŁ ، ŁŲ§ŁŁŁ Ų§ŁŲØŲ± ( ŁŲ°Ł Ų§ŁŲ§Ų±ŲØŲ¹ ŲŖŲ³ŲØŁŲŲ§ŲŖ ŁŲ§ŲŲÆŲ© ) Ų®Ł Ų³Ų§ ŁŲ³ŲØŲ¹ŁŁ Ł Ų±Ų© ، ŁŁŁ Ų§ŁŲ§Ų±ŲØŲ¹ Ų±ŁŲ¹Ų§ŲŖ ŁŁŁŁŁŲ§ Ų«ŁŲ§Ų« Ł Ų¦Ų© Ł Ų±Ų© ، ŁŲ§Ł ŁŲ±ŁŁŲ§ Ų§ŁŲŖŲ³ŲØŁŲŲ§ŲŖ ( ŁŁŁ Ų§Ų±ŲØŲ¹ ŁŁŁ Ų§ŲŖ ) ŁŁŁŁ Ł Ų¬Ł ŁŲ¹ŁŲ§ ŁŁ Ų§ŁŲ±ŁŲ¹Ų§ŲŖ Ų§ŁŲ§Ų±ŲØŲ¹ Ų§ŁŁŲ§ ŁŁ Ų¦ŲŖŁŁ ، ŁŁŲ°Ų§ ŁŁ Ų§ŁŁŁŲø ŁŲ§ŁŲ¹ŲÆŲÆ .
ŁŲ§ŁŲŲ³ŁŲ© ŲØŲ¹Ų“Ų± Ų§Ł Ų«Ų§ŁŁŲ§ ŁŁŁŁ ŁŁ Ų§ŁŲ§Ų¬Ų± Ų§Ų«ŁŁ Ų¹Ų“Ų± Ų§ŁŁŲ§ ( ŁŲ§ŁŁŁ ŁŲ¶Ų§Ų¹Ł ŁŁ Ł ŁŲ“Ų§Ų”
Diantara balasan dalam shalat sunnat Tasbih adalah banyaknya zikir dalam shalat tersebut. Dalam satu rakaat diucapkan:
Ų³ُŲØْŲَŲ§Łَ Ų§ŁŁَّŁِ ، ŁَŲ§ŁْŲَŁ ْŲÆُ ŁِŁَّŁِ ، ŁَŁŲ§َ Ų„ِŁَŁَ Ų„ِŁŲ§َّ Ų§ŁŁَّŁُ ، ŁَŲ§ŁŁَّŁُ Ų£َŁْŲØَŲ±ُ
Sebanyak 75 kali, 4 rakaat berarti 300 kali. Jika kalimat Tasbih ini dipecah menjadi empat, berarti 1200 kali. Setiap satu kebaikan diberi balasan 10 kebaikan, maka berarti 12.000 kali. Dan Allah melipatgandakan lebih banyak daripada itu, kepada orang-orang yang Ia kehendaki.
Catatan: Sebagian dikutip dari muqaddimah Syekh Masyhur Hasan terhadap kitab Dzikr Shalat at-Tasbih wa al-Ahadits allati Ruwiyat ‘an an-Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam wa Ikhtilaf Alfazh an-Naqilin laha karya Imam al-Khathib al-Baghdadi.
Telah dimuat di blog: www.somadmorocco.blogspot.com
AURAT PEREMPUAN MENURUT EMPAT MAZHAB.
ŁŲ§ŁŁŁŁ ŲØŲ£Ł Ų§ŁŁŲ¬Ł ŁŲ§ŁŁŁŁŁ ŁŁŲ³Ų§ ŲØŲ¹ŁŲ±Ų© ŁŁ ŁŁŁ Ų¹Ų§Ų¦Ų“Ų© ŁŲ§ŲØŁ Ų¹ŲØŲ§Ų³ ŁŲ§ŲØŁ Ų¹Ł Ų± Ų±Ų¶Ł Ų§ŁŁŁ Ų¹ŁŁŁ .
ŁŁŲ°Ų§ Ų§ŁŁŁŁ ŁŁ Ų§ŁŁ ŲŁŁŲø Ų¹Ł Ų§ŁŁŁŁŲ§Ų”، ŁŁŲ°Ų§ ŁŲ§Ł Ų§ŲØŁ Ų¹ŲØŲÆ Ų§ŁŲØŲ± ŁŁ Ų§ŁŲŖŁ ŁŁŲÆ: Ų§Ų®ŲŖŁŁ Ų§ŁŲ¹ŁŁ Ų§Ų” ŁŁ ŲŖŲ£ŁŁŁ ŁŁŁ Ų§ŁŁŁ Ų¹Ų² ŁŲ¬Ł ŁŁŲ§ ŁŲØŲÆŁŁ Ų²ŁŁŲŖŁŁ Ų„ŁŲ§ Ł Ų§ ŲøŁŲ± Ł ŁŁŲ§ ŁŲ±ŁŁ Ų¹Ł Ų§ŲØŁ Ų¹ŲØŲ§Ų³ ŁŲ§ŲØŁ Ų¹Ł Ų± Ų„ŁŲ§ Ł Ų§ ŲøŁŲ± Ł ŁŁŲ§ Ų§ŁŁŲ¬Ł ŁŲ§ŁŁŁŲ§Ł ŁŲ±ŁŁ Ų¹Ł Ų§ŲØŁ Ł Ų³Ų¹ŁŲÆ (Ł Ų§ ŲøŁŲ± Ł ŁŁŲ§) Ų§ŁŲ«ŁŲ§ŲØ ŁŲ§Ł ŁŲ§ ŁŲØŲÆŁŁ ŁŲ±Ų·Ų§ً ŁŁŲ§ ŁŁŲ§ŲÆŲ© ŁŁŲ§ Ų³ŁŲ§Ų±Ų§ً ŁŁŲ§ Ų®ŁŲ®Ų§ŁŲ§ Ų„ŁŲ§ Ł Ų§ ŲøŁŲ± Ł Ł Ų§ŁŲ«ŁŲ§ŲØ، ŁŲ§Ų®ŲŖŁŁ Ų§ŁŲŖŲ§ŲØŲ¹ŁŁ ŁŁŁŲ§ Ų£ŁŲ¶Ų§ً Ų¹ŁŁ ŁŲ°ŁŁ Ų§ŁŁŁŁŁŁ ŁŲ¹ŁŁ ŁŁŁ Ų§ŲØŁ Ų¹ŲØŲ§Ų³ ŁŲ§ŲØŁ Ų¹Ł Ų± Ų§ŁŁŁŁŲ§Ų”. Ų§ŁŲŖŁŁ.
Pendapat yang mengatakan bahwa wajah dan telapak tangan bukan aurat adalah pendapat Aisyah, Ibnu Abbas dan Ibnu Umar.
Pendapat ini yang didapat dari para ahli fiqh. Oleh sebab itu Ibnu ‘Abdilbarr berkata dalam at-Tamhid:
“Para ulama berbeda pendapat tentang ta’wil firman Allah: ŁŁŲ§ ŁŲØŲÆŁŁ Ų²ŁŁŲŖŁŁ Ų„ŁŲ§ Ł Ų§ ŲøŁŲ± Ł ŁŁŲ§. Diriwayatkan dari Ibnu Abbas dan Ibnu Umar: “Kecuali yang biasa tampak, yaitu wajah dan kedua telapak tangan”. Diriwayatkan dari Ibnu Mas’ud: “Yang tampak terlihat diatas pakaian, tidak boleh memperlihatkan anting-anting, rantai, gelang tangan dan gelang kaki, kecuali yang tampak diatas pakaian”. Para tabi’in berbeda pendapat berdasarkan dua pendapat ini. para ahli Fiqh juga berbeda pendapat berdasarkan ini.
MAZHAB HANAFI:
ŁŲ§Ł Ų§ŁŲ„Ł Ų§Ł Ų§ŁŁŲ§Ų³Ų§ŁŁ Ų§ŁŲŁŁŁ Ų±ŲŁ Ł Ų§ŁŁŁ ŲŖŲ¹Ų§ŁŁ ŁŁ ŲØŲÆŲ§Ų¦Ų¹ Ų§ŁŲµŁŲ§Ų¦Ų¹: ŁŁŲ§ ŁŲ¬ŁŲ² Ų§ŁŁŲøŲ± Ł Ł Ų§ŁŲ£Ų¬ŁŲØŁ Ų„ŁŁ Ų§ŁŲ£Ų¬ŁŲØŁŲ© Ų§ŁŲŲ±Ų© Ų„ŁŁ Ų³Ų§Ų¦Ų± ŲØŲÆŁŁŲ§ Ų„ŁŲ§ Ų§ŁŁŲ¬Ł ŁŲ§ŁŁŁŁŁ، ŁŁŁŁŁ ŲŖŲ¹Ų§ŁŁ: ŁُŁ ŁِّŁْŁ ُŲ¤ْŁ ِŁِŁŁَ ŁَŲŗُŲ¶ُّŁŲ§ Ł ِŁْ Ų£َŲØْŲµَŲ§Ų±ِŁِŁ ْ [Ų§ŁŁŁŁŁŲ±: 30].
Imam al-Kasani al-Hanafi berkata dalam Bada’I’ ash-Shana’I’: “Laki-laki asing (tidak mahram) tidak boleh melihat perempuan yang tidak mahram yang merdeka (bukan hamba sahaya), tidak boleh melihat seluruh tubuhnya, kecuali wajah dan telapak tangan, berdasarkan firman Allah surat an-Nur ayat 30.
Ų„ŁŲ§ Ų£Ł Ų§ŁŁŲøŲ± Ų„ŁŁ Ł ŁŲ§Ų¶Ų¹ Ų§ŁŲ²ŁŁŲ© Ų§ŁŲøŲ§ŁŲ±Ų© ŁŁŁ: Ų§ŁŁŲ¬Ł ŁŲ§ŁŁŁŲ§Ł Ų±Ų®Ųµ ŲØŁŁŁŁ ŲŖŲ¹Ų§ŁŁ: ŁَŁَŲ§ ŁُŲØْŲÆِŁŁَ Ų²ِŁŁَŲŖَŁُŁَّ Ų„ِŁَّŲ§ Ł َŲ§ ŲøَŁَŲ±َ Ł ِŁْŁَŲ§ [Ų§ŁŁŁŁŁŲ±: 31].
Hanya saja pengecualian boleh melihat tempat-tempat perhiasan yang tampak, yaitu wajah dan telapak tangan, ini dispensasi dari ayat 31 surat an-Nur.
ŁŲ§ŁŁ Ų±Ų§ŲÆ Ł Ł Ų§ŁŲ²ŁŁŲ© Ł ŁŲ§Ų¶Ų¹ŁŲ§، ŁŁ ŁŲ§Ų¶Ų¹ Ų§ŁŲ²ŁŁŲ© Ų§ŁŲøŲ§ŁŲ±Ų©: Ų§ŁŁŲ¬Ł ŁŲ§ŁŁŁŲ§Ł، ŁŁŲ£ŁŁŲ§ ŲŖŲŲŖŲ§Ų¬ Ų„ŁŁ Ų§ŁŲØŁŲ¹ ŁŲ§ŁŲ“Ų±Ų§Ų”، ŁŲ§ŁŲ£Ų®Ų° ŁŲ§ŁŲ¹Ų·Ų§Ų”، ŁŁŲ§ ŁُŁ ْŁŁŁŲ§ Ų°ŁŁ Ų¹Ų§ŲÆŲ©ً Ų„ŁŲ§ ŲØŁŲ“Ł Ų§ŁŁŲ¬Ł ŁŲ§ŁŁŁŁŁ، ŁŁŲŁ ŁŁŲ§ Ų§ŁŁŲ“Ł. ŁŁŲ°Ų§ ŁŁŁ Ų£ŲØŁ ŲŁŁŁŲ© Ų±Ų¶Ł Ų§ŁŁŁ Ų¹ŁŁ. Ų§ŁŲŖŁŁ.
Yang dimaksud dengan perhiasan adalah tempat perhiasan tersebut. Tempat perhiasan yang tampak nyata adalah wajah dan telapak tangan, karena dibutuhkan pada transaksi jual beli, mengambil dan memberi. Menurut kebiasan, semua itu tidak dapat dilaksanakan kecuali dengan memperlihatkan wajah dan telapak tangan, maka boleh diperlihatkan. Ini pendapat Imam Hanafi radhiallahu’anhu.
MAZHAB MALIKI:
ŁŁŲ§Ł Ų§ŁŲÆŲ±ŲÆŁŲ± Ų§ŁŁ Ų§ŁŁŁ ŁŁ Ų§ ŁŁ: Ų£ŁŲ±ŲØ Ų§ŁŁ Ų³Ų§ŁŁ : ŁŲ¹ŁŲ±Ų© Ų§ŁŁ Ų±Ų£Ų© Ł Ų¹ Ų±Ų¬Ł Ų£Ų¬ŁŲØŁ Ų¹ŁŁŲ§ Ų¬Ł ŁŲ¹ Ų§ŁŲØŲÆŁ ŲŗŁŲ± Ų§ŁŁŲ¬Ł ŁŲ§ŁŁŁŁŁ. Ų§ŁŲŖŁŁ.
ŁŁŲ§Ł Ł ŲŁ ŲÆ ŲØŁ Ų£ŲŁ ŲÆ Ų§ŁŁ Ų¹Ų±ŁŁ ŲØŲ¹ŁŁŲ“ ŁŁ (Ł ŁŲ Ų§ŁŲ¬ŁŁŁ Ų“Ų±Ų Ł Ų®ŲŖŲµŲ± Ų®ŁŁŁ) ŁŲ§Ł: ŁŁŁ Ų£Ł Ų§ŁŲ¹ŁŲ±Ų© Ł Ł ŲŲ±Ų© Ł Ų¹ Ų±Ų¬Ł Ų£Ų¬ŁŲØŁ Ł Ų³ŁŁ Ų¬Ł ŁŲ¹ Ų¬Ų³ŲÆŁŲ§ ŲŗŁŲ± Ų§ŁŁŲ¬Ł ŁŲ§ŁŁŁŁŁ ŲøŁŲ±Ų§ً ŁŲØŲ·ŁŲ§ً، ŁŲ§ŁŁŲ¬Ł ŁŲ§ŁŁŁŲ§Ł ŁŁŲ³Ų§ Ų¹ŁŲ±Ų© ŁŁŲ¬ŁŲ² ŁŁŲ§ ŁŲ“ŁŁŁ Ų§ ŁŁŲ£Ų¬ŁŲØŁ. Ų§ŁŲŖŁŁ.
Imam ad-Dardir al-Maliki berkata sebagaimana yang disebutkan dalam Aqrab al-Masalik: “Aurat perempuan terhadap laki-laki yang tidak mahram adalah seluruh tubuhnya, kecuali wajah dan telapak tangan. Muhammad bin Ahmad yang dikenal denganm nama ‘Alisy berkata dalam Manh al-Jalil Syarh Mukhtashar Khalil: “Aurat perempuan merdeka terhadap laki-laki tidak mahram yang muslim adalah seluruh tubuhnya, kecuali wajah dan telapak tangan, bagian atas dan bawah. Wajah dan telapak tangan bukan aurat, boleh dibuka terhadap laki-laki yang bukan mahram.
MAZHAB SYAFI’I:
ŁŁŲ§Ł Ų“ŁŲ® Ų§ŁŲ„Ų³ŁŲ§Ł Ų²ŁŲ±ŁŲ§ Ų§ŁŲ£ŁŲµŲ§Ų±Ł Ų§ŁŲ“Ų§ŁŲ¹Ł ŁŁ Ų£Ų³ŁŁ Ų§ŁŁ Ų·Ų§ŁŲØ: ŁŲ¹ŁŲ±Ų© Ų§ŁŲŲ±Ų© ŁŁ Ų§ŁŲµŁŲ§Ų© ŁŲ¹ŁŲÆ Ų§ŁŲ£Ų¬ŁŲØŁ ŁŁŁ Ų®Ų§Ų±Ų¬ŁŲ§ Ų¬Ł ŁŲ¹ ŲØŲÆŁŁŲ§ Ų„ŁŲ§ Ų§ŁŁŲ¬Ł ŁŲ§ŁŁŁŁŁ ŲøŁŲ±Ų§ً ŁŲØŲ·ŁŲ§ً Ų„ŁŁ Ų§ŁŁŁŲ¹ŁŁ. Ų§ŁŲŖŁŁ.
ŁŁŲ§Ł Ų§ŲØŁ ŁŲÆŲ§Ł Ų© Ų§ŁŲŁŲØŁŁ ŁŁ Ų§ŁŁ ŲŗŁŁ: ŁŲµŁ: ŁŁŲ§ Ų®ŁŲ§Ł ŲØŁŁ Ų£ŁŁ Ų§ŁŲ¹ŁŁ ŁŁ Ų„ŲØŲ§ŲŲ© Ų§ŁŁŲøŲ± Ų£Ł ŁŁŲ®Ų§Ų·ŲØ Ų„ŁŁ ŁŲ¬ŁŁŲ§ ŁŲ°ŁŁ ŁŲ£ŁŁ ŁŁŲ³ ŲØŲ¹ŁŲ±Ų© ŁŁŁ Ł Ų¬Ł Ų¹ Ų§ŁŁ ŲŲ§Ų³Ł، ŁŁ ŁŲ¶Ų¹ Ų§ŁŁŲøŲ± ŁŁŲ§ ŁŲØŲ§Ų ŁŁ Ų§ŁŁŲøŲ± Ų„ŁŁ Ł Ų§ ŁŲ§ ŁŲøŁŲ± Ų¹Ų§ŲÆŲ©. Ų§ŁŲŖŁŁ.
Syaikhul Islam Zakariyya al-Anshari asy-Syafi’i berkata dalam Asna al-Mathalib: “Aurat perempuan dalam shalat dan terhadap laki-laki yang bukan mahram meskipun di luar shalat adalah seluruh tubuhnya, kecuali wajah dan telapak tangan, bagian luar dan bagian dalam, hingga pergelangan tangan.
ŁŁŲ§Ł Ų§ŁŲ±ŲŁŲØŲ§ŁŁ ŁŁ Ų“Ų±Ų Ų§ŁŲŗŲ§ŁŲ©: ŁŲ³ŲŖŲ± Ų±Ų£Ų³ŁŲ§ ŁŁŁ Ų£ŁŁŁ ŁŁŁŁŁ Ų£Ł: Ų§ŁŲ±Ų£Ų³ Ų¹ŁŲ±Ų© ŁŁ Ų§ŁŲµŁŲ§Ų© ŁŲ®Ų§Ų±Ų¬ŁŲ§ ŁŁŲ§ ŁŲ®ŲŖŲµ Ų³ŲŖŲ±Ł ŲØŲ„ŲŲ±Ų§Ł ŁŁŲ“Ł Ų§ŁŁŲ¬Ł ŲØŲ®ŁŲ§ŁŁ. Ų§ŁŲŖŁŁ.
Ar-Rahibani berkata dalam Syarh al-Ghayah: “Menutup seluruh kepala lebih utama, karena kepala itu aurat baik di dalam shalat maupun di luar shalat. Tidak hanya ketika ihram. Berbeda dengan memperlihatkan wajah.
MAZHAB HANBALI:
ŁŲ£Ł Ų§ Ų§ŁŁŁŁ ŲØŲ£ŁŁŁ Ų§ Ų¹ŁŲ±Ų© ŁŁŁ ŁŁŁ ŲØŲ¹Ų¶ Ų§ŁŲŁŲ§ŲØŁŲ© ŁŁ Ų§ Ų³ŲØŁ ŁŲ§Ł Ų§ŲØŁ ŁŲÆŲ§Ł Ų© Ų±ŲŁ Ł Ų§ŁŁŁ ŲŖŲ¹Ų§ŁŁ ŁŁ Ų§ŁŁ ŲŗŁŁ: ŁŁŲ§Ł ŲØŲ¹Ų¶ Ų£ŲµŲŲ§ŲØŁŲ§: Ų§ŁŁ Ų±Ų£Ų© ŁŁŁŲ§ Ų¹ŁŲ±Ų©، ŁŲ£ŁŁ ŁŲÆ Ų±ŁŁ ŁŁ ŲŲÆŁŲ« Ų¹Ł Ų§ŁŁŲØŁ ŲµŁŁ Ų§ŁŁŁ Ų¹ŁŁŁ ŁŲ³ŁŁ : Ų§ŁŁ Ų±Ų£Ų© Ų¹ŁŲ±Ų©. Ų±ŁŲ§Ł Ų§ŁŲŖŲ±Ł Ų°Ł ŁŁŲ§Ł: ŲŲÆŁŲ« ŲŲ³Ł ŲµŲŁŲ. ŁŁŁŁ Ų±Ų®Ųµ ŁŁŲ§ ŁŁ ŁŲ“Ł ŁŲ¬ŁŁŲ§ ŁŁŁŁŁŲ§، ŁŁ Ų§ ŁŁ ŲŖŲŗŲ·ŁŲŖŁ Ł Ł Ų§ŁŁ Ų“ŁŲ©، ŁŲ£ŲØŁŲ Ų§ŁŁŲøŲ± Ų„ŁŁŁ ŁŲ£Ų¬Ł Ų§ŁŲ®Ų·ŲØŲ©، ŁŲ£ŁŁ Ł Ų¬Ł Ų¹ Ų§ŁŁ ŲŲ§Ų³Ł. Ų§ŁŲŖŁŁ.
Adapun pendapat yang mengatakan bahwa wajah dan telapak tangan adalah aurat, ini adalah pendapat sebagian mazhab Hanbali. Ibnu Qudamah berkata dalam al-Mughni: “Sebagian ulama mazhab Hanbali berkata, ‘Sesungguhnya perempuan itu seluruh tubuhnya adalah aurat. Karena diriwayatkan dalam hadits dari Rasulullah Saw, “Perempuan itu aurat”. Hadits riwayat at-Tirmidzi. Ia berkata, “Hadits hasan shahih”. Akan tetapi diberi dispensasi untuk memperlihatkan wajah dan telapak tangan, karena menutupinya menimbulkan kesulitan, dank arena boleh melihat wajah dan telapak tangan ketika proses pertunangan, karena tempat berkumpulnya kebaikan.
MENGGERAKKAN TELUNJUK KETIKA TASYAHUD.
ŁŲ¹ŁŁŁ ŁŁŲ§ ŁŲµŲ Ų§ŁŲ„ŁŁŲ§Ų± Ų¹ŁŁ Ł Ł ŲŲ±Ł Ų£ŲµŲØŲ¹Ł ŁŁ Ų§ŁŲµŁŲ§Ų©،
Kami ingatkan kepada Anda bahwa para ahli Fiqh sepakat bahwa perbuatan banyak membatalkan shalat. Mereka berbeda pendapat tentang batasan banyak. Tidak shahih hadits dari Rasulullah Saw bahwa tiga gerakan membatalkan shalat. Batasan itu dari sebagian ahli fiqh. Oleh sebab itu tidak dibenarkan mengingkari orang yang menggerakkan jarinya dalam shalat.
ŁŁŲÆ Ų°ŁŲØ Ų„ŁŁ Ų°ŁŁ Ų£Ų¦Ł Ų© ŁŁ ŁŁŁ Ų§ŁŁ Ų§ŁŁŁŲ© Ų±ŲŁ ŁŁ Ų§ŁŁŁ ŁŲ„ŁŁŁ ŁŲ±ŁŁ ŲŖŲŲ±ŁŁ Ų§ŁŲ£ŲµŲØŲ¹ ŁŁ Ų§ŁŲŖŲ“ŁŲÆ ŁŁŁ ŁŁŁŁŁ ŲŖŲŲ±ŁŁŁŲ§ ŁŁ ŁŁŲ§ ŁŲ“Ł Ų§ŁŲ§ ŁŲ§ ŁŁŁ ŁŲŖŲŲŖ،
ŁŲ§ŁŲŁŲ§ŲØŁŲ© ŁŲ±ŁŁ Ų§ŁŲ„Ų“Ų§Ų±Ų© ŲØŁŲ§ Ų¹ŁŲÆ Ų°ŁŲ± ŁŁŲø Ų§ŁŲ¬ŁŲ§ŁŲ© (Ų§ŁŁŁ) ŁŲ§ŁŲŁŁŁŲ© ŁŲ±ŁŁ Ų£ŁŁ ŁŲ“Ų§Ų± ŲØŁŲ§ Ų¹ŁŲÆ ŁŁŁ (ŁŲ§ Ų„ŁŁ) ŁŲ¶Ł ŁŲ§ Ų¹ŁŲÆ ŁŁŁ (Ų„ŁŲ§ Ų§ŁŁŁ)
ŁŲ§ŁŲ“Ų§ŁŲ¹ŁŲ© ŁŲ±ŁŁ Ų§ŁŲ„Ų“Ų§Ų±Ų© ŲØŁŲ§ Ų¹ŁŲÆ ŁŁŁ (Ų„ŁŲ§ Ų§ŁŁŁ) Ų„ŁŁ ŲØŁŁŲ© Ų§ŁŲŖŲ“ŁŲÆ ŲÆŁŁ ŲŖŲŲ±ŁŁ
Menurut Mazhab Maliki: menggerakkan jari telunjuk dari awal hingga akhir tasyahhud. Digerakkan ke kanan dan ke kiri, bukan ke atas dan ke bawah.
Menurut Mazhab Hanbali: mengangkat telunjuk ketika pada lafaz Allah (Ų„ŁŲ§ Ų§ŁŁŁ).
Menurut Mazhab Hanafi: mengangkat telunjuk pada lafaz: La Ilaha (ŁŲ§ Ų„ŁŁ). Kemudian kembali menurunkan telunjuk pada lafaz: Illa Allah (Ų„ŁŲ§ Ų§ŁŁŁ).
Menurut Mazhab Syafi’I: mengangkat telunjuk pada lafaz: Illallah (Ų„ŁŲ§ Ų§ŁŁŁ), hingga akhir Tasyahhud berakhir, tanpa menggerakkan telunjuk.
ŁŁ Ų§ Ų±ŁŲ§Ł Ų£ŲŁ ŲÆ ŁŲ§ŁŁŲ³Ų§Ų¦Ł ŁŲ£ŲØŁ ŲÆŲ§ŁŲÆ ŁŲŗŁŲ±ŁŁ Ų¹Ł ŁŲ§Ų¦Ł ŲØŁ ŲŲ¬Ų± Ų±Ų¶Ł Ų§ŁŁŁ Ų¹ŁŁ، Ų£ŁŁ ŁŲ§Ł ŁŁ ŲµŁŲ© ŲµŁŲ§Ų© Ų±Ų³ŁŁ Ų§ŁŁŁ ŲµŁŁ Ų§ŁŁŁ Ų¹ŁŁŁ ŁŲ³ŁŁ : Ų«Ł ŁŲ¹ŲÆ ŁŲ§ŁŲŖŲ±Ų“ Ų±Ų¬ŁŁ Ų§ŁŁŲ³Ų±Ł ŁŁŲ¶Ų¹ ŁŁŁ Ų§ŁŁŲ³Ų±Ł Ų¹ŁŁ ŁŲ®Ų°Ł ŁŲ±ŁŲØŲŖŁ Ų§ŁŁŲ³Ų±Ł، ŁŲ¬Ų¹Ł ŲŲÆ Ł Ų±ŁŁŁ Ų§ŁŲ£ŁŁ Ł Ų¹ŁŁ ŁŲ®Ų°Ł Ų§ŁŁŁ ŁŁ، Ų«Ł ŁŲØŲ¶ Ų«ŁŲŖŁŁ Ł Ł Ų£ŲµŲ§ŲØŲ¹Ł ŁŲŁŁ ŲŁŁŲ© Ų«Ł Ų±ŁŲ¹ Ų„ŲµŲØŲ¹Ł ŁŲ±Ų£ŁŲŖŁ ŁŲŲ±ŁŁŲ§ ŁŲÆŲ¹Ł ŲØŁŲ§.
Berdasarkan riwayat Imam Ahmad, an-Nasa’i, Abu Daud dan lainnya, dari Wa’il bin Hajar, ia berkata tentang sifat shalat nabi: “Kemudian Rasulullah Saw duduk iftirasy; menduduki kaki kiri, meletakkan telapak tangan kiri diatas paha dan lutut kiri. Meletakkan siku kanan diatas paha kanan. Kemudian menggenggam kedua jari tangannya dan membuat lingkaran, kemudian mengangkat salah satu jemarinya, saya melihatnya menggerakkannya sambil berdoa.
ŁŲ§Ł Ų§ŁŲ„Ł Ų§Ł Ų§ŁŲØŁŁŁŁ Ų±ŲŁ Ł Ų§ŁŁŁ: ŁŲŲŖŁ Ł Ų£Ł ŁŁŁŁ Ł Ų±Ų§ŲÆŁ ŲØŲ§ŁŲŖŲŲ±ŁŁ Ų§ŁŲ„Ų“Ų§Ų±Ų© ŲØŁŲ§ ŁŲ§ ŲŖŁŲ±Ų§Ų± ŲŖŲŲ±ŁŁŁŲ§، ŲŲŖŁ ŁŲ§ ŁŲ¹Ų§Ų±Ų¶ ŲŲÆŁŲ« Ų§ŲØŁ Ų§ŁŲ²ŲØŁŲ± Ų¹ŁŲÆ Ų£ŲŁ ŲÆ ŁŲ£ŲØŁ ŲÆŲ§ŁŲÆ ŁŲ§ŁŁŲ³Ų§Ų¦Ł ŁŲ§ŲØŁ ŲŲØŲ§Ł ŁŁ ŲµŲŁŲŁ ŲØŁŁŲø: "ŁŲ§Ł ŁŲ“ŁŲ± ŲØŲ§ŁŲ³ŲØŲ§ŲØŲ© ŁŁŲ§ ŁŲŲ±ŁŁŲ§، ŁŁŲ§ ŁŲ¬Ų§ŁŲ² ŲØŲµŲ±Ł Ų„Ų“Ų§Ų±ŲŖŁ". ŁŲ§Ł Ų§ŁŲŲ§ŁŲø ŁŁ Ų§ŁŲŖŁŲ®ŁŲµ Ų§ŁŲŲØŁŲ±: ŁŁŲ°Ų§ Ų§ŁŲŲÆŁŲ« Ų£ŲµŁŁ ŁŁ Ł Ų³ŁŁ ŲÆŁŁ ŁŁŁŁ: ŁŁŲ§ ŁŲ¬Ų§ŁŲ² ŲØŲµŲ±Ł Ų„Ų“Ų§Ų±ŲŖŁ.
Imam al-Baihaqi berkata: “Ada kemungkinan mengandung makna bahwa yang dimaksud dengan kalimat ‘menggerakkan’, maksudnya adalah menunjuk, bukan menggerakkannya berkali-kali, agar tidak bertentangan dengan hadits riwayat Ibnu az-Zubair dalam riwayat ahmad, Abu Daud, an-Nasa’i dan Ibnu Hibban dengan lafaz: “Rasulullah Saw menunjuk dengan jari telunjuk, tidak menggerakkannya. Pandangan matanya tidak melewati telunjuknya”.
Al-Hafizh berkata dalam at-Talkhish al-Habir: “Asal hadits ini dalam Shahih Muslim, tanpa kalimat: “Pandangan matanya tidak melewati telunjuknya”.
ŁŲ§ŁŲŲ§ŲµŁ Ų£Ł Ų§ŁŁ Ų³Ų£ŁŲ© Ł Ł Ł Ų³Ų§Ų¦Ł Ų§ŁŲ®ŁŲ§Ł ŲØŁŁ Ų£ŁŁ Ų§ŁŲ¹ŁŁ ، ŁŁŁŁ Ų±Ų£ŁŁ، ŁŁŲ§ ŁŁŲØŲŗŁ ŁŁŁ Ų³ŁŁ Ų£Ł ŁŲ¶ŁŁ ŲµŲÆŲ±Ł Ų°Ų±Ų¹Ų§ ŲØŲ§ŁŲ®ŁŲ§Ł ŁŁŁŲ§، ŁŲ„Ł Ų§ŲŖŁŲ§Ł Ų§ŁŲ¹ŁŁ Ų§Ų” ŲŲ¬Ų© ŁŲ§Ų·Ų¹Ų© ŁŲ§Ų®ŲŖŁŲ§ŁŁŁ Ų±ŲŁ Ų© ŁŲ§Ų³Ų¹Ų©.
ŁŲ§ŁŁŁ Ų£Ų¹ŁŁ .
Kesimpulannya, masalah ini adalah masalah khilafiyah diantara para ulama, setiap ulama punya pendapat masing-masing, tidak selayaknya seorang muslim merasa bersempit dada terhadap ikhtilaf dalam masalah ini. Karena kesepakatan ulama itu hujjah yang kuat, sedangkan ikhtilaf ulama itu rahmat yang luas. Wallahu a’lam.
diterjemahkan dari islamweb.com
Berkata Baik Atau Diam
Hadits Ke-15
Hadits ini merupakan hadits yang penting dalam bidang adab. Makna hadits ini telah tercakup di dalam hadits ke-12.
Pada hadits di atas menunjukkan ada 2 hak yang harus ditunaikan, yaitu hak Alloh dan hak hamba. Penunaian hak Alloh porosnya ada pada senantiasa merasa diawasi oleh Alloh. Di antara hak Alloh yang paling berat untuk ditunaikan adalah penjagaan lisan. Adapun penunaian hak hamba, yaitu dengan memuliakan orang lain.
Menjaga lisan bisa dilakukan dengan 2 cara, yaitu dengan berkata baik atau kalau tidak mampu maka diam. Dengan demikian diam kedudukannya lebih rendah dari pada berkata baik, namun masih lebih baik dibandingkan dengan berkata yang tidak baik.
Berkata baik terkait dengan 3 hal, seperti tersebut dalam surat An-Nisa’: 114, yaitu perintah bershadaqoh, perintah kepada yang makruf atau berkata yang membawa perbaikan pada manusia. Perkataan yang di luar ketiga hal tersebut bukan termasuk kebaikan, namun hanya sesuatu yang mubah atau bahkan suatu kejelekan. Pada menjaga lisan ada isyarat menjaga seluruh anggota badan yang lain, karena menjaga lisan adalah yang paling berat.
Memuliakan berarti melakukan tindakan yang terpuji yang bisa mendatangkan kemuliaan bagi pelakunya. Dengan demikian memuliakan orang lain adalah melakukan tindakan yang terpuji terkait dengan tuntutan orang lain.
Tetangga menurut syariat adalah sesuai dengan pengertian adat, artinya kapan secara adat dinilai sebagai tetangga maka dinilai sebagai tetangga juga oleh syariat. Kaidah menyatakan semua istilah yang ada dalam syariat dan tidak ada batasannya secara syariat dan bahasa maka pengertiannya dikembalikan kepada adat.
Mencintai milik orang lain seperti miliknya sendiri
Hadits Ke-13
Penafian iman mencakup menafikan iman secara keseluruhan atau hanya menafikan kesempurnaan imannya. Suatu amalan yang menyebabkan pelakunya dinafikan imannya menunjukkan bahwa amalan tersebut merupakan amal kekafiran atau dosa besar. Dalam hadits ini penafian iman yang dimaksud adalah penafian atas kesempurnaan iman.
Seorang muslim wajib merasa senang jika saudaranya memiliki agama yang baik. Dia senang jika saudaranya memiliki aqidah yang benar, tutur kata yang bagus dan perbuatan yang baik. Sebaliknya dia merasa benci jika keadaan saudaranya tersebut justru sebaliknya.
Seorang muslim disunahkan untuk senang jika saudaranya mendapatkan kebaikan-kebaikan duniawi. Dia merasa senang jika saudaranya berharta, sejahtera, sehat, berkedudukan dan lain-lain dari kenikmatan duniawi, dan dia tidak senang jika saudaranya miskin, sengsara, dan menderita.
Jika dalam urusan dunia, mendahulukan kepentingan saudaranya termaksud perbuatan yang terpuji dan disunahkan, namun jika dalam urusan akhirat, mendahulukan saudaranya termasuk perbuatan yang makruh.
Larangan Berzina, Membunuh & Murtad
Hadits Ke-14
Ada tiga sebab seorang muslim boleh ditumpahkan darahnya yaitu:
- Zina ba’da ihshonin, yaitu jika seorang muslim yang sudah pernah menikah secara syari kemudian berzina maka dengan sebab itu halal darahnya, dengan cara dirajam.
- Qishosh, yaitu jika seorang muslim membunuh muslim yang lain dengan sengaja maka dengan sebab itu halal darahnya dengan cara di-qishosh.
- Meninggalkan Agama, yaitu ada 2 pengertian:
a. murtad, artinya keluar dari agamanya dengan sebab melakukan kekafiran.
b. Meninggalkan jamaah, artinya meninggalkan jamaah yang telah bersatu di atas agama yang benar, dengan demikian ia telah meninggalkan agama yang benar. Termasuk makna meninggalkan jamaah adalah jika memberontak imam yang sah.
Seorang muslim yang telah dihukumi halal darahnya eksekusinya ada di tangan penguasa (imam) atau yang mewakilinya, jika di negaranya berlaku hukum Alloh. Apabila berada di Negara yang tidak menerapkan hukum Alloh maka tak seorang pun berhak mengeksekusi penumpahan darah. Untuk eksekusi yang tidak sampai penumpahan darah, seperti cambuk, qishosh non-bunuh, maka boleh dilakukan oleh seorang ‘alim jika atas kemauan pelaku. Demikian pendapat sebagian ulama.
Meninggalkan yang tidak bermanfaat
Hadits Ke-12
Hadits ini merupakan landasan dalam bab adab.
Kebagusan Islam seseorang bertingkat-tingkat. Cukuplah seseorang berpredikat bagus Islamnya jika telah melaksanakan yang wajib dan meninggalkan yang haram. Dan puncak kebagusannya jika sampai derajat ihsan, yang tersebut dalam hadits ke-dua. Besarnya pahala dan tingginya kemuliaan seseorang sesuai dengan kadar kebagusan Islamnya.
Sesuatu yang penting adalah sesuatu yang bermanfaat di dunia maupun di akhirat. Standar manfaat diukur oleh syariat, karena sudah maklum bahwa yang diperintahkan oleh syariat pasti membawa manfaat dan yang dilarang pasti menimbulkan mudhorot oleh karena itu upaya untuk paham syariat adalah aktivitas yang sangat bermanfaat. Menjadi kewajiban seseorang demi kebagusan Islamnya untuk meninggalkan semua yang tidak penting karena semua aktivitas hamba akan dicatat dan celakalah seseorang yang memenuhi
Tinggalkanlah keragu-raguan
Hadits Ke-11
Kedudukan hadits ini seperti kedudukan hadits ke enam (lihat hadits ke-6)
Sesuatu yang meragukan adalah sesuatu yang membuat tidak tenang dan memunculkan rasa khawatir, jikalau ternyata hal itu tidak boleh dilakukan. Jika kita menghadapi kondisi demikian maka tinggalkanlah yang meragukan tersebut dan lakukan sesuatu yang meyakinkan atau yang membuat tenang. Adalah termasuk perbuatan tercela jika ada keraguan akan tetapi tetap dikerjakan.
Makanlah dari yg halal
Hadits Ke-10
Kedudukan Hadits
Hadits ini merupakan salah satu ashlud din (pokok agama), di mana kebanyakan hukum syariat berporos pada hadits tersebut.
Thoyyib adalah suci, tidak ada kekurangan dan cela. Demikian juga Alloh, Dia itu thoyyib. Dia suci, tidak ada kekurangan dan cela pada diri-Nya. Dia sempurna dalam seluruh sisi.
Alloh tidak menerima sesuatu kecuali yang thoyyib. Thoyyib dalam aqidah, thoyyib dalam perkataan dan thoyyib dalam perbuatan. Tidak menerima artinya tidak ridho, atau tidak memberi pahala. Dan ketidakridhoan Alloh terhadap sebuah amal biasanya melazimkan tidak memberi pahala pada amalan tersebut.
Mengonsumsi sesuatu yang thoyyib merupakan karakteristik para rasul dan kaum mukminin. Makanan yang thoyyib sangat berpengaruh terhadap kebagusan ibadah, terkabulnya doa dan diterimanya amal.
- Musafir.
- Berpenampilan hina.
- Mengangkat kedua tangan.
- Mengulang-ulang doa.
- Menyebut Rububiyah Alloh.
- Mengonsumsi yang halal.
- Mengisyaratkan dengan telunjuk, yaitu bagi khatib tatkala berdoa di atas mimbar.
- Mengangkat tangan tinggi-tinggi, yaitu ketika doa istisqo’.
Melaksanakan perintah sesuai kemampuan
Hadits Ke-9
Pada dasarnya syariƔt Islam adalah berupa perintah. Oleh karena itu, larangan yang ada jumlahnya sedikit. Semua yang diperintahkan akan membawa kebaikan bagi pelakunya, meski tidak berniat karena Allah. Dan semua yang dilarang membawa kejelekan bagi pelakunya. Dengan demikian manusia butuh kepada sesuatu yang diperintahkan dan tidak butuh kepada sesuatu yang dilarang.
Sebab utama kehancuran umat adalah sekedar banyak bertanya dan menentang perintah nabinya. Sikap yang benar adalah bertanya untuk diamalkan dan tunduk pada perintah nabi. Maka orang yang sekedar banyak bertanya, bukti akan kelemahan agamanya dan tidak wara’-nya. Diantara dampak jelek banyak bertanya adalah timbulnya perpecahan.
Popular Posts
-
Download Buku 99 Tanya Jawab Seputar Sholat - Ustadz Abdul Somad, Lc. MA Diantara kegelisahan orang beriman adalah tentang amal yang p...
-
Lentera Islam .NET - Kajian Islam - 7 Golongan yang Mendapatkan Naungan Allah. Pada hari kiamat manusia dikumpulkan di padang Mahsyar ...
-
Download Buku 77 Tanya Jawab Seputar Sholat Somad Morocco - karya H. Abdul Somad Lc. M.A. Pesan dari penerbit: Assalamu’alaikum war...
-
Lentera Islam .NET - Kisah Nabi Muhammad S.A.W - Ketika Tangisan Rasulullah Mengguncangkan Arsy . Dikisahkan, bahwasanya di waktu Rasul...
-
Lentera Islam .NET - Kajian Islam - Berikut ini adalah Syarat Doa, Saudaraku. Pertama, Ikhlas. Anda harus yakin, kareja bila tidak ik...
-
Lentera Islam .NET - Kajian Islam - 5 Level Orang Shalat yang Harus Kamu Ketahui, Mana Levelmu?. Sebagian ulama Salaf, diantaranya Abu...
-
Lentera Islam .NET - Kajian Islam - Setitik saja Sifat Sombong Ada di Hati, Mustahil Mencium Wangi Surga - Ulama mengatakan, Apabila Munc...
-
Lentera Islam .NET - Kajian Islam - Larangan keras mengucapkan selamat natal bagi muslim - Pertanyaan mengenai bagaimana Hukumnya menguc...
-
Download Buku 37 Masalah Populer - Ustadz Abdul Somad, Lc. MA - Somad Morroco Sinopsis buku: Apakah Anda menjumpai, mengalami atau m...
-
Lentera Islam .NET - Kajian Islam - Apakah hanya Agama Islam Yang Benar? Saudara-saudaraku yang dirahmati Allah S.W.T, ada orang yang ...
Recent Posts
Categories
- 1100 Hadits
- Arba'im An Nawawi
- Buku 37 Masalah Populer
- Doa
- Download Buku 37 Masalah Populer
- Download Buku 37 Masalah Populer - Ustadz Abdul Somad
- Download Buku 77 Tanya Jawab Seputar Sholat
- Download Buku 77 Tanya Jawab Seputar Sholat Somad Morocco
- Download Buku 99 Tanya Jawab Seputar Sholat Somad Morocco
- Download Buku99 Tanya Jawab Seputar Sholat
- Kajian Islam
- Kisah
- Kitab Bulughul Maram
- Lc. MA
- Shahih Bukhari
- Shahih Muslim
- Somad Morocco
- Tanya Jawab
- Ustad Somad
Unordered List
DAFTARKAN EMAIL ANDA UNTUK MENDAPATKAN UPDATE KAJIAN ISLAM TERBARU