Lentera Islam - Kajian Fiqih & Aqidah Islam Berdasarkan Al-Qur'an dan Sunnah Rasulullah S.A.W.

Hukum menikah dengan Orang Non Muslim - Kajian Islam

Kajian islam


Lentera Islam .NET - Hukum menikah dengan Orang Non Muslim - Kajian Islam.

Pertama sekali kami mengajak kepada kaum muslimin untuk tidak menikah kepada orang non muslim.
karena Allah S.W.T mengingatkan dalam Alqur'an:

وَلا تَنْكِحُوا الْمُشْرِكَاتِ حَتَّى يُؤْمِنَّ وَلَأَمَةٌ مُؤْمِنَةٌ خَيْرٌ مِنْ مُشْرِكَةٍ وَلَوْ أَعْجَبَتْكُمْ وَلا تُنْكِحُوا الْمُشْرِكِينَ حَتَّى يُؤْمِنُوا وَلَعَبْدٌ مُؤْمِنٌ خَيْرٌ مِنْ مُشْرِكٍ وَلَوْ أَعْجَبَكُمْ أُولَئِكَ يَدْعُونَ إِلَى النَّارِ وَاللَّهُ يَدْعُو إِلَى الْجَنَّةِ وَالْمَغْفِرَةِ بِإِذْنِهِ وَيُبَيِّنُ آيَاتِهِ لِلنَّاسِ لَعَلَّهُمْ يَتَذَكَّرُونَ

Artinya :

Dan janganlah kamu menikahi wanita-wanita musyrik, sebelum mereka beriman. Sesungguhnya wanita budak yang mukmin lebih baik dari wanita musyrik, walaupun dia menarik hatimu. Dan janganlah kamu menikahkan orang-orang musyrik (dengan wanita-wanita mukmin) sebelum mereka beriman. Sesungguhnya budak yang mukmin lebih baik dari orang musyrik, walaupun dia menarik hatimu. Mereka mengajak ke neraka, sedang Allah mengajak ke surga dan ampunan dengan izin-Nya. Dan Allah menerangkan ayat-ayat-Nya (perintah-perintah-Nya) kepada manusia supaya mereka mengambil pelajaran. (Qs. Al Baqarah [2]: 221)

Allah S.W.T menjelaskan bahwa seorang budak wanita jauh lebih baik dari wanita bebas namun ia musrik walaupun kalian kagum, cinta kepada wanita kafir tersebut.

Alasannya apa?
Karena Allah mengatakan:

أُوْلَئِكَ يَدْعُوْنَ إِلَى النَّارِ


Sesungguhnya sudah menjadi kebiasaan orang musyrik baik lelaki maupun wanita, selalu mengajak kepada hal yang menyebabkan masuk neraka baik melalui ucapan maupun perbuatan.

Sementara Allah selalu mengajak kalian kepada surga dan pengampunannya, dengan ijin Allah S.W.T
Jadi, itu sebabnya kami mengajak kaum muslimin untuk menikah kepada orang muslim juga, dan itu lebih baik.

Apabila kita berbicara buruknya suatu hubungan rumah tangga dengan adanya suatu perceraian, maka minimal anak anda pada saat ikut kepada mantan pasangan anda, minimal tidak akan murtad dengan ijin Allah, meninggal dalam keadaan islam, karena seburuk-buruknya muslim tidak akan membiarkan anaknya pindah agama.

Kembali pada Hukum menikah dengan Orang Non Muslim

Apabila Laki-lakinya Kafir, lalu Wanitanya Muslimah, Hukumnya Haram secara Mutlak.
Allah mengharamkan masalah tersebut dalam firmannya.

Allah S.W.T mengingatkan Nabi S.A.W,


لا هُنَّ حِلٌّ لَهُمْ وَلا هُمْ يَحِلُّونَ لَهُنَّ


Janganlah kamu kembalikan mereka (Wanita-wanita yang telah beriman) kepada orang-orang kafir (suami-suami mereka yang kafir). Mereka tidak halal bagi orang-orang kafir itu dan orang-orang (suami-suami) kafir itu tidak halal bagi mereka.

Dari Firman Allah S.W.T ini, para ulama menyimpulkan bahwa tidak halal bagi seorang musslimah menikah pada orang-orang kafir.

Dan ini juga terjadi pada Zainab binti Nabi S.A.W, Zainab anaknya Nabi S.A.W.

Zainab ini menikah dengan Abul 'Ash, Abul 'Ash ini pada saat Nabi Muhammad di utus menjadi Nabi dan Zainab beriman pada risalah ayahnya (Muhammad S.A.W), ternyata Abul 'Ash ini tidak. dia tidak beriman pada Nabi S.A.W.

Apa yang terjadi?
Nabi S.A.W pisahkan langsung, tidak boleh serumah, dianggap bukan suami istri.

Bahkan Abul 'Ash ini sempat masuk bersama pasukan Musrikin di perang Badar, ke madinah untuk menyerang mantan mertuanya.
namun pada akhirnya Abul 'Ash menjadi tawanan, dan dia melihat Akhlaq kaum muslimin sangat mulya maka dia tertarik masuk Islam dan Dia bersyahadat. setelah syahadat Nabi S.A.W kembalikan langsung Zainab kepada Abul 'Ash, dan tanpa akad nikah.

Karena pada dasarnya adalah sumianya tidak boleh bersatu karena sedang dalam keadaan Kafir pada saat itu.

Lalu apabila berbalik, ya.
Wanitanya yang Kafir dan Laki-lakinya Muslim, Maka dilihat dulu, dirincikan.
Jika Wanitanya ini adalah ahli Kitab dari yahudi atau Nasrani, maka hukumnya boleh dinikahi, sesuai dengan Firman Allah S.W.T dalam Surat Al-Maidah


الْيَوْمَ أُحِلَّ لَكُمُ الطَّيِّبَاتُ

Hari ini aku halalkan bagi kamu semua kebaikaan kebaikan, kata Allah

وَطَعَامُ الَّذِينَ أُوتُوا الْكِتَابَ حِلٌّ لَّكُمْ وَطَعَامُكُمْ حِلٌّ لَّهُمْ

Makanan Ahli kitab, halal bagi kalian, dan makanan kalian halal bagi mereka (selama makanan itu bukan yang diharamkan dalam agama islam)

Setelah Allah mengatakan حِلٌّ لَّهُمْ, maka dilanjutkan dengan pembahasan Wanita.

وَالْمُحْصَنَاتُ مِنَ الْمُؤْمِنَاتِ وَالْمُحْصَنَاتُ مِنَ الَّذِينَ أُوتُوا الْكِتَابَ مِن قَبْلِكُمْ إِذَا آتَيْتُمُوهُنَّ أُجُورَهُنَّ مُحْصِنِينَ غَيْرَ مُسَافِحِينَ وَلَا مُتَّخِذِي أَخْدَانٍ

Laki-laki atau wanita, seperti yang sudah dijelaskan tadi, laki-laki bagaiaman, jika wanita bagaiamana.
Apabila wanita muslimah menikah dengan laki-laki kafir maka tidak boleh, dan tidak sah pernikahan mereka walaupun mereka menggunakan cara islam.
Kecuali si laki-laki ini mengucapkan Syahadat, dia masuk islam, ini lain. Jika tidak, maka tidak boleh.

Jika laki-lakinya muslim, lalu wanitanya ahli kitab, boleh mereka menikah, dan dengan cara islam tentunya.
Laki-laki itu harus mulya tentunya, dan agama islam itu agama ang benar.

Makanya kata Allah S.W.T dalam Al-Qur'an dan harus diyakini itu.

إِنَّ الدِّينَ عِنْدَ اللَّهِ الْإِسْلَامُ

“Agama yang diterima di sisi Allah hanyalah Islam” (QS. Ali Imran: 19).

Dalam Ayat lain juga Allah berfirman:

وَمَنْ يَبْتَغِ غَيْرَ الْإِسْلَامِ دِينًا فَلَنْ يُقْبَلَ مِنْهُ وَهُوَ فِي الْآَخِرَةِ مِنَ الْخَاسِرِينَ

“Barangsiapa mencari agama selain agama Islam, maka sekali-kali tidaklah akan diterima (agama itu)daripadanya, dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang rugi” (QS. Ali Imran: 85).

Jadi, memang tidak bisa gitukan, jadi disini dilihat, dengan cara Islam.
Walaupun dia harus menikah dengan Ahli kitab.


Semoga bermanfaat bagi kita semua.


Wassalamu'alaikum...
Share:

4 Syarat Mutlak Diterimanya Doa - Kajian Islam

Kajian Islam


Lentera Islam .NET - Kajian Islam - Berikut ini adalah Syarat Doa, Saudaraku.

Pertama, Ikhlas.
Anda harus yakin, kareja bila tidak ikhlas tidak akan diterima.
Allah S.W.T memastikan tentang msalah ikhlas dalam Surat Al-Bayyina Ayat 5, Allah menjelaskan:
"Mereka tidak diperintahkan kecuali untuk memurnikan ibadah kepada Allah, Ikhlas dalam menjalankan ibadah-ibadah itu. mereka mendirikan Sholat, Menunaikan Zakat, dan itulah ajaran Agama yang lurus"

Dalam hadits lain, Nabi S.A.W berkata:
"Allah tidak akan terima sebuah amal, kecuali yang Ikhlas karenaNya." (HR Abu Daud)

Kedua, Tidak meminta yang Haram.
Dalam berdoa sepatutnya kita meminta yang baik, Insya Allah, Kita minta disembuhkan dari penyakit, minta diberikan Jodoh, dan setelah anda panjatkan, yakinlah bahwa allah akan terima. tidak boleh kita ragu.

Nabi S.A.W berkata:
"Berdoalah kalian kepada Allah dengan penuh keyakinan, Maka dia akan terima"

Mengenai Waktu kapan akan dikabulkan, Besok, Minggu Depan, Bulan depan, Tunggu saja.

Bukankah apabila anda ingin dinaikkan gaji oleh pimpinan anda, setelah mengajukan permohonan tetap harus menunggu?
Mana bisa anda ketuk-ketuk ruangan Dirut, sambil berkata "Mana permintaan saya kemarin?"
Tidak bisa, harus menunggu. Dan Allah S.W.T lebih berhak untuk itu.
Tunggu Sabar, lanjutkan Doa Anda.

Ketiga, Tidak tergesa-gesa.
Sebagaimana kata Nabi S.A.W:
"Diterima Doa seseorang diantara kalian selama dia tidak tergesa-gesa"
lalu seorang sahabat bertanya:
"Ya rasulullah, Bagaimana ciri-ciri orang yang tergesa-gesa ini?"
Nabi S.A.W pun menjawab:
"Saya sudah berdoa, saya sudah berdoa, saya belum lihat jawabannya, maka dia tinggalkan Doa setelah itu"

Jadi tidah boleh terburu-buru dalam pengucapan lafadznya dan dalam menunggu jawabannya. Percayalah, Akan ada, yakin, insya Allah.

Keempat, Jauhi semua yang berhubungan dengan yang haram.
Jauhi hal-hal yang berhubungan dengan yang haram seperti Makanan haram, minuman haram, pakaian haram, pergaulan haram, tempat tinggal yang haram, semua yang haram jauhi.

Dalam Hadits Bukhori kata Nabi S.A.W:
"Seseorang rambutnya berantakan, rambutnya penuh dengan debu pakaiannya, tidak memakai sandal berdoa kepada Allah, 'Ya Allah kasih, ya Allah kasih'"
Bagaimana allah bisa kasih, sedangkan makannya haram, minumannya haram dan pakaiannya haram.

Dan kata ulama Hadits, Dia pendapatannya sendiri haram misalnnya, dia makan dan minum yang haram, atau dia diberi oleh orang lain yang dasarnya dari yang haram.
Tidak bisa, jadi dia harus menjauhi kemaksiatan.

Insya allah selama 4 Syarat mutlak ini dipenuhi, maka yakinlah akan diterima Doa anda.

Tetapi melalui salah satu dari tiga tahapan, bisa diberikan langsung pada saat itu.
Ketika anda berdoa
"Ya Allah sembuhkan aku" maka besok anda bertembu dokter, berobat lalu sembuh.

Minta diberi rizki, tiba-tiba Allah memberikan orang menwarkan pekerjaan, tiba-tiba ada orang mebayar hutang, tiba-tiba dapat uang, dapat warisan. banyak hal.

Atau, Allah menghilangkan musibah atau keburukan yang akan menimpa dia, karena rajinnya dia berdoa.

Atau lagi, Allah simpankan untuknya banyak pahala ketika hari kiamat, maka tidak ada yang sia-sia.
Allah lebih tau sebagai pencipta kita, lebih tau kapan waktu yang lebih tpat doa itu dikabulkan.

Nanti di Hari Kiamat, akan datang orang-orang di Padang Mahsyar yang menerima pahala bergunung-gunung, tapi mereka tidak tau dari mana asalnya pahala ini.
Karena umumnya untuk ibadah-ibadah yang lain mereka sudah tau, ini dari Shalat Saya, Dari Puasa saya, dll.
Tapi khusus untuk pahal yang bergunung-gunung ini mereka tidak tau, dan merekapun bertanya kepada para malaikat:
"Pahala apa ini? Pahala dari ibadah apa ini? sehingga pahaanya begitu banyak"

Dan kata malaikat:
"Ini adalah pahala atas doa-doa kalian panjatkan di dunia, yang belum kalian dapatkan jawabannya di dunia."

Dalam Riwayat ini dijelaskan pula, bahwa semua orang-orang itu berharap semua doa-doa yang mereka panjatkan itu tidak diterima di dunia namun diterima di akhirat.
Dan tidak ada yang sia-sia, merekapun mendapatkannya.

Share:

Apakah Ruh Orang Meninggal Dapat Kembali Ke Dunia?

Kajian Islam


Lentera Islam .NET - Kajian Islam - Apakah Ruh Orang Meninggal Dapat Kembali Ke Dunia?

Saudara-saudaraku, ada seseorang yang bertanya "Apakah Ruh Orang Meninggal Dapat Kembali Ke Dunia?".
Jawabannya adalah Tidak, saudaraku.

"Ruh tidak akan kembali ke dunia", itu Dalilnya. hadits Bukhori menjelaskan itu.
Ketika Sahabat mati Syahid di perang Badr, Kata Nabi S.A.W di depan para sahabat:
"Teman-teman Kalian ini sedang berbicara kepada Tuhannya, Ya Allah kembalikan kami ke dunia supaya kami ikut berperang lagi dan terbunuh lagi"

Setelah itu Allah berfirman kepada mereka di Badr, "Sudah menjadi hukumku, bahwa Orang yang telah mati tidak mungkin kembali lagi kedunia"
Saudaraku bisa kembali pada Riwayat Imam Bukhori mengenai perang Badr.

Maka Mereka bekata "Ya Allah, Kalau begitu sampaikan saja berita gembira kepada Saudara-saudara kami yang belum Mati Syahid, Agar mereka tidak perlu takut"

Lalu Allah menurunkan Firmannya:

“Janganlah kamu mengira bahwa orang-orang yang gugur di jalan Allah itu mati; bahkan mereka itu hidup di sisi Tuhannya dengan mendapat rezeki. Mereka dalam ke­adaan gembira disebabkan karunia Allah yang diberikan-Nya kepada mereka, dan mereka bersenang hati terhadap orang-orang yang masih tinggal di belakang yang belum menyusul mereka, bahwa tidak ada kekha­watiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati. Mereka bersenang hati dengan nikmat dan karunia yang besar dari Allah, dan bahwa Allah tidak menyia-nyia­kan pahala orang-orang yang beriman.”(Q.s. Ali Imran: 169-71)

Tapi disini menjelaskan, Jika ada Ruh yang bisa kembali kedunia, Saudara-sauara sekalian yang lebih berhak kembali adalah orang-orang Shalih.

Tapi Nabi S.A.W mengatakan bahwa Allah telah berfirman:
"Sudah menjadi hukumku, bahwa Orang yang telah mati tidak mungkin kembali lagi kedunia"

Semoga bermanfaat untuk kita semua, dan semoga dapat menambah pengetahuan kita bahwa tidak ada Ruh yang dapat kembali kedunia kecuali dengan Izin Allah S.W.T.

Dan semoga kita dapat terhindar dari tipu daya syaitan yang dapat menyesatkan kita semua, dengan menyerupai Ruh dari Kakek kita, orang tua kita dan lain sebagainya.

Wassalamu'alaikum..

Share:

Apakah Hanya Agama Islam Yang Benar?

Agama Islam


Lentera Islam .NET - Kajian Islam - Apakah hanya Agama Islam Yang Benar?

Saudara-saudaraku yang dirahmati Allah S.W.T, ada orang yang bertanya apakah agama islam adalah agama yang benar?

Tentu saja saudaraku, Agama islam bukan agama baru.
Satu-satunya agama yang Allah turunkan dari langit namanya Islam, dari Zaman nabi Adam sampai ke zaman Nabi Muhammad S.A.W sama namanya Islam.

Agama islam ini, yang dibawa oleh para Nabi isinya adalah Beriman kepada Allah S.W.T dan semua yang Allah perintahkan untuk diimani termasuk seluruh para Nabi dan Rasulnya.

Waktu di Zaman Nabi Musa A.S semua pengikut Nabi Musa A.S mulai dari bani Israil yang beriman kepada Allah S.W.T, Beriman kepada Nabi Musa A.S, beriman kepada Nabi sebelum Nabi Musa dan Nabi yang akan datang setelah Nabi Musa, Isa dan Nabi Muhammad S.A.W dikatakan dia Muslim pada saat itu.

Setelah datang Nabi Isa A.S dilokasi dakwah yang sama, maka semua Bani Israil wajib Beriman kepada Isa, Jika mereka tidak mau seperti kasus orang yahudi, orang yahudi divonis kafir oleh orang Nasrani, kenapa?

Karena mereka mengaku beriman kepada Allah tapi masih menolak Rasul yang datang setelah musa, sementara Nabi Isa harus beriman kepada semuanya tidak terkecuali, cuma memang dengan datangnya Nabi Isa, kita imani pada saat itu orang itu menilai Nabi Isa A.S mengimani Nabi Musa, tapi Nabi Musa tidak lagi dipakai Syariatnya.

Karena taurat sudah dihapus oleh Injil.

Semua pengikut Nabi isa yang beriman kepada Allah yang beriman kepada semua Nabi-nabi yang disampaikan oleh nabi isa dan sebelumnya. dan datang setelahnya Nabi Muhammad S.A.W dijelaskan dalam Surat

وَإِذْ قَالَ مُوسَى لِقَوْمِهِ يَا قَوْمِ لِمَ تُؤْذُونَنِي وَقَدْ تَعْلَمُونَ أَنِّي رَسُولُ اللَّهِ إِلَيْكُمْ فَلَمَّا زَاغُوا أَزَاغَ اللَّهُ قُلُوبَهُمْ وَاللَّهُ لا يَهْدِي الْقَوْمَ الْفَاسِقِينَ (٥) وَإِذْ قَالَ عِيسَى ابْنُ مَرْيَمَ يَا بَنِي إِسْرَائِيلَ إِنِّي رَسُولُ اللَّهِ إِلَيْكُمْ مُصَدِّقًا لِمَا بَيْنَ يَدَيَّ مِنَ التَّوْرَاةِ وَمُبَشِّرًا بِرَسُولٍ يَأْتِي مِنْ بَعْدِي اسْمُهُ أَحْمَدُ فَلَمَّا جَاءَهُمْ بِالْبَيِّنَاتِ قَالُوا هَذَا سِحْرٌ مُبِينٌ (٦)

Dan (ingatlah) ketika Isa putra Maryam berkata, "Wahai Bani Israil! Sesungguhnya aku utusan Allah kepadamu, yang membenarkan kitab (yang turun) sebelumku, yaitu Taurat dan memberi kabar gembira dengan seorang rasul yang akan datang setelahku, yang namanya Ahmad (Muhammad)" Namun ketika Rasul itu datang kepada mereka dengan membawa bukti-bukti yang nyata, mereka berkata, "Ini adalah sihir yang nyata.

Nah, orang yang meyakini Konsep ini, beriman kepaada Allah, beriman kepada Nabi isa, beriman kepada Nabi-nabi sebelumnya, dan Nabi Muhammad S.A.W yang akan datang namanyaa Muslim.

Umat islam yang datang sekarang, mengapa gelar islam hanya diberikan kepada kita?
Kenapa pengikut nabi musa dikatakan Yahudi?

Kenapa pengikut Nabi Isa dikatakan Nasrani, dan tidak dikatakan Islam lagi?

Karena setelah datangnya Nabi Muhammad S.A.W bentuk keimanan yang dapat mendapat status islam adalah mengimani Allah dan Mengimani seluruh Nabi-nabi dan Rasul, tidak boleh dibeda-bedakan.

Inilah yang membuat kita dikatakan muslim,


Jangan Lupa Share dengan Klik Icon Sosial media di bawah Artikel "Apakah Hanya Agama Islam Yang Benar?" ini.

Semoga bermanfaat bagi kita semua,


Wassalamu'alaikum ..


Share:

Larangan keras mengucapkan selamat natal bagi muslim - Kajian Islam

Lentera Islam


Lentera Islam .NET - Kajian Islam - Larangan keras mengucapkan selamat natal bagi muslim - Pertanyaan mengenai bagaimana Hukumnya mengucapkan selamat Natal bagi Muslim kepada Nasrani.

Tidak Boleh, Orang Muslim harus Ingkar Munkar.
Orang-orang Muslim yang mengatakan bahwasannya Boleh saja mecungapkan Selamat Natal, Saya Berani Sumpah Ikhwa, bahwa Orang ini tidak mempunyai ilmu Agama dan Imannya masih sangat tipis.

Mengucapkan Selamat Natal kepada Orang Nasrani sama halnya Muslim Mengatakan "Selamat Allah Punya Anak".

Bagaimana bisa Anda berani mengucapkan Bahwa Allah punya Anak?
Itu kalimat yang sangat berat, Tidak Boleh karena tidak ada sekutu bagi Allah, Tidak beranak dan tidak di peranakkan, dan Allah telah mengkafirkan orang-orang Nasrani dalam Surat Al-maidah ayat 73:

لَقَدْ كَفَرَ الَّذِينَ قَالُوا إِنَّ اللَّهَ ثَالِثُ ثَلَاثَةٍ ۘ وَمَا مِنْ إِلَٰهٍ إِلَّا إِلَٰهٌ وَاحِدٌ ۚ وَإِنْ لَمْ يَنْتَهُوا عَمَّا يَقُولُونَ لَيَمَسَّنَّ الَّذِينَ كَفَرُوا مِنْهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ

Sesungguhnya kafirlah orang0orang yang mengatakan: "Bahwasanya Allah salah seorang dari yang tiga", padahal sekali-kali tidak ada Tuhan selain dari Tuhan Yang Esa. Jika mereka tidak berhenti dari apa yang mereka katakan itu, pasti orang-orang yang kafir diantara mereka akan ditimpa siksaan yang pedih.

Tidak boleh, mengucapkan selamat, artinya mengucapkan selamat atas keyakinan kalian yang Allah sudah Cap mereka Kafir dengan Keyakinan itu.

Bagaimana bisa dikatakan untuk menjaga hubungan dengan mereka?
Jika Anda menjaga hubungan dengan orang Non Muslim/Nasrani dengan berteman, bertetangga, Partner bisnis, begitu.
Orang tua kita yang Kafir tetap kita bersilaturahmi, tetap berbakti kepadanya, kerabat-kerabat yang masih nonmuslim kita silaturahim, jenguk jika sakit, membantu mereka yang miskin, itu boleh. Islam tidak melarang itu.

Tapi jangan sama sekali berhubungan dengan masalah keyakinan dan ibadah mereka, gak boleh memang dalam masalah ibadah.

Berikut ini adalah sebab turunnya Surat Al-kafirun, Al-mughirah telah datang kepada Nabi Muhammad S.A.W, mengatakan:

Muhammad, Mekah kita bagi dua saja, Sehari untukmu dan Sehari untuk kami"
"Coba jelaskan lagi, saya belum paham" jawab Nabi S.A.W 
Dan Kata dia "Sehari Muhammad, Kau dukung Ibadah kami, Kau ucapkan selamat kepada kami, Kau ikuti Ajaran agama Kami. Dan sehari lagi besok kami dukung agamamu, kami ucapkan selamat kepadamu, kami dukung Agamamu"
"Sehari-sehari? Supaya adil? Tidak boleh" Jawab Nabi S.A.W
Kata dia "Wahai Muhammad, Sehari untuk kami, dukung kami, ucapkan selamat untuk kami, ikuti ritual kami, seminggu untuk Kamu, 
"Tidak Boleh" Kata Nabi S.A.W
"Muhammad, Sehari untuk kami, sebulan untuk Kamu" 
 "Tidak Boleh" 
"Muhammad, Sehari untuk kami, setahun untuk Kamu" 
 "Tidak Boleh" Kata Nabi S.A.W
"Terakhir ya Muhammad, Sehari untuk kami, seumur hidup untuk Kamu. Sehari dukung kami, ikuti ritual kami, beri selamat untuk kami" 
 Nabi S.A.W tetap berkata "Tidak Boleh" 

Lalu Malaikat Jibril datang pada saat itu membawa Surat Al-kafirun:



Jika anda berkata, itukan hanya Kata-kata, gak masalah.
Hati-hati, kata-kata bisa membuat Anda murtad. bisa masuk neraka.

Sadarkah anda dengan satu kalimat yang apabila anda katakan dengan keyakinan dalam hati, maka semenit kemudian anda meninggal dapat membuat anda masuk neraka?
Apabila anda mengayakan "Anda murtad", memang dari hati ingin keluar dari islam, lalu semenit kemudian Malaikat Mau mencabut nyawa Anda. masuk neraka anda.

Kalimat, ini hanya kata-kata, bahaya.

Mungkin anda sudah mengetahui Dialog antara Muslim dan nasrani di amerika.
Si nasrani mengatakan "Mengapa kamu tidak mengucapkan Kalimat natal untukk saya? inikan hanya Kata-kata"
Kata si Muslim "Apakah kamu Syahadat?"
"Gak"
"Kenapa kamu tidak Syahadat?" Tanya Si Muslim
Lalu nasrani menjawab "Jika saya Syahadat, maka saya meninggalkan agama saya" 
"Loh kan itu hanya kata-kata, sama." Kata si Muslim

Jika anda ingin berteman, bertetangga, silahkan. tapi jangan Dukung ibadahanya, Tidak boleh.
Hati-hati saudaraku.

Semoga dengan adanya artikel ini, kita menjadi tau mana yang boleh dan mana yang tidak boleh.


Jangan Lupa Share.

Semoga bermanfaat, Wassalam.
Share:

7 Golongan yang Mendapatkan Naungan Allah - Kajian Islam

Lentera Hikmah


Lentera Islam .NET - Kajian Islam - 7 Golongan yang Mendapatkan Naungan Allah.

Pada hari kiamat manusia dikumpulkan di padang Mahsyar untuk mempertanggungjawabkan setiap amal perbuatan yang telah dikerjakanya selama di dunia.

Kondisi pada saat itu sangatlah panas sekali, karena matahari didekatkan di atas kepala manusia dengan jarak satu mil. Ditambah manusia pada saat itu dalam keadaan tak beralas kaki, tidak berkhitan dan tidak mengenakan pakaian.

Namun berkat rahmat Allah ta'ala ada sekelompok manusia yang akan dinaungi oleh Allah ta'ala dari panasnya terik matahari saat itu.
.
Disebutkan dalam sebuah hadits shahih yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam pernah bersabda:
"Tujuh golongan yang akan mendapatkan naungan ‘Arsy Allah Ta’ala dimana tidak ada naungan kecuali hanya naungan Allah Ta’ala. Yaitu:

1. Pemimpin yang adil
2. Pemuda yang tumbuh dalam ibadah kepada Allah Ta’ala
3. Seorang yang hatinya senantiasa bergantung di masjid
4. Dua orang yang saling mencintai karena Allah Ta’ala. Mereka berkumpul karena Allah dan mereka pun berpisah juga karena Allah Ta’ala.
5. Seorang yang diajak wanita untuk berbuat yang tidak baik, dimana wanita tersebut memiliki kedudukan dan kecantikan, namun ia mampu mengucapkan, “Sungguh aku takut kepada Allah”.
6. Seorang yang bersedekah dan dia sembunyikan sehingga tangan kirinya tidak mengetahui apa yang diinfakkan oleh tangan kanannya.
7. Seorang yang mengingat Allah dalam keadaan sendirian sehingga kedua matanya meneteskan air mata."

Inilah 7 Golongan yang Mendapatkan Naungan Allah.
Semoga kita termasuk dari mereka. Aamiin ...

Wallahu A'lam, Semoga Bermanfaat.

Share:

Tentang kalimat, "Dunia itu kebun akhirat".

Apakah kalimat ini hadits?
الدنيا مزرعة الاخرة

Jawaban:
ونقل عن السخاوي أنه قال: لم أقف عليه. وذكر الملا علي القاري أن معناه صحيح يقتبس من قوله تعالى: مَن كَانَ يُرِيدُ حَرْثَ الْآخِرَةِ نَزِدْ لَهُ فِي حَرْثِهِ {الشورى:20}.

diriwayatkan bahwa Imam as-Sakhawi berkata:
"Saya tidak menemukannya (sebagai hadits)".
Imam al-Mulla 'Ali al-Qari berkata:
"Maknanya shahih. Terinspirasi dari firman Allah Swt, "Siapa yang menginginkan kebun akhirat, maka Kami tambah kebunnya". (Qs. as-Syura: 20).
Share:

Shalat Witir 2 : 1, adakah dalilnya?




عن ابن عمر رضي الله عنهما أنه كان يفصل بين شفعه ووتره بتسليمة ، وأخبر أن النبي صلى الله عليه وسلم كان يفعل ذلك . قال الحافظ في الفتح (2/482) : إسناده قوي .
Abdullah ibn Umar memisahkan antara 2 rakaat (syaf’) dan 1 rakaat witir, masing-masing satu salam. Abdulah ibn Umar memberitahukan bahwa Rasulullah Saw melakukan seperti itu.
Al-Hafizh Ibnu Hajar al-‘Asqalani berkata,  “Sanadnya kuat”.
Syaikh  Muhammad Shalih al-Munajjid berkata,
وهذا الحديث يدل على أن المراد بالشفع الركعتان قبل ركعة الوتر .
Hadits ini menunjukkan bahwa yang dimaksud dengan syaf’ adalah shalat 2 rakaat sebelum shalat witir 1 rakaat.

Adapun shalat witir 3 rakaat 1 salam:
ما رواه الحاكم من حديث عائشة أنه كان - صلى الله عليه وسلم - يوتر بثلاث لا يقعد إلا في آخرهن . وروى النسائي من حديث أبي بن كعب نحوه ، ولفظه يوتر بسبح اسم ربك الأعلى وقل يا أيها الكافرون وقل هو الله أحد ولا يسلم إلا في آخرهن
Rasulullah Saw shalat witir 3 rakaat, beliau duduk tasyahud hanya di akhir saja”.
Riwayat al-Hakim dari Aisyah.
Rasulullah Saw shalat Witir 3 rakaat. Rakaat pertama membaca surat al-A’la. Rakaat kedua membaca al-Kafirun. Rakaat ketiga membaca al-Ikhlas.
Salam pada rakaat terakhir saja (satu kali tasyahud)
Share:

Shalat Sunnat Lagi Setelah Witir, bolehkan ?




مسلم من طريق أبي سلمة عن عائشة أنه - صلى الله عليه وسلم - كان يصلي ركعتين بعد الوتر وهو جالس
“Rasulullah Saw shalat dua rakaat setelah Witir. Beliau shalat dalam keadaan duduk”.
Hadits riwayat Muslim, dari Aisyah ra.
Makna hadits ini menurut Imam an-Nawawi:
وحمله النووي على أنه - صلى الله عليه وسلم - فعله لبيان جواز التنفل بعد الوتر وجواز التنفل جالسا
Boleh shalat sunnat lagi setelah shalat Witir.
Boleh shalat sunnat dalam keadaan duduk.
Share:

SHALAT TARAWIH 4 RAKA’AT 1 SALAM



Menurut Empat Mazhab:
Mazhab Hanafi : Terhitung dua rakaat.
Mazhab Hanbali : Sah, tapi makruh.
Mazhab Maliki : Sah, tapi makruh karena meninggalkan sunnah tasyahud dan salam setiap dua rakaat.
Mazhab Syafi’i : BATAL.
Sumber: al-Fiqh ‘ala al-Madzahib al-Arba’ah, Syaikh Abu Bakr al-Jazairi, juz.I, hal.525)
Teks lengkap:
          الحنفية قالوا : إذا صلى أربع ركعات بسلام واحد نابت عن ركعتين اتفاقا وإذا صلى أكثر من أربع بسلام واحد اختلف التصحيح فيه فقيل : ينوب عن شفع من التراويح وقيل : يفسد
           الحنابلة قالوا : تصح مع الكراهة وتحسب عشرين ركعة
           المالكية قالوا : تصح وتحسب عشرين ركعة ويكون تاركا لسنة التشهد والسلام في كل ركعتين . وذلك مكروه
           الشافعية قالوا : لا تصح إلا إذا سلم بعد كل ركعتين فإذا صلاها بسلام واحد لم تصح سواء قعد على رأس كل ركعتين أو لم يقعد فلا بد عندهم من أن يصليها ركعتين ركعتين ويسلم على رأس كل ركعتين
(الفقه على المذاهب الأربعة: 1/525)

:
Fatwa Syekh ‘Athiyyah Shaqar Mufti Al-Azhar:
روى البخارى وغيره عن السيدة عائشة رضى اللَّه عنها أن النبى صلى الله عليه وسلم ما كان يزيد فى رمضان ولا فى غيره على إحدى عشرة ركعة، يصلى أربعا فلا تسأل عن حسنهن وطولهن ، ثم يصلى أربعا فلا تسأل عن حسنهن وطولهن ، ثم يصلى ثلاثا .
وقولها : " يصلى أربعا " لا ينافى أنه كان يسلم من ركعتين ، وذلك لقول النبى صلى الله عليه وسلم " صلاة الليل مثنى مثنى" .
Imam al-Bukhari dan lainnya meriwayatkan dari Aisyah: “Rasulullah Saw tidak pernah menambah di dalam Ramadhan dan di luar Ramadhan lebih dari 11 rakaat. Beliau shalat 4 rakaat, jangan engkau tanya tentang bagus dan panjangnya. Kemudian beliau shalat 4 rakaat, jangan engkau tanya tentang bagus dan panjangnya. Kemudian beliau shalat 3 rakaat”.
Ucapan Aisyah: “Rasulullah Saw shalat empat rakaat”, ini tidak menafikan bahwa Rasulullah Saw itu salam pada setiap dua rakaat”. Ini berdasarkan ucapan Rasulullah Saw: “Shalat malam itu dua rakaat-dua rakaat”.
(Sumber: Fatwa al-Azhar: 8/464).



Fatwa Syekh Abdul Aziz bin Baz (Mufti Saudi Arabia):
ما كان رسول الله - صلى الله عليه وسلم - يزيد في رمضان ولا في غيره على إحدى عشرة ركعة ، يصلي أربعا فلا تسأل عن حسنهن وطولهن ، ثم يصلي أربعا فلا تسأل عن حسنهن وطولهن ، ثم يصلي ثلاثا متفق عليه .
وقد ظن بعض الناس أن هذه الأربع تؤدى بسلام واحد ، وليس الأمر كذلك ، وإنما مرادها أنه يسلم من كل اثنتين كما ورد في روايتها السابقة ، ولقوله - صلى الله عليه وسلم - : صحيح البخاري الصلاة (460),صحيح مسلم صلاة المسافرين وقصرها (749),سنن الترمذي الصلاة (461),سنن النسائي قيام الليل وتطوع النهار (1694),سنن أبو داود الصلاة (1421),سنن ابن ماجه إقامة الصلاة والسنة فيها (1175),مسند أحمد بن حنبل (2/78),موطأ مالك النداء للصلاة (269),سنن الدارمي الصلاة (1458). صلاة الليل مثنى مثنى ولما ثبت أيضا في الصحيح من حديث ابن عباس أنه عليه الصلاة والسلام كان يسلم من كل اثنتين.

“Rasulullah Saw tidak pernah menambah di dalam Ramadhan dan di luar Ramadhan lebih dari 11 rakaat. Beliau shalat 4 rakaat, jangan engkau tanya tentang bagus dan panjangnya. Kemudian beliau shalat 4 rakaat, jangan engkau tanya tentang bagus dan panjangnya. Kemudian beliau shalat 3 rakaat”. (HR. al-Bukhari dan Muslim).
Sebagian orang menyangka bahwa empat rakaat tersebut satu salam, tidaklah demikian, maksudnya adalah bahwa salam setelah selesai dua rakaat, sebagaimana yang telah disebutkan dalam riwayat di atas dan berdasarkan sabda Rasulullah Saw: “Shalat malam itu dua rakaat-dua rakaat”. Juga berdasarkan hadits shahih dari Ibnu Abbas bahwa Rasulullah Saw salam setiap selesai dua rakaat”.
(Sumber: Majmu’ Fatawa Ibn Baz: 11/374-375).

Pendapat Syekh Ibnu ‘Utsaimin (Ulama Saudi Arabia) :
ففي حديث عائشة تقول: (يصلي أربعاً) فهل يسردها؟ فهم بعض الناس أن المعنى أنه يسردها، فصار يسرد اربعاً بسلام واحد وتشهد واحد، ثم يصلي أربعاً بتشهد واحد وسلام واحد، ثم يصلي ثلاثاً بتشهد واحد وسلام واحد. وهذا وإن كان اللفظ محتملاً له، لكن ينبغي لطالب العلم أن يكون أفقه واسعاً، وأن يجمع بين أطراف الأدلة حتى لا تتناقض ولا تتنافى، فهذا الظاهر الذي هو كما قلنا يعارضه قول النبي صلى الله عليه وسلم حين سئل عن صلاة الليل قال: "مثنى مثنى"(1) وعلى هذا فيحمل قولها يصلي اربعاً على أنه يصلي أربعاً بتسليمتين، لكنه يستريح بعد الأربع، ثم يستأنف الأربع الأخرى بدليل قولها: "يصلي أربعاً فلا تسأل عن حسنهن وطولهن، ثم يصلي" وثم في اللغة العربية تفيد التراخي، وعلى هذا فيكون المعنى أنه يسلم من ركعتين، ثم من ركعتين، ثم يستريح، ثم يأتي بركعتين، ثم ركعتين، ثم يستريح، ثم يأتي بالثلاث.
Dalam hadits riwayat Aisyah disebutkan: “Rasulullah Saw shalat empat rakaat”. Apakah beliau melaksanakannya langsung? Ada sebagian orang yang memahami bahwa maknanya Rasulullah Saw melaksanakannya langsung empat rakaat dengan satu salam dan satu tasyahud, kemudian Rasulullah Saw shalat lagi empat rakaat langsung dengan satu tasyahud dan satu salam, kemudian shalat lagi tiga rakaat dengan satu tasyahud dan satu salam. pendapat ini, meskipun mengandung makna demikian, akan tetapi penuntut ilmu mesti memahami dengan pemahaman fiqh yang luas, menggabungkan dari semua dalil, agar tidak saling kontradiktif dan saling menafikan. Ini terlihat jelas bertentangan dengan hadits lain yang menyebutkan: “Shalat malam itu dua rakaat – dua rakaat”. Dengan demikian maka makna ucapan Aisyah: “Rasulullah Saw shalat empat rakaat”, maknanya: Rasulullah Saw shalat empat rakaat dengan dua salam, akan tetapi Rasulullah Saw duduk istirahat setelah empat rakaat, kemudian Rasulullah Saw memulai empat rakaat berikutnya dengan dalil ucapan Aisyah: “Rasulullah Saw shalat empat rakaat, jangan engkau tanya tentang bagus dan panjangnya, kemudian Rasulullah Saw shalat”. Kata tsumma (kemudian) dalam kaedah bahasa Arab mengandung makna at-Tarakhi (dilaksanakan kemudian). Dengan demikian maka maknanya bahwa Rasulullah Saw mengucapkan salam setelah dua rakaat, kemudian salam lagi setelah dua rakaat, setelah itu Rasulullah Saw duduk istirahat. Kemudian shalat lagi dua rakaat, kemudian shalat lagi dua rakaat, kemudian duduk istirahat. Kemudian shalat lagi tiga rakaat.
(Sumber:  Majmu’ Fatawa wa Rasa’il Ibn ‘Utsaimin: 14/104).

وهنا مسألة وهي: أن بعض الناس فهم من حديث عائشة رضي الله عنها حين سئلت كيف كانت صلاة النبي صلى الله عليه وسلم في رمضان؟ فقالت: "ما كان يزيد في رمضان ولا غيره على إحدى عشرة ركعة، يصلي أربعاً فلا تسأل عن حسنهن وطولهن، ثم يصلي أربعاً فلا تسأل عن حسنهن وطولهن، ثم يصلي ثلاثاً"(3). حيث ظن أن الأربع الأولى بسلام واحد، والأربع الثانية بسلام واحد، والثلاث الباقية بسلام واحد. ولكن هذا الحديث يحتمل ما ذكر، ويحتمل أن مرادها أنه يصلي أربعاً ثم يجلس للاستراحة واستعادة النشاط، ثم يصلي أربعاً وهذا الاحتمال أقرب أي أنه يصلي ركعتين ركعتين، لكن الأربع الأولى يجلس بعدها ليستريح ويستعيد نشاطه، وكذلك الأربع الثانية يصلي ركعتين ركعتين ثم يجلس ليستريح ويستعيد نشاطه. ويؤيد هذا قوله عليه الصلاة والسلام: "صلاة الليل مثنى مثنى"(1). فيكون في هذا جمع بين فعله وقوله صلى الله عليه وسلم، واحتمال أن تكون أربعاً بسلام واحد وارد لكنه مرجوح لما ذكرنا من أن النبي صلى الله عليه وسلم قال: "صلاة الليل مثنى مثنى".
Ada suatu masalah: ada sebagian orang memahami hadits Aisyah ketika beliau ditanya tentang bagaimana shalat Rasulullah Saw di dalam bulan Ramadhan? Aisyah menjawab: “Rasululllah Saw tidak pernah menambah di dalam bulan Ramadhan atau di luar Ramadhan lebih dari 11 rakaat. Beliau shalat 4 rakaat, jangan engkau tanya tentang bagus dan panjangnya. Kemudian beliau shalat 4 rakaat, jangan engkau tanya tentang bagus dan panjangnya. Kemudian beliau shalat 3 rakaat”. Sebagian orang menyangka bahwa 4 rakaat itu satu salam. kemudian 4 rakaat satu salam. kemudian 3 rakaat satu salam. hadits ini mengandung makna bahwa Rasulullah Saw shalat 4 rakaat, kemudian beliau duduk istirahat dan untuk mempersiapkan kekuatan. Demikian juga 4 rakaat berikutnya. Rasulullah Saw shalat dua rakaat-dua rakaat, kemudian duduk untuk istirahat dan untuk mempersiapkan kekuatan. Ini didukung hadits: “Shalat malam itu dua rakaat-dua rakaat”. Dengan demikian digabungkan antara perbuatan dan ucapan Rasulullah Saw. Kemungkinan bahwa Rasulullah Saw shalat empat rakaat satu salam, pendapat itu marjuh (lemah) berdasarkan yang telah kami sebutkan bahwa Rasulullah Saw bersabda: “Shalat malam dua rakaat-dua rakaat”.
(Sumber:  Majmu’ Fatawa wa Rasa’il Ibn ‘Utsaimin: 14/104).


4 rakaat 1 salam TIDAK SUNNAH
ولا يجوز له أن يقرن بين الركعات، يعني بمعنى: أن يصلي أربعاً جميعاً وأربعاً جميعاً؛ لأن هذا ليس من السنة، بل قال النبي صلى الله عليه وسلم: (صلاة الليل مثنى مثنى)، ثم إنه قد يشق على الناس إذا جمع أربع ركعات جميعا
Tidak boleh menggabungkan 4 rakaat, artinya: shalat empat rakaat sekaligus, karena ini tidak sesuai Sunnah. Rasulullah Saw bersabda: “Shalat malam itu dua rakaat-dua rakaat”. Empat rakaat itu terkadang memberatkan bagi sebagian orang.
(Sumber: Fatwa Syekh Ibnu ‘Utsaimin dalam Liqa’at Bab al-Maftuh: 22/174).

4 rakaat 1 salam GAGAL FAHAM
لكن قد يقول قائل: ما تقولون في حديث عائشة : (كان النبي صلى الله عليه وسلم لا يزيد في رمضان ولا غيره على إحدى عشرة ركعة، يصلي أربعاً فلا تسأل عن حسنهن وطولهن، ثم يصلي أربعاً فلا تسأل عن حسنهن وطولهن، ثم يصلي ثلاثاً)؟نقول: هي حكت عدد القيام أنه إحدى عشرة، ثم فصلت فقالت: أربع وأربع وثلاث، ومعنى ذلك: أنه إذا صلى أربعاً توقف، ثم صلى أربعاً، هذا هو المتعين، ولا يمكن أن يحمل على أنها أربع مسرودة لوجهين: الوجه الأول: أن هذا الإجمال الذي حصل في حديث عائشة فصل من عائشة رضي الله عنها نفسها: (أنه كان يصلي ركعتين ثم ركعتين ثم ركعتين ثم ركعتين ثم ثلاث). ثانياً: أن الرسول عليه الصلاة والسلام نفسه قال: (صلاة الليل مثنى مثنى) ومن فهم من بعض الناس أنه يجمع الأربع فقد فهم خطأً، ولم يجمع بين النصوص.
Akan tetapi jika ada seseorang yang bertanya: Apa pendapat anda tentang hadits riwayat Aisyah: “Rasulullah Saw tidak pernah menambah di dalam Ramadhan dan di luar Ramadhan lebih dari 11 rakaat. Beliau shalat 4 rakaat, jangan engkau tanya tentang bagus dan panjangnya. Kemudian beliau shalat 4 rakaat, jangan engkau tanya tentang bagus dan panjangnya. Kemudian beliau shalat 3 rakaat.
Kami jawab: Aisyah bercerita tentang jumlah shalat Rasulullah Saw, 11 rakaat. Kemudian Aisyah merincikannya: empat rakaat-empat rakaat dan tiga rakaat. Artinya: Rasulullah Saw shalat 4 rakaat, kemudian beliau berhenti. Kemudian shalat 4 rakaat. Demikianlah maknanya. Tidak mungkin memahaminya bahwa Rasulullah Saw shalat 4 rakaat sekaligus, karena dua jawaban:
Pertama, pemahaman umum yang difahami dari hadits Aisyah di atas diperincikan hadits Aisyah yang lain: “Rasulullah Saw shalat dua rakaat, kemudian dua rakaat, kemudian dua rakaat, kemudian dua rakaat, kemudian tiga rakaat”.
Kedua, Rasulullah Saw bersabda: “Shalat malam itu dua rakaat-dua rakaat”. Siapa yang memahami bahwa ia menggabungkan empat rakaat, maka ia telah keliru dan ia tidak menggabungkan antara beberapa teks hadits.
(Sumber: Fatwa Syekh Ibnu ‘Utsaimin dalam Liqa’at Bab al-Maftuh: 22/174).
Share:

Anak Kecil Shalat di Masjid.




يجوز صلاة الصبي المميِّز في أثناء الصف بعد أن يؤدَّب ويعلم احترام المسجد والمصلين بشرط الأمن من العبث ، وبشرط الطهارة الكاملة ، والأولى أن يكون الصبيان خلف الرجال إلا إذا خيف من اجتماعهم كثرة اللعب والضحك الذي يشوش على المصلين فالواجب تفريقهم ، فأما من دون التمييز فلا يُمكَّنون من دخول المسجد وقت الصلاة أو أثناء الخطبة فإنهم لا يعرفون حرمة المسجد .
Boleh hukumnya anak kecil yang telah mumayyiz (dapat membedakan baik dan buruk) berada di tengah shaf, jika anak tersebut telah dididik dan diajarkan memuliakan masjid, dengan syarat: aman dari kesia-siaan dan suci secara sempurna.
Lebih utama jika anak-anak kecil itu berada di belakang laki-laki dewasa, kecuali jika perkumpulan mereka itu dikhawatirkan menyebabkan mereka banyak bermain dan tertawa sehingga mengganggu orang yang shalat, maka mereka wajib dipisah.
Adapun anak yang belum sampai usia tamyiz (tidak dapat membedakan baik dan buruk, maka mereka tidak diberi kesempatan untuk masuk masjid, baik ketika shalat sedang berlangsung atau ketika khutbah, karena mereka tidak mengerti kemuliaan masjid.
Sumber:
الكتاب : فتاوى إسلامية لأصحاب الفضيلة العلماء
سماحة الشيخ عبدالعزيز بن عبدالله بن باز
فضيلة الشيخ محمد بن صالح بن عثيمين
فضيلة الشيخ عبدالله بن عبدالرحمن الجبرين
إضافة إلى اللجنة الدائمة وقرارات المجمع الفقهيالمحقق : محمد بن عبدالعزيز المسند
Kumpulan Fatwa Para Ulama:
Syaikh Abdul Aziz ibn Baz
Syaikh Muhammad Shalih ibn ‘Utsaimin
Syaikh Abdullah ibn ‘Abdirrahman al-Jibrin
Juz.I, hal.432.
Share:

Sample Text

Copyright © Lentera Islam .NET - Kajian Fiqih & Aqidah Islam Berdasarkan Al-Qur'an | Powered by Blogger Distributed By Protemplateslab & Design by ronangelo | Blogger Theme by NewBloggerThemes.com