Lentera Islam - Kajian Fiqih & Aqidah Islam Berdasarkan Al-Qur'an dan Sunnah Rasulullah S.A.W.

Kitab Mesjid Dan Lokasi Salat


Kitab Mesjid Dan Lokasi Salat



1. Pembangunan Mesjid Nabawi
  • Hadis riwayat Abu Zar, ia berkata:
    Aku bertanya: Wahai Rasulullah, mesjid manakah yang pertama dibangun di muka bumi ini? Rasulullah menjawab: Masjidilharam. Aku bertanya: Kemudian mesjid mana? Beliau menjawab: Masjidilaksa. Aku bertanya: Berapakah jarak waktu antara keduanya? Beliau menjawab: Empat puluh tahun. Di mana saja datang waktu salat, maka salatlah, karena di situ juga mesjid. (Shahih Muslim No.808)
  • Hadis riwayat Jabir bin Abdullah Al-Anshari, ia berkata:
    Rasulullah bersabda: Aku diberi lima perkara yang tidak pernah diberikan kepada seorang nabi sebelumku. Semua nabi sebelumku diutus hanya kepada kaumnya, sedangkan aku diutus kepada semua manusia yang berkulit merah dan hitam. Dihalalkan bagiku harta rampasan perang yang tidak pernah dihalalkan kepada seorang pun sebelumku. Bumi diciptakan untukku dalam keadaan suci menyucikan dan sebagai mesjid. Barang siapa yang menemui waktu salat, maka salatlah di tempat ia berada. Aku diberi kemenangan dengan membuat takut musuh selama jarak perjalanan satu bulan. Dan aku juga diberi syafaat. (Shahih Muslim No.810)
  • Hadis riwayat Abu Hurairah, ia berkata:
    Bahwa Rasulullah bersabda: Aku diberi enam kelebihan atas para nabi, aku diberi kata singkat tapi kaya akan makna, aku diberi kemenangan dengan cara menakuti musuh, dihalalkan bagiku harta hasil rampasan perang, tanah dijadikan untukku dalam keadaan suci dan sebagai mesjid, aku diutus kepada segenap makhluk dan aku dijadikan sebagai penutup para nabi. (Shahih Muslim No.812)
  • Hadis riwayat Anas bin Malik ra.:
    Bahwa Rasulullah saw. tiba di Madinah. Beliau singgah di Madinah Atas, suatu daerah yang dikenal dengan Bani Amru bin Auf dan tinggal bersama mereka selama empat belas malam. (Suatu saat) beliau menyuruh untuk memanggil tokoh Bani Najar. Lalu mereka pun datang sambil menyandang pedangnya masing-masing. Nampaknya aku melihat Rasulullah saw. berada di atas hewan kendaraannya dan Abu Bakar membonceng di belakangnya dan tokoh-tokoh Bani Najar mengelilingi beliau sampai tiba di halaman rumah milik Abu Ayyub. Rasulullah selalu salat di mana saja waktu salat ditemuinya. Pernah beliau salat di kandang kambing. Kemudian beliau memerintahkan untuk membangun sebuah mesjid. Selanjutnya beliau memangil tokoh-tokoh Bani Najar, dan mereka pun datang. Beliau bersabda: Wahai Bani Najar, tentukan padaku harga kebun kalian ini. Mereka menjawab: Tidak, demi Allah. Kami tidak akan menuntut harganya kecuali kepada Allah. Anas ra. berkata lagi: Di kebun itu ada pohon kurma, kuburan orang-orang musyrik, dan puing-puing reruntuhan. Rasulullah saw. lantas memerintahkan untuk memotong pohon kurma, menggali kuburan orang-orang musyrik dan meratakan puing. Mereka mendirikan (bekas-bekas) pohon kurma sebagai petunjuk kiblat, dan membuat pintu gerbang dari sebuah batu besar. Mereka melakukan semua itu sambil menyanyikan lagu-lagu yang dapat membangkitkan semangat dan Rasulullah saw. ikut bersama mereka. Mereka berkata: Ya Allah, sesungguhnya tidak ada kebaikan selain di akhirat, tolonglah orang-orang Ansar dan orang-orang muhajirin. (Shahih Muslim No.816)
2. Pemindahan kiblat dari Baitulmakdis ke Kakbah
  • Hadis riwayat Barra' bin Azib ra., ia berkata:
    Aku pernah salat bersama Nabi saw. menghadap Baitulmakdis selama enam belas bulan sampai turun ayat dalam surat Al-Baqarah: Dan di mana saja engkau berada, palingkanlah wajahmu ke arahnya. Ayat tersebut turun sesudah Nabi saw. melakukan salat. Seorang sahabat bertolak dan menemui beberapa orang Ansar yang sedang salat. Lalu sahabat itu menceritakan apa yang terjadi, maka orang-orang Ansar itu memalingkan wajah mereka ke arah Kakbah. (Shahih Muslim No.818)
  • Hadis riwayat Ibnu Umar ra., ia berkata:
    Ketika orang-orang sedang melakukan salat di Qubba, tiba-tiba datang orang yang membawa kabar bahwa semalam Rasulullah saw. mendapat wahyu berupa perintah untuk menghadap Kakbah. Seketika itu mereka menghadap ke Kakbah. Sebelumnya mereka menghadap ke arah Syam, kemudian mereka berputar menghadap ke Kakbah. (Shahih Muslim No.820)
3. Larangan membangun mesjid di atas kuburan, larangan memasang gambar di dalam mesjid dan larangan menjadikan kuburan sebagai tempat salat
  • Hadis riwayat Aisyah ra.:
    Bahwa Ummu Habibah ra. dan Ummu Salamah ra. menyebut-nyebut sebuah gereja yang pernah kami lihat di Habasyah yang penuh dengan gambar utusan Tuhan. Rasulullah saw. lalu bersabda: Mereka itu mempunyai kebiasaan apabila ada orang saleh dari mereka meninggal dunia, maka mereka akan membangun sebuah mesjid di atas kuburnya dan menggambar beberapa gambar di dalamnya. Mereka adalah seburuk-buruk makhluk di sisi Allah pada hari kiamat. (Shahih Muslim No.822)
  • Hadis riwayat Aisyah ra., ia berkata:
    Pada saat Rasulullah saw. sakit dan tidak sanggup bangun, beliau bersabda: Allah mengutuk orang-orang Yahudi dan orang-orang Kristen yang menjadikan kuburan nabi-nabi mereka sebagai tempat mesjid (tempat ibadah). (Shahih Muslim No.823)
  • Hadis riwayat Abu Hurairah ra., ia berkata:
    Rasulullah saw. bersabda: Mudah-mudahan Allah memerangi orang-orang Yahudi yang menjadikan kuburan nabi-nabi mereka sebagai mesjid. (Shahih Muslim No.824)
  • Hadis riwayat Aisyah ra., ia berkata:
    Tatkala ditimpa suatu musibah, Rasulullah saw. akan menampakkan rasa sedih pada roman wajahnya. Bila hatinya merasa sempit, akan tampak pada raut wajahnya. Beliau bersabda bersabda: Kutukan Allah atas orang-orang Yahudi dan orang-orang Kristen yang menjadikan kuburan nabi-nabi mereka sebagai mesjid. Beliau memperingatkan apa yang mereka perbuat tersebut. (Shahih Muslim No.826)
4. Keutamaan dan janji untuk orang yang membangun mesjid
  • Hadis riwayat Usman bin Affan ra.:
    Bahwa beliau meluruskan persoalan yang dibicarakan antara para sahabat ketika mesjid Nabawi telah dibangun: Kalian berlebih-lebihan, sesungguhnya aku mendengar Rasulullah saw. bersabda: Barang siapa yang membangun sebuah mesjid karena Allah Taala. (Bukair berkata: Aku kira) beliau bersabda: Karena mengharap keridaan Allah, maka Allah akan membangun untuknya sebuah rumah di surga. (Shahih Muslim No.828)
5. Sunat meletakkan telapak tangan pada lutut ketika rukuk
  • Hadis riwayat Saad bin Abu Waqash ra.:
    Mush'ab bin Saad berkata: Aku salat di samping ayahku. Aku biarkan tanganku (terlepas) di depan lututku. Lalu ayah berkata: Tempelkan kedua telapak tanganmu di kedua lututmu. Kemudian aku melakukan hal itu sekali lagi. Ayah memukul tanganku seraya mengatakan: Kita dilarang melakukan itu (melepas tangan saat rukuk). Kita diperintah untuk menempelkan tangan kita pada lutut saat rukuk. (Shahih Muslim No.832)
6. Larangan berbicara saat salat dan penghapusan hukum boleh berbicara saat salat
  • Hadis riwayat Abdullah bin Masud ra., ia berkata:
    Kami mengucapkan salam kepada Rasulullah saw. saat beliau sedang salat dan beliau menjawab salam kami. Ketika kami kembali dari negeri Najasyi, kami mengucapkan salam kepada beliau saat salat, tetapi kali ini beliau tidak menjawabnya. Lalu kami bertanya: Wahai Rasulullah, dahulu kami mengucapkan salam kepada baginda yang sedang salat. Rasulullah menjawab pertanyaan kami: Sesungguhnya dalam salat itu ada suatu kesibukan. (Shahih Muslim No.837)
  • Hadis riwayat Zaid bin Arqam ra., ia berkata:
    Kami pernah berbicara dalam salat. Seseorang berbicara dengan teman yang ada di sampingnya dalam salat. Hingga ketika turun ayat: Berdirilah untuk Allah "dalam salatmu" dengan khusyuk. Kami diperintahkan diam dan dilarang berbicara. (Shahih Muslim No.838)
  • Hadis riwayat Jabir bin Abdullah ra., ia berkata:
    Bahwa Rasulullah saw. pernah mengutusnya dalam suatu keperluan. Kemudian aku menemui beliau sedang berjalan. (Qutaibah berkata: Beliau sedang salat). Aku ucapkan salam kepada beliau, namun beliau hanya memberikan isyarat. Selesai salat, beliau memanggilku dan bersabda: Ketika engkau mengucapkan salam tadi aku sedang salat. (Saat itu Rasulullah sedang salat menghadap ke arah timur). (Shahih Muslim No.839)
7. Boleh mengutuk setan, mohon perlindungan darinya di tengah salat dan boleh melakukan gerakan yang ringan dalam salat
  • Hadis riwayat Abu Hurairah ra., ia berkata:
    Rasulullah saw. bersabda: Kemarin jin Ifrit menggoda dalam salatku supaya aku lalai. Akan tetapi Allah berkenan membantuku berlindung darinya sehingga aku dapat mencekiknya. Aku ingin mengikatnya di sebuah dinding mesjid hingga kalian dapat melihatnya, kemudian aku ingat doa saudaraku, nabi Sulaiman as.: Tuhanku, ampunilah aku. Berikanlah aku suatu kekuasaan yang tidak layak bagi seorang pun sesudahku. Sehingga Allah mengusirnya dalam keadaan rugi. (Shahih Muslim No.842)
8. Boleh menggendong anak kecil dalam salat
  • Hadis riwayat Abu Qatadah ra.:
    Bahwa Rasulullah saw. pernah salat sambil menggendong Umamah binti Zaenab binti Rasulullah saw. Menurut keterangan Abul Ash bin Rabi`, apabila Rasulullah berdiri maka Umamah digendongnya dan jika sujud Umamah diletakkannya. (Shahih Muslim No.844)
9. Boleh berjalan satu atau dua langkah dalam salat
  • Hadis riwayat Sahal bin Saad ra.:
    Bahwa beberapa orang menemui Sahal bin Saad. Mereka berselisih mengenai jenis kayu mimbar Rasul. Lalu kataku (Sahal): Demi Allah saya benar-benar tahu jenis kayu mimbar itu dan siapa pembuatnya. Aku sempat melihat pertama kali Rasulullah saw. duduk di atas mimbar itu. Abu hazim berkata: Aku katakan kepada Abu Abbas: Ceritakanlah! Ia berkata: Rasulullah saw. pernah mengutus seseorang kepada istri Abu Hazim. Abu Hazim berkata bahwa beliau pada hari itu akan memberi nama anaknya, beliau bersabda: Lihatlah anakmu yang berprofesi tukang kayu. Dia telah membuatkan aku sebuah tempat di mana aku berbicara di hadapan orang. Dia telah membuatnya tiga anak tangga. Kemudian Rasulullah saw. menyuruh meletakkannya di tempat ini. Mimbar tersebut berasal dari kayu hutan. Aku sempat melihat Rasulullah berdiri di mimbar sambil membaca takbir yang diikuti oleh para sahabat. Setelah beberapa lama berada di atas mimbar, beliau turun mengundurkan diri lalu melakukan sujud di dasar mimbar. Kemudian beliau kembali hingga beliau selesai salat. Setelah itu beliau menghadap ke arah para sahabat dan bersabda: Wahai manusia, sesungguhnya tadi aku lakukan hal itu agar kalian mengikuti aku dan kalian dapat belajar tentang salatku. (Shahih Muslim No.847)
10. Makruh memegang lambung saat salat
  • Hadis riwayat Abu Hurairah ra.:
    Dari Nabi saw. bahwa beliau melarang seseorang salat sambil memegang lambungnya erat-erat. (Shahih Muslim No.848)
11. Makruh mengusap kerikil dan meratakan pasir saat salat
  • Hadis riwayat Mu'aiqib ra.:
    Nabi saw. pernah menjelaskan masalah mengusap kerikil kecil dalam mesjid dan bersabda: Jika engkau memang harus melakukannya, maka sekali saja. (Shahih Muslim No.849)
12. Larangan meludah dalam mesjid saat salat atau lainnya
  • Hadis riwayat Abdullah bin Umar ra.:
    Bahwa Rasulullah saw. pernah melihat ludah di dinding kiblat, lalu beliau menggosoknya. Setelah itu beliau berpaling kepada para sahabat dan bersabda: Bila salah seorang dari kalian tengah melakukan salat, janganlah ia meludah ke arah depannya, karena sesungguhnya Allah berada di depannya saat ia sedang salat. (Shahih Muslim No.852)
  • Hadis riwayat Abu Said Al-Khudri ra.:
    Bahwa Nabi saw. melihat ingus di kiblat mesjid, lalu beliau menggosok (bersihkan) dengan batu kerikil. Setelah itu beliau melarang meludah ke kanan atau ke depannya. Tetapi memperbolehkan meludah ke kiri atau di bawah telapak kakinya yang sebelah kiri. (Shahih Muslim No.853)
  • Hadis riwayat Aisyah ra.:
    Bahwa Nabi saw. pernah melihat ingus (ludah atau dahak) pada dinding kiblat, lalu beliau menggosoknya (membersihkannya). (Shahih Muslim No.854)
  • Hadis riwayat Anas bin Malik ra., ia berkata:
    Rasulullah saw. bersabda: Apabila salah seorang dari kalian sedang melakukan salat, maka sebenarnya ia sedang bermunajat kepada Tuhannya, oleh karena itu janganlah meludah ke depan atau ke kanannya, melainkan ke bawah telapak kaki kirinya. (Shahih Muslim No.856)
  • Hadis riwayat Anas bin Malik ra., ia berkata:
    Rasulullah saw. bersabda: Membuang ingus di dalam mesjid adalah perbuatan dosa dan kafarat penebusnya adalah menimbunnya. (Shahih Muslim No.857)
13. Boleh mengenakan alas kaki atau sandal dalam salat
  • Hadis riwayat Anas bin Malik ra.:
    Dari Said bin Yazid Al-Azdiyi, ia berkata: Aku bertanya kepada Anas bin Malik: Apakah Rasulullah saw. pernah salat dengan mengenakan alas kaki? Anas menjawab: Pernah. (Shahih Muslim No.862)
14. Makruh mengenakan pakaian bergambar makhluk dalam salat
  • Hadis riwayat Aisyah ra.:
    Bahwa Nabi saw. pernah melakukan salat dengan mengenakan pakaian wol yang bergambar. Kemudian beliau bersabda: Aku merasa terganggu dengan gambar-gambar baju ini. Bawalah baju ini kepada Abu Jahem dan ambilkan untukku Pakaian biasa yang tidak bergambar. (Shahih Muslim No.863)
15. Salat saat makanan telah dihidangkan adalah makruh
  • Hadis riwayat Anas bin Malik ra.:
    Dari Nabi saw., beliau bersabda: Apabila santapan malam telah dihidangkan dan salat telah siap dilaksanakan, maka makanlah terlebih dahulu. (Shahih Muslim No.866)
  • Hadis riwayat Ibnu Umar ra., ia berkata:
    Rasulullah saw. bersabda: Apabila santapan malam salah seorang dari kalian telah dihidangkan dan salat siap dilaksanakan, maka mulailah dengan makan terlebih dahulu. Dan janganlah ia tergesa-gesa hingga ia selesai menyantapnya. (Shahih Muslim No.868)
16. Larangan mendatangi mesjid dengan bau yang tidak enak seperti bau bawang atau makanan lainnya yang mempunyai bau tidak sedap
  • Hadis riwayat Ibnu Umar ra., ia berkata:
    Sesungguhnya Rasulullah saw. dalam perang Khaibar pernah bersabda: Barang siapa makan buah ini (bawang putih), maka janganlah ia memasuki mesjid. (Shahih Muslim No.870)
  • Hadis riwayat Anas ra.:
    Bahwa Dia pernah ditanya tentang bawang putih. Anas menjawab: Sesungguhnya Rasulullah saw. pernah bersabda: Barang siapa yang makan pohon ini (bawang putih), maka janganlah ia dekat-dekat kami dan jangan ia ikut salat bersama kami. (Shahih Muslim No.872)
  • Hadis riwayat Jabir ra., ia berkata:
    Rasulullah saw. melarang makan bawang merah dan bawang bakung. Suatu saat kami butuh sekali sehingga kami memakannya. Beliau bersabda: Barang siapa yang makan pohon tidak sedap ini, janganlah ia mendekati mesjid kami. Sesungguhnya para malaikat akan merasa sakit (karena aromanya) seperti halnya manusia. (Shahih Muslim No.874)
  • Hadis riwayat Umar bin Khathab ra., ia berkata:
    Aku tidak pernah bertanya kepada Rasulullah saw. tentang suatu masalah sebagaimana aku bertanya tentang Kalalah (yaitu seorang yang mati tanpa meninggalkan ayah atau anak), ia adalah suatu masalah yang selalu aku minta pertimbangan Rasulullah saw. Sungguh aku memang sangat menaruh perhatian besar terhadap masalah satu ini, sekalipun ada orang yang merasa tidak suka dan akan menancapkan jari-jarinya ke dadaku seraya berkata: Wahai Umar, tidakkah cukup bagimu ayat kemarau yang terdapat pada akhir surat An-Nisa? Sesungguhnya, bila aku masih diberi usia panjang, aku akan tetap mengadili berdasarkan Alquran. Aku akan berkata: Ya Allah, sesungguhnya aku minta Engkau menjadi saksi atas para pemimpin Mesir. Sesungguhnya aku mengutus mereka agar mereka dapat berlaku adil terhadap manusia, mengajarkan agama mereka dan sunah nabi mereka, Muhammad saw., membagi harta rampasan tanpa perang mereka dan mengadukan kepadaku masalah mereka yang pelik bagi mereka. Kemudian wahai manusia, sungguh kalian suka makan dua pohon yang menurutku adalah pohon yang jelek, yakni bawang merah dan bawang putih. Aku menyaksikan sendiri Rasulullah saw. ketika mencium bau dua pohon itu dari seseorang di mesjid, beliau menyuruh orang itu keluar ke Baqi. Barang siapa yang ingin makan, maka hendaklah dimasak lebih dahulu. (Shahih Muslim No.879)
  • Hadis riwayat Abdullah bin Buhainah ra., ia berkata:
    Rasulullah saw. salat dua rakaat bersama kami, kemudian beliau bangkit dan tidak duduk. para sahabat lain pun ikut bangkit bersama beliau. Ketika beliau hendak menyelesaikan salatnya dan kami menunggu salamnya, beliau malah membaca takbir lalu melakukan sujud dua kali sedang beliau masih dalam keadaan duduk sebelum salam. Kemudian beliau salam. (Shahih Muslim No.885)
  • Hadis riwayat Abdullah bin Masud ra., ia berkata:
    Rasulullah saw. salat (dan menurut Ibrahim, beliau terlebih atau kurang jumlah rakaat). Ketika selesai salam, ada yang berkata: Wahai Rasulullah, apakah telah terjadi sesuatu ketika baginda salat. Rasulullah saw. bertanya: Apa itu? Mereka menjawab: Baginda melakukan salat begini, begini. Seketika itu Rasulullah saw. melipatkan kedua kakinya dan menghadap kiblat, melakukan sujud dua kali dan salam. Kemudian beliau berpaling kepada kami seraya bersabda: Seandainya terjadi sesuatu dalam salat, maka aku akan menerangkannya kepadamu. Tetapi aku adalah manusia biasa yang dapat lupa seperti halnya engkau. Apabila aku lupa, maka ingatkanlah aku. Apabila salah seorang engkau merasa ragu-ragu dalam salatnya, maka berusahalah mencari dan meyakini yang benar, lalu sempurnakan. Selanjutnya hendaknya ia melakukan sujud dua kali. (Shahih Muslim No.889)
  • Hadis riwayat Abu Hurairah ra., ia berkata:
    Rasulullah saw. mengimami kami pada salat sore, Asar atau Zuhur. Pada rakaat kedua beliau telah salam. Kemudian beliau mendekati sebuah batang pohon di kiblat mesjid dan bersandar di sana. Di antara makmum terdapat Abu Bakar dan Umar. Namun keduanya tidak berani bicara. Sementara sahabat-sahabat lain cepat keluar karena salat amat pendek. Lalu berdirilah Dzul Yadain dan berkata: Wahai Rasulullah, apakah salat tadi diqasar atau baginda lupa? Sejenak Rasulullah saw. memandang Dzul Yadain lalu menengok kanan kiri dan bertanya: Apa yang ditanyakan Dzul Yadain? Sahabat-sahabat yang lain menjawab: Benar apa katanya. Anda hanya salat dua rakaat. Seketika Rasulullah bangun dan salat dua rakaat lalu salam. Beliau membaca takbir kemudian sujud. Membaca takbir lalu bangkit. Membaca takbir lagi dan sujud. Membaca takbir lalu bangkit. (Shahih Muslim No.896)
18. Sujud tilawah (sujud bacaan ayat sajadah)
  • Hadis riwayat Ibnu Umar ra.:
    Nabi saw. membaca Alquran, ketika bacaan beliau sampai pada ayat sajadah, beliau sujud dan kami pun ikut sujud, sampai-sampai sebagian di antara kami tidak dapat tempat untuk dahi mereka. (Shahih Muslim No.900)
  • Hadis riwayat Abdullah bin Masud ra.:
    Dari Nabi saw. bahwa beliau membaca surat An-Najm lalu sujud tilawah. Para sahabat yang salat bersamanya ikut sujud kecuali seorang yang sudah tua hanya mengambil segenggam batu kerikil atau tanah pasir lalu diusapkan pada dahi seraya berkata: Ini saja sudah cukup bagiku. (Shahih Muslim No.902)
  • Hadis riwayat Zaid bin Tsabit ra.:
    Dari Atha bin Yasar, bahwa ia bertanya kepada Zaid bin Tsabit tentang bacaan makmum bersama imam. Zaid menjawab: Tidak ada bacaan makmum bersama imam. Zaid meyakini bahwa dirinya pernah membaca surat An-Najm, "Wan najmi idza hawa" (demi bintang ketika terbenam) di depan Rasulullah saw. dan beliau tidak sujud tilawah. (Shahih Muslim No.903)
  • Hadis riwayat Abu Hurairah ra.:
    Dari Abu Salamah bin Abdurrahman bahwa Abu Hurairah pernah membaca surat Al-Insyiqaaq, "idzas samaaun syaqqat" (apabila langit terbelah) di depan sahabat lain, lalu ia sujud tilawah. Ketika selesai salat ia memberitahu para sahabat bahwa Rasulullah saw. sujud pada ayat tersebut. (Shahih Muslim No.904)
19. Zikir sesudah salat
  • Hadis riwayat Ibnu Abbas ra., ia berkata:
    Kami mengetahui salat Rasulullah saw. diakhiri dengan takbir. (Shahih Muslim No.917)
20. Sunat memohon perlindungan dari siksa kubur
  • Hadis riwayat Aisyah ra., ia berkata:
    Dua orang nenek Yahudi Madinah datang kepadaku. Keduanya berkata: Penghuni kubur akan disiksa di dalam kuburnya. Aku pun menganggap keduanya tidak benar. Aku terlintas untuk membenarkan perkataan keduanya, kemudian keduanya keluar. Kemudian Rasulullah saw. datang menemuiku dan aku berkata: Wahai Rasulullah, dua orang nenek Yahudi Madinah datang kepadaku, mereka meyakini bahwa penghuni kubur akan disiksa di dalam kuburnya. Beliau menjawab: Mereka benar. Sesungguhnya penghuni kubur akan disiksa dengan siksaan yang dapat didengar oleh hewan ternak. Setelah itu aku lihat beliau selalu mohon perlindungan dari siksa kubur setiap salat. (Shahih Muslim No.922)
21. Hal-hal yang kita memohon perlindungan darinya di dalam salat
  • Hadis riwayat Aisyah ra., ia berkata:
    Aku mendengar Rasulullah saw. selalu memohon perlindungan dari fitnah Dajjal dalam salatnya. (Shahih Muslim No.923)
  • Hadis riwayat Abu Hurairah ra., ia berkata:
    Rasulullah saw. bersabda: Bila salah seorang kalian sedang duduk tahiyat, hendaklah ia memohon perlindungan kepada Allah dari empat perkara. Lalu beliau berdoa: "Ya Allah, sesungguhnya aku mohon perlindungan kepada-Mu dari siksa neraka Jahanam, dari siksa kubur, dari fitnah kehidupan dan kematian serta dari fitnah jahat Masih Dajjal". (Shahih Muslim No.924)
  • Hadis riwayat Aisyah ra., istri Nabi saw.:
    Bahwa Rasulullah saw. dalam salatnya berdoa: "Ya Allah, sesungguhnya aku mohon perlindungan kepada-Mu dari siksa kubur. Aku mohon perlindungan kepada-Mu dari fitnah Masih Dajjal. Aku mohon perlindungan kepada-Mu dari fitnah kehidupan dan kematian. Ya Allah, aku mohon perlindungan kepada-Mu dari dosa dan utang". Seseorang berkata kepada beliau: Betapa seringnya baginda memohon perlindungan dari beban utang ya Rasulullah. Rasulullah saw. menjawab: Sesungguhnya, seseorang bila utang, maka ia akan berbicara lalu bohong. Berjanji lalu ingkar. (Shahih Muslim No.925)
22. Sunat berzikir sesudah salat dan cara berzikir
  • Hadis riwayat Mughirah bin Syu`bah ra.:
    Dari Warrad, hamba Mughirah bin Syu`bah, ia berkata: Mughirah bin Syu`bah menulis surat kepada Muawiyah menjelaskan bahwa Rasulullah saw. ketika selesai salat dan mengucapkan salam, beliau berdoa: "Tidak ada Tuhan selain Allah yang tiada sekutu bagi-Nya. Milik-Nya kekuasaan dan segala puji. Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu. Ya Allah, tidak akan ada yang dapat menghalangi apa yang Engkau berikan, tidak ada yang dapat memberi apa yang Engkau cegah dan tidak akan bermanfaat kekayaan seorang kaya kecuali atas kehendak-Mu". (Shahih Muslim No.933)
  • Hadis riwayat Abu Hurairah ra.:
    Bahwa fakir miskin Muhajirin datang menemui Rasulullah saw. dan berkata: Orang-orang kaya telah pergi dengan derajat yang tinggi dan nikmat yang kekal. Rasulullah bertanya: Apa itu gerangan? Mereka menjawab: Mereka salat seperti kami salat, mereka puasa seperti kami puasa. Tetapi mereka bersedekah sedang kami tidak sanggup, mereka mampu memerdekakan budak sementara kami tidak mampu. Rasulullah saw. bersabda: Maukah kalian aku ajarkan sesuatu yang dapat membuat kalian mengejar orang-orang yang mendahului kalian dan yang dapat membuat kalian mendahului orang-orang yang sesudah kalian? Tidak ada seorang pun di antara kalian yang lebih utama kecuali ia melakukan seperti yang engkau lakukan. Mereka menjawab: Tentu, ya Rasulullah. Rasulullah bersabda: Kalian baca tasbih (subhhaabnallah), takbir (Allahu akbar) dan tahmid (alhamdu lillah) setiap selesai salat sebanyak tiga puluh tiga kali. (Shahih Muslim No.936)
23. Lafal yang dibaca antara takbiratul ihram dan Al-Fatihah
  • Hadis riwayat Abu Hurairah ra., ia berkata:
    Ketika selesai takbir Rasulullah saw. diam sejenak sebelum membaca Al-Fatihah. Aku bertanya: Wahai Rasulullah, demi Allah. Apa yang engkau katakan saat diam antara takbiratul ihram dan Al-Fatihah? Beliau menjawab: Yang aku baca: Ya Allah, pisahkanlah aku dan dosa-dosa seperti Engkau memisahkan timur dan barat. Ya Allah, bersihkanlah aku dari dosa seperti baju putih yang telah dibersihkan dari kotoran. Ya Allah, sucikanlah aku dari dosa dengan salju, air dan es. (Shahih Muslim No.940)
24. Sunat melakukan salat dengan tenang dan larangan salat dengan tergesa-gesa
  • Hadis riwayat Abu Hurairah ra., ia berkata:
    Aku mendengar Rasulullah saw. bersabda: Jika salat telah dimulai, janganlah engkau mendatanginya dengan berlari. Datangilah dengan berjalan. Dan tenanglah. Salatlah rakaat yang engkau dapatkan (jamaah) dan sempurnakanlah rakaat yang terlambat. (Shahih Muslim No.944)
  • Hadis riwayat Abu Qatadah ra., ia berkata:
    Tatkala kami sedang salat bersama Rasulullah saw. tiba-tiba beliau mendengar sebuah suara gaduh. Rasulullah saw. bertanya: Apa yang terjadi dengan kalian? Para sahabat menjawab: Kami tadi tergesa-gesa mengejar salat. Rasulullah saw. bersabda: Jangan engkau berbuat demikian, apabila engkau mendatangi salat, maka engkau harus bersikap tenang. Salatlah pada rakaat yang engkau dapati dan sempurnakan rakaat yang terlambat. (Shahih Muslim No.948)
25. Bila saatnya orang berdiri untuk salat
  • Hadis riwayat Abu Qatadah ra., ia berkata:
    Rasulullah saw. bersabda: Apabila salat telah diiqamati, janganlah engkau berdiri sebelum kalian melihatku. (Shahih Muslim No.949)
  • Hadis riwayat Abu Hurairah ra., ia berkata:
    Ketika salat telah diiqamati. Kami berdiri dan meratakan barisan sebelum Rasulullah saw. hadir di antara kami. Kemudian Rasulullah saw. datang. Pada saat berdiri di tempat salatnya, sebelum bertakbir, beliau mengingatkan sesuatu, lalu pergi sambil bersabda: Tetaplah di tempat kalian. Kami tetap berdiri menanti beliau. Kemudian beliau datang, beliau mandi dan menyiram kepalanya dengan air. Setelah itu beliau takbir dan mengimami salat kami. (Shahih Muslim No.950)
  • Hadis riwayat Jabir Samurah ra., ia berkata:
    Bilal selalu mengumandangkan azan ketika tergelincir matahari (Zuhur). Dia tidak mengumandangkan iqamat sebelum Rasulullah saw. datang. Ketika Rasulullah saw. datang, Bilal mengumandangkan iqamat. (Shahih Muslim No.953)
26. Siapa yang mendapat satu rakaat dalam salat berjamaah, maka ia telah mendapatkan salat jamaah
  • Hadis riwayat Abu Hurairah ra.:
    Bahwa Rasulullah saw. bersabda: Barang siapa yang mendapat satu rakaat dalam salat bersama imam, maka ia telah mendapatkan salat jamaah. (Shahih Muslim No.954)
27. Waktu-waktu salat fardu
  • Hadis riwayat Abu Masud ra., ia berkata:
    Aku mendengar Rasulullah saw. bersabda: Jibril pernah turun waktu salat dan mengimami salatku. Aku pun salat bersamanya. Kemudian aku salat bersamanya. Kemudian aku salat bersamanya. Kemudian salat bersamanya. Kemudian salat bersamanya. Beliau menghitung lima kali salat dengan jari-jarinya. (Shahih Muslim No.959)
  • Hadis riwayat Aisyah ra., ia berkata:
    Nabi saw. salat Asar pada saat sinar matahari masuk menerangi kamarku dan bayangannya belum hilang. (Shahih Muslim No.961)
28. Sunat menangguhkan salat Zuhur ketika hari sangat panas
  • Hadis riwayat Abu Hurairah ra.:
    Bahwa Rasulullah saw. bersabda: Apabila hari sangat panas, maka tangguhkanlah salat hingga dingin, karena sesungguhnya terik panas adalah sebagian dari didihan api neraka Jahanam. (Shahih Muslim No.972)
  • Hadis riwayat Abu Zar ra., ia berkata:
    Seorang muazin Rasulullah saw. mengumandangkan azan salat Zuhur. Kemudian Rasulullah saw. bersabda: Tangguhkan, tangguhkan. (Atau) tunggu sebentar, tunggu sebentar. Lalu sabda beliau: Sesungguhnya panas yang menyengat adalah bagian dari didihan uap neraka Jahanam. Apabila hari sangat panas, tangguhkanlah salat sampai dingin. (Shahih Muslim No.976)
  • Hadis riwayat Abu Hurairah ra., ia berkata:
    Rasulullah saw. bersabda: Neraka mengadu kepada Tuhannya. Kata neraka: Ya Tuhanku, sebagianku memakan sebagian yang lain. Allah lalu mengizinkan neraka untuk menghembuskan dua nafas, nafas pada musim dingin dan nafas pada musim panas. Nafas yang kedua adalah hawa paling panas yang biasa yang engkau rasakan. Nafas yang pertama adalah hawa paling dingin yang engkau rasakan. (Shahih Muslim No.977)
29. Sunat melakukan salat Zuhur tepat waktu ketika hari tidak terlalu panas
  • Hadis riwayat Anas bin Malik ra., ia berkata:
    Kami pernah salat bersama Rasulullah saw. di hari yang sangat panas. Jika salah seorang kami tidak tahan meletakkan dahinya pada tanah, maka ia menggelar pakaiannya dan sujud di atasnya. (Shahih Muslim No.983)
30. Sunat salat Asar tepat pada waktu
  • Hadis riwayat Anas bin Malik ra.:
    Bahwa Rasulullah saw. pernah melakukan salat Asar ketika matahari masih tinggi dan masih berwarna putih menyilaukan. Kemudian seseorang pergi ke desa sekitar Madinah dan ketika sampai di desa tersebut, matahari masih tinggi (belum sampai waktu Magrib). (Shahih Muslim No.984)
  • Hadis riwayat Anas bin Malik ra.:
    Dari Abu Umamah, bahwa ketika ia (Abu Umamah) baru selesai salat Zuhur, ia datang ke rumah Anas bin Malik di Basrah. Rumahnya di samping mesjid. Ketika kami masuk ke rumahnya, ia (Anas) bertanya: Apakah kalian sudah salat Asar? Kami menjawab: Kami baru saja salat Zuhur. Lalu Anas berkata: Kerjakanlah salat Asar. Maka kami pun melakukan salat. Ketika kami selesai salat, Anas berkata: Aku pernah mendengar Rasulullah saw. bersabda: Itulah salat orang munafik, ia duduk sambil menunggu matahari, sampai ketika matahari berada di dua tanduk setan (kiasan untuk dekatnya waktu terbenam matahari), ia bergegas bangkit dan salat (Asar) empat rakaat dengan cepat tanpa banyak mengingat Allah. (Shahih Muslim No.987)
  • Hadis riwayat Rafi` bin Khadij ra., ia berkata:
    Kami pernah salat Asar bersama Rasulullah saw. Kemudian unta sembelihan dipotong dan dibagi-bagi menjadi sepuluh bagian. Kemudian dimasak, lalu kami makan daging yang matang sebelum terbenam matahari. (Shahih Muslim No.990)
31. Ancaman keras dalam terlewatnya salat Asar
  • Hadis riwayat Ibnu Umar ra.:
    Bahwa Rasulullah saw. bersabda: Orang yang terlewat salat Asar seolah-olah keluarga dan hartanya telah hilang darinya. (Shahih Muslim No.991)
  • Hadis riwayat Ali ra., ia berkata:
    Pada hari perang Ahzab, Rasulullah saw. bersabda: Mudah-mudahan Allah memenuhi kubur dan rumah mereka dengan api, sebagaimana mereka telah menahan dan membuat kami sibuk dari melaksanakan salat Asar hingga terbenam matahari. (Shahih Muslim No.993)
32. Dalil orang yang mengatakan bahwa salat wustha adalah salat Asar
  • Hadis riwayat Jabir bin Abdullah ra.:
    Bahwa pada hari perang Khandaq, Umar bin Khathab mencaci kaum kafir Quraisy. Kata Umar: Wahai Rasulullah, demi Allah, hampir saja aku tidak dapat melakukan salat Asar ketika matahari hampir terbenam. Lalu Rasulullah saw. bersabda: Demi Allah, jika engkau sudah salat Asar, kita akan singgah di Buth-han. Kemudian Rasulullah saw. berwudu dan kami pun ikut berwudu. Rasulullah saw. kemudian salat Asar saat matahari sudah terbenam. Setelah itu beliau salat Magrib. (Shahih Muslim No.1000)
33. Keutamaan salat Subuh dan Asar serta upaya menjaganya
  • Hadis riwayat Abu Hurairah ra.:
    Bahwa Rasulullah saw. bersabda: Para malaikat datang berganti-gantian kepada kalian pada waktu malam dan siang hari. Mereka berkumpul saat salat Subuh dan Asar. Kemudian yang menjaga kalian di waktu malam naik. Kemudian Allah, Yang Maha Mengetahui urusan mereka, bertanya para malaikat tersebut: Bagaimanakah keadaan hamba-hamba-Ku ketika kalian tinggalkan? Mereka menjawab: Kami tinggalkan mereka ketika mereka sedang salat dan kami datang juga ketika mereka sedang salat. (Shahih Muslim No.1001)
  • Hadis riwayat Jarir bin Abdullah ra., ia berkata:
    Ketika kami sedang duduk di sisi Rasulullah saw., tiba-tiba beliau memandang bulan pada malam purnama dan bersabda: Sesungguhnya kalian akan melihat Tuhanmu seperti kalian melihat bulan itu, kalian tidak terhalang melihat-Nya. Apabila kalian mampu, jangan lalaikan salat sebelum terbit matahari dan sebelum terbenamnya, yaitu salat Asar dan Subuh. Kemudian Jarir membaca firman Allah: Dan bertasbihlah dengan memuji Tuhanmu, sebelum terbit matahari dan sebelum terbenam. (Shahih Muslim No.1002)
  • Hadis riwayat Abu Musa ra.:
    Bahwa Rasulullah saw. bersabda: Barang siapa yang mengerjakan salat Subuh dan Asar, maka ia akan masuk surga. (Shahih Muslim No.1005)
34. Penjelasan bahwa awal waktu Magrib adalah ketika terbenam matahari
  • Hadis riwayat Salamah bin Akwa` ra.:
    Bahwa Rasulullah saw. melakukan salat Magrib ketika matahari terbenam dan (atau) bersembunyi di balik tirai (kiasan yang berarti terbenam). (Shahih Muslim No.1006)
  • Hadis riwayat Rafi` bin Khadij ra., ia berkata:
    Kami salat Magrib bersama Rasulullah saw. Seseorang di antara kami meninggalkan tempat. Dan ia masih dapat melihat bekas telapak kakinya. (Shahih Muslim No.1007)
35. Waktu Isyak dan mengakhirkan salat Isyak
  • Hadis riwayat Aisyah ra., istri Rasulullah saw. ia berkata
    Pada suatu malam Rasulullah saw. mengakhirkan salat Isyak hingga suasana gelap sekali. Rasulullah saw. belum keluar (dari rumah untuk salat Isyak) sampai Umar bin Khathab berkata: Para wanita dan anak-anak sudah tidur. Kemudian Rasulullah saw. keluar kemudian beliau beliau bersabda kepada para sahabat yang ada di mesjid: Tidak ada seorang pun di antara penghuni bumi ini yang menunggunya selain kalian sebelum Islam tersiar di masyarakat. (Shahih Muslim No.1008)
  • Hadis riwayat Abdullah bin Umar ra., ia berkata:
    Suatu malam saya menanti Rasulullah saw. untuk melakukan salat Isyak yang diakhirkan. Kemudian beliau datang kepada kami ketika sepertiga malam atau lebih telah lewat. Kami tidak tahu apa yang membuatnya sibuk pada keluarganya atau lainnya. Ketika keluar beliau bersabda: Sesungguhnya engkau sedang menunggu suatu salat yang tidak pernah ditunggu oleh orang-orang pemeluk agama selain kalian. Sekiranya hal itu tidak memberatkan umatku, niscaya aku akan ajak mereka salat pada saat seperti ini. Lalu beliau menyuruh Muazin mengiqamati lalu salat. (Shahih Muslim No.1010)
  • Hadis riwayat Anas ra.:
    Dari Tsabit bahwa mereka (para sahabat) bertanya kepada Anas tentang cincin yang dikenakan Rasulullah saw. Ia berkata: Pada suatu malam Rasulullah saw. mengakhirkan salat Isyak hingga setengah malam atau bahkan lebih. Kemudian beliau datang dan bersabda: Sesungguhnya orang-orang setelah salat lantas tidur. Sementara kalian masih menunggu salat. Setelah itu kata Anas: Saya seolah-olah melihat cincin beliau yang terbuat dari perak begitu berkilat saat beliau mengangkat jari kelingking kirinya. (Shahih Muslim No.1012)
  • Hadis riwayat Abu Musa ra., ia berkata:
    Aku dan beberapa orang sahabat yang datang di perahu bersamaku singgah di wilayah Buth-han. Saat itu, Rasulullah saw. berada di Madinah. Rasulullah saw. menggilir beberapa orang dari mereka untuk salat Isyak. Kata Abu Musa: Saat itu aku dan beberapa orang sahabatku mendapati Rasulullah saw. sedang disibukkan oleh urusannya. Jadi, beliau mengakhirkan salat sampai tengah malam. Kemudian Rasulullah saw. keluar dan salat bersama mereka. Selesai salat beliau bersabda kepada para sahabat: Tenanglah. Aku akan memberitahu dan memberikan kabar gembira kepada kalian bahwa di antara nikmat Allah yang diberikan kepada kalian ialah bahwa sesungguhnya tidak ada seorang manusia pun yang salat di saat seperti ini selain kalian atau (kata beliau) tidak ada seorang pun yang salat selain kalian. Kami tidak tahu kata yang mana yang beliau ucapkan. Abu Musa berkata: Lalu kami pulang dengan perasaan gembira karena berita yang kami dengar dari Rasulullah. (Shahih Muslim No.1014)
  • Hadis riwayat Ibnu Abbas ra., ia berkata:
    Pada suatu malam Nabi saw. mengakhirkan salat Isyak, hingga para sahabat tertidur lalu bangun, kemudian tertidur dan terbangun lagi. Umar datang dan berkata: Mari salat, lalu Atha berkata: Ibnu Abbas berkata: Nabi saw. lalu keluar, waktu itu aku melihat kepalanya masih meneteskan air dan beliau meletakkan tangannya pada sisi kepala. Beliau bersabda: Kalau saja hal itu tidak memberatkan umatku, niscaya aku perintahkan mereka untuk melakukan salat Isyak pada waktu sekarang ini. Aku lalu meminta kejelasan Atha bagaimana Rasulullah saw. meletakkan tangannya di kepalanya sebagaimana yang diterangkan oleh Ibnu Abbas. Dan Atha pun mempraktekkannya. Mula-mula Atha merenggangkan sedikit jari-jarinya. Kemudian beliau meletakkan ujung-ujung jemarinya pada bagian tengah atau pusat kepala kemudian ia memutar-mutarkannya sampai ibu jarinya menyentuh ujung telinga dan bagian yang dekat wajahnya, kemudian terus ke bagian pelipis dan jenggotnya, tidak kurang dan tidak lebih sedikit pun. (Shahih Muslim No.1015)
36. Sunat melakukan salat subuh sedini mungkin dan menjelaskan kadar bacaannya
  • Hadis riwayat Aisyah ra.:
    Bahwa para wanita mukmin dahulu selalu salat Subuh bersama Nabi saw. Mereka kembali dengan menutupi tubuh mereka dengan pakaian wol sehingga tidak ada seorang pun yang mengenal mereka. (Shahih Muslim No.1020)
  • Hadis riwayat Jabir bin Abdullah ra.:
    Dari Muhammad bin Amru bin Hasan bin Ali, ia berkata: Ketika Hajjaj tiba di Madinah, kami bertanya kepada Jabir bin Abdullah. Dia menjawab: Rasulullah saw. menunaikan salat Zuhur di tengah siang hari yang sangat panas, salat Asar saat matahari masih nampak bersinar terang, salat Magrib saat matahari telah terbenam, salat Isyak kadang di akhirkan dan kadang di awal waktu. Apabila beliau melihat para sahabat telah berkumpul, beliau segera melaksanakan salat Isyak dan bila melihat mereka terlambat (kumpul) beliau mengakhirkannya. Nabi menunaikan salat Subuh pada dini hari. (Shahih Muslim No.1023)
  • Hadis riwayat Abu Barzah ra.:
    Dari Sayyar bin Salamah, ia berkata: Aku mendengar bapakku bertanya kepada Abu Barzah tentang salat Rasulullah saw. Dia jawab: Rasulullah saw. tidak peduli kadang-kadang melakukan salat Isyak di tengah malam. Beliau tidak tidur sebelumnya dan tidak bercakap-cakap setelahnya. Syu`bah berkata: Kemudian aku menjumpainya dan aku menanyakannya. Dia menjawab: Beliau melakukan salat Zuhur saat matahari tergelincir (condong ke barat), salat Asar saat seseorang melakukan perjalanan ke batas kota Madinah sedang matahari masih bersinar terang. Mengenai salat Magrib, saya tidak mengerti waktu yang telah dijelaskannya. Pada kesempatan lain Abu Barzah mengatakan: Beliau melakukan salat Subuh saat hari masih reman-remang. Dan biasanya beliau membaca enam puluh sampai seratus ayat. (Shahih Muslim No.1024)
37. Keutamaan salat jamaah dan peringatan bagi yang meninggalkannya
  • Hadis riwayat Abu Hurairah ra.:
    Rasulullah saw. bersabda: Salat berjamaah itu lebih utama bagian dari salat sendiri. (Shahih Muslim No.1034)
  • Hadis riwayat Ibnu Umar ra.:
    Bahwa Rasulullah saw. bersabda: Salat berjamaah lebih utama dua puluh tujuh derajat dari salat sendiri. (Shahih Muslim No.1038)
  • Hadis riwayat Abu Hurairah ra.:
    Bahwa Rasulullah saw. kehilangan beberapa orang sahabatnya dalam salat. Beliau bersabda: Sesungguhnya aku bermaksud menyuruh seseorang salat mengimami sahabat lainnya dan aku akan pergi menyusul beberapa orang yang enggan salat berjamaah. Aku menyuruh mereka untuk membakar rumahnya dengan kayu bakar. Bila salah seorang di antara mereka mengetahui bahwa ia akan mendapatkan seonggok daging yang gempal maka ia akan menghadiri salat Isyak berjamaah. (Shahih Muslim No.1040)
38. Boleh salat sunat berjamaah dan salat di atas tikar, sajadah kecil, kain dan alas-alas suci lainnya
  • Hadis riwayat Anas bin Malik ra.:
    Bahwa neneknya, Mulaikah pernah mengundang Nabi saw. menikmati makanan yang dibuatnya. Lalu beliau memakannya, kemudian bersabda: Berdirilah kalian! Aku ingin salat bersama kalian. Anas bin Malik berkata: Aku mengambil tikar yang hitam karena sudah tua dan menyiramnya dengan air. Rasulullah berdiri di tikar itu sementara aku dan si yatim berbaris di belakang beliau dan nenek berada di belakang kami. Lalu Nabi saw. salat sunat dua rakaat bersama kami kemudian pergi. (Shahih Muslim No.1053)
  • Hadis riwayat Anas bin Malik ra., ia berkata:
    Rasulullah saw. adalah manusia terbaik terbaik akhlaknya. Kadang-kadang waktu salat tiba saat beliau berada di rumah kami. Beliau menyuruh menggelar alas lalu menyapu dan menyiramnya. Kemudian Rasulullah saw. menjadi imam dan kami berada di belakangnya dan beliau mengimami kami. Alas tersebut terbuat dari pelepah kurma. (Shahih Muslim No.1054)
  • Hadis riwayat Anas ra., ia berkata:
    Suatu hari Nabi saw. menemuiku. Saat itu aku sedang bersama ibuku dan Ummu Haram, bibiku. Beliau bersabda: Berdirilah kalian! Aku akan salat bersama kalian pada bukan waktu salat fardu. Maka beliau salat bersama kami. Seorang laki-laki bertanya: Di mana Anas ra. berdiri saat itu? Tsabit, yang ditanya menjawab: Anas berada di kanan Rasulullah saw. Kemudian beliau mendoakan kami, anggota keluarga agar memperoleh kebaikan dunia dan akhirat. Ibuku berkata: Wahai Rasulullah, berdoalah kepada Allah untuk pelayan kecil baginda itu (maksudnya Anas). Lalu beliau memohon semua kebaikan untukku dan pada akhir doa, beliau berdoa untukku: "Ya Allah, banyakkanlah harta dan anaknya serta berikanlah keberkahan padanya". (Shahih Muslim No.1055)
39. Keutamaan memperbanyak langkah menuju mesjid
  • Hadis riwayat Abu Musa ra., ia berkata:
    Rasulullah saw. bersabda: Orang yang paling besar pahalanya dalam salat adalah orang yang paling jauh perjalanan kakinya dan yang lebih jauh lagi dan orang yang menanti salat sebelum ia salat berjamaah bersama imam akan mendapat pahala yang lebih besar dari orang yang salat kemudian tidur. (Shahih Muslim No.1064)
40. Langkah menuju salat akan menghapus kesalahan dan meninggikan derajat
  • Hadis riwayat Abu Hurairah ra.:
    Bahwa ia mendengar Rasulullah saw. bersabda: Apa pendapat kalian bila ada sungai di depan pintu rumah seorang di antara kalian dan ia mandi setiap hari di sana sebanyak lima kali. Apakah masih ada kotoran tersisa? Para sahabat menjawab: Tidak akan tersisa sedikit pun. Beliau bersabda: Begitulah perumpamaan salat lima waktu, dengan salat Allah akan menghapus segala kesalahan. (Shahih Muslim No.1071)
  • Hadis riwayat Abu Hurairah ra.:
    Dari Nabi saw., beliau bersabda: Barang siapa yang pergi siang atau malam hari ke mesjid, niscaya Allah akan menyediakan baginya di surga suatu tempat singgah setiap ia pergi pagi atau malam. (Shahih Muslim No.1073)
41. Orang yang lebih berhak menjadi imam salat
  • Hadis riwayat Malik bin Huwairits ra., ia berkata:
    Aku menemui Rasulullah saw. Saat itu kami masih muda yang sepantaran. Aku tinggal di tempat beliau selama dua puluh malam. Rasulullah saw. adalah seorang pemurah dan lembut. Beliau mengira kami rindu dengan keluarga, sehingga beliau bertanya kepada kami tentang keluarga yang kami tinggalkan. Kemudian kami menceritakannya kepada beliau. Lalu beliau bersabda: Kembalilah kalian kepada keluarga kalian. Tinggallah bersama mereka lalu ajarilah mereka serta suruhlah mereka. Bila tiba waktu salat, maka hendaklah salah seorang kalian mengumandangkan azan kemudian tunjuklah orang yang tertua di antara kalian untuk menjadi imam. (Shahih Muslim No.1080)
42. Sunat membaca qunut tiap salat saat kaum muslimin tertimpa musibah
  • Hadis riwayat Abu Hurairah ra., ia berkata:
    Setelah Rasulullah membaca Al-Fatihah, takbir dan mengangkat kepala, beliau mengucapkan: Semoga Allah menerima orang yang memuji-Nya. Ya Allah, Tuhan kami, milik-Mu-lah segala puji. Dan ketika berdiri (bangun dari rukuk berdiri), beliau berdoa: "Ya Allah, selamatkanlah Walid bin Walid, Salamah bin Hisyam dan Ayyas bin Abu Rabiah serta orang-orang mukmin yang lemah. Ya Allah, perberatlah siksa-Mu atas Bani Mudhar. Timpakan siksaan itu atas mereka seperti Yusuf pernah menderita kesengsaraan. Ya Allah, kutuklah orang-orang suku Lihyan, suku Ri'lan, suku Dzakwan dan suku Ushaiyyah yang membangkang terhadap Allah dan Rasul-Nya". Kemudian aku dengar beliau meninggalkan hal itu sewaktu turun firman Allah: Tidak ada sedikit pun campur tanganmu dalam urusan mereka itu, baik Allah menerima tobat mereka atau menyiksa mereka. Karena sesungguhnya mereka itu orang-orang yang zalim. (Shahih Muslim No.1082)
  • Hadis riwayat Abu Hurairah ra.:
    Dari Abu Salamah bin Abdurrahman bahwa ia mendengar Abu Hurairah ra. berkata: Demi Allah, aku berusaha betul mendekati cara salat Rasulullah saw. Abu Hurairah biasa membaca qunut pada salat Zuhur, Isyak yang diakhirkan dan salat Subuh serta mendoakan (dalam qunut) orang-orang mukmin dan mengutuk orang-orang kafir. (Shahih Muslim No.1084)
  • Hadis riwayat Anas bin Malik ra., ia berkata:
    Rasulullah saw. berdoa untuk kehancuran orang-orang yang telah membunuh para sahabat di Telaga Ma'unah sebanyak tiga puluh kali setiap Subuh. Beliau juga mendoakan untuk kehancuran Bani Ri`l, Bani Dzakwan, Bani Lihyan dan Bani Ushayyah serta orang yang mendustai Allah dan Rasul-Nya. (Shahih Muslim No.1085)
43. Mengganti salat yang ditinggalkan dan sunat mempercepat (pengganti) qada
  • Hadis riwayat Abu Qatadah ra., ia berkata:
    Rasulullah saw. berkhutbah di hadapan kami, beliau bersabda: Sesungguhnya kalian akan menempuh perjalanan pada sore dan malam hari. Besok, jika Allah menghendaki kalian akan mendatangi air. Satu persatu para sahabat berangkat. Abu Qatadah berkata: Ketika Rasulullah saw. berjalan terus hingga tengah malam dan aku berada di samping beliau, beliau mengantuk sehingga badannya agak miring dari tunggangan. Lalu aku dorong beliau tanpa membuatnya terbangun sehingga lurus kembali di atas hewan tunggangannya. Kemudian beliau meneruskan perjalanan hingga ketika tengah malam berlalu, tubuh beliau miring lagi dari hewan tunggangannya. Aku mendorongnya hingga lurus kembali tanpa membuatnya terbangun. Beliau terus berjalan hingga menjelang Subuh. Tubuhnya miring lagi, lebih miring dari sebelumnya dan hampir jatuh. Lalu aku dorong kembali, tetapi beliau mengangkat kepalanya, terbangun dan bersabda: Siapa ini? Aku menjawab: Abu Qatadah. Beliau bertanya: Sejak kapan engkau berjalan (dekat) denganku seperti ini? Aku menjawab: Sejak tadi malam. Beliau bersabda: Semoga Allah menjagamu karena engkau telah menjaga nabi-Nya. Kemudian beliau bertanya: Apakah engkau lihat aku tidak mengenal manusia? Apakah engkau melihat hal itu padaku? Aku menjawab: Ini seorang penunggang. Dan ini juga seorang penunggang lagi. Hingga kita tujuh orang berkumpul di dekat beliau. Kemudian beliau membelok dari jalan seraya meletakkan kepalanya (ingin tidur) dan berpesan: Bangunkanlah aku untuk salat. Ternyata orang yang bangun lebih awal adalah Rasulullah saw. ketika matahari sudah menerpa punggung beliau. Kami bangun dengan kaget (karena kesiangan). Kendarailah hewan tunggangan, kata Beliau, maka kami naik dan meneruskan perjalanan hingga ketika matahari sudah naik beliau turun. Kemudian beliau meminta tempat air yang ada padaku, di dalamnya ada sedikit air. Lalu Beliau berwudu secukupnya. Ada sisa air sedikit, kata Rasulullah kepada Abu Qatadah: Demi Allah, simpan tempat air itu. Nanti sisa air ini akan menjadi sebuah cerita menarik (karena cukup untuk wudu mereka). Kemudian Bilal mengumandangkan azan. Beliau melaksanakan salat sunat dua rakaat, setelah itu salat Subuh sebagaimana yang biasa beliau lakukan (ketika tepat waktu). Kami dan Rasulullah kembali menunggang. Kemudian kami saling berbisik: Apa kifarat yang harus kita lakukan atas kelalaian kita dalam salat? Bisik-bisik kami terdengar Rasulullah saw. lalu bersabda: Bukankah aku adalah panutan kalian, sesungguhnya tidur itu bukanlah suatu kelalaian. Kelalaian adalah orang yang (sengaja) tidak mengerjakan salat sampai waktunya telah habis. Barang siapa yang berbuat demikian, bersegeralah melaksanakan salat saat ia ingat. Apabila keesokan harinya ia baru ingat, maka ia harus salat pada waktunya. Kemudian beliau bertanya: Apa yang dilakukan para sahabat lainnya? Beliau bersabda: Para sahabat lain kehilangan nabi mereka. Abu Bakar dan Umar berkata: Rasulullah saw. berada di belakang kalian bukan untuk kalian tinggalkan. Sebagian yang lain berkata: Rasulullah saw. berada di depan kalian, jika mereka mematuhi Abu Bakar dan Umar, mereka akan mendapat petunjuk. Akhirnya kami dapat menyusul sahabat lainnya ketika hari sudah sangat siang dan segala sesuatu terasa panas. Mereka berkata: Wahai Rasulullah, kita akan mati kehausan. Beliau bersabda: Kalian tidak akan mati. Lalu bersabda: Lepaskan ikatan tempat airku. Beliau meminta tempat air dan menuangnya, sedangkan Abu Qatadah memberi mereka minum. Mereka saling berdesak-desakan untuk mendapatkannya. Rasulullah saw. bersabda: Teraturlah kalian, semua akan segar. Mereka mematuhi perintah Rasulullah saw. Kemudian beliau yang menuang air dan aku (Abu Qatadah) yang memberi minum mereka sampai tidak tersisa selain aku dan Rasulullah saw. Beliau bersabda kepadaku: Minumlah. Aku jawab: Aku tidak akan minum sebelum baginda, wahai Rasulullah saw. meminumnya. Kemudian beliau bersabda: Sesungguhnya pemimpin kaum adalah orang yang minum terakhir. Maka aku minum dan Rasulullah pun minum. Para sahabat beristirahat dengan segar. Abdullah bin Rabah berkata: Sungguh aku akan menceritakan hadis ini di mesjid raya. Tiba-tiba Imran bin Hushein berkata: Perhatikan, hai anak muda bagaimana engkau akan bercerita. Aku adalah salah seorang penunggang pada malam itu. Berarti engkau lebih tahu tentang ceritanya, kata Abdullah. Engkau termasuk kelompok mana, tanya Imran. Aku dari golongan Ansar, jawab Abdullah. Kalau begitu berceritalah, kalian lebih mengetahui kisah kalian, pinta Imran. Aku sudah ceritakan tadi, jawab Abdullah. Lalu Imran berkata: Aku ikut hadir pada kejadian malam itu dan menurut aku bahwa tidak ada seseorang pun yang mengingatnya seperti yang aku ingat. (Shahih Muslim No.1099)
  • Hadis riwayat Imran bin Hushain ra. ia bercerita:
    Aku pernah bersama Nabi saw. dalam suatu perjalanan, kami berjalan semalaman sampai menjelang Subuh kami tertidur sampai matahari terbit. Orang pertama di antara kami yang bangun ialah Abu Bakar. Kami tidak menyadarkan Nabi saw. dari tidurnya sampai beliau Sendiri yang bangun. Kemudian Umar bangun. Kemudian ia berdiri di dekat Nabi saw. mengumandangkan takbir dengan suara tinggi sehingga Rasulullah saw. terbangun. Ketika mengangkat kepala, beliau melihat matahari sudah hampir terbit. Beliau bersabda: Ayo berangkat. Kami pun meneruskan perjalanan bersama dengan beliau. Ketika matahari nampak memutih beliau turun (dari tunggangan) dan salat qada Subuh. Seseorang dari suatu kaum memencilkan diri, tidak salat bersama kami. Selesai salat, Rasulullah saw. bertanya kepada lelaki itu: Hai fulan! Apa yang membuatmu tidak salat bersama kami? Lelaki itu menjawab: Wahai Nabi Allah, aku sedang junub. Maka Rasulullah saw. menyuruhnya tayamum dan salat. Kemudian ia bergegas mendekati hewan kendaraannya yang ada di dekatku. Kami mencari air karena merasa haus sekali. Di tengah perjalanan, tiba-tiba kami bertemu dengan seorang wanita dengan rambut kedua kakinya berada di antara dua tempat air besar. Kami bertanya kepada wanita itu: Di mana ada air? Air susah dicari, air susah dicari, tidak ada air untuk kalian, jawab wanita itu. Kami bertanya: Berapa lama perjalanan antara rumah keluargamu dan tempat air? Wanita itu menjawab: Perjalanan sehari semalam. Kami berkata: Temuilah Rasulullah. Perempuan itu berkata: Apa itu Rasulullah? Kami tidak mampu berbuat apa-apa hingga kami pergi menemui Rasulullah saw. dengan wanita tersebut. Ketika ditanya oleh Rasulullah saw. ia menjawab dengan jawaban pertanyaan kami sebelumnya. Wanita itu memberitahu Rasulullah bahwa ia adalah seorang ibu, mempunyai dua anak yatim. Kemudian Rasulullah saw. menyuruh untuk mengambilkan unta pembawa air. unta itu berlutut. Beliau meludah pada dua mulut tempat air tersebut (dengan izin Allah, dua tempat itu penuh dengan air). Kami semua meminumnya hingga segar. Jumlah kami saat itu empat puluh orang dan semuanya sangat kehausan. Kami penuhi semua tempat air kulit dengan air. Ada pula teman kami yang sempat mandi junub. Hanya saja kami tidak memberi minum pada unta yang nampak keberatan dengan dua tempat air yang penuh. Rasulullah saw. bersabda: Berikan apa yang ada pada kalian. Lalu kami kumpulkan semua yang ada pada kami untuk wanita tadi. Beliau bersabda: Pergilah dan berikan makanan ini kepada keluargamu. Juga beritahukan bahwa aku tidak mengurangi airmu sedikit pun. Ketika wanita itu tiba di keluarganya, ia berkata: Sungguh aku telah bertemu seorang ahli sihir atau ia seorang nabi seperti yang ia kira. Dia sanggup melakukan ini itu. Akhirnya Allah memberi hidayah kepada beberapa keluarga berkat jasa perempuan tersebut. Maka mereka dan wanita itu masuk Islam. (Shahih Muslim No.1100)
  • Hadis riwayat Anas bin Malik ra.:
    Bahwa Rasulullah saw. bersabda: Barang siapa yang lupa salat, maka hendaklah melakukannya ketika ia ingat. Tidak ada kifarat baginya kecuali hanya segera melaksanakannya. (Shahih Muslim No.1102)
Share:

Kitab Salat


Kitab Salat



1. Permulaan azan
  • Hadis riwayat Abdullah bin Umar ra., ia berkata:
    Dahulu, orang-orang Islam ketika tiba di Madinah, mereka berkumpul lalu memperkirakan waktu salat. Tidak ada seorang pun yang menyeru untuk salat. Pada suatu hari mereka membicarakan hal itu. Sebagian mereka berkata: Gunakanlah lonceng seperti lonceng orang Kristen. Sebagian yang lain berkata: Gunakanlah terompet seperti terompet orang Yahudi. Kemudian Umar berkata: Mengapa kalian tidak menyuruh seseorang agar berseru untuk salat? Rasulullah saw. bersabda: Hai Bilal, bangunlah dan serulah untuk salat. (Shahih Muslim No.568)
2. Perintah menggenapkan azan dan mengganjilkan iqamat
  • Hadis riwayat Anas ra., ia berkata:
    Bilal diperintahkan agar menggenapkan azan dan mengganjilkan iqamat. (Shahih Muslim No.569)
3. Sunat menunjuk dua orang muazin untuk satu mesjid
  • Hadis riwayat Ibnu Umar ra., ia berkata:
    Rasulullah saw. mempunyai dua muazin, Bilal dan Ibnu Ummu Maktum yang buta. (Shahih Muslim No.573)
4. Sunat membaca seperti yang dikumandangkan muazin bagi yang mendengar azan kemudian membaca selawat untuk Nabi saw. dan memohon wasilah untuknya
  • Hadis riwayat Abu Said Al-Khudri ra.:
    Bahwa Rasulullah saw. bersabda: Apabila engkau mendengar azan, maka bacalah seperti yang dikumandangkan muazin. (Shahih Muslim No.576)
5. Keutamaan azan dan larinya setan ketika mendengar azan
  • Hadis riwayat Abu Hurairah ra.:
    Dari Nabi saw., Beliau bersabda: Sesungguhnya setan, apabila mendengar azan untuk salat, ia berlari sambil terkentut-kentut sampai tidak mendengarnya lagi. Ketika azan telah berhenti, ia kembali menghasut. Apabila mendengar iqamat, ia pergi sampai tidak mendengarnya. Ketika iqamat telah berhenti, ia kembali menghasut lagi. (Shahih Muslim No.582)
6. Sunat mengangkat dua tangan sejajar pundak ketika takbiratul ihram, akan rukuk dan bangun dari rukuk serta tidak mengangkat tangan ketika bangun dari sujud
  • Hadis riwayat Abdullah bin Umar ra., ia berkata:
    Aku melihat Rasulullah saw. mengangkat kedua tangan hingga sejajar pundak ketika memulai salat, sebelum rukuk dan ketika bangun dari rukuk. Beliau tidak mengangkatnya di antara dua sujud. (Shahih Muslim No.586)
  • Hadis riwayat Malik bin Huwairits ra.:
    Dari Abu Qilaabah, bahwa ia melihat Malik bin Huwairits ketika ia salat, ia bertakbir lalu mengangkat kedua tangannya. Ketika ingin rukuk, ia mengangkat kedua tangannya. Ketika mengangkat kepala dari rukuk, ia mengangkat kedua tangannya. Ia bercerita bahwa Rasulullah saw. dahulu berbuat seperti itu. (Shahih Muslim No.588)
7. Menetapkan takbir tiap kali turun dan bangun dalam salat, kecuali bangun dari rukuk membaca: "Allah mendengar orang yang memuji-Nya"
  • Hadis riwayat Abu Hurairah ra.
    Dari Abu Salamah bin Abdurrahman bahwa Abu Hurairah salat mengimami para sahabat. Ia bertakbir tiap kali turun dan bangun. Ketika selesai ia berkata: Demi Allah, sesungguhnya aku adalah orang yang paling mirip dengan salat Rasulullah saw.. (Shahih Muslim No.590)
  • Hadis riwayat Imran bin Hushein ra.:
    Dari Mutharrif bin Abdullah, ia berkata: Aku dan Imran bin Hushein salat di belakang Ali bin Abu Thalib. Saat sujud beliau bertakbir. Saat mengangkat kepalanya beliau bertakbir. Saat bangun dari dua rakaat beliau bertakbir. Selesai salat Imran memegang tanganku dan berkata: Sesungguhnya Ali telah mengimami salat kita dengan salat seperti salat Muhammad saw. atau katanya: Sesungguhnya Ali telah mengingatkan aku dengan salat Muhammad saw.. (Shahih Muslim No.594)
8. Wajib membaca surat Al-Fatihah setiap rakaat dan bagi orang yang tidak bisa dan belum mempelajarinya disarankan membaca surat lain, selain surat Fatihah
  • Hadis riwayat Ubadah bin Shamit ra.:
    Bahwa Nabi saw. bersabda: Orang yang tidak membaca surat Al-Fatihah, tidak sah salatnya. (Shahih Muslim No.595)
  • Hadis riwayat Abu Hurairah ra.:
    Bahwa Rasulullah saw. bersabda: Tidak ada salat kecuali dengan bacaan surat Al-Fatihah. (Shahih Muslim No.599)
  • Hadis riwayat Abu Hurairah ra.:
    Bahwa Rasulullah saw. masuk mesjid. Lalu seorang lelaki masuk dan melakukan salat. Setelah selesai ia datang dan memberi salam kepada Rasulullah saw. Beliau menjawab salamnya lalu bersabda: Ulangilah salatmu, karena sesungguhnya engkau belum salat. Lelaki itu kembali salat seperti salat sebelumnya. Setelah salatnya yang kedua ia mendatangi Nabi saw. dan memberi salam. Rasulullah saw. menjawab: Wa'alaikas salam. Kemudian beliau bersabda lagi: Ulangilah salatmu, karena sesungguhnya engkau belum salat. Sehingga orang itu mengulangi salatnya sebanyak tiga kali. Lelaki itu berkata: Demi Zat yang mengutus Anda dengan membawa kebenaran, saya tidak dapat mengerjakan yang lebih baik daripada ini semua. Ajarilah saya. Beliau bersabda: Bila engkau melakukan salat, bertakbirlah. Bacalah bacaan dari Alquran yang engkau hafal. Setelah itu rukuk hingga engkau tenang dalam rukukmu. Bangunlah hingga berdiri tegak. Lalu bersujudlah hingga engkau tenang dalam sujudmu. Bangunlah hingga engkau tenang dalam dudukmu. Kerjakanlah semua itu dalam seluruh salatmu. (Shahih Muslim No.602)
9. Dalil tidak boleh mengeraskan bacaan basmalah
  • Hadis riwayat Anas ra., ia berkata:
    Aku pernah salat bersama Rasulullah saw., bersama Abu Bakar, bersama Umar dan bersama Usman dan aku tidak mendengar seorang pun dari mereka membaca Bismillahirrahmanirrahim. (Shahih Muslim No.605)
10. Dalil bahwa basmalah adalah awal ayat tiap surat kecuali surat At-Taubah
  • Hadis riwayat Anas bin Malik ra., ia berkata:
    Ketika Rasulullah saw. bersama kami, tiba-tiba beliau terlena sesaat, kemudian mengangkat kepala beliau sambil tersenyum. Kami bertanya: Wahai Rasulullah, apa yang membuat Anda tertawa? Beliau menjawab: Baru saja satu surat diturunkan kepadaku. Lalu beliau membaca: Sesungguhnya kami telah memberikan kepadamu Al-Kautsar "nikmat yang banyak". Maka dirikanlah salat karena Tuhanmu, dan berkurbanlah. Sesungguhnya orang-orang yang membencimu dialah yang terputus. Kemudian beliau bertanya: Tahukah kalian, apakah Kautsar itu? Kami menjawab: Allah dan Rasul-Nya lebih tahu. Beliau bersabda: Itu adalah sungai yang dijanjikan Tuhanku. Sungai yang menyimpan banyak kebaikan dan merupakan telaga yang didatangi umatku pada hari kiamat. Wadahnya sebanyak bilangan bintang. Ada seorang hamba yang ditarik dari kumpulan mereka. Aku berkata: Ya Tuhanku, dia termasuk umatku. Allah berfirman: Engkau tidak tahu, dia telah membuat suatu bid`ah sepeninggalmu. (Shahih Muslim No.607)
11. Tasyahhud dalam salat
  • Hadis riwayat Abdullah bin Masud ra. dia berkata:
    Ketika kami bermakmum di belakang Rasulullah saw., kami membaca: "Keselamatan tetap pada Allah, keselamatan tetap pada si fulan". Suatu hari Rasulullah saw. bersabda kepada kami: Sesungguhnya Allah adalah keselamatan itu sendiri. Jadi, apabila salah seorang di antara engkau duduk (membaca tasyahud) hendaknya membaca: "Segala kehormatan, semua rahmat dan semua yang baik itu milik Allah. Semoga keselamatan, rahmat Allah dan berkat-Nya dilimpahkan kepadamu, wahai Nabi. Semoga keselamatan dilimpahkan kepada kami dan kepada para hamba-Nya yang saleh. Apabila dia telah membacanya, maka keselamatan itu akan menyebar kepada semua hamba Allah yang saleh", baik yang di langit maupun yang di bumi. "Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah dan Muhammad adalah utusan Allah", kemudian berdoalah sesukanya. (Shahih Muslim No.609)
12. Selawat kepada Nabi saw. sesudah tasyahhud
  • Hadis riwayat Kaab bin Ujrah ra.:
    Dari Abdullah bin Abu Laila, dia berkata: Kaab bin Ujrah menemuiku dan berkata: Maukah engkau aku berikan hadiah? Rasulullah saw. pernah menemui kami, lalu kami berkata: Kami telah mengetahui cara membaca salam untuk Baginda, lalu bagaimana kami membaca selawat untuk Anda? Beliau bersabda: Bacalah: "Allahumma shalli `alaa Muhammad wa `alaa aali Muhammad kamaa baarakta `alaa aali Ibrahim. Innaka hamiidum majiid. Allahumma baarik `alaa Muhammad wa `alaa aali Muhammad kamaa baarakta `alaa aali Ibrahim Innaka hamiidum majiid". (Ya Allah, limpahkanlah sejahtera kepada Muhammad dan keluarga nabi Muhammad, sebagaimana Engkau telah melimpahkan kesejahteraan kepada keluarga nabi Ibrahim. Sesungguhnya Engkau maha terpuji lagi mulia. Ya Allah, limpahkanlah keberkahan kepada Muhammad dan keluarga Muhammad, sebagaimana Engkau telah melimpahkan keberkahan kepada keluarga Ibrahim. Sesungguhnya Engkau maha terpuji lagi maha mulia). (Shahih Muslim No.614)
  • Hadis riwayat Abu Humaid As-Saidi ra.:
    Bahwa para sahabat berkata: Wahai Rasulullah, bagaimana cara kami membaca selawat untuk Anda? Beliau bersabda: Bacalah: "Allahumma shalli ‘alaa Muhammad wa ‘alaa azwaajihi wa zurriyyatihi kamaa shallaita ‘alaa aali Ibrahim wa baarik ‘alaa Muhammad wa ‘alaa azwaajihi wa zurriyyatihi kamaa baarakta ‘alaa aali Ibrahim. Innaka hamiidum majiid." (Ya Allah, limpahkanlah sejahtera kepada Muhammad dan istri-istrinya, sebagaimana Engkau telah melimpahkan kesejahteraan kepada keluarga nabi Ibrahim. Sesungguhnya Engkau maha terpuji dan mulia. Ya Allah, limpahkanlah keberkahan kepada Muhammad dan istri-istrinya, sebagaimana Engkau telah melimpahkan keberkahan kepada keluarga Ibrahim. Sesungguhnya Engkau maha terpuji lagi maha mulia). (Shahih Muslim No.615)
13. Membaca "sami`allahu liman hamidah" dan "aamiin"
  • Hadis riwayat Abu Hurairah ra.:
    Bahwa Rasulullah saw. bersabda: Apabila imam membaca "sami`allahu liman hamidah", hendaklah kalian membaca "Allahumma rabbanaa lakal hamdu", (Ya Allah, Tuhan kami, hanya milik-Mu-lah segala pujian), karena barang siapa yang ucapannya bertepatan dengan bacaan malaikat, maka dosanya yang lalu akan diampuni. (Shahih Muslim No.617)
  • Hadis riwayat Abu Hurairah ra.:
    Bahwa Rasulullah saw. bersabda: Bila Imam membaca: Amin, hendaklah kalian membaca: "Aamiin". Karena sesungguhnya barang siapa yang bacaan aminnya bertepatan dengan bacaan amin malaikat maka dosanya yang lalu akan diampuni. (Shahih Muslim No.618)
14. Makmum harus mengikuti imam
  • Hadis riwayat Anas bin Malik ra. dia berkata:
    Nabi saw. pernah jatuh dari kuda sehingga lambung kanan beliau robek. Kami datang menjenguk. Saat tiba waktu salat, beliau salat bersama kami dengan duduk dan kami pun salat di belakang beliau dengan duduk. Usai salat beliau bersabda: Sesungguhnya seseorang dijadikan imam untuk diikuti. Jadi, apabila dia bertakbir, bertakbirlah. Bila dia sujud, sujudlah. Bila ia bangun, bangunlah. Bila ia membaca "sami`allahu liman hamidah", bacalah "rabbanaa lakal hamdu" dan bila ia salat dengan duduk, salatlah dengan duduk pula. (Shahih Muslim No.622)
  • Hadis riwayat Aisyah ra., ia berkata:
    Rasulullah saw. pernah sakit. Para sahabat datang menjenguk beliau. Kemudian beliau salat dengan duduk. Para sahabat bermakmum pada beliau dengan berdiri. Beliau memberi isyarat kepada mereka agar duduk, maka mereka pun duduk. Selesai salat beliau bersabda: Sesungguhnya seseorang dijadikan imam hanyalah untuk diikuti. Jadi apabila ia rukuk, maka rukuklah kalian, bila ia bangun, maka bangunlah kalian dan bila ia salat sambil duduk, maka salatlah kalian sambil duduk. (Shahih Muslim No.623)
  • Hadis riwayat Abu Hurairah ra.:
    Bahwa Rasulullah saw. bersabda: Sesungguhnya imam itu untuk diikuti. Karena itu, maka janganlah kalian menyalahinya. Apabila ia bertakbir, maka bertakbirlah kalian, bila ia rukuk, maka rukuklah kalian, bila ia membaca "sami`allahu liman hamidah", maka bacalah "Allahumma rabbanaa lakal hamdu", bila ia sujud, maka sujudlah dan bila ia salat sambil duduk, maka salatlah kalian sambil duduk. (Shahih Muslim No.625)
15. Imam mengangkat seseorang untuk menggantikannya apabila ia uzur, seperti sakit, bepergian atau lainnya, makmum harus berdiri di belakang imam yang duduk selama ia mampu, penghapusan hukum duduk di belakang imam yang duduk bagi makmum yang mampu berdiri
  • Hadis riwayat Aisyah ra.:
    Dari Ubaidillah bin Abdullah, ia berkata: Aku menemui Aisyah dan berkata: Maukah Anda menceritakan kepadaku tentang sakit Rasulullah saw? Ia berkata: Nabi saw. menderita lemah sekali, beliau bersabda: Apakah para sahabat sudah salat? Kami jawab: Belum, mereka menunggu baginda, wahai Rasulullah. Beliau bersabda: Tuangkan air untukku di bak. Kami pun melakukannya lalu beliau mandi. Setelah itu, saat ingin bangkit beliau pingsan. Ketika siuman beliau bertanya: Apakah para sahabat sudah salat? Kami jawab: Belum. Mereka menunggu baginda, wahai Rasulullah. Beliau bersabda: Tuangkan air untukku di bak. Kami mengerjakannya dan beliau mandi. Saat akan berdiri beliau pingsan lagi. Setelah siuman beliau bertanya: Apakah para sahabat sudah salat? Kami jawab: Belum, mereka menunggu baginda, wahai Rasulullah. Beliau bersabda: Tuangkan air untukku di bak. Kami mengerjakannya dan beliau mandi. Ketika akan bangun beliau pingsan lagi untuk yang ketiga kalinya. Pada waktu siuman beliau bertanya: Apakah para sahabat sudah salat? Kami jawab: Belum. Mereka menunggu baginda, wahai Rasulullah. Para sahabat telah berkumpul di mesjid menunggu Rasulullah saw. untuk salat Isyak. Beliau memerintahkan seseorang menemui Abu Bakar agar ia mengimami salat. Tiba di hadapan Abu Bakar, ia berkata: Rasulullah saw. memerintahkan Anda untuk mengimamai salat sahabat lainnya. Abu Bakar adalah seorang yang lembut hati, ia berkata: Wahai Umar, imamilah mereka itu! Umar berkata: Anda lebih menjadi imam mereka. Akhirnya Abu Bakar mengimami salat mereka selama beberapa hari. Ketika sakit Rasulullah saw. agak ringan, beliau keluar untuk salat Zuhur, dibantu oleh dua orang, salah satunya adalah Abbas. Saat itu Abu Bakar akan mengimami sahabat. Ketika ia melihat Rasulullah saw. datang, ia mundur untuk menunda (salat). Nabi saw. memberi isyarat kepadanya agar jangan ditunda. Kemudian beliau memerintahkan kedua orang yang memapah beliau: Dudukkan aku di sampingnya. Mereka mendudukkan beliau di samping Abu Bakar. Maka Abu Bakar salat berdiri bermakmum kepada Rasulullah saw., para sahabat yang lain bermakmum kepada Abu Bakar dan Rasulullah saw. saat itu salat sambil duduk. (Shahih Muslim No.629)
  • Hadis riwayat Anas bin Malik ra.:
    Bahwa Abu Bakar mengimami sahabat ketika Rasulullah saw. sakit yang membuatnya wafat, pada hari Senin, ketika berbaris dalam salat, Rasulullah saw. menyingkap tirai kamar dan memandang kami dengan berdiri. Wajah beliau putih seperti kertas, beliau tersenyum. Kami yang sedang salat terpukau karena gembira dengan keluarnya Rasulullah saw. Kemudian Abu Bakar mundur untuk ke barisan pertama. Ia mengira bahwa Rasulullah saw. keluar untuk salat. Rasulullah saw. memberi isyarat tangan kepada mereka agar terus menyempurnakan salat. Lalu beliau masuk lagi dan menurunkan tirai kamar. Pada hari itu Rasulullah saw. wafat. (Shahih Muslim No.636)
  • Hadis riwayat Abu Musa ra., ia berkata:
    Rasulullah saw. sakit dan semakin bertambah parah. Beliau bersabda: Perintahkan Abu Bakar agar mengimami salat kaum muslimin. Aisyah berkata: Wahai Rasulullah, Abu Bakar adalah seorang yang berhati halus. Kalau ia menempati tempat baginda, ia tidak akan mampu mengimami salat Kaum muslimin. Beliau bersabda: Perintahkan Abu Bakar agar mengimami salat kaum muslimin. Kalian ini seperti teman-teman Yusuf (dalam berdebat). Abu Musa berkata: Kemudian Abu Bakar mengimami salat mereka ketika Rasulullah saw. masih hidup. (Shahih Muslim No.638)
16. Jamaah menunjuk seseorang untuk mengimami mereka bila imam yang tetap terlambat datang dan mereka tidak khawatir akan timbul masalah akibat penunjukan tersebut
  • Hadis riwayat Sahal bin Saad As-Saidi ra.:
    Bahwa ketika Rasulullah saw. pergi ke Bani Amru bin Auf untuk mendamaikan pertikaian di antara mereka, maka ketika tiba waktu salat, seorang muazin datang kepada Abu Bakar lalu berkata: Maukah engkau mengimami salat orang-orang. Lalu saya mengiqamati? Abu Bakar menjawab: Ya. Kemudian Abu Bakar salat. Ketika orang-orang sedang salat, Rasulullah saw. datang. Beliau maju perlahan hingga sampai barisan awal. Melihat itu orang-orang bertepuk tangan, tetapi Abu Bakar tidak menoleh. Ketika tepuk tangan semakin riuh ia menoleh dan melihat Rasulullah saw. Beliau mengisyaratkan Abu Bakar agar tetap di tempatnya. Abu Bakar mengangkat kedua tangannya seraya memuji Allah 'azza wa jalla sesuai dengan yang diperintahkan Rasulullah saw, lalu mundur sehingga sejajar dengan barisan awal. Setelah itu Nabi saw. maju dan salat. Usai salat, beliau bersabda: Hai Abu Bakar, apa yang menghalangimu untuk tetap di tempatmu ketika aku suruh? Abu Bakar menjawab: Tidak layak bagi anak Abu Quhafah salat di hadapan Rasulullah saw. Beliau bersabda lagi: Mengapa kalian bertepuk tangan? Barang siapa yang ingin mengingatkan sesuatu di dalam salat, hendaknya ia bertasbih, karena bila ia bertasbih, ia akan ditoleh. Tepuk tangan hanya untuk wanita. (Shahih Muslim No.639)
17. Bertasbih bagi lelaki dan tepuk tangan bagi wanita jika ingin mengingatkan sesuatu di dalam salat
  • Hadis riwayat Abu Hurairah ra., ia berkata:
    Rasulullah saw. pernah bersabda: Bertasbih untuk lelaki dan tepuk tangan untuk wanita. (Shahih Muslim No.641)
18. Perintah membaguskan, menyempurnakan dan khusyuk dalam salat
  • Hadis riwayat Abu Hurairah ra., ia berkata:
    Suatu hari Rasulullah saw. mengimami salat kami. Usai salat beliau bersabda: Hai fulan, mengapa engkau tidak membaguskan salatmu? Tidakkah orang yang salat merenungkan bagaimana salatnya? Sesungguhnya ia salat untuk dirinya sendiri. Demi Allah, sungguh aku dapat melihat belakangku, sebagaimana aku melihat depanku. (Shahih Muslim No.642)
  • Hadis riwayat Anas bin Malik ra.:
    Dari Nabi saw., beliau bersabda: Sempurnakanlah rukuk dan sujud, demi Allah, sesungguhnya aku dapat melihat engkau di belakangku (kemungkinan bersabda: yang di belakang punggungku) saat engkau rukuk atau sujud. (Shahih Muslim No.644)
19. Larangan mendahului imam dalam rukuk, sujud atau lainnya
  • Hadis riwayat Abu Hurairah ra., ia berkata:
    Muhammad saw. pernah bersabda: Apakah orang yang mengangkat kepalanya sebelum imam, tidak takut kepalanya diganti oleh Allah dengan kepala keledai. (Shahih Muslim No.647)
20. Meluruskan barisan dan merapikannya, berdesakan dalam barisan pertama dan berlomba mendapatkannya, mendahulukan orang-orang yang punya keutamaan dan mendekatkan mereka kepada imam
  • Hadis riwayat Anas bin Malik ra., ia berkata:
    Rasulullah saw. bersabda: Luruskanlah barisan kalian. Sesungguhnya kelurusan barisan salat termasuk bagian dari kesempurnaan salat. (Shahih Muslim No.656)
  • Hadis riwayat Anas ra., ia berkata:
    Rasulullah saw. bersabda: Sempurnakanlah barisan, karena sesungguhnya aku dapat melihat engkau yang ada di belakangku. (Shahih Muslim No.657)
  • Hadis riwayat Abu Hurairah ra.:
    Dari Rasulullah saw., beliau bersabda: Luruskanlah barisan dalam salat, karena lurusnya barisan itu termasuk kebaikan salat. (Shahih Muslim No.658)
  • Hadis riwayat Nukman bin Basyir ra., ia berkata:
    Aku mendengar Rasulullah saw. bersabda: Sebaiknya engkau mau meluruskan barisanmu atau Allah akan menancapkan rasa permusuhan di antara engkau. (Shahih Muslim No.659)
  • Hadis riwayat Abu Hurairah ra.:
    Bahwa Rasulullah saw. bersabda: Seandainya manusia tahu apa (keutamaan) yang terdapat dalam azan dan barisan pertama, kemudian mereka tidak mendapatkannya kecuali dengan cara mengundi, pasti mereka akan mengundinya. Seandainya mereka tahu apa (keutamaan) yang terdapat dalam bersegera (datang sedini mungkin) melakukan salat, pasti mereka berlomba-lomba melakukannya. Seandainya mereka tahu apa yang terdapat dalam salat Isyak dan salat Subuh, pasti mereka akan mendatanginya meskipun dengan merangkak. (Shahih Muslim No.661)
  • Hadis riwayat Abu Hurairah ra.:
    Dari Nabi saw., beliau bersabda: Seandainya kalian (atau mereka) tahu apa yang ada dalam barisan depan, tentu akan diadakan undian. (Shahih Muslim No.663)
21. Perintah agar para wanita yang salat di belakang laki-laki untuk tidak mengangkat kepala mereka dari sujud sebelum laki-laki mengangkat kepalanya
  • Hadis riwayat Sahal bin Saad ra., ia berkata:
    Aku melihat orang-orang lelaki yang salat di belakang Nabi saw. mengikatkan kain mereka pada leher seperti anak kecil karena sempitnya kain mereka. Seseorang berkata: Hai para wanita, janganlah kalian mengangkat kepala kalian sebelum orang-orang lelaki mengangkat kepala mereka. (Shahih Muslim No.665)
22. Wanita boleh ke mesjid apabila tidak menimbulkan hal-hal yang negatif dan tanpa memakai wangi-wangian
  • Hadis riwayat Ibnu Umar ra.:
    Dari Nabi saw., beliau bersabda: Jika istri salah seorang dari kalian minta izin pergi ke mesjid, maka janganlah mencegahnya. (Shahih Muslim No.666)
  • Hadis riwayat Aisyah ra., istri Nabi saw. ia berkata:
    Seandainya Rasulullah saw. melihat apa yang diperbuat wanita saat ini, tentu beliau melarang mereka pergi ke mesjid, seperti dilarangnya wanita Bani Israel. Yahya berkata: Aku bertanya kepada Amrah: Apakah wanita Bani Israel dilarang pergi ke mesjid (tempat ibadah mereka)? Ia menjawab: Ya. (Shahih Muslim No.676)
23. Membaca bacaan dalam salat jahriyah (salat yang bacaannya dikeraskan) dengan suara antara keras dan pelan, apabila khawatir akan timbul hal yang tidak baik jika dikeraskan
  • Hadis riwayat Ibnu Abbas ra.:
    Tentang firman Allah Taala: Dan janganlah engkau mengeraskan suaramu dalam salatmu dan jangan pula memelankannya. Ia berkata ayat ini turun ketika Rasulullah saw. sedang bersembunyi di Mekah. Ketika beliau salat bersama para sahabat, beliau mengeraskan suaranya dalam membaca Alquran. Orang-orang musyrik yang mendengarnya menjelek-jelekan Alquran, Allah yang menurunkannya dan Nabi yang membawanya. Maka Allah Taala berfirman: Janganlah engkau mengeraskan suaramu di dalam salatmu, sehingga orang-orang musyrik mendengar bacaanmu: Dan janganlah engkau memelankannya sehingga sahabatmu tidak mendengarnya. Carilah cara di antara kedua hal itu. Akhirnya beliau membaca antara keras dan pelan. (Shahih Muslim No.677)
  • Hadis riwayat Aisyah ra.:
    Tentang firman Allah: Dan janganlah mengeraskan suaramu di dalam salatmu dan jangan pula memelankannya. Ia berkata: Ayat ini diturunkan berkaitan dengan doa. (Shahih Muslim No.678)
24. Mendengarkan bacaan Alquran
  • Hadis riwayat Ibnu Abbas ra.:
    Tentang firman Allah: Janganlah engkau gerakkan lidahmu tergesa-gesa untuk membaca Alquran. Ia berkata: Dulu ketika malaikat Jibril turun menyampaikan wahyu, Nabi saw. sering menggerakkan lidah dan bibir beliau (untuk mengulang-ulang agar tidak lupa). Hal itu membuat beliau merasa berat. Keadaan beliau seperti itu dapat dilihat. Lalu Allah berfirman: Janganlah engkau gerakkan lidahmu terburu-buru untuk membacanya dan ingin cepat "menguasainya". Sesungguhnya atas tanggungan Kami mengumpulkan di dadamu dan membacanya. Apabila Kami telah selesai membacanya, ikutilah bacaan itu. Kami menurunkannya, maka dengarkanlah baik-baik. Firman-Nya: Sesungguhnya atas tanggungan Kamilah penjelasannya "Kami menjelaskannya melalui lidahmu". Ketika malaikat Jibril mendatangi beliau (untuk memberi wahyu), maka beliau diam mendengarkan. Setelah Jibril pergi, beliau membacanya, sebagaimana telah dijanjikan oleh Allah pada beliau. (Shahih Muslim No.679)
25. Mengeraskan bacaan dalam salat subuh dan membacakan Alquran untuk Jin
  • Hadis riwayat Ibnu Abbas ra., ia berkata:
    Rasulullah saw. tidak membacakan kepada jin dan tidak pula melihat mereka. Beliau pergi bersama para sahabat menuju pasar Ukaz. Saat itu antara setan dan berita langit telah terhalang. Mereka dilempari panah api. Setan-setan itu kembali kepada kaum mereka dan berkata: Antara kami dan berita langit telah terhalang dan kami pun dilempari panah api. Ini tidak lain pasti karena sesuatu telah terjadi. Pergilah ke belahan bumi bagian timur dan barat, telitilah apa yang menghalangi kita dengan berita langit. Mereka pun pergi ke belahan bumi bagian timur dan barat. Sebagian mengambil arah Tihamah dengan tujuan pasar Ukaz (Nabi berada di Nakhl). Saat itu beliau sedang salat Subuh dengan para sahabat. Mereka mendengar Alquran yang dibaca beliau dan memperhatikannya. Lalu kata mereka: Inilah yang membuat kita terhalang dengan berita langit. Mereka kembali kepada kaum mereka dan berkata: Hai kaumku, Sesungguhnya kami telah mendengar bacaan yang mengagumkan, yang dapat mengantarkan kita kepada kebenaran. Maka aku beriman kepadanya, dan tidak akan menyekutukan Tuhanku dengan siapapun. Maka Allah Taala menurunkan kepada Nabi-Nya, Muhammad saw. Katakanlah, telah diwahyukan kepadaku bahwa sekelompok jin telah mendengarkan bacaan Alquran. (Shahih Muslim No.681)
26. Bacaan dalam salat Zuhur dan Asar
  • Hadis riwayat Abu Qatadah ra., ia berkata:
    Kami pernah salat berjamaah dengan Rasulullah saw. Dalam dua rakaat pertama salat Zuhur dan Asar, beliau membaca Fatihah dan dua buah surat, kadang-kadang memperdengarkan ayat kepada kami. Beliau memanjangkan rakaat pertama salat Zuhur dan memperpendek rakaat kedua. Demikian pula dalam salat Subuh. (Shahih Muslim No.685)
27. Bacaan dalam salat Subuh
  • Hadis riwayat Abu Barzah ra.: ia berkata:
    Rasulullah saw. dalam salat Subuh membaca enam puluh sampai seratus ayat. (Shahih Muslim No.702)
28. Bacaan dalam salat Isyak
  • Hadis riwayat Barra' ra.:
    Dari Nabi saw. bahwa dalam suatu perjalanan beliau mengerjakan salat Isyak. Dalam salah satu dari dua rakaatnya beliau membaca Wat tiini waz zaitun. (Shahih Muslim No.706)
  • Hadis riwayat Jabir bin Abdullah ra., ia berkata:
    Muaz pernah salat bersama Nabi saw. lalu pulang mengimami kaumnya. Pada suatu malam ia salat Isyak bersama Nabi saw. lalu pulang mengimami kaumnya. Ketika ia mulai dengan membaca surat Al-Baqarah, ada seorang lelaki yang memisahkan diri dari salat berjamaah sampai salam, selanjutnya mengerjakan salat sendiri dan pergi. Orang-orang menegurnya: Hai fulan, apakah engkau telah munafik? Ia menjawab: Tidak, demi Allah. Sungguh, aku akan menemui Rasulullah saw. dan memberitahukan hal ini. Setelah bertemu dengan Rasulullah saw., ia berkata: Wahai Rasulullah, sesungguhnya kami adalah pemilik unta penyiram tanaman, bekerja di siang hari. Sesungguhnya Muaz setelah mengerjakan salat Isyak bersama Anda lalu pulang dan (salat bersama kami) mulai dengan bacaan surat Al-Baqarah. Rasulullah saw. menghadap ke arah Muaz dan bersabda: Wahai Muaz, apakah engkau ingin menimbulkan fitnah (kesulitan)? Bacalah (surat) ini dan itu. Sufyan berkata: Aku berkata kepada Amru bahwa Abu Zubair menceritakan kepada kami dari Jabir bahwa Rasulullah saw. bersabda: Bacalah Was Syamsi wa Dhuhaaha (surat As-Syams), Wadh Dhuhaa (surat Ad-Dhuhaa), Wal laili idza Yaghsyaa (surat Al-Lail) dan Sabbihisma rabbikal a`laa (sutat Al-A`laa), maka Amru menanggapi: Ya, seperti itu. (Shahih Muslim No.709)
29. Perintah kepada imam agar mempercepat salat sambil menjaga kesempurnaan
  • Hadis riwayat Abu Masud Al-Anshari ra., ia berkata:
    Seorang lelaki datang menemui Rasulullah saw. dan berkata: Saya terlambat salat Subuh karena si fulan memperlambat salatnya saat mengimami kami. Kemudian aku belum pernah melihat Nabi saw. marah dalam memberikan nasehat seperti marahnya beliau (memberikan nasehat) pada hari itu. Beliau bersabda: Wahai manusia, sesungguhnya di antara engkau ada yang membuat orang lari (jera). Barang siapa di antara kalian menjadi imam, maka hendaklah ia meringkas, sebab di belakangnya ada orang tua, orang lemah dan orang yang punya keperluan. (Shahih Muslim No.713)
  • Hadis riwayat Abu Hurairah ra.:
    Bahwa Nabi saw. bersabda: Apabila salah seorang dari kalian menjadi imam, maka hendaknya ia memperingan salatnya, karena di antara mereka ada anak kecil, orang tua, orang lemah dan orang sakit. Bila salat sendirian, maka salatlah sekehendak hatinya. (Shahih Muslim No.714)
  • Hadis riwayat Anas ra.:
    Bahwa Nabi saw. meringkas (bacaan) salat dan menyempurnakannya. (Shahih Muslim No.719)
  • Hadis riwayat Anas ra., ia berkata:
    Rasulullah saw. pernah mendengar tangis anak kecil bersama ibunya ketika sedang salat. Maka beliau membaca surat yang ringan atau surat yang pendek. (Shahih Muslim No.722)
30. Keselarasan antara rukun-rukun salat dan memperingan dengan tetap sempurna
  • Hadis riwayat Barra' bin Azib ra., ia berkata:
    Aku mengamati salat Muhammad saw. Aku perhatikan berdirinya, rukuknya, iktidal setelah rukuk, sujudnya, duduk antara dua sujud, sujud kedua, duduk antara salam dan selesai salat, (aku perhatikan) satu dengan lainnya saling sama. (Shahih Muslim No.724)
  • Hadis riwayat Anas ra., ia berkata:
    Sungguh, aku tidak akan menambah-nambah, aku akan mengimami salat kalian seperti aku melihat Rasulullah saw. mengimami salat kami. Tsabit (salah seorang perawi) berkata: Anas telah melakukan sesuatu yang tidak seperti yang kalian lakukan. Ketika ia bangun dari rukuk, ia berdiri tegak hingga orang berkata: Anas telah lupa, dan ketika bangun dari sujud, ia diam (tidak bergerak) sehingga orang bilang: Anas telah lupa. (Shahih Muslim No.726)
31. Mengikuti imam dan bergerak setelah gerakan imam
  • Hadis riwayat Barra' ra.:
    Bahwa mereka (para sahabat) salat di belakang Rasulullah saw. Ketika beliau bangun dari rukuk (dan ingin sujud). aku tidak melihat seorang pun membungkukkan badannya hingga Rasulullah saw. meletakkan dahinya di tanah. Setelah itu para sahabat yang di belakang beliau ikut bersungkur sujud. (Shahih Muslim No.728)
32. Bacaan ketika rukuk dan sujud
  • Hadis riwayat Aisyah ra., ia berkata:
    Adalah Rasulullah saw. dalam rukuk dan sujudnya banyak membaca: "Subhaanaka allahumma rabbanaa wa bihamdika, allahummaghfir li" (Maha suci Allah, ya Allah, ya Tuhan kami, dengan segala puji-Mu, ampunilah aku). Beliau menafsirkan perintah Alquran. (Shahih Muslim No.746)
33. Menjelaskan anggota tubuh untuk bersujud, larangan menahan rambut dan pakaian (saat sujud), menjalin rambut ketika salat
  • Hadis riwayat Ibnu Abbas ra., ia berkata:
    Nabi saw. diperintahkan untuk sujud dengan tujuh anggota badan dan dilarang menutup dahinya dengan rambut dan pakaian. (Shahih Muslim No.755)
34. Meluruskan badan, meletakkan kedua telapak tangan di atas tanah, mengangkat kedua siku dari lambung dan menjauhkan perut dari kedua paha ketika sujud
  • Hadis riwayat Anas ra., ia berkata:
    Rasulullah saw. bersabda: Luruslah kalian dalam sujud dan janganlah seorang kalian melunjurkan kedua lengannya seperti anjing melunjurkan kaki depannya. (Shahih Muslim No.762)
35. Menjelaskan suatu hal yang berhubungan dengan cara salat
  • Hadis riwayat Abdullah bin Malik bin Buhainah ra.:
    Bahwa Rasulullah saw. merenggangkan kedua tangannya ketika salat hingga tampak putihnya ketiak beliau. (Shahih Muslim No.764)
36. Pembatas orang yang salat
  • Hadis riwayat Ibnu Umar ra.:
    Bahwa Rasulullah saw., jika keluar untuk salat hari raya, beliau minta dibawakan tombak pendek yang kemudian beliau letakkan di depannya. Lalu beliau salat menghadap tombak itu dan para sahabat berada di belakang beliau. Beliau melakukannya saat sedang dalam perjalanan. (Karena itulah kemudian banyak para pemimpin menggunakan tongkat). (Shahih Muslim No.773)
  • Hadis riwayat Ibnu Umar ra.:
    Bahwa Nabi saw. biasa menambatkan tunggangan beliau dan beliau salat menghadap ke arahnya. (Shahih Muslim No.775)
  • Hadis riwayat Abu Juhaifah ra., ia berkata:
    Aku menemui Nabi saw. di Mekah. Saat itu beliau berada di Abthah (nama tempat) di dalam kemah yang terbuat dari kulit samakan milik beliau. Kemudian Bilal keluar membawa air wudu beliau. Ada orang yang mendapat air itu sedikit dan ada pula yang hanya diperciki oleh lainnya. Nabi saw. keluar dengan memakai pakaian merah, nampaknya aku dapat melihat betis beliau yang putih. Beliau berwudu dan Bilal mengumandangkan azan. Aku memperhatikan mulutnya bergerak kesana kemari ke kanan dan ke kiri, ia membaca: "Hayya `alas shalah, hayya `alal falah", (Marilah mengerjakan salat, marilah menuju kemenangan). Sebatang tombak pendek ditancapkan untuk Nabi. Beliau melangkah maju dan mengerjakan salat Zuhur (diqasar) dua rakaat. Keledai dan anjing lewat di depan beliau tanpa dicegah. Selanjutnya beliau mengerjakan salat Asar (diqasar) dua rakaat. Demikian kemudian beliau tak henti-hentinya mengerjakan salat dua rakaat hingga kembali ke Madinah. (Shahih Muslim No.777)
  • Hadis riwayat Ibnu Abbas ra., ia berkata:
    Aku datang dengan naik keledai betina. Saat itu aku hampir usia balig. Rasulullah saw. mengimami salat para sahabat di Mina, lalu aku lewat di depan barisan, lalu aku pulang dan kubiarkan keledaiku merumput, dan aku masuk ke barisan salat. Tidak ada seorang pun yang mencela perbuatanku itu. (Shahih Muslim No.780)
37. Melarang orang lewat di depan orang yang sedang salat
  • Hadis riwayat Abu Said Al-Khudri ra.:
    Bahwa Rasulullah saw. bersabda: Bila salah seorang di antara kalian sedang salat, janganlah ia membiarkan seorang pun lewat di depannya, dan hendaklah ia mencegahnya semampunya. Bila ia tidak peduli, perangilah karena sesungguhnya ia adalah setan. (Shahih Muslim No.782)
  • Hadis riwayat Abu Juhaim ra., ia berkata:
    Rasulullah saw. bersabda: Seandainya orang yang lewat di depan tempat salat itu mengetahui betapa besar dosanya, pasti ia berdiri selama lebih baik baginya daripada lewat di depan orang yang sedang salat Abu Nadher berkata: Aku tidak tahu, apakah ia mengatakan hari atau bulan atau tahun. (Shahih Muslim No.785)
38. Orang yang salat sebaiknya mendekatkan pembatas
  • Hadis riwayat Sahal bin Saad As-Saidi ra., ia berkata:
    Jarak tempat salat Nabi saw. dan dinding seukuran jalan lewat kambing. (Shahih Muslim No.786)
  • Hadis riwayat Salamah bin Akwa` ra.:
    Bahwa ia memilih tempat mushaf lalu mengerjakan salat di sana. Ia bercerita bahwa Rasulullah saw. selalu memilih tempat tersebut. Jarak antara mimbar dan kiblat kira-kira cukup untuk lewat kambing. (Shahih Muslim No.787)
39. Melintang di depan orang salat
  • Hadis riwayat Aisyah ra.:
    Bahwa Nabi saw. pernah salat di tengah malam, sedangkan aku tidur melintang di antara beliau dan kiblat seperti melintangnya jenazah. (Shahih Muslim No.791)
  • Hadis riwayat Maimunah ra., istri Nabi saw. ia berkata:
    Rasulullah saw. pernah salat dan aku (berada) dekat beliau dalam keadaan haid. Kadang-kadang pakaian beliau mengenai tubuhku saat sujud. (Shahih Muslim No.797)
40. Salat dengan selembar pakaian dan cara pemakaiannya
  • Hadis riwayat Abu Hurairah ra.:
    Bahwa seseorang bertanya kepada Rasulullah saw. tentang salat dengan selembar pakaian. Beliau menjawab: Bukankah tiap engkau punya dua lembar pakaian. (Shahih Muslim No.799)
  • Hadis riwayat Abu Hurairah ra.:
    Bahwa Rasulullah saw. bersabda: Janganlah seorang dari kalian mengerjakan salat dengan memakai selembar pakaian yang tidak sedikit pun menutupi kedua pundaknya. (Shahih Muslim No.801)
  • Hadis riwayat Umar bin Abu Salamah ra., ia berkata:
    Aku melihat Rasulullah salat di rumah Ummu Salamah dengan satu lembar pakaian untuk menutupi seluruh tubuhnya (seperti selimut), kedua ujungnya diletakkan di atas pundak beliau. (Shahih Muslim No.802)
  • Hadis riwayat Jabir ra., ia berkata:
    Aku melihat Rasulullah saw. salat dengan berselimutkan selembar pakaian di tubuh beliau. (Shahih Muslim No.805)
Share:

Kitab Haid


Kitab Haid



1. Persentuhan dengan wanita haid di luar bagian antara pusar dan lutut
  • Hadis riwayat Aisyah ra., ia berkata:
    Apabila salah seorang di antara kami sedang haid, Rasulullah saw. memerintahkan untuk memakai izaar (kain bawahan menutupi bagian tubuh dari pusar ke bawah), kemudian beliau menggaulinya (tanpa senggama). (Shahih Muslim No.440)
  • Hadis riwayat Maimunah ra., ia berkata:
    Rasulullah saw. biasa menggauli (tanpa senggama) istri-istri beliau yang sedang haid dari luar izaar (kain bawahan menutupi bagian tubuh dari pusar ke bawah). (Shahih Muslim No.442)
2. Tidur bersama wanita haid di dalam satu selimut
  • Hadis riwayat Ummu Salamah ra., ia berkata:
    Ketika aku sedang berbaring bersama Rasulullah saw. dalam satu selimut, tiba-tiba aku haid, maka aku keluar dengan pelan-pelan lalu mengambil pakaian khusus waktu haid. Rasulullah saw. bertanya kepadaku: Apakah engkau haid? Aku jawab: Ya. Beliau memanggilku dan aku berbaring lagi bersama beliau dalam satu selimut. Zainab binti Ummu Salamah berkata: Dia (Ummu Salamah) dan Rasulullah saw. mandi jinabat bersama dalam satu bejana. (Shahih Muslim No.444)
3. Wanita yang haid boleh membasuh kepala dan menyisir rambut suami. Sucinya sisa air minumnya dan berbaring sambil membaca Alquran di pangkuannya
  • Hadis riwayat Aisyah ra., ia berkata:
    Adalah Nabi saw. apabila beriktikaf, beliau mendekatkan kepalanya padaku, lalu aku menyisir rambut beliau. Beliau tidak masuk rumah, kecuali jika ada hajat kemanusiaan. (Shahih Muslim No.445)
  • Hadis riwayat Aisyah ra., ia berkata:
    Rasulullah saw. pernah berbaring di pangkuanku sambil membaca Alquran, sementara aku sedang haid. (Shahih Muslim No.454)
4. Mazi
  • Hadis riwayat Ali ra., ia berkata:
    Aku adalah lelaki yang sering keluar mazi dan aku malu bertanya kepada Nabi saw., karena posisi putri beliau. Lalu aku menyuruh Miqdad bin Aswad. Miqdad lalu menanyakan hal itu kepada beliau. Beliau bersabda: Hendaknya ia membasuh kemaluannya lalu berwudu. (Shahih Muslim No.456)
5. Membasuh wajah dan kedua tangan apabila bangun tidur
  • Hadis riwayat Ibnu Abbas ra.:
    Bahwa Nabi saw. bangun tengah malam dan melaksanakan hajatnya. Setelah itu beliau membasuh wajah dan kedua tangannya, lalu tidur lagi. (Shahih Muslim No.459)
6. Orang yang junub boleh tidur dan disunatkan berwudu serta mencuci kemaluannya jika akan makan, minum, tidur atau bersetubuh lagi
  • Hadis riwayat Aisyah ra.:
    Bahwa Rasulullah saw. Apabila akan tidur dalam keadaan junub, maka beliau berwudu seperti wudu untuk salat sebelum tidur. (Shahih Muslim No.460)
  • Hadis riwayat Ibnu Umar ra.:
    Bahwa Umar berkata: Wahai Rasulullah, apakah boleh salah seorang kami tidur dalam keadaan junub. Rasulullah menjawab: Ya, boleh, jika ia berwudu. (Shahih Muslim No.462)
7. Wanita yang keluar mani (sperma) wajib mandi
  • Hadis riwayat Ummu Sulaim ra.:
    Bahwa Ia bertanya kepada Nabi saw. tentang wanita yang bermimpi seperti yang dimimpikan laki-laki. Rasulullah saw. bersabda: Apabila wanita itu bermimpi seperti itu, maka ia wajib mandi. Ummu Sulaim berkata: Saya malu dalam hal itu. Katanya: Apakah itu mungkin terjadi? Nabi saw. bersabda: Ya, mungkin saja. Lalu dari mana terjadi kemiripan? Sesungguhnya mani laki-laki itu kental dan berwarna putih, sedang mani wanita itu encer dan berwarna kuning. Mana yang lebih tinggi (banyak) atau dahulu keluar, maka dari dialah terjadi kemiripan. (Shahih Muslim No.469)
  • Hadis riwayat Ummu Salamah ra., ia berkata:
    Ummu Sulaim datang kepada Nabi saw. lalu berkata: Wahai Rasulullah, sesungguhnya Allah tidak malu terhadap kebenaran. Apakah seorang wanita wajib mandi jika bermimpi? Rasulullah saw. bersabda: Ya, apabila ia melihat air (mani). Ummu Sulaim berkata lagi: Wahai Rasulullah, apakah wanita juga bermimpi? Beliau bersabda: Beruntunglah engkau. (Kalau tidak demikian), dari mana anaknya mirip dengannya. (Shahih Muslim No.471)
8. Cara mandi jinabat
  • Hadis riwayat Aisyah ra., ia berkata:
    Adalah Rasulullah saw. jika mandi jinabat, beliau memulai dengan membasuh kedua tangan, lalu menuangkan air dengan tangan kanan ke tangan kiri, kemudian membasuh kemaluan. Setelah itu berwudu seperti wudu untuk salat lalu mengguyurkan air dan dengan jari-jemari, beliau menyelai pangkal rambut sampai nampak merata ke seluruh tubuh. Kemudian beliau menciduk dengan kedua tangan dan dibasuhkan ke kepala, tiga cidukan, kemudian mengguyur seluruh tubuh dan (terakhir) membasuh kedua kaki beliau. (Shahih Muslim No.474)
  • Hadis riwayat Maimunah ra., ia berkata:
    Aku pernah menyodorkan air kepada Rasulullah saw. untuk mandi jinabat. Beliau membasuh kedua telapak tangan, dua atau tiga kali, kemudian memasukkan tangan ke dalam wadah dan menuangkan air pada kemaluan beliau dan membasuhnya dengan tangan kiri. Setelah itu menekan tangan kiri ke tanah dan menggosoknya keras-keras, lalu berwudu seperti wudu salat, kemudian menuangkan air ke kepala tiga kali cidukan telapak tangan. Selanjutnya beliau membasuh seluruh tubuh lalu bergeser dari tempat semula dan membasuh kedua kaki kemudian aku mengambil sapu tangan untuk beliau, tetapi beliau mengembalikan. (Shahih Muslim No.476)
9. Kadar air yang disunatkan dalam mandi jinabat, tentang laki-laki dan wanita mandi bersama dari satu wadah dan mandinya salah seorangnya dengan air sisa yang lainnya
  • Hadis riwayat Aisyah ra.:
    Dari Abu Salamah bin Abdurrahman, ia berkata: Aku dan saudara laki-laki sepersusuannya mendatangi Aisyah, kemudian saudaranya itu bertanya tentang cara mandi jinabat Nabi saw. Aisyah minta wadah ukuran satu sha`, lalu ia mandi. Ada tabir antara kami dan dia. Ia menuangkan air di kepala tiga kali. Kata Abu Salamah: Istri-istri Nabi saw. selalu memendekkan rambut mereka sampai telinga. (Shahih Muslim No.481)
  • Hadis riwayat Maimunah ra., istri Nabi saw.
    Dari Ibnu Abbas, ia berkata: Maimunah mengabarkan kepadaku bahwa ia mandi bersama Nabi saw. dalam satu bak. (Shahih Muslim No.486)
  • Hadis riwayat Ibnu Abbas ra.:
    Bahwa Rasulullah saw. mandi dengan air sisa mandi Maimunah. (Shahih Muslim No.487)
  • Hadis riwayat Ummu Salamah ra.:
    Dari Zainab binti Ummu Salamah bahwa Ummu Salamah dan Rasulullah saw. pernah mandi jinabat dalam satu bak. (Shahih Muslim No.488)
  • Hadis riwayat Anas ra., ia berkata:
    Rasulullah saw. mandi dengan lima makkuk (1 makkuk=4,717 liter) air dan berwudu dengan satu makkuk. (Shahih Muslim No.489)
10. Sunat tiga kali mengguyur air di kepala dan lainnya
  • Hadis riwayat Jubair bin Muth`im ra.:
    Di hadapan Rasulullah para sahabat saling berselisih dalam masalah mandi. Sebagian mereka berkata: Kalau aku, aku mencuci kepalaku seperti ini, seperti ini. Kemudian Rasulullah saw. bersabda: Adapun aku, aku menuangkan air ke kepalaku dengan tiga cidukan tangan. (Shahih Muslim No.493)
  • Hadis riwayat Jabir bin Abdullah ra.:
    Bahwa delegasi Tsaqif bertanya kepada Rasulullah saw.: Sesungguhnya daerah kami adalah daerah dingin, bagaimana cara kami mandi? Beliau bersabda: Adapun aku, aku menuangkan air di kepalaku tiga kali. (Shahih Muslim No.495)
11. Hukum rambut wanita yang dikepang
  • Hadis riwayat Aisyah ra.:
    Dari Ubaid bin Umair, ia berkata: Aisyah menyampaikan bahwa Abdullah bin Amru memerintahkan para wanita untuk mengurai rambutnya saat mandi. Aisyah berkata: Betapa anehnya Ibnu Amru ini, ia menyuruh para wanita untuk mengurai rambutnya saat mandi, mengapa tidak menyuruh agar mencukur rambutnya saja? Sesungguhnya aku pernah mandi bersama Rasulullah saw. dari satu wadah dan aku tidak menyiram kepalaku lebih dari tiga siraman. (Shahih Muslim No.498)
12. Sunat menggunakan kapas yang diberi misik (minyak wangi) pada kemaluan wanita yang haid ketika mandi
  • Hadis riwayat Aisyah ra., ia berkata:
    Seorang wanita bertanya kepada Nabi saw. tentang cara wanita mandi wajib dari haid? Perawi hadis berkata: Kemudian Aisyah menjelaskan bahwa beliau mengajarkannya cara mandi. (Di antara sabda beliau): Engkau ambil kapas yang diberi misik, lalu bersihkan dengan kapas itu. Wanita itu berkata: Bagaimana cara membersihkannya? Beliau bersabda: Maha suci Allah! Bersihkan saja dengan kapas itu. Dan beliau bersembunyi. (Sufyan bin Uyainah memberi isyarat tangan kepada kami pada wajahnya). Perawi hadis melanjutkan: Aisyah berkata: Aku tarik wanita itu mendekati aku. Aku tahu apa yang diinginkan Nabi saw, lalu aku berkata kepadanya: Bersihkan bekas darah haidmu dengan kapas itu. (Shahih Muslim No.499)
13. Darah penyakit pada wanita dan mandi dari darah tersebut serta salat wanita yang keluar darah penyakit
  • Hadis riwayat Aisyah ra., ia berkata:
    Fatimah binti Abu Hubaisy datang kepada Nabi saw. dan berkata: Wahai Rasulullah saw, saya adalah wanita yang beristihadhah sehingga saya tidak bersih. Apakah saya boleh meninggalkan salat? Beliau bersabda: Tidak. Itu hanya darah sakit, bukan darah haid. Apabila haidmu datang, tinggalkanlah salat dan jika sudah berhenti, bersihkan darah itu dari dirimu kemudian salat. (Shahih Muslim No.501)
  • Hadis riwayat Aisyah ra., ia berkata:
    Ummu Habibah binti Jahsy meminta fatwa kepada Rasulullah saw.: Saya sedang beristihadhah. Rasulullah menjawab: Itu hanya darah sakit. Mandilah kemudian salat. Maka wanita itu selalu mandi setiap akan salat. (Shahih Muslim No.502)
14. Wanita yang haid wajib mengganti puasanya
  • Hadis riwayat Aisyah ra.:
    Bahwa seorang wanita bertanya kepadanya: Apakah salah seorang di antara kami harus mengganti salat pada masa haid? Aisyah berkata: Apakah engkau termasuk golongan Haruriyyah (salah satu golongan Khawarij)? Dahulu, pada masa Rasulullah saw. di antara kami ada yang haid, tetapi tidak diperintahkan mengganti (salat). (Shahih Muslim No.506)
15. Menutupi aurat saat mandi dengan pakaian atau lainnya
  • Hadis riwayat Ummu Hani binti Abu Thalib ra., ia berkata:
    Pada tahun penaklukan Mekah aku mengunjungi Rasulullah saw. Aku dapati beliau sedang mandi dan Fatimah, putri beliau, sedang menutupi beliau dengan pakaian. (Shahih Muslim No.509)
  • Hadis riwayat Maimunah ra., ia berkata:
    Aku mengambilkan air untuk Nabi saw. dan menutupi beliau, lalu beliau mandi. (Shahih Muslim No.511)
16. Boleh mandi telanjang di tempat sepi
  • Hadis riwayat Abu Hurairah ra., ia berkata:
    Rasulullah saw. bersabda: Pada zaman dahulu, Bani Israel mandi dengan telanjang. Mereka saling memandang aurat masing-masing, sedangkan Musa as. mandi seorang diri. Mereka berkata: Demi Allah, yang membuat Musa tidak mau mandi bersama kita hanya karena buah pelirnya besar. Pada suatu hari Musa pergi mandi. Pakaiannya diletakkan di atas sebuah batu. Tiba-tiba batu itu lari dengan membawa pakaiannya. Musa berlari mengejarnya sambil berteriak: Tinggalkan pakaianku! Tinggalkan pakaianku! Akibatnya orang-orang Bani Israel melihat aurat Musa. Mereka berkata: Demi Allah, ternyata tidak ada (cacat) apa-apa. Setelah batu itu berhenti ia (Musa) mengambil pakaiannya dan memukul batu itu. Abu Hurairah ra. berkata: Demi Allah, pada batu itu terdapat bekas pukulan Musa, tujuh atau enam kepalan. (Shahih Muslim No.513)
17. Menjaga aurat
  • Hadis riwayat Jabir bin Abdullah ra., ia berkata:
    Ketika Kakbah dibangun kembali, Nabi saw. dengan Abbas mengangkut batu. Abbas berkata kepada Nabi saw: Letakkan kainmu di pundak untuk alas batu. Kemudian beliau melakukannya, maka beliau tersungkur serta mata beliau memandang ke langit. Sambil berdiri dan bersabda: Kainku, kainku. Lalu beliau mengencangkan kainnya. (Shahih Muslim No.514)
18. Wajib mandi hanya karena keluar mani
  • Hadis riwayat Abu Said Al-Khudri ra.:
    Bahwa Rasulullah saw. melewati rumah seorang sahabat Ansar. Lalu beliau menyuruh seseorang untuk memanggilnya. Sahabat itu keluar dengan keringat menetes dari kepalanya. Beliau bertanya: Nampaknya kami telah membuatmu tergesa-gesa? Sahabat itu menjawab: Benar, wahai Rasulullah. Beliau bersabda: Bila engkau tergesa-gesa sehingga tidak keluar mani, maka engkau tidak wajib mandi, tetapi wajib berwudu. (Shahih Muslim No.521)
  • Hadis riwayat Ubay bin Kaab ra., ia berkata:
    Aku pernah bertanya kepada Rasulullah saw. tentang lelaki yang menggauli istrinya kemudian berhenti sebelum keluar mani. Beliau bersabda: Cucilah apa yang mengenai (kemaluan) istrinya, lalu berwudu dan salat. (Shahih Muslim No.522)
  • Hadis riwayat Usman bin Affan ra.:
    Dari Khalid bin Zaid Al-Juhani, ia berkata: Aku bertanya kepadanya (Usman): Apa pendapat engkau Jika seorang lelaki menyetubuhi istrinya dan tidak keluar mani? Usman menjawab: Ia harus berwudu seperti wudu untuk salat dan membasuh kemaluannya. Usman berkata: Aku pernah mendengar hal itu dari Rasulullah saw.. (Shahih Muslim No.524)
19. Penghapusan hukum hadis "wajib mandi hanya karena keluar mani" dan wajib mandi karena bertemunya dua kemaluan
  • Hadis riwayat Abu Hurairah ra.:
    Bahwa Nabi saw. bersabda: Bila seorang lelaki duduk di antara dua paha dan dua betis istrinya kemudian menyetubuhinya, maka ia wajib mandi. (Shahih Muslim No.525)
20. Penghapusan hukum wudu karena makan daging
  • Hadis riwayat Ibnu Abbas ra.:
    Bahwa Rasulullah saw. pernah makan bahu kambing kemudian salat tanpa berwudu lagi. (Shahih Muslim No.531)
  • Hadis riwayat Amru bin Umayah ra.:
    Bahwa ia melihat Rasulullah saw. memotong daging bahu kambing kemudian memakannya. Lalu beliau salat tanpa berwudu lagi. (Shahih Muslim No.533)
  • Hadis riwayat Maimunah ra., istri Nabi ra.:
    Bahwa Nabi saw. pernah makan bahu kambing di rumahnya, lalu salat dan tidak berwudu lagi. (Shahih Muslim No.535)
  • Hadis riwayat Ibnu Abbas ra.:
    Bahwa Nabi saw. pernah minum susu. Setelah itu beliau minta air untuk berkumur dan bersabda: Sesungguhnya susu itu mengandung lemak. (Shahih Muslim No.537)
21. Dalil bahwa orang yang yakin akan kesucian kemudian ragu akan adanya hadas, maka ia boleh salat
  • Hadis riwayat Abdullah bin Zaid bin Ashim Al-Anshari ra., ia berkata:
    Seorang laki-laki dilaporkan kepada Nabi saw. bahwa ia seolah-olah mengeluarkan angin dalam salatnya. Beliau bersabda: Jangan batalkan salatnya sebelum ia mendengar suara atau mencium baunya. (Shahih Muslim No.540)
22. Kulit bangkai disucikan dengan disamak
  • Hadis riwayat Ibnu Abbas ra., ia berkata:
    Budak milik Maimunah pernah diberi sedekah seekor kambing yang kemudian mati. Ketika Rasulullah saw. lewat dan melihatnya, beliau bersabda: Kenapa kulitnya tidak engkau ambil, lalu engkau samak sehingga dapat dimanfaatkan? Mereka berkata: Itu bangkai, wahai Rasulullah. Beliau menjawab: Sesungguhnya yang dilarang adalah memakannya. (Shahih Muslim No.542)
23. Tayamum
  • Hadis riwayat Aisyah ra., ia berkata:
    Kami pernah keluar bersama Rasulullah saw. dalam suatu perjalanan beliau. Ketika tiba di Baida atau Zatuljaisy kalungku terputus. Beliau berhenti untuk mencarinya. Para sahabat pun ikut berhenti. Saat itu mereka tidak mempunyai air sama sekali. Lalu mereka mendatangi Abu Bakar dan berkata: Tidakkah engkau melihat apa yang diperbuat Aisyah? Ia telah membuat Rasulullah saw. dan para sahabat berhenti, padahal mereka tidak mempunyai air sedikit pun. Kemudian Abu Bakar datang saat Rasulullah saw. sedang tidur di pangkuanku. Ia berkata: Engkau telah menahan Rasulullah saw. dan sahabat, padahal mereka tidak mempunyai air sama sekali. Abu Bakar mencelaku dan berbicara banyak, lalu memukul lambungku dengan tangannya. Aku tidak dapat bergerak karena Rasulullah saw. di atas pahaku. Beliau tidur sampai pagi tanpa ada air sedikit pun. Kemudian Allah menurunkan ayat tayamum dan mereka bertayamum. Sehubungan dengan itu, Usaid bin Hudhair, salah seorang pemimpin berkata: Itu bukan berkah yang pertama bagimu, hai keluarga Abu Bakar. Aisyah berkata: Kemudian kami mencari unta yang aku kendarai sebelumnya dan kami menemukan kalung itu di bawahnya. (Shahih Muslim No.550)
  • Hadis riwayat Ammar ra.:
    Dari Syaqiq, ia berkata: Aku pernah duduk bersama Abdullah dan Abu Musa Al-Asy'ari. Abu Musa berkata: Hai Abu Abdurrahman, apa pendapatmu bila seseorang junub dan tidak mendapatkan air selama sebulan, bagaimana dengan salatnya? Abdullah berkata: Ia tidak boleh bertayamum, walaupun tidak ada air selama sebulan. Abu Musa berkata: Lalu bagaimana dengan ayat dalam surat Al-Maidah, Lalu engkau tidak menemukan air, maka bertayamumlah dengan debu yang bersih. Abdullah berkata: Bila mereka diberi kemurahan dengan ayat tersebut, maka hampir dapat dipastikan mereka akan bertayamum dengan debu bila air itu terasa dingin bagi mereka. Abu Musa berkata kepada Abdullah: Apakah engkau belum pernah mendengar cerita Ammar: Aku pernah diutus oleh Rasulullah saw. untuk suatu keperluan. Lalu junub dan tidak mendapatkan air. Maka aku berguling-guling di tanah seperti binatang. Setelah itu aku menghadap Nabi saw. dan menceritakan kejadian itu. Beliau bersabda: Sesungguhnya engkau cukup menepukkan tanganmu seperti ini sambil menepukkan tangannya di tanah dengan keras, lalu mengusapkan tangan kirinya pada tangan kanan, dan punggung kedua telapak tangan, serta wajah beliau. (Shahih Muslim No.552)
  • Hadis riwayat Abul Juhaim bin Harits bin Shimmah Al-Anshari ra., ia berkata:
    Rasulullah saw. pernah datang dari sumur Jamal dan bertemu dengan seorang lelaki yang mengucapkan salam kepada beliau. Namun beliau tidak menjawabnya. Ketika beliau tiba di suatu dinding, beliau mengusap wajah dan kedua tangan beliau, kemudian menjawab salam. (Shahih Muslim No.554)
24. Dalil bahwa orang Islam tidak najis
  • Hadis riwayat Abu Hurairah ra.:
    Dari Abu Rafi` dari Abu Hurairah bahwa ia ditemui Nabi saw. dalam keadaan junub di salah satu jalan di Madinah. Ia menyelinap pelan-pelan dan pergi mandi. Rasulullah saw. kehilangannya. Ketika ia datang beliau bertanya: Ke mana engkau, hai Abu Hurairah? Ia menjawab: Wahai Rasulullah, baginda bertemu saya, sedangkan saya dalam keadaan junub. Saya tidak senang menemani Anda sebelum saya mandi. Rasulullah saw. bersabda: Maha Suci Allah! Sesungguhnya orang mukmin itu tidak najis. (Shahih Muslim No.556)
25. Doa masuk kamar mandi atau toilet
  • Hadis riwayat Anas ra., ia berkata:
    Adalah Rasulullah saw. ketika masuk toilet (dan dalam hadis Husyaim bahwa Rasulullah saw. apabila memasuki jamban) beliau berdoa:  "Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari setan laki-laki dan setan perempuan". (Shahih Muslim No.563)
26. Dalil bahwa tidur sambil duduk tidak membatalkan wudu
  • Hadis riwayat Anas bin Malik ra., ia berkata:
    Ketika salat akan dilaksanakan, Rasulullah saw. sedang berbisik-bisik dengan seorang sahabat. Beliau belum melaksanakan salat sampai para sahabat tertidur. (Shahih Muslim No.564)
Share:

Kitab Bersuci


Kitab Bersuci



1. Kewajiban bersuci ketika salat
  • Hadis riwayat Abu Hurairah ra.:
    Dari Rasulullah saw. beliau bersabda: Salat salah seorang di antara kalian tidak akan diterima apabila ia berhadas hingga ia berwudu. (Shahih Muslim No.330)
2. Cara wudu dan kesempurnaannya
  • Hadis riwayat Usman bin Affan ra.:
    Bahwa Ia (Usman ra.) minta air lalu berwudu. Beliau membasuh kedua telapak tangannya tiga kali lalu berkumur dan mengeluarkan air dari hidung. Kemudian membasuh wajahnya tiga kali, lantas membasuh tangan kanannya sampai siku tiga kali, tangan kirinya juga begitu. Setelah itu mengusap kepalanya, kemudian membasuh kaki kanannya sampai mata kaki tiga kali, begitu juga kaki kirinya. Kemudian berkata: Aku pernah melihat Rasulullah saw. berwudu seperti wuduku ini, lalu beliau bersabda: Barang siapa yang berwudu seperti cara wuduku ini, lalu salat dua rakaat, di mana dalam dua rakaat itu ia tidak berbicara dengan hatinya sendiri, maka dosanya yang telah lalu akan diampuni. (Shahih Muslim No.331)
3. Keutamaan wudu dan salat sunat wudu
  • Hadis riwayat Usman ra.:
    Dari Abu Anas bahwa Usman ra. berwudu di kedai dan berkata: Maukah aku tunjukkan cara wudu Rasulullah saw.? Kemudian ia berwudu tiga kali tiga kali. (Shahih Muslim No.337)
4. Wudu Nabi saw.
  • Hadis riwayat Abdullah bin Zaid bin Ashim Al-Anshari ra.:
    Dia pernah diminta berwudu seperti wudu Rasulullah saw., Lalu ia minta air sebejana, kemudian menuangkannya pada kedua tangannya dan membasuhnya tiga kali. Setelah itu ia masukkan tangannya lalu mengeluarkannya, berkumur dan menghirup air ke hidung dari satu telapak tangan. Ia mengerjakannya tiga kali. Sesudah itu ia memasukkan tangannya lalu mengeluarkannya, kemudian membasuh wajahnya tiga kali. Setelah itu memasukkan tangannya lalu mengeluarkannya, kemudian membasuh kedua tangannya sampai siku masing-masing dua kali. Lalu memasukkan tangan lalu mengeluarkannya, kemudian mengusap kepala. Ia mengusapkan kedua tangannya ke depan lalu ke belakang. Setelah itu membasuh kedua kakinya sampai mata kaki, dan berkata: Demikianlah wudu Rasulullah saw.. (Shahih Muslim No.346)
5. Hitungan ganjil dalam hal menghirup air ke hidung dan beristinja dengan batu
  • Hadis riwayat Abu Hurairah ra.:
    Bahwa Nabi saw. bersabda: Apabila salah seorang di antara engkau beristinja dengan batu, hendaklah beristinja dengan hitungan ganjil dan apabila berwudu lalu memasukkan air ke hidung, hendaklah mengeluarkannya. (Shahih Muslim No.348)
  • Hadis riwayat Abu Hurairah ra.:
    Bahwa Nabi saw. bersabda: Apabila salah seorang di antara engkau bangun tidur, hendaklah mengeluarkan air dari hidungnya (istintsar) tiga kali, karena setan itu menginap di batang hidungnya. (Shahih Muslim No.351)
6. Wajib membasuh kedua kaki dengan sempurna
  • Hadis riwayat Abdullah bin Umru ra., ia berkata:
    Bersama Rasulullah saw. kami kembali dari Mekah menuju Madinah. Ketika kami berada pada sebuah oase di tengah jalan, beberapa orang tergesa-gesa menunaikan salat Asar. Mereka berwudu dengan tergesa-gesa. Lalu kami dekati mereka, tampak tumit mereka tidak terkena air, maka Rasulullah saw. bersabda: Siksa neraka bagi (pemilik) tumit itu. Sempurnakanlah wudu kalian. (Shahih Muslim No.354)
  • Hadis riwayat Abu Hurairah ra.:
    Bahwa Nabi saw. melihat seorang lelaki tidak membasuh kedua tumitnya, beliau bersabda: Siksa neraka, bagi para pemilik tumit. (Shahih Muslim No.356)
7. Sunat memperluas basuhan dari yang wajib, seperti membasuh muka lebih luas, tangan, kaki
  • Hadis riwayat Abu Hurairah ra., ia berkata:
    Rasulullah saw. bersabda: Kalian adalah orang-orang yang memiliki cahaya muka, cahaya tangan dan cahaya kaki pada hari kiamat, karena penyempurnaan wudu. Maka barang siapa di antara kalian yang mampu, hendaklah ia memanjangkan cahaya putih tersebut. (Shahih Muslim No.362)
  • Hadis riwayat Abu Hurairah ra.:
    Bahwa Rasulullah saw. menziarahi kuburan. Beliau berdoa: "Semoga keselamatan tetap dilimpahkan kepadamu, hai kaum yang mukmin dan kami, insya Allah akan menyusulmu". Aku senang apabila aku dapat bertemu dengan saudara-saudaraku. Para sahabat bertanya: Bukankah kami saudara-saudaramu, wahai Rasulullah? Beliau menjawab: Engkau adalah sahabat-sahabatku, sedang saudaraku adalah orang-orang yang belum datang setelahku. Mereka bertanya lagi: Bagaimana engkau dapat mengenal umatmu yang belum datang di masa ini? Beliau bersabda: Tahukah engkau, seandainya ada seorang lelaki memiliki kuda yang bersinar muka, kaki dan tangannya kemudian kuda itu berada di antara kuda-kuda hitam legam, dapatkah ia mengenali kudanya? Mereka menjawab: Tentu saja dapat, wahai Rasulullah. Beliau bersabda: Sesungguhnya umatku akan datang dengan wajah, kaki dan tangan yang bersinar, bekas wudu. Aku mendahului mereka datang ke telaga. Ingat! Beberapa orang akan dihalang-halangi mendatangi telagaku, sebagaimana unta hilang yang dihalang-halangi. Aku berseru kepada mereka: Kemarilah! Lalu dikatakan: Sesungguhnya mereka telah mengganti (ajaranmu) sesudahmu. Aku berkata: Semoga Allah menjauhkan mereka. (Shahih Muslim No.367)
8. Siwak
  • Hadis riwayat Abu Hurairah ra.:
    Dari Nabi saw., beliau bersabda: Seandainya aku tidak khawatir akan memberatkan orang-orang beriman (dalam hadis riwayat Zuhair, umatku), niscaya aku perintahkan mereka bersiwak setiap kali akan salat. (Shahih Muslim No.370)
  • Hadis riwayat Abu Musa ra., ia berkata:
    Aku mendatangi Nabi saw. sementara ujung siwak berada di mulut beliau. (Shahih Muslim No.373)
  • Hadis riwayat Hudzaifah ra., ia berkata:
    Apabila Rasulullah saw. bangun untuk melakukan salat tahajjud, beliau menggosok giginya dengan siwak. (Shahih Muslim No.374)
9. Karakter fitrah alami
  • Hadis riwayat Abu Hurairah ra.:
    Dari Nabi saw., beliau bersabda: Fitrah itu ada lima, atau ada lima perkara yang termasuk fitrah; berkhitan; mencukur rambut kemaluan; memotong kuku; mencabut bulu ketiak dan menggunting kumis. (Shahih Muslim No.377)
  • Hadis riwayat Ibnu Umar ra.:
    Dari Nabi saw., beliau bersabda: Potonglah kumis dan panjangkanlah jenggot. (Shahih Muslim No.380)
10. Cebok dan adab buang air
  • Dari Abu Ayyub Al-Anshari ra.:
    Bahwa Nabi saw. bersabda: Apabila engkau ke WC, janganlah menghadap kiblat atau membelakanginya ketika kencing atau buang air besar, tetapi menghadaplah ke timur atau ke barat. (Shahih Muslim No.388)
  • Hadis riwayat Abdullah bin Umar ra. bahwa ia berkata:
    Banyak orang berkata: Apabila engkau duduk buang hajatmu, janganlah menghadap kiblat atau Baitulmakdis. Abdullah berkata: Aku pernah naik ke loteng rumah, aku melihat Rasulullah saw. duduk berjongkok buang hajat di atas dua buah batu dengan menghadap ke Baitulmakdis. (Shahih Muslim No.390)
11. Larangan beristinja dengan tangan kanan
  • Hadis riwayat Abdullah bin Abu Qatadah ra., ia berkata:
    Rasulullah saw. bersabda: Janganlah seorang di antara kalian memegang kemaluannya dengan tangan kanan saat kencing. Jangan beristinja dengan tangan kanan. Dan janganlah bernafas dalam wadah (minuman). (Shahih Muslim No.392)
12. Menggunakan tangan kanan dalam bersuci atau lainnya
  • Hadis riwayat Aisyah ra., ia berkata:
    Rasulullah saw. suka memulai dengan yang kanan saat bersuci, menyisir rambut dan memakai sandal. (Shahih Muslim No.395)
13. Beristinja dengan air dari buang hajat
  • Hadis riwayat Anas bin Malik ra.:
    Bahwa Rasulullah saw. pernah memasuki kebun, diikuti seorang anak muda yang membawa kendi, ia paling muda di antara kami, lalu anak muda itu meletakkan kendinya dekat pohon bidara. Setelah Rasulullah saw. menyelesaikan hajat beliau menemui kami lagi. Tadi beliau beristinja dengan air. (Shahih Muslim No.398)
14. Mengusap sepasang khuf (sepatu kulit)
  • Hadis riwayat Jarir bin Abdullah ra.:
    Dari Hammam, ia berkata: Jarir pernah buang air kecil, kemudian berwudu dan mengusap sepasang khufnya. Lalu ia ditanya: Engkau melakukan hal itu? Dia menjawab: Ya, aku pernah melihat Rasulullah saw. buang air kecil, kemudian berwudu dan mengusap sepasang khuf beliau. (Shahih Muslim No.401)
  • Hadis riwayat Hudzaifah ra., ia berkata:
    Aku pernah bersama Nabi saw. tiba di suatu tempat pembuangan sampah milik suatu kaum. Beliau kencing dengan berdiri, lalu aku menjauh. Beliau bersabda: Mendekatlah, maka aku mendekat sampai berdiri di dekat tumit beliau. Kemudian beliau berwudu dan mengusap sepasang khuf beliau. (Shahih Muslim No.402)
  • Hadis riwayat Mughirah bin Syu`bah ra.:
    Dari Rasulullah saw. bahwa beliau keluar untuk buang hajat dan Mughirah mengikutinya dengan membawa sekantung air. Setelah Nabi selesai ia menuangkan airnya. Beliau berwudu dan mengusap kedua khuf beliau. (Shahih Muslim No.404)
15. Orang yang akan wudu makruh mencelupkan tangannya yang diragukan kenajisannya ke dalam wadah (air) sebelum dibasuh tiga kali
  • Hadis riwayat Abu Hurairah ra.:
    Bahwa Nabi saw. pernah bersabda: Apabila salah seorang di antara engkau bangun tidur, janganlah mencelupkan tangannya ke dalam bejana air sebelum membasuhnya tiga kali, karena ia tidak tahu dimanakah tangannya menginap. (Shahih Muslim No.416)
16. Hukum jilatan anjing
  • Hadis riwayat Abu Hurairah ra., ia berkata:
    Rasulullah saw. bersabda: Apabila anjing minum (dengan ujung lidahnya) dalam wadah milik salah seorang di antara kalian, hendaklah ia membuang airnya kemudian membasuh wadah itu tujuh kali. (Shahih Muslim No.418)
17. Larangan kencing pada air tergenang
  • Hadis riwayat Abu Hurairah ra.:
    Dari Nabi saw., beliau bersabda: Janganlah salah seorang di antara kalian kencing dalam air yang diam tergenang lalu mandi dengan air tersebut. (Shahih Muslim No.424)
18. Wajib membasuh air kencing dan najis-najis lain yang ada di mesjid dan bahwa tanah dapat disucikan dengan air tanpa harus menggalinya
  • Hadis riwayat Anas ra.:
    Bahwa seorang badui kencing di mesjid, lalu sebagian sahabat menghampirinya. Rasulullah saw. bersabda: Biarkan, jangan engkau hentikan. Anas berkata: Ketika orang itu telah selesai, Nabi saw. meminta seember air, lalu menyiramkannya pada tempat kencing itu. (Shahih Muslim No.427)
19. Hukum air kencing bayi yang masih menyusu dan cara membasuhnya
  • Hadis riwayat Aisyah istri Nabi ra.:
    Bahwa Nabi saw. pernah didatangi orang-orang yang membawa beberapa bayi, kemudian beliau mendoakan dan menyuapi mereka. Lalu seorang anak kencing dan mengenai beliau. Lantas beliau meminta air dan menuangkannya pada air kencing tadi dan tidak mencucinya. (Shahih Muslim No.430)
  • Hadis riwayat Ummu Qais binti Mihshan ra.:
    Bahwa ia datang kepada Rasulullah saw. dengan membawa putranya yang belum pernah makan makanan, kemudian meletakkannya di pangkuan beliau, lalu bayi tersebut kencing. Beliau hanya menyiramnya dengan air. (Shahih Muslim No.432)
20. Hukum mani (sperma)
  • Hadis riwayat Aisyah ra.:
    Dari Alqamah bahwa seseorang datang kepada Aisyah, kemudian Aisyah berkata: Seandainya engkau melihat mani, maka engkau cukup mencuci tempatnya saja, kalau engkau tidak melihatnya, engkau siram air di sekitarnya. Aku pernah mengerik mani pada pakaian Rasulullah saw. dengan sekali kerik, kemudian beliau memakainya untuk salat. (Shahih Muslim No.434)
21. Najisnya darah dan cara membasuhnya
  • Hadis riwayat Asma ra., ia berkata:
    Seorang wanita datang kepada Nabi saw., ia berkata: Salah seorang di antara kami, pakaiannya terkena darah haid. Apa yang harus dilakukannya? Beliau bersabda: Mengerik darah itu, lalu menggosoknya dengan air, kemudian dibasuh. Setelah itu ia boleh salat dengan pakaian tersebut. (Shahih Muslim No.438)
22. Dalil najisnya air kencing dan kewajiban membersihkannya
  • Hadis riwayat Ibnu Abbas ra., ia berkata:
    Rasulullah saw. pernah melewati dua buah kuburan, lalu beliau bersabda: Ingat, sesungguhnya dua mayit ini sedang disiksa, namun bukan karena dosa besar. Yang satu disiksa karena ia dahulu suka mengadu domba, sedang yang lainnya disiksa karena tidak membersihkan dirinya dari air kencingnya. Kemudian beliau meminta pelepah daun kurma dan dipotongnya menjadi dua. Setelah itu beliau menancapkan salah satunya pada sebuah kuburan dan yang satunya lagi pada kuburan yang lain seraya bersabda: Semoga pelepah itu dapat meringankan siksanya, selama belum kering. (Shahih Muslim No.439)
Share:

Sample Text

Copyright © Lentera Islam .NET - Kajian Fiqih & Aqidah Islam Berdasarkan Al-Qur'an | Powered by Blogger Distributed By Protemplateslab & Design by ronangelo | Blogger Theme by NewBloggerThemes.com