Lentera Islam - Kajian Fiqih & Aqidah Islam Berdasarkan Al-Qur'an dan Sunnah Rasulullah S.A.W.

Kitab Keutamaan Sahabat


Kitab Keutamaan Sahabat



1. Di antara keutamaan Abu Bakar Sidik ra.
  • Hadis riwayat Abu Bakar Sidik ra., ia berkata:
    Aku melihat kaki orang-orang musyrik di atas kepala kami tatkala kami berada dalam gua. Aku berkata: Wahai Rasulullah kalau saja salah seorang dari mereka melihat ke kedua kakinya sendiri, niscaya dia akan melihat kita yang berada di bawahnya. Beliau bersabda: Wahai Abu Bakar, apa dugaanmu yang bakal terjadi pada dua orang di mana yang ketiganya adalah Allah. (Shahih Muslim No.4389)
  • Hadis riwayat Abu Said Al-Khudri ra.:
    Bahwa Rasulullah saw. pada satu hari berada di atas mimbar lalu beliau bersabda: Ada seorang hamba yang diberikan pilihan oleh Allah antara Allah akan memberinya kemewahan dunia atau memberi sesuatu yang ada di sisi-Nya. Ternyata hamba itu memilih sesuatu yang ada di sisi-Nya. Setelah itu Abu Bakar tampak menangis kemudian berkata: Kami bersedia menebus engkau dengan bapak dan ibu kami. Abu Said Al-Khudri ra. mengatakan: Rasulullah saw. lah hamba yang telah diberikan pilihan itu. Dan Abu Bakar sendiri yang memberitahukan hal itu kepada kami. Selanjutnya Rasulullah saw. bersabda: Sesungguhnya orang yang paling setia kepadaku baik dalam hartanya maupun dalam persahabatannya adalah Abu Bakar. Kalau saja aku boleh mengangkat seorang khalil (kekasih), niscaya aku akan memilih Abu Bakar sebagai kekasih. Akan tetapi dia adalah saudaraku di dalam Islam. Sungguh tidak akan diciptakan pada mesjid ini sebuah pintu kecil pun kecuali hal itu memang milik Abu Bakar. (Shahih Muslim No.4390)
  • Hadis riwayat Amru bin Ash ra.:
    Bahwa Rasulullah saw. pernah mengutusnya untuk memimpin pasukan tentara Zatussalasil. Aku menemui beliau dan bertanya: Siapakah orang yang paling Anda cintai? Beliau menjawab: Aisyah. Aku bertanya: Dari kaum lelaki? Beliau menjawab: Ayah Aisyah. Aku bertanya: Lalu siapa? Beliau menjawab: Umar. Setelah itu beliau menyebutkan nama beberapa orang sahabat yang lain. (Shahih Muslim No.4396)
  • Hadis riwayat Jubair bin Muth`im ra.:
    Dari Muhammad bin Jubair bin Muth`im dari ayahnya bahwa seorang wanita pernah meminta sesuatu kepada Rasulullah saw. kemudian beliau menyuruh wanita itu supaya kembali lagi kepada beliau di lain waktu. Lalu wanita itu bertanya: Wahai Rasulullah, bagaimana menurut engkau kalau aku nanti datang dan tidak menjumpaimu. Bapakku berkata: Tampaknya wanita itu bermaksud kematian. Beliau bersabda: Jika kamu nanti tidak menjumpaiku, maka temuilah Abu Bakar. (Shahih Muslim No.4398)
  • Hadis riwayat Aisyah ra., ia berkata:
    Sewaktu Rasulullah saw. sakit, beliau berkata kepadaku: Tolong panggilkan Abu Bakar dan saudara lelakimu sehingga aku dapat menulis surat (wasiat). Sesungguhnya aku merasa khawatir terhadap orang yang ambisius yang mengatakan: Aku adalah orang yang lebih berhak sementara Allah dan orang-orang mukmin enggan kecuali Abu Bakar. (Shahih Muslim No.4399)
  • Hadis riwayat Abu Hurairah ra., ia berkata:
    Rasulullah saw. bersabda: Ketika seorang lelaki sedang menuntun seekor sapi miliknya yang sedang memikul beban, tiba-tiba sapi tersebut menoleh kepadanya dan berkata: Sesungguhnya aku diciptakan bukan untuk ini, melainkan untuk membajak tanah pertanian. Lalu para sahabat berseru: Maha Suci Allah! Karena merasa terheran-heran dan terkejut seekor sapi dapat berbicara. Rasulullah saw. bersabda: Tetapi sesungguhnya aku, Abu Bakar dan Umar mempercayainya. Seterusnya Abu Hurairah ra. mengatakan: Rasulullah saw. bersabda: Ketika seorang penggembala sedang menggembalakan kambing-kambingnya, tiba-tiba ada seekor srigala menerkam dan membawa lari salah satu kambingnya. Lalu penggembala tadi mengejar srigala itu dan berhasil menyelamatkan kambingnya. Tiba-tiba saja srigala menoleh kepadanya dan berkata: Siapakah yang akan melindungi kambing-kambing itu pada hari binatang buas yaitu suatu hari yang tidak terdapat seorang penggembalapun selain aku? Lalu para sahabat kembali berseru: Maha Suci Allah! Rasulullah saw. bersabda: Sesungguhnya aku, Abu Bakar dan Umar mempercayainya. (Shahih Muslim No.4401)
2. Di antara keutamaan Umar bin Khathab ra.
  • Hadis riwayat Ali ra.:
    Ibnu Abbas ra. berkata: Jasad Umar bin Khathab ra. dibaringkan di atas tempat tidurnya kemudian orang-orang mengerumuninya, mereka mendoakan, memuji dan menyalatkan sebelum diangkat (ke kuburnya) dan aku berada di antara mereka. Kemudian dia melanjutkan: Tidak ada yang menarik perhatianku kecuali dengan seorang lelaki yang menarik pundakku dari belakang, maka aku pun menoleh ke arahnya, ternyata dia adalah Ali yang turut berduka cita atas meninggalnya Umar. Kemudian dia berkata: Tidak ada orang yang lebih aku sukai ketika berjumpa dengan Allah dengan seperti amal perbuatannya daripada engkau, mudah-mudahan Allah menempatkanmu bersama dua orang sahabatmu. Dalam hal ini aku sering mendengar Rasulullah saw. bersabda: Saya datang bersama Abu Bakar dan Umar. Aku masuk surga bersama Abu Bakar dan Umar. Dan aku pun keluar bersama Abu Bakar dan Umar. Sungguh aku berharap semoga Allah berkenan mempertemukanmu dengan mereka. (Shahih Muslim No.4402)
  • Hadis riwayat Abu Said Al-Khudri ra., ia berkata:
    Rasulullah saw. bersabda: Ketika sedang tidur, aku bermimpi melihat banyak orang sedang berkumpul dengan mengenakan pakaian yang beragam, ada yang menutupi sampai dada dan ada pula yang kurang dari itu, lalu lewatlah Umar bin Khathab dengan pakaian yang ia seret. Mereka bertanya: Bagaimana engkau menakwilkan mimpi itu wahai Rasulullah? Beliau menjawab: Agama. (Shahih Muslim No.4403)
  • Hadis riwayat Ibnu Umar ra.:
    Dari Rasulullah saw., beliau bersabda: Ketika sedang tidur, aku bermimpi melihat sebuah gelas besar berisi susu dihidangkan kepadaku. Lalu aku meminumnya hingga aku dapat menyaksikannya mengalir ke dalam kuku-kukuku kemudian sisa minumanku aku berikan kepada Umar bin Khathab. Para sahabat bertanya: Bagaimana engkau menakwilkan mimpi itu wahai Rasulullah? Beliau menjawab: Itu adalah ilmu. (Shahih Muslim No.4404)
  • Hadis riwayat Abu Hurairah ra., ia berkata:
    Aku mendengar Rasulullah saw. bersabda: Ketika sedang tidur, aku bermimpi melihat diriku berada di dekat sebuah sumur tua di mana terdapat sebuah timba. Kemudian aku mengambil air sumur itu sebanyak yang Allah kehendaki. Kemudian dipegang oleh Ibnu Abu Quhafah yang segera mengambil air sebanyak satu atau dua timba tetapi dalam pengambilan airnya terdapat kelemahan dan semoga Allah mengampuninya. Lalu timba tersebut berubah menjadi besar dan segera dipegang oleh Umar bin Khathab ra. dan aku tidak pernah melihat seorang jenius pun dari umat manusia yang dapat mengambil air seperti pengambilan Umar bin Khathab ra. hingga manusia dapat minum dengan puas beserta unta-unta mereka. (Shahih Muslim No.4405)
  • Hadis riwayat Abdullah bin Umar ra.:
    Bahwa Rasulullah saw. bersabda: Aku bermimpi melihat diriku seakan-akan sedang mengambil air dengan timba yang berada di atas sebuah sumur tua. Kemudian datang Abu Bakar dan segera mengambil air sebanyak satu atau dua timba dengan pengambilan yang agak lemah, semoga Allah mengampuninya. Kemudian datang Umar dan mengambil air namun tiba-tiba timba tersebut berubah menjadi sebuah timba besar dan aku tidak pernah melihat seorang jenius pun dari umat manusia yang dapat menekuni pekerjaan seperti Umar hingga manusia dapat minum dengan puas dan menggiring unta-unta mereka ke kandang dalam keadaan puas minum. (Shahih Muslim No.4407)
  • Hadis riwayat Jabir bin Abdullah ra.:
    Dari Nabi saw. bahwa beliau bersabda: Aku masuk ke dalam surga dan melihat di dalamnya terdapat sebuah rumah atau sebuah istana lalu aku bertanya: Milik siapakah istana ini? Mereka menjawab: Milik Umar bin Khathab. Aku bermaksud memasukinya, namun segera teringat olehku kecemburuanmu. Mendengar itu seketika Umar menangis haru dan berkata: Wahai Rasulullah saw., apakah orang seperti engkau dicemburui. (Shahih Muslim No.4408)
  • Hadis riwayat Abu Hurairah ra.:
    Dari Rasulullah saw. beliau bersabda: Ketika tidur, tiba-tiba aku bermimpi melihat diriku berada di dalam surga dan menyaksikan seorang wanita sedang berwudu di samping sebuah istana. Aku lalu bertanya: Milik siapakah istana ini? Mereka menjawab: Milik Umar bin Khathab. Tiba-tiba saja aku teringat akan kecemburuan Umar. Maka aku pun pergi meninggalkan tempat itu. Lebih lanjut Abu Hurairah ra. mengatakan: Mendengar itu seketika Umar menangis sedang kami semua berada di majlis tersebut bersama Rasulullah saw. kemudian Umar berkata: Demi Allah, wahai Rasulullah, apakah kepada engkau aku cemburu?. (Shahih Muslim No.4409)
  • Hadis riwayat Saad bin Abu Waqqash ra., ia berkata:
    Umar meminta izin untuk menjumpai Rasulullah saw. di mana ketika itu ada beberapa orang wanita Quraisy bersama beliau sedang mengajak beliau bicara dan menanyakan banyak (persoalan) dengan suara keras. Ketika Umar minta izin masuk, mereka bergegas beranjak saling mendahului ke arah tabir. Rasulullah saw. mengizinkan Umar untuk masuk sambil tersenyum. Lalu Umar berkata: Semoga Allah selalu menyenangkanmu wahai Rasulullah. Rasulullah saw. bersabda: Aku terheran melihat perilaku wanita-wanita yang tadi berada di sisiku, ketika mendengar suaramu, mereka bergegas menuju ke balik tabir. Umar menyela: Engkaulah orang yang paling berhak untuk ditakuti, wahai Rasulullah. Kepada wanita-wanita tadi Umar berkata: Wahai wanita-wanita yang menjadi musuh dirinya sendiri, apakah kalian merasa takut kepadaku dan tidak merasa takut kepada Rasulullah saw.? Mereka menjawab: Ya, karena kamu lebih kasar dan lebih keras daripada beliau. Rasulullah saw. kemudian bersabda: Demi Zat yang jiwaku berada di tangan-Nya, setan tidak akan pernah menemuimu sedang menelusuri suatu jalan kecuali ia akan menelusuri jalan selain jalanmu. (Shahih Muslim No.4410)
  • Hadis riwayat Umar ra., ia berkata:
    Aku bertepatan dengan kehendak Tuhanku dalam tiga perkara; dalam perkara makam Ibrahim, dalam perkara hijab dan dalam perkara tawanan perang Badar. (Shahih Muslim No.4412)
  • Hadis riwayat Ibnu Umar ra., ia berkata:
    Ketika Abdullah bin Ubay bin Salul meninggal dunia, anaknya Abdullah bin Abdullah datang menemui Rasulullah saw. meminta agar Rasulullah saw. berkenan memberikan pakaiannya untuk digunakan mengkafani jenazah ayahnya. Beliau memenuhi permintaannya tersebut. Abdullah juga meminta agar beliau berkenan menyalatkan jenazah ayahnya. Rasulullah saw. pun berdiri hendak menyalatkan jenazah atasnya lalu Umar ikut berdiri dan menarik pakaian Rasulullah saw. seraya berkata: Wahai Rasulullah, apakah engkau akan menyalatkan jenazah ayahnya padahal Allah telah melarangmu untuk menyalatkannya? Rasulullah saw. bersabda: Sebenarnya Allah telah memberikan pilihan kepadaku lalu beliau membaca ayat: Kamu memohonkan ampunan bagi mereka atau tidak kamu mohonkan ampunan bagi mereka adalah sama saja. Kendatipun kamu mohonkan ampunan bagi mereka berulang sampai tujuh puluh kali. Aku akan menambahnya lebih dari tujuh puluh kali. Umar berkata: Abdullah bin Ubay bin Salul itu orang munafik. Rasulullah saw. tetap menyalatkan jenazah bukan orang Islam tersebut. Saat itulah Allah Yang Maha Mulia lagi Maha Agung menurunkan firman-Nya: Dan janganlah kamu sekali-kali menyalatkan jenazah seorang yang mati di antara mereka, dan janganlah kamu berdiri di atas kuburnya. (Shahih Muslim No.4413)
3. Di antara keutamaan Usman Bin Affan ra.
  • Hadis riwayat Abu Musa Al-Asy`ari ra., ia berkata:
    Tatkala Rasulullah saw. berada dalam salah satu kebun Madinah sedang bersandar dengan menancapkan sebatang kayu antara air dan tanah tiba-tiba datang seseorang yang ingin menemui Rasulullah saw. Beliau bersabda kepada pelayan: Bukakanlah pintu dan sampaikan kepadanya kabar gembira dengan memasuki surga. Orang tersebut ternyata adalah Abu Bakar. Aku pun membukakannya dan menyampaikan kabar gembira tentang surga. Tak lama kemudian datang lagi seseorang minta dibukakan. Rasulullah saw. bersabda: Bukakanlah pintu dan sampaikan kabar gembira kepadanya mengenai surga. Aku beranjak dan ternyata orang tersebut adalah Umar. Aku pun membukakannya dan menyampaikan kabar gembira tentang surga. Kemudian datang lagi seseorang yang juga ingin dibukakan. Kemudian Rasulullah saw. duduk dan bersabda: Bukakanlah pintu dan sampaikanlah kabar gembira tentang surga dengan musibah yang akan menimpa. Aku pun pergi menemui orang itu, ternyata dia adalah Usman bin Affan. Aku bukakan pintu untuknya dan menyampaikan kepadanya berita gembira tentang surga. Usman lalu berkata: Ya Allah, (berilah) kesabaran atau Allah-lah Yang Maha Penolong. (Shahih Muslim No.4416)
4. Di antara keutamaan Ali Bin Abu Thalib ra.
  • Hadis riwayat Saad bin Abu Waqqash ra., ia berkata:
    Rasulullah saw. berkata kepada Ali bin Abu Thalib: Sesungguhnya kedudukanmu terhadapku adalah seperti kedudukan Harun terhadap Musa, hanya saja tidak ada seorang nabi pun sesudahku. (Shahih Muslim No.4418)
  • Hadis riwayat Sahal bin Saad ra.:
    Bahwa Rasulullah saw. bersabda ketika menjelang perang Khaibar: Sungguh akan aku berikan bendera ini kepada seorang lelaki yang akan Allah berikan kemenangan di bawah pimpinannya yang mencintai Allah dan Rasul-Nya dan juga dicintai Allah dan Rasul-Nya. Pada malam hari orang-orang ramai membicarakan tentang siapakah orang yang akan diberi bendera itu. Keesokan paginya mereka menghadap Rasulullah saw. dan semua berharap agar diberi bendera tersebut. Rasulullah saw. bertanya: Di manakah Ali bin Abu Thalib? Mereka menjawab: Dia sedang mengeluhkan kedua matanya yang sakit, wahai Rasulullah. Lalu mereka diutus untuk menemuinya dan mengajaknya ke hadapan beliau. Kemudian Rasulullah saw. meludahi kedua matanya serta mendoakan sehingga sembuh seakan-akan tidak merasakan sakit sebelumnya. Selanjutnya Rasulullah saw. memberikan bendera itu kepadanya. Ali berkata: Wahai Rasulullah, aku akan memerangi mereka sampai mereka seperti kita. Rasulullah saw. bersabda: Berangkatlah dengan tenang sampai kamu tiba di daerah mereka, lalu ajaklah mereka untuk memeluk Islam serta beritahukan kepada mereka hak Allah yang diwajibkan atas mereka. Demi Allah, Allah memberikan petunjuk kepada seseorang melalui kamu adalah lebih baik bagimu daripada memiliki unta merah (harta orang arab yang paling berharga). (Shahih Muslim No.4423)
  • Hadis riwayat Salamah bin Akwa` ra., ia berkata:
    Pada perang Khaibar, Ali bin Abu Thalib ra. telah tertinggal dari pasukan Nabi saw. karena terserang penyakit mata. Dia berkata: Aku tertinggal dari pasukan Rasulullah saw. Akhirnya Ali keluar menyusul Rasulullah saw. Pada waktu sore di mana keesokan paginya Allah memberikan kemenangan kepada pasukan Islam, Rasulullah saw. bersabda: Sungguh akan aku berikan bendera ini atau bendera ini akan dipegang besok oleh seorang yang dicintai Allah dan Rasul-Nya serta mencintai Allah dan Rasul-Nya. Mudah-mudahan saja Allah memberikan kemenangan padanya. Tiba-tiba kami bertemu dengan Ali dan hilanglah harapan kami untuk diberi bendera tersebut. Para sahabat berkata: Inilah Ali. Rasulullah saw. lalu memberikan bendera tersebut kepada Ali. Dan akhirnya Allah memberikan kemenangan padanya. (Shahih Muslim No.4424)
  • Hadis riwayat Sahal bin Saad ra., ia berkata:
    Rasulullah saw. mendatangi rumah Fatimah dan tidak menjumpai Ali di dalamnya. Beliau lalu bertanya kepada Fatimah: Di mana putra pamanmu? Fatimah menjawab: Telah terjadi sesuatu antara aku dan dia lalu memarahiku dan keluar sehingga tidak tidur siang di sini. Rasulullah saw. berkata kepada seorang sahabat: Carilah di mana dia! Kemudian dia datang lagi dan berkata: Wahai Rasulullah, Ali sedang tidur di dalam mesjid. Rasulullah saw. lalu mendatanginya sementara Ali tengah berbaring dengan sorban yang terjatuh dari sisinya sehingga mengenai debu. Kemudian Rasulullah saw. membersihkan debu darinya seraya berkata: Bangun wahai Abu Turab! Bangun wahai Abu Turab!. (Shahih Muslim No.4426)
5. Di antara keutamaan Saad bin Abu Waqqash ra.
  • Hadis riwayat Aisyah ra., ia berkata:
    Pada suatu malam Rasulullah saw. merasa sulit tidur lalu beliau berkata sendiri: Kalau saja pada malam hari ini ada seorang sahabatku yang saleh sudi menjagaku. Aisyah berkata: Tiba-tiba kami mendengar suara ayunan pedang. Rasulullah saw. bertanya: Siapa ini? Ia menjawab: Saad bin Abu Waqqash wahai Rasulullah, aku datang untuk menjagamu. Aisyah berkata: Sesaat kemudian Rasulullah saw. tertidur sampai Aku mendengar suara dengkurnya. (Shahih Muslim No.4427)
  • Hadis riwayat Ali bin Abu Thalib ra., ia berkata:
    Rasulullah saw. tidak pernah berkata dengan menyebut kedua orang tuanya kepada seorang pun kecuali kepada Saad bin Malik karena pada perang Uhud, Rasulullah saw. pernah berkata kepadanya: Tebusanmu ayah dan ibuku, panahlah!. (Shahih Muslim No.4429)
  • Hadis riwayat Saad bin Abu Waqqash ra., ia berkata:
    Rasulullah saw. pernah berkata kepadaku dengan menyebut kedua orang tuanya pada hari pertempuran Uhud. (Shahih Muslim No.4430)
6. Di antara keutamaan Thalhah ra. dan Zubair ra.
  • Hadis riwayat Thalhah ra. dan Saad ra.:
    Dari Abu Usman ia berkata: Tidak ada yang tinggal bersama Rasulullah saw. pada hari di mana beliau berperang selain Thalhah dan Saad. Secara langsung keduanya menceritakan itu kepadaku. (Shahih Muslim No.4435)
  • Hadis riwayat Jabir bin Abdullah ra., ia berkata:
    Rasulullah saw. menganjurkan orang-orang untuk ikut dalam perang Khandaq lalu Zubair langsung menyambut anjuran itu. Beliau menganjurkan kepada mereka lagi lalu Zubair segera menyambutnya. Kemudian beliau sekali lagi menganjurkan kepada mereka, dan Zubair pun menyambutnya. Nabi saw. lalu bersabda: Setiap nabi itu memiliki seorang pembela, dan pembelaku ialah Zubair. (Shahih Muslim No.4436)
  • Hadis riwayat Abdullah bin Zubair ra., ia berkata:
    Aku dan Umar bin Abu Salamah pada perang Khandaq bersama dengan beberapa orang wanita sedang berada di bangunan tinggi milik Hasan. Sesekali dia membungkukkan badannya supaya aku dapat melihat (pasukan Islam) dan sesekali giliranku yang membungkukkan badanku supaya ia dapat melihat mereka. Saat itu aku dapat melihat ayahku yang lewat dengan menunggang kudanya menuju ke kaum Bani Quraizhah. Kata perawi: Abdullah bin Urwah memberitahukanku dari Abdullah bin Zubair dan berkata: Aku lalu menuturkan hal itu kepada ayahku. Ayahku bertanya: Dan engkau melihatku, wahai anakku? Aku menjawab: Ya. Beliau berkata pula: Ingatlah, demi Allah! Pada waktu itu Rasulullah saw. telah berkata kepadaku dengan menyebutkan kedua orang tuanya kemudian ia berkata: Demi ayah dan ibuku sebagai jaminan. (Shahih Muslim No.4437)
  • Hadis riwayat Aisyah ra.:
    Dari Urwah bin Zubair ia berkata: Aisyah berkata kepadaku: Demi Allah, kedua orang tuamu adalah termasuk: Orang-orang yang tetap memenuhi perintah Allah dan Rasul, setelah mereka mendapatkan luka. (Shahih Muslim No.4440)
7. Di antara keutamaan Abu Ubaidah bin Jarrah ra.
  • Hadis riwayat Anas bin Malik ra., ia berkata:
    Rasulullah saw. bersabda: Sesungguhnya setiap umat itu memiliki seorang kepercayaan dan sesungguhnya orang kepercayaan kita wahai umatku ialah Abu Ubaidah bin Jarrah ra.. (Shahih Muslim No.4442)
  • Hadis riwayat Hudzaifah bin Yaman ra., ia berkata:
    Satu hari penduduk Najran datang kepada Rasulullah saw. lalu mereka berkata: Wahai Rasulullah! Utuslah kepada kami seseorang yang dapat dipercaya! Rasulullah saw. bersabda: Aku akan mengutus kepada kalian seseorang yang dapat dipercaya, benar-benar dapat dipercaya, benar-benar bisa dipercaya. Orang-orang segera saling mengharapkan kedudukan itu. Huzaifah bin Yaman berkata: Kemudian Rasulullah saw. akhirnya mengutus Abu Ubaidah bin Jarrah ra.. (Shahih Muslim No.4444)
8. Di antara keutamaan Hasan dan Husain ra.
  • Hadis riwayat Abu Hurairah ra.:
    Dari Nabi saw. bahwa sesungguhnya beliau pernah berdoa untuk Hasan: Ya Allah! Sesungguhnya aku sangat mencintainya, maka cintailah dia dan cintailah orang yang mencintainya. (Shahih Muslim No.4445)
  • Hadis riwayat Barra' bin Azib ra. dia berkata:
    Aku pernah menyaksikan Hasan bin Ali berada dalam pelukan Nabi saw., beliau berdoa: Ya Allah! Sesungguhnya aku sangat mencintainya, maka cintailah dia. (Shahih Muslim No.4447)
9. Keutamaan-keutamaan Zaid bin Haritsah ra. dan Usamah bin Zaid ra.
  • Hadis riwayat Ibnu Umar ra.:
    Bahwa ia pernah berkata: Kami tidak memanggil Zaid bin Haritsah kecuali dengan panggilan Zaid bin Muhammad sampai turun ayat Alquran berikut ini: Panggillah mereka (anak-anak angkat itu) dengan memakai nama bapak-bapak mereka, itulah yang lebih adil di sisi Allah. (Shahih Muslim No.4451)
  • Hadis riwayat Ibnu Umar ra., ia berkata:
    Rasulullah saw. mengirim satu pasukan tentara lalu mengangkat Usamah bin Zaid sebagai pemimpin mereka. Orang-orang kemudian banyak yang mencela kepemimpinannya. Rasulullah saw. segera bangkit seraya bersabda: Apabila kalian mencela kepemimpinannya berarti kalian juga telah mencela kepemimpinan ayahnya sebelum ini. Demi Allah, dia adalah orang yang berhak memegang kepemimpinan karena orang itu harus sebagai orang yang paling aku cintai dan sesungguhnya orang ini adalah termasuk orang yang paling aku cintai sesudahnya. (Shahih Muslim No.4452)
10. Di antara keutamaan Abdullah bin Jakfar ra.
  • Hadis riwayat Abdullah bin Jakfar ra.:
    Dari Abdullah bin Abu Mulaikah bahwa Abdullah bin Jakfar berkata kepada Ibnu Zubair ra.: Ingatkah kamu ketika kita yaitu saya, kamu dan Ibnu Abbas ra. bertemu dengan Rasulullah saw.? Ibnu Zubair menjawab: Ya, beliau menggendong kami dan meninggalkanmu. (Shahih Muslim No.4454)
  • Hadis riwayat Abdullah bin Jakfar ra., ia berkata:
    Apabila Rasulullah saw. kembali dari suatu perjalanan, beliau biasa disambut oleh anak-anak anggota keluarganya. Satu hari beliau pulang dari bepergian dan aku lebih dahulu menyambut beliau, lalu aku digendong beliau. Kemudian salah seorang anak Fatimah menyambutnya, dia pun digendong di belakang. Kemudian kami bertiga memasuki kota Madinah di atas binatang tunggangan. (Shahih Muslim No.4455)
11. Di antara keutamaan Khadijah ra. ummul mukminin
  • Hadis riwayat Ali bin Abu Thalib ra., ia berkata:
    Saya pernah mendengar Rasulullah saw. bersabda: Sebaik-baik wanita ialah Maryam binti Imran. Sebaik-baik wanita ialah Khadijah binti Khuwailid. (Shahih Muslim No.4458)
  • Hadis riwayat Abu Hurairah ra., ia berkata:
    Jibril datang kepada Nabi saw. dan berkata: Wahai Rasulullah, ini Khadijah datang kepada engkau dengan membawa bejana berisi lauk pauk atau makanan atau minuman. Apabila ia datang kepadamu, sampaikanlah salam kepadanya dari Tuhannya Yang Maha Mulia lagi Maha Agung dan juga dariku dan kabarkanlah berita gembira kepadanya mengenai sebuah rumah di surga yang terbuat dari mutiara di dalamnya tidak ada keributan dan kesusahan. (Shahih Muslim No.4460)
  • Hadis riwayat Abdullah bin Abu Aufa ra.:
    Dari Ismail ia berkata: Aku bertanya kepada Abdullah bin Abu Aufa: Apakah Rasulullah saw. pernah menyampaikan kabar gembira kepada Khadijah dengan sebuah rumah di surga? Dia menjawab: Betul. Beliau pernah menyampaikan kabar gembira kepada istrinya itu dengan sebuah rumah di surga yang terbuat dari mutiara di dalamnya tidak ada hiruk-pikuk dan kesusahan. (Shahih Muslim No.4461)
  • Hadis riwayat Aisyah ra., ia berkata:
    Rasulullah saw. pernah menyampaikan kabar gembira kepada Khadijah binti Khuwailid tentang sebuah rumah di surga. (Shahih Muslim No.4462)
  • Hadis riwayat Aisyah ra., ia berkata:
    Halah binti Khuwailid, saudara perempuan Khadijah, meminta izin masuk menemui Rasulullah saw. tiba-tiba beliau teringat kembali akan gaya Khadijah setiap kali ia meminta izin masuk. Maka beliau sangat senang sekali dengan kedatangan saudara perempuan Khadijah tersebut. Beliau lalu berdoa untuknya dan berkata: Mari silakan, wahai Halah binti Khuwailid. Lantas rasa cemburuku timbul. Maka aku katakan kepada beliau: Apa yang membuatmu teringat pada seorang wanita Quraisy yang sudah nenek-nenek dan sudah ompong yang telah meninggal untuk selamanya? Bukankah Allah telah memberikan ganti yang lebih baik darinya. (Shahih Muslim No.4467)
12. Di antara keutamaan Aisyah ra.
  • Hadis riwayat Aisyah ra., ia berkata:
    Rasulullah saw. pernah bersabda: Tiga malam aku bermimpi melihat kamu. Malaikat datang kepadaku mengantarkanmu dengan memakai sepotong baju sutera seraya berkata: Inilah istrimu. Ketika aku buka wajahmu, ternyata itu memang benar-benar kamu. Lalu aku katakan: Kalau itu memang datang dari sisi Allah, maka Allah pasti akan menjadikannya kenyataan. (Shahih Muslim No.4468)
  • Hadis riwayat Aisyah ra., ia berkata:
    Rasulullah saw. pernah berkata kepadaku: Sesungguhnya aku tahu saat kamu sedang senang kepadaku, dan saat kamu sedang marah kepadaku. Aku bertanya: Dari mana engkau mengetahui hal itu? Rasulullah saw. menjawab: Sebab kalau kamu sedang senang padaku, maka kamu akan mengatakan: Tidak, demi Tuhan Muhammad tetapi kalau kamu sedang marah, maka kamu akan mengatakan: Tidak, demi Tuhan Ibrahim. Aku katakan: Benar itu, wahai Rasulullah. Demi Allah, aku hanya meninggalkan namamu. (Shahih Muslim No.4469)
  • Hadis riwayat Aisyah ra.:
    Bahwa ia pernah bermain-main dengan beberapa kawan perempuannya di hadapan Rasulullah saw. Aisyah berkata: Tiba-tiba kawan-kawanku mendekati aku karena mereka ingin bersembunyi dari rasa malu kepada Rasulullah saw. Beliau kemudian menyuruh mereka untuk menemuiku. (Shahih Muslim No.4470)
  • Hadis riwayat Aisyah ra.:
    Bahwa orang-orang menanti-nantikan untuk memberikan hadiah pada waktu Rasulullah saw. berada di rumah Aisyah. Mereka melakukan hal itu untuk mendapatkan keridaan Rasulullah saw.. (Shahih Muslim No.4471)
  • Hadis riwayat Aisyah ra., istri Nabi saw., ia berkata:
    Beberapa orang istri Nabi saw. mengutus Fatimah binti Rasulullah saw. untuk menemui beliau. Lalu Fatimah meminta izin masuk, sedang Rasulullah saw. masih bersamaku dalam selimut. Lalu beliau mengizinkannya, kemudian Fatimah berkata: Wahai Rasulullah! Sesungguhnya istri-istrimu yang lain mengutusku untuk menemuimu, mereka meminta keadilan seperti yang engkau berikan kepada putri Abu Quhafah. Saat itu aku hanya diam saja. Rasulullah saw. berkata kepada Fatimah: Wahai putriku! Tidakkah kamu menyukai apa yang aku sukas.i? Fatimah menjawab: Benar. Rasulullah saw. berkata lagi: Maka cintailah istriku yang satu ini. Mendengar perkataan ayahnya tersebut, Fatimah lalu segera beranjak meninggalkan Rasulullah untuk kembali kepada para istri beliau yang lain dan mengabarkan kepada mereka apa yang telah ia katakan dan apa yang telah dikatakan oleh Rasulullah saw. kepadanya. Lalu mereka berkata kepadanya: Kami merasa kamu belum berbuat sesuatu apapun untuk kami, maka kembalilah menghadap Rasulullah saw. dan katakan kepada beliau: Sesungguhnya istri-istrimu yang lain sangat mendambakan keadilan seperti yang engkau perlihatkan kepada putri Abu Quhafah itu. Fatimah menjawab: Demi Allah aku tidak mau mengajak bicara beliau tentang Aisyah selama-lamanya. Aisyah berkata: Lalu istri-istri Nabi saw. itu menyuruh Zainab binti Jahsy ra., istri Nabi dan dialah yang menandingiku di antara mereka untuk merebut kedudukan di hati Rasulullah saw., dan aku tidak pernah melihat seorang wanita pun selain Zainab yang lebih baik dalam beragama, lebih bertakwa kepada Allah, lebih jujur bicaranya, paling kuat bersilaturahmi, paling banyak bersedekah dan paling sering mengalami cobaan dalam dirinya dalam melakukan pekerjaan untuk bersedekah dan mendekatkan diri kepada Allah kecuali perilaku mudah emosi dan marah yang ada pada dirinya namun ia cepat kembali (tenang). Ia berkata: Lalu Zainab meminta izin menemui Rasulullah saw. yang pada waktu itu beliau sedang (tidur) bersama Aisyah dalam selimutnya seperti saat Fatimah menemuinya. Kemudian Rasulullah saw. mempersilakannya, dan Zainab pun berkata: Wahai Rasulullah! Sesungguhnya istri-istrimu yang lain mengutusku untuk menemuimu, mereka meminta keadilan seperti yang engkau berikan kepada putri Abu Quhafah. Aisyah berkata: Kemudian ia menyinggung tentang diriku dan melampaui batas, namun aku tetap memandang Rasulullah saw. dan melihat ke arah mata beliau apakah beliau mengizinkan aku untuk ikut berbicara. Aisyah melanjutkan: Zaenab tetap tidak beranjak sampai aku ketahui bahwa Rasulullah saw. sudah tidak merasa keberatan kalau aku membela diri. Aisyah melanjutkan: Ketika aku menyinggungnya dan terus tidak memberi kesempatan sedikitpun padanya sampai aku selesai membalasnya. Aisyah melanjutkan: Lalu Rasulullah saw. tersenyum dan berkata: Ia memang benar-benar putri Abu Bakar. (Shahih Muslim No.4472)
  • Hadis riwayat Aisyah ra.:
    Apabila Rasulullah saw. sedang merasa gundah, beliau akan bertanya-tanya: Di manakah aku hari ini, di manakah aku esok hari, karena merasa lama menunggu hari giliran Aisyah. Aisyah melanjutkan: Ketika pada hari giliranku Allah mencabut nyawa beliau yang masih berada dalam pelukanku. (Shahih Muslim No.4473)
  • Hadis riwayat Aisyah ra., ia berkata:
    Rasulullah saw. apabila hendak melakukan perjalanan, beliau selalu mengadakan undian di antara istri-istrinya, lalu keluarlah undian tersebut untuk Aisyah dan Hafshah sehingga mereka berdua berangkat bersama Rasulullah saw. Dan pada malam hari, Rasulullah saw. berjalan bersama Aisyah untuk bercakap-cakap dengannya. Suatu kali berkatalah Hafshah kepada Aisyah: Maukah kamu malam ini menunggangi untaku dan aku menunggangi untamu sehingga kamu dapat melihat begitu juga aku. Aisyah menjawab: Baiklah. Maka Aisyah lalu menunggangi unta milik Hafshah dan Hafshah menunggangi unta Aisyah. Lalu datanglah Rasulullah saw. menghampiri unta milik Aisyah yang ditunggangi oleh Hafshah kemudian mengucapkan salam dan berjalan bersamanya sampai mereka turun berhenti. Tiba-tiba Aisyah merasa kehilangan Rasulullah dan merasa cemburu. Ketika mereka turun berhenti, mulailah Aisyah menendangkan kakinya ke tumbuh-tumbuhan izkhir yang harum baunya sambil berkata: Ya Tuhanku! Semoga ada kalajengking atau ular yang menggigitku sedang aku tidak dapat mengatakan sesuatu apapun kepada rasul-Mu. (Shahih Muslim No.4477)
  • Hadis riwayat Anas bin Malik ra., ia berkata:
    Aku pernah mendengar Rasulullah saw. bersabda: Keutamaan Aisyah atas wanita-wanita lain adalah seperti keutamaan tsarid (bubur daging dan roti) atas makanan yang lainnya. (Shahih Muslim No.4478)
  • Hadis riwayat Aisyah ra.:
    Bahwa Nabi saw. pernah berkata kepadanya: Sesungguhnya malaikat Jibril mengucapkan salam kepadamu. Aisyah berkata: Lalu aku menjawab: Wa alaihissalam wa rahmatullahi (Semoga keselamatan serta rahmat Allah selalu terlimpahkan atasnya). (Shahih Muslim No.4479)
13. Cerita tentang Ummu Zara` ra.
  • Hadis riwayat Aisyah ra., ia berkata:
    Pernah sebelas orang wanita duduk berkumpul saling berjanji dan bersepakat untuk tidak menutup-nutupi keadaan suami-suami mereka. Wanita pertama mengatakan: Suamiku seperti daging unta yang kurus berada di puncak gunung yang sukar didaki, tidak datar sehingga mudah dilalui dan tidak juga gemuk sehingga dapat dipindah-pindahkan. Wanita kedua mengatakan: Suamiku, aku terpaksa tidak dapat menuturkan mengenai keadaannya karena aku khawatir tidak dapat meninggalkannya. Jika aku menyebutkan sama halnya aku mengungkapkan rahasia aibnya. Wanita ketiga mengatakan: Suamiku berperawakan tinggi sekali. Jika aku berbicara maka aku akan diceraikannya dan jika aku diam aku pun akan dibiarkannya tanpa dicerai dan dikawinkan (muallaqah). Wanita keempat mengatakan: Suamiku seperti suasana malam di wilayah Tihamah, tidak panas dan tidak juga terlalu dingin, tidak menakutkan dan tidak juga membosankan. Wanita kelima mengatakan: Suamiku apabila sudah memasuki rumah, maka dia langsung tertidur nyenyak dan apabila keluar rumah dia seperti seekor singa tanpa menanyakan sesuatu apapun yang bukan termasuk urusannya. Wanita keenam mengatakan: Suamiku apabila makan, maka ia makan banyak sekali dengan bermacam jenis lauk dan jika minum maka semua sisa minuman akan diteguknya. Dan jika tidur dia akan berselimut tanpa mendekati diriku sehingga ia dapat merasakan nikmatnya kebersamaan. Wanita ketujuh mengatakan: Suamiku adalah orang yang tidak mengetahui kepentingan dirinya atau lemah syahwat serta tergagap-gagap bicaranya, setiap obat yang diminum tidak dapat menyembuhkan. Di samping itu dia juga orang yang mudah melukai dan memukul. Wanita kedelapan mengatakan: Suamiku beraroma wangi seperti zarnab dan sentuhannya selembut sentuhan seekor kelinci. Wanita kesembilan mengatakan: Suamiku adalah seorang terhormat, berpostur tinggi dan sangat dermawan, berumah dekat dengan tempat pertemuan. Wanita kesepuluh mengatakan: Suamiku adalah seorang pemilik unta yang banyak yang selalu menderum dan jarang sekali bergembala di padang rumput. Unta-unta tersebut jika mendengar suara alat musik kecapi, mereka merasa bahwa sebentar lagi mereka akan disembelih. Dan wanita yang kesebelas mengatakan: Suamiku bernama Abu Zara`. Tahukah kamu siapakah Abu Zara`? Dialah yang memberiku perhiasan anting-anting dan memberiku makan sehingga aku kelihatan gemuk dan selalu membuatku gembira sehingga aku merasa senang. Dia mendapati diriku dari keluarga tidak mampu yang tinggal di lereng bukit lalu mengajakku tinggal di daerah peternakan kuda dan unta dan dia juga seorang petani. Aku tidak pernah dicela bila berbicara di sisinya dan bila tidur aku dapat tidur dengan nyenyak sampai pagi. Dan bila minum aku dapat minum sampai puas. Lalu Ummu Abu Zara`, tahukah kamu siapakah Ummu Abu Zara`? Dia memiliki kantong-kantong bahan makanan yang besar-besar dan rumahnya sangat luas. Ibnu Abu Zara`, tahukah kamu siapakah Ibnu Abu Zara`? Dia memiliki tempat tidur laksana pedang yang dicabut dari sarungnya. Dia sudah merasa kenyang dengan hanya memakan sebelah kaki seekor anak kambing. Putri Abu Zara`, tahukah kamu siapakah putri Abu Zara` itu? Ia adalah seorang yang amat patuh terhadap kedua orang tuanya. Tubuhnya gemuk dan suka menimbulkan rasa iri tetangganya. Budak perempuan Abu Zara`, tahukah kamu siapakah budak perempuan Abu Zara`? Ia tidak pernah menyebarkan rahasia pembicaraan kami dan tidak menyia-nyiakan persediaan makanan kami serta tidak pernah mengotori rumah kami seperti sarang burung. Ia (sang istri) melanjutkan: Suatu hari Abu Zara` keluar dengan membawa bejana-bejana susu yang akan dijadikan mentega lalu bertemu dengan seorang wanita bersama kedua anaknya yang seperti dua ekor anak singa bermain dengan dua buah delima di bawah pinggang ibunya. Setelah itu aku diceraikannya demi untuk menikahi wanita tersebut. Lalu aku menikah lagi dengan seorang lelaki terhormat serta dermawan. Ia menunggangi seekor kuda yang sangat cepat larinya sambil membawa sebatang tombak dan memperlihatkan kepadaku kandang ternak yang penuh dengan unta, sapi dan kambing serta memberikanku sepasang dari setiap jenis binatang ternak tersebut. Dia berkata: Makanlah wahai Ummu Zara` dan bawalah untuk keluargamu. Kalau kukumpulkan semua pemberiannya pasti tidak akan mencapai harga tempat minum paling kecil milik Abu Zarra`. Aisyah berkata: Rasulullah saw. bersabda kepadaku: Aku terhadapmu adalah seperti Abu Zara` terhadap Ummu Zara`. (Shahih Muslim No.4481)
14. Di antara keutamaan Fatimah ra., putri Nabi saw.
  • Hadis riwayat Miswar bin Makhramah ra.:
    Bahwa dia pernah mendengar Rasulullah saw. bersabda dari atas mimbar: Sesungguhnya keluarga Bani Hisyam bin Mughirah meminta restu kalau mereka akan menikahkan putri mereka dengan Ali bin Abu Thalib. Tentu saja aku tidak merestui, aku tidak merestui, sekali lagi aku tidak merestui kecuali jika Ali bin Abu Thalib berkenan menceraikan putriku terlebih dahulu kemudian menikahi putri mereka tersebut. Karena putriku adalah bagian dari diriku, apa yang menggangguku akan mengganggunya dan apa yang menyakitkan aku akan menyakitkan dirinya. (Shahih Muslim No.4482)
  • Hadis riwayat Aisyah ra.:
    Bahwa Rasulullah saw. memanggil putrinya Fatimah ra., kemudian beliau membisikkan sesuatu kepadanya sehingga ia pun menangis kemudian beliau membisikkannya lagi sampai ia tertawa. Setelah itu Aisyah berkata: Aku bertanya kepada Fatimah: Apakah yang dibisikkan Rasulullah saw. itu kepadamu sehingga kamu menangis, kemudian apa lagi yang dibisikkan kepada kamu sehingga kamu tertawa? Fatimah menjawab: Beliau membisikkan kepadaku untuk mengabarkan kepadaku berita kemangkatannya lalu aku pun menangis kemudian beliau membisikkan lagi kepadaku untuk mengabarkan kepadaku bahwa aku adalah orang yang pertama kali menyusul beliau dari keluarganya lalu aku pun tertawa. (Shahih Muslim No.4486)
15. Di antara keutamaan Ummul Mukminin Ummu Salamah ra.
  • Hadis riwayat Usamah bin Zaid ra., ia berkata:
    Aku pernah diberitahukan bahwa malaikat Jibril as. suatu kali mendatangi Nabi saw. ketika Ummu Salamah sedang berada di sisi beliau. Ia berkata: Lalu mulailah ia bercakap-cakap kemudian beranjak pergi. Lalu bertanyalah Rasulullah saw. kepada Ummu Salamah: Siapakah orang ini? Ummu Salamah menjawab: Ini adalah Dihyah. Ia melanjutkan: Lalu Ummu Salamah berkata: Demi Allah, aku sama sekali tidak menyangka dia kecuali sebagai dia (Jibril) sampai aku mendengar khutbah Nabi saw. yang mengabarkan berita kami. (Shahih Muslim No.4489)
16. Di antara keutamaan Ummul Mukminin, Zainab ra.
  • Hadis riwayat Aisyah ra., Ummul Mukminin, ia berkata:
    Rasulullah saw. bersabda: Orang yang paling cepat di antara kamu sekalian menyusul aku adalah orang yang paling panjang tangannya di antara kamu. Aisyah melanjutkan: Lalu mereka berlomba menjadi orang yang paling panjang tangan di antara mereka semua. Ternyata yang paling panjang tangannya di antara kami ialah Zainab sebab ia suka bekerja dengan tangannya sendiri dan suka memberikan sedekah. (Shahih Muslim No.4490)
17. Di antara keutamaan Ummu Sulaim ra., Ummu Anas bin Malik ra. dan Bilal ra.
  • Hadis riwayat Anas bin Malik ra., ia berkata:
    Nabi saw. tidak pernah memasuki (rumah) untuk menemui seorang wanitapun selain istri-istri beliau kecuali Ummu Sulaim. Karena beliau pernah masuk menemuinya, lalu hal itu ditanyakan kepada beliau kemudian beliau menjawab: Sesungguhnya aku merasa kasihan kepadanya, karena saudaranya terbunuh sewaktu bersamaku. (Shahih Muslim No.4493)
  • Hadis riwayat Jabir bin Abdullah ra.:
    Bahwa Rasulullah saw. bersabda: Aku pernah diperlihatkan surga lalu aku melihat istri Abu Thalhah kemudian aku mendengar suara gesekan benda-benda kering di hadapanku dan ternyata itu adalah (suara langkah) Bilal. (Shahih Muslim No.4495)
18. Di antara keutamaan Bilal ra.
  • Hadis riwayat Abu Hurairah ra., ia berkata:
    Selesai salat Subuh, Rasulullah saw. bertanya kepada Bilal: Wahai Bilal! Ceritakan kepadaku tentang perbuatan yang paling bermanfaat yang telah kamu lakukan setelah memeluk Islam. Karena semalam aku mendengar suara langkah sandalmu di depanku dalam surga. Bilal berkata: Aku tidak pernah melakukan suatu amalan yang paling bermanfaat setelah memeluk Islam selain aku selalu berwudu dengan sempurna pada setiap waktu malam dan siang kemudian melakukan salat sunat dengan wuduku itu sebanyak yang Allah kehendaki. (Shahih Muslim No.4497)
19. Di antara keutamaan-keutamaan Abdullah bin Masud ra. dan ibunya
  • Hadis riwayat Abu musa ra., ia berkata:
    Satu hari aku dan saudara lelakiku telah tiba dari Yaman lalu kami tinggal bersama untuk beberapa waktu. Kami tidak melihat Ibnu Masud dan ibunya kecuali sebagai termasuk anggota keluarga Rasulullah saw. karena mereka sering masuk dan menemani beliau. (Shahih Muslim No.4499)
  • Hadis riwayat Abdullah bin Masud ra., ia berkata:
    Berdasarkan bacaan siapakah kamu menyuruhku membaca karena sesungguhnya aku pernah membacakan tujuh puluh sekian surah di hadapan Rasulullah saw. dan para sahabat Rasulullah saw. pun sudah mengetahui bahwa akulah yang lebih mengetahui daripada mereka tentang Alquran. Seandainya aku mengetahui bahwa ada seseorang yang lebih mengetahui daripada aku, maka pasti aku akan pergi kepadanya. Selanjutnya Syaqiq mengatakan: Aku kemudian duduk mengikuti pengajian para sahabat Nabi Muhammad saw. namun aku tidak mendengar seorang pun yang menyangkal dan mencelanya. (Shahih Muslim No.4502)
  • Hadis riwayat Abdullah bin Amru ra.:
    Dari Masruq ia berkata: Kami mendatangi Abdullah bin Amru dan bercakap-cakap dengannya. Ia berkata lagi: Ibnu Numer juga sedang bersamanya di sana. Lalu suatu hari kami membicarakan tentang Abdullah bin Masud ra. Kemudian Abdullah bin Amru mengatakan: Sesungguhnya kamu telah membicarakan tentang seorang lelaki yang selalu aku senangi setelah aku mendengar sesuatu tentangnya dari Rasulullah saw. yaitu aku mendengar Rasulullah saw. bersabda: Ambillah (belajarlah) Alquran dari empat orang yaitu dari Ibnu Ummu Abid ra., beliau memulai dengan menyebutnya pertama kali, Muaz bin Jabal ra., Ubay bin Kaab ra. serta dari Salim ra., budak Abu Hudzaifah bin Yaman ra.. (Shahih Muslim No.4504)
20. Di antara keutamaan Ubay bin Kaab ra. dan beberapa orang Ansar yang lain
  • Hadis riwayat Anas bin Malik ra. berkata:
    Pada masa Rasulullah saw. Alquran telah dikumpulkan oleh empat orang yang semuanya berasal dari kaum Ansar yaitu, Muaz bin Jabal ra., Ubai bin Kaab ra., Zaid bin Tsabit ra. dan Abu Zaid ra.. (Shahih Muslim No.4507)
21. Di antara keutamaan Saad bin Muaz ra.
  • Hadis riwayat Jabir bin Abdullah ra., ia berkata:
    Rasulullah saw. bersabda: Ketika jenazah Saad bin Muaz ra. masih berada di hadapan mereka berguncanglah arsy Tuhan Yang Maha Pengasih karenanya. (Shahih Muslim No.4511)
  • Hadis riwayat Barra' ia berkata:
    Rasulullah saw. pernah dihadiahkan sepotong pakaian sutra lalu mulailah para sahabat saling memegangnya dan terkagum akan kelembutannya. Beliau lalu bersabda: Apakah kalian mengagumi kelembutan pakaian sutra ini, sesungguhnya sapu tangan milik Saad bin Muaz ra. di surga adalah lebih baik dan dan lebih lembut dari pakaian sutra ini. (Shahih Muslim No.4514)
  • Hadis riwayat Anas bin Malik ra., ia berkata:
    Rasulullah saw. pernah dihadiahkan sepotong jubah yang terbuat dari sutra tipis, beliau sebelumnya telah melarang memakai pakaian sutra, lalu para sahabat mengagumi jubah itu. Beliau kemudian bersabda: Demi Zat yang jiwa Muhammad berada dalam genggaman tangan-Nya, sesungguhnya sapu tangan Muaz ra. di surga lebih bagus dari jubah ini. (Shahih Muslim No.4515)
22. Di antara keutamaan Abdullah bin Amru bin Hiram ra., orang tua Jabir bin Abdullah ra.
  • Hadis riwayat Jabir bin Abdullah ra., ia berkata:
    Setelah peristiwa perang Uhud, orang tuaku didatangkan dalam keadaan terbungkus sekujur tubuhnya karena jasadnya telah tercabik-cabik. Ketika aku bermaksud mengangkat kain yang membungkusnya, orang-orang segera melarangku, kemudian aku hendak mengangkat kain pembungkus itu lagi dan orang-orang kaumku tetap melarangku. Akhirnya Rasulullah saw. sendiri yang mengangkat kain pembungkus itu atau beliau memerintahkan untuk diangkat lalu diangkatlah kain itu. Tiba-tiba beliau mendengar suara tangisan atau jeritan seorang wanita, lalu beliau bertanya: Siapakah itu? Mereka menjawab: Putri Amru atau saudara perempuan Amru. Rasulullah saw. berkata: Mengapa ia menangis, padahal para malaikat sedang menaungi dengan sayap-sayapnya sampai dia diangkat. (Shahih Muslim No.4517)
23. Di antara keutamaan Abu Zar ra.
  • Hadis riwayat Abu Zar ra., ia berkata:
    Kami meninggalkan kaum kami, Ghifar, karena mereka menghalalkan bulan haram. Aku keluar bersama saudara lelakiku yang bernama Unais dan ibuku kemudian kami singgah ke rumah paman kami. Dia sangat menghormati kami dan memperlakukan kami dengan baik sekali sehingga kaum pamanku merasa dengki dengan kami. Mereka berkata kepada pamanku: Sesungguhnya kamu jika keluar dari keluargamu, maka Unais akan kembali kepada mereka. Pamanku datang dan mengatakan apa yang telah dikatakan kepadanya. Aku katakan: Kamu sungguh telah merusak kebaikanmu yang telah berlalu dan setelah ini tidak ada lagi kompromi denganmu. Lalu kami menghampiri unta kami dan segera menungganginya sedang paman kami dengan bertutupkan pakaian tampak mulai menangis. Kemudian kami berangkat pergi sampai tiba di Mekah. Kemudian Unais segera menggadaikan beberapa ekor unta milik kami dan beberapa ekor lain sejenisnya, keduanya datang menemui seorang dukun yang memberikan pilihan kepada Unais. Unais kemudian menemui kami kembali dengan beberapa ekor unta kami beserta yang sejenisnya. Kemudian katanya melanjutkan: Wahai anak saudaraku, aku sungguh telah salat terlebih dahulu selama tiga tahun sebelum menemui Rasulullah saw. Aku bertanya: Untuk siapa? Dia menjawab: Untuk Allah. Aku bertanya lagi: Ke mana kamu menghadap? Dia menjawab: Aku menghadap ke arah yang ditunjuki Tuhanku. Pernah aku salat Isyak sampai akhir waktu malam, aku terlempar seolah-olah aku selembar kain hingga matahari tepat berada di atasku. Saudaraku Unais berkata: Sesungguhnya aku mempunyai keperluan di Mekah, maka lindungilah aku. Berangkatlah Unais sampai ia tiba di Mekah dan telah lama tidak menemuiku. Kemudian dia datang dan aku langsung bertanya: Apa yang telah kamu lakukan? Unais menjawab: Di Mekah, aku bertemu seorang lelaki yang seagama denganmu, dia mengaku bahwa Allah telah mengangkatnya sebagai rasul. Aku bertanya: Lantas apa yang dikatakan orang-orang? Dia menjawab: Mereka mengatakan bahwa lelaki tersebut adalah seorang penyair, dukun serta penyihir. Padahal Unais juga salah seorang penyair. Selanjutnya Unais berkata: Sesungguhnya aku pernah mendengar ucapan para dukun, namun dia bukan seperti ucapan mereka, dan aku telah membandingkan perkataannya dengan bermacam-macam syair namun tidak ada yang sesuai dengan omongan seorang pun sesudahku bahwa dia termasuk syair. Demi Allah, dia benar-benar seorang yang jujur dan merekalah orang yang pendusta. Dia berkata melanjutkan: Aku berkata: Maka lindungilah aku sehingga aku dapat pergi ke sana untuk melihat. Dia berkata melanjutkan: Lalu aku pergi mengunjungi kota Mekah dan mencari-cari seorang lelaki yang paling lemah di antara mereka untuk aku tanyakan: Di manakah orang itu yang kamu tuduh sebagai yang telah keluar dari agama nenek-moyangnya (shabii)? Lalu orang itu malah menunjuk ke arahku sambil berseru: Shabii! Maka menyerbulah penduduk lembah itu ke arahku dengan melemparkan tanah kering dan tulang-belulang sehingga aku jatuh tersungkur dalam keadaan pingsan. Ia berkata melanjutkan: Ketika aku bangkit, aku merasa seperti sebuah patung yang berlumuran darah. Ia berkata lagi: Lalu aku mendatangi sumur zam-zam untuk membersihkan darah dari segenap tubuhku serta meminum airnya. Dan di dekat sumur itulah aku tinggal selama tiga puluh hari, wahai putra saudaraku, siang dan malam hari aku tidak mempunyai makanan kecuali dari air Zamzam sampai aku menjadi gemuk hingga terlihat lekuk-lekuk lemak di perutku (tanda gemuk) dan aku tidak menemukan lagi di dalam hatiku perasaan kurus karena kelaparan. Ia berkata lagi melanjutkan: Ketika penduduk Mekah berada di suatu malam purnama yang terang-benderang, lalu mereka pun tertidur lelap. Tidak ada yang bertawaf di Baitulharam kecuali seorang lelaki dan dua perempuan yang terlihat sedang berdoa menyebut Isaf dan Nailah (nama berhala). Dia berkata: Kemudian keduanya datang menghampiriku di dalam tawaf dan aku berkata: Kawinkanlah mereka berdua! Dia berkata lagi: Mereka berdua tidak saling melarang ucapan mereka. Dia berkata: Kemudian mereka berdua mendatangiku lagi dan aku berkata: Mereka itu seperti kayu namun aku tidak menutup-nutupi maksudku. Setelah itu mereka berdua beranjak pergi sambil meratap dan berkata: Kalau seandainya di sini ada salah seorang dari kaum kita. Tidak lama kemudian Rasulullah saw. dan Abu Bakar yang sedang turun menjumpai mereka berdua serta segera menanyakan: Apa yang terjadi dengan kalian? Mereka menjawab: Orang shabii itu berada di sekitar Kakbah dan tirai penutupnya. Rasulullah saw. bertanya: Apa yang dia katakan kepada kalian? Mereka menjawab: Dia mengucapkan kata-kata kotor kepada kami. Rasulullah saw. dan Abu Bakar kemudian datang untuk mencium Hajar Aswad dan bertawaf di Baitullah serta diteruskan dengan salat. Setelah Rasulullah saw. menyelesaikan salatnya, Abu Zar berkata: Akulah orang yang pertama mengucapkan salam Islam kepada beliau. Dia melanjutkan: Lalu aku mengucapkan: Assalamu`alaika ya Rasulullah! Kemudian beliau membalas: Wa `alaika wa rahmatullahi. Kemudian beliau bertanya: Siapakah kamu? Aku menjawab: Aku adalah seorang dari suku Ghifar. Lalu Rasulullah menarik tangannya lalu meletakkan jari-jarinya ke atas dahi. Aku pun berkata dalam hatiku: Beliau tampaknya tidak senang aku mengaku dari suku Ghifar. Aku pun bangkit hendak memegang tangan beliau, tetapi ditahan oleh Abu Bakar sedang ia lebih mengetahui tentang itu daripadaku. Kemudian beliau mengangkat kepalanya dan bertanya: Sejak kapan kamu berada di sini? Aku menjawab: Aku di sini sejak tiga puluh hari yang lalu. Dia bertanya lagi: Siapakah yang memberimu makan? Aku menjawab: Aku tidak mempunyai makanan lain kecuali air Zamzam hingga aku menjadi gemuk dan tampak lekuk-lekuk lemak di perutku (tanda gemuk) serta tidak menemukan lagi di dalam hatiku perasaan kurus karena kelaparan. Kemudian beliau bersabda: Sesungguhnya (air Zamzam) itu penuh berkah dan sebaik-baik makanan. Abu Bakar berkata: Wahai Rasulullah, izinkanlah aku menjamunya malam ini! Rasulullah saw. dan Abu Bakar kemudian meninggalkan tempat tersebut dan aku pun mengikuti mereka. Lalu Abu Bakar membuka sebuah pintu rumah untuk mengambilkan kami kismis (anggur kering) Thaif. Itulah makanan yang pertama kali aku makan di Mekah. Kemudian aku menetap beberapa lama dan datang menemui Rasulullah saw. lalu beliau bersabda: Sesungguhnya sebuah negeri yang banyak menghasilkan korma telah ditunjukkan kepadaku yang tidak lain adalah kota Yatsrib, maka bersediakah kamu menyampaikan kepada kaummu tentang misi kerasulanku, semoga Allah memberikan petunjuk kepada mereka melalui kamu serta memberikan pahala kepadamu karena mereka? Aku kemudian pulang untuk menemui Unais. Dia bertanya padaku: Apa yang telah kamu lakukan di sana? Aku menjawab: Aku telah memeluk Islam dan beriman. Unais berkata: Aku tidak membenci agamamu dan aku pun telah memeluk Islam serta beriman. Lalu kami berdua mendatangi ibu kami, ia pun berkata: Aku tidak membenci agama kamu berdua dan aku pun telah memeluk Islam serta beriman. Kami lalu menunggangi unta untuk mendatangi kaum kami Ghifar sehingga masuklah setengah dari mereka ke dalam agama Islam di bawah pimpinan Aima` bin Rahadhah Al-Ghifari, seorang kepala suku mereka. Sedangkan yang setengah lagi mengatakan: Kalau Rasulullah saw. telah tiba di Madinah, maka kami akan masuk Islam. Lalu tibalah Rasulullah saw. di Madinah, sehingga sisa mereka yang setengah pun masuk Islam. Selanjutnya datanglah suku Aslam dan mereka berkata: Wahai Rasulullah! Mereka itu adalah saudara-saudara kami, maka kami pun masuk Islam seperti mereka. Akhirnya semua mereka memeluk Islam. Kemudian Rasulullah saw. bersabda: Suku Ghifar, semoga Allah mengampuni mereka dan suku Aslam, mudah-mudahan Allah memberikan keselamatan bagi mereka. (Shahih Muslim No.4520)
24. Di antara keutamaan Jarir bin Abdullah ra.
  • Hadis riwayat Jarir bin Abdullah ra., ia berkata:
    Sejak aku masuk Islam, Rasulullah saw. tidak pernah melarangku untuk menemuinya dan beliau tidak melihatku kecuali selalu tersenyum. (Shahih Muslim No.4522)
25. Di antara keutamaan Abdullah bin Abbas ra.
  • Hadis riwayat Ibnu Abbas ra.:
    Bahwa Nabi saw. menuju ke kamar kecil lalu aku menyediakan air wudu untuk beliau. Ketika keluar beliau bertanya: Siapakah yang menyediakan air wudu ini? Dalam riwayat Zuhair: Mereka menjawab. Dalam riwayat Abu Bakar: Aku menjawab: Ibnu Abbas. Beliau berdoa: Ya Allah! Jadikanlah ia pandai dalam ilmu agama. (Shahih Muslim No.4526)
26. Di antara keutamaan Abdullah bin Umar ra.
  • Hadis riwayat Ibnu Umar ra., ia berkata:
    Di dalam tidur aku bermimpi seakan-akan di tanganku terdapat sehelai kain sutra dan tidak ada satu tempat pun di surga yang ingin aku tuju kecuali kain sutra itu akan terbang ke sana. Lalu mimpi itu aku ceritakan kepada Hafshah dan Hafshah segera menceritakannya lagi kepada Nabi saw. Kemudian Nabi saw. berkata: Aku melihat Abdullah itu sebagai seorang yang saleh. (Shahih Muslim No.4527)
27. Di antara keutamaan Anas bin Malik ra.
  • Hadis riwayat Ummu Sulaim ra. ia berkata:
    Wahai Rasulullah! Tolonglah doakan Anas, pembantumu. Rasulullah saw. pun berdoa: Ya Allah! Banyakkanlah harta dan anaknya serta berkahilah apa yang Engkau berikan padanya. (Shahih Muslim No.4529)
  • Hadis riwayat Anas ra., ia berkata:
    Rasulullah saw. menghampiriku ketika aku sedang bermain bersama beberapa anak sebayaku. Beliau mengucapkan salam kepada kami. Kemudian beliau menyuruhku untuk suatu keperluan sehingga aku terlambat pulang menemui ibuku. Ketika aku datang, ibuku bertanya: Apa yang membuatmu terlambat? Aku menjawab: Aku diutus oleh Rasulullah saw. untuk suatu keperluan. Ibuku bertanya: Apa keperluan beliau? Aku menjawab: Itu rahasia. Ibuku berkata: Kalau begitu jangan kamu ceritakan rahasia Rasulullah saw. kepada siapa pun. (Shahih Muslim No.4533)
28. Di antara keutamaan Abdullah bin Salam ra.
  • Hadis riwayat Saad bin Abu Waqqash ra., ia berkata:
    Aku tidak pernah mendengar Rasulullah saw. berkata kepada orang yang hidup dan masih berjalan di bumi ini bahwa dia akan masuk surga kecuali kepada Abdullah bin Salam ra.. (Shahih Muslim No.4535)
  • Hadis riwayat Abdullah bin Salam ra.:
    Dari Qais bin Ubbad ia berkata: Aku berada di Madinah dan berkumpul dengan banyak orang, di antara mereka terdapat beberapa sahabat Nabi saw. Tiba-tiba muncul seorang lelaki yang dari raut wajahnya terlihat tanda kekhusyuan. Lalu beberapa orang di antara mereka mengatakan: Lelaki ini termasuk ahli surga, lelaki ini termasuk ahli surga. Kemudian lelaki itu melakukan salat dua rakaat dengan membaca surat pendek dan segera keluar lagi. Aku mengikutinya sampai dia memasuki rumahnya dan aku pun meminta izin masuk menemuinya. Kami lalu saling bercakap-cakap. Ketika dia telah merasa lebih akrab, aku katakan padanya: Sesungguhnya ketika kamu memasuki (mesjid) tadi, ada orang yang berbicara begini begitu. Lelaki itu berkata: Maha Suci Allah, tidak pantas seseorang mengatakan apa yang belum diketahuinya. Akan aku ceritakan kepadamu mengapa begitu. Pada zaman Rasulullah saw. aku pernah bermimpi dan telah aku ceritakan mimpiku itu kepada beliau. Dalam mimpi itu aku seperti melihat diriku berada di sebuah taman yang luas, asri dan hijau. Di tengah-tengah taman itu terdapat sebuah tiang dari besi di mana ujung bawahnya menancap ke bumi dan ujung atasnya menjulang tinggi ke langit di sana terdapat tali pegangan. Lalu dikatakan kepadaku: Naiklah! Aku jawab: Aku tidak bisa. Tiba-tiba muncul seorang pelayan (minshaf). Berkata Ibnul Aun: Minshaf adalah pelayan. Lalu ia menarik bajuku dari arah belakang untuk membantuku, sehingga aku dapat naik ke atas tiang tersebut. Aku lalu memegang tali pegangan itu. Dikatakan padaku: Peganglah erat-erat! Seketika aku terbangun dan tali itu benar-benar berada di tanganku. Aku pun menceritakan hal itu kepada Nabi saw., beliau bersabda: Taman itu adalah Islam, tiang itu juga tiang Islam dan tali pegangan itu ialah urwatul wutsqa kuat. Kamu akan tetap memeluk Islam sampai mati. Kata perawi: Lelaki itu adalah Abdullah bin Salam ra.. (Shahih Muslim No.4536)
29. Di antara keutamaan Hassan bin Tsabit ra.
  • Hadis riwayat Hassan bin Tsabit ra.:
    Dari Said bin Musayyab dari Abu Hurairah bahwa Umar pernah lewat di hadapan Hassan ketika ia sedang melantunkan syair di dalam mesjid. Lalu Umar memperhatikan (menegur) kepadanya sehingga berkatalah Hassan: Aku pernah melantunkan syair di dalam mesjid ketika di dalamnya terdapat orang yang lebih baik dari kamu (Rasulullah). Kemudian dia menoleh ke arah Abu Hurairah dan berkata: Demi Allah, apakah Anda pernah mendengar Rasulullah saw. bersabda: Balaslah untuk membelaku! Ya Allah, kuatkanlah dia dengan Roh Kudus! Abu Hurairah ra. menjawab: Ya. (Shahih Muslim No.4539)
  • Hadis riwayat Barra' bin Azib ra., ia berkata:
    Aku pernah mendengar Rasulullah saw. bersabda kepada Hassan bin Tsabit: Sindirlah mereka (dengan syair) semoga Jibril senantiasa bersamamu. (Shahih Muslim No.4541)
  • Hadis riwayat Aisyah ra.:
    dari Urwah bahwa Hassan bin Tsabit adalah salah seorang yang berlebih-lebihan mencela Aisyah sehingga aku lalu mencacinya. Aisyah menegurku: Wahai keponakanku, biarkanlah dia, karena sesungguhnya dia adalah orang yang pernah membela Rasulullah saw.. (Shahih Muslim No.4542)
  • Hadis riwayat Aisyah ra., ia berkata:
    Hassan berkata: Wahai Rasulullah! Izinkan aku untuk menyindir Abu Sufyan. Beliau bertanya: Bagaimana dengan hubungan kekerabatanku dengannya? Hassan berkata: Demi Zat yang telah memuliakanmu, aku tidak akan menyindir mereka dengan nasab kamu seperti sehelai rambut yang disisihkan dari adonan roti. Selanjutnya Hassan melantunkan bait syairnya: Dan sesungguhnya puncak keluhuran adalah dari keluarga Hasyim, sedangkan orang-orang keturunan Bani Makhzum dan ayahmu adalah budak. (Shahih Muslim No.4544)
30. Di antara keutamaan Abu Hurairah Ad-Dausi ra.
  • Hadis riwayat Abu Hurairah ra., ia berkata:
    Kamu sekalian menganggap bahwa Abu Hurairah ra. banyak meriwayatkan hadis dari Rasulullah saw. sedangkan kita semua akan menemui Allah. Aku adalah orang miskin yang melayani Rasulullah saw. agar aku dapat mengisi perutku. Orang-orang Muhajirin sibuk melakukan transaksi jual beli di pasar dan orang-orang Ansar sibuk dengan usaha mengembangkan harta mereka. Lalu Rasulullah saw. bersabda: Barang siapa yang membentangkan pakaiannya, maka dia tidak akan lupa sedikitpun apa yang dia dengar dariku. Aku lalu membentangkan pakaianku sampai beliau menyelesaikan hadisnya. Kemudian aku mendekap pakaian itu sehingga aku tidak pernah lupa sesuatu yang aku pernah dengar dari beliau. (Shahih Muslim No.4547)
  • Hadis riwayat Aisyah ra.:
    Bahwa ia berkata kepada Urwah bin Zubair: Tidakkah kamu terkagum dengan Abu Hurairah ketika ia datang lalu duduk di sebelah kamarku menyampaikan hadis dari Rasulullah saw. dan memperdengarkannya kepadaku, dan saat itu aku sedang bertasbih, lalu ia bangkit beranjak pergi sebelum aku menyelesaikan tasbihku. Kalau seandainya aku bisa menyusulnya pasti akan aku katakan kepadanya bahwa sesungguhnya Rasulullah saw. tidak pernah memberikan hadis dengan tergesa-gesa seperti yang kamu sekalian lakukan. (Shahih Muslim No.4548)
31. Di antara keutamaan prajurit perang Badar dan kisah Hathib bin Abu Baltaah ra.
  • Hadis riwayat Ali bin Abu Thalib ra., ia berkata:
    Rasulullah saw. mengutus aku, Zubair dan Miqdad lalu beliau bersabda: Pergilah kalian ke daerah Raudhah Khakh di mana terdapat seorang wanita yang sedang dalam perjalanan membawa sepucuk surat dan ambillah surat itu darinya! Kemudian kami berangkat, kuda kami pun berlari cepat membawa kami. Lalu tiba-tiba kami bertemu dengan wanita tersebut dan kami katakan kepadanya: Keluarkanlah surat itu! Perempuan tersebut berkata: Aku tidak membawa surat. Kami berkata lagi: Keluarkanlah surat itu kalau tidak kamu harus menanggalkan pakaianmu! Akhirnya ia mengeluarkan surat itu dari sela-sela kepangan rambutnya. Lalu kami pun segera membawa surat itu kepada Rasulullah saw. yang ternyata berasal dari Hathib bin Abu Baltaah untuk orang-orang musyrik di kota Mekah memberitahukan beberapa rencana Rasulullah saw. Kemudian Rasulullah saw. bertanya kepada Hathib: Wahai Hathib apa ini? Hathib menjawab: Jangan cepat menuduhku, wahai Rasulullah! Sesungguhnya aku dahulu adalah seorang yang akrab dengan orang-orang Quraisy. Sufyan berkata: Ia pernah bersekutu dengan mereka meskipun tidak memiliki nasab dengan Quraisy. Para Muhajirin yang ikut bersamamu mempunyai kerabat yang dapat melindungi keluarga mereka (di Mekah). Dan aku ingin, karena aku tidak mempunyai nasab di tengah-tengah mereka, berbuat jasa untuk mereka sehingga mereka mau melindungi keluargaku. Dan aku melakukan ini bukan karena kekufuran dan bukan juga karena murtad bahkan tidak juga karena aku rela dengan kekufuran setelah memeluk Islam. Kemudian Nabi saw. bersabda: Dia telah berkata benar. Lalu Umar berkata: Wahai Rasulullah, biarkanlah aku memenggal leher orang munafik ini! Beliau menjawab: Sesungguhnya dia telah ikut serta dalam perang Badar dan siapa tahu Allah telah memberikan keistimewaan kepada para prajurit Badar lalu berfirman: Perbuatlah sesuka kamu sekalian karena sesungguhnya Aku telah mengampuni kalian! Kemudian Allah Yang Maha Mulia lagi Maha Agung menurunkan firman-Nya: Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu menjadikan musuh-Ku dan musuhmu sebagai teman-teman setia. (Shahih Muslim No.4550)
32. Di antara keutamaan Abu Musa Al-Asy`ari ra. dan Abu Amir Al-Asy`ari ra.
  • Hadis riwayat Abu Musa ra., ia berkata:
    Aku sedang bersama Nabi saw. ketika beliau dan Bilal singgah di Ji`ranah antara Mekah dan Madinah. Kemudian Rasulullah saw. didatangi seorang lelaki badui dan berkata: Apakah kamu tidak akan memenuhi apa yang pernah kamu janjikan kepadaku, wahai Muhammad? Rasulullah saw. berkata kepadanya: Bergembiralah! Lelaki badui itu menjawab: Kamu telah sering mengatakan kepadaku "bergembiralah!" Kemudian Rasulullah saw. menghampiri Abu Musa dan Bilal dalam keadaan marah lalu berkata: Orang ini telah menolak kabar gembira, maka terimalah kalian berdua kabar gembira itu. Kedua sahabat itu berkata: Kami telah menerimanya, wahai Rasulullah. Kemudian Rasulullah saw. meminta supaya diambilkan bejana berisikan air lalu membasuh kedua tangan dan wajahnya serta meludahkan air ke dalamnya lalu berkata: Minumlah kamu berdua dan basuhkanlah ke muka serta leher kamu dan bergembiralah! Kedua sahabat itu segera mengambil bejana tersebut kemudian melakukan apa yang diperintahkan Rasulullah saw. kepada mereka. Tiba-tiba Ummu Sulamah berseru kepada mereka dari balik tirai: Sisakan untuk ibu kalian air yang ada dalam bejana itu. Lalu mereka menyisakan sebagiannya. (Shahih Muslim No.4553)
  • Hadis riwayat Abu Musa ra., ia berkata:
    Ketika selesai perang Hunain Nabi saw. mengutus Abu Amir untuk memimpin pasukan tentara ke negeri Authas. Di tengah perjalanan mereka bertemu dengan pasukan Duraid bin Shimmah. Lalu Duraid berhasil dibunuhnya dan Allah mengalahkan kawan-kawannya. Kata Abu Musa: Rasulullah saw. juga pernah mengutusku bersama Abu Amir. Saat itu lutut Abu Amir dipanah oleh seorang dari Bani Jusyam sehingga terlukalah lututnya itu. Aku menghampiri dia dan bertanya: Wahai paman, siapakah yang telah membidikkan anak panah itu ke arahmu? Abu Amir memberikan isyarat kepada Abu Musa seraya berkata: Orang itulah yang hendak membunuhku. Kamu melihat sendiri dialah orang yang membidikkan anak panah ke arahku. Abu Musa berkata: Lalu aku memandang dan menghampiri lelaki Bani Jusyam itu hingga berada di dekatnya. Ketika melihatku dia segera berpaling menghindar dariku tetapi aku terus mengikutinya dan bertanya: Apakah kamu tidak merasa malu, bukankah kamu orang Arab? Mengapa kamu tak berhenti? Akhirnya dia pun berhenti. Aku dan dia lalu berkelahi dan saling memukul. Akhirnya aku menikamnya dengan pedang hingga mati terbunuh. Kemudian aku kembali kepada Abu Amir. Aku katakan kepadanya: Sesungguhnya Allah telah membunuh orang itu. Abu Amir berkata: Cabutlah anak panah ini! Aku pun mencabutnya sehingga mengalirlah darah dari luka tersebut. Abu Amir kemudian berkata: Wahai keponakanku! Temuilah Rasulullah saw. dan sampaikan salamku kepada beliau serta katakan bahwa Abu Amir berpesan kepada baginda: Mohonkanlah pengampunan Allah untukku! Abu Amir kemudian mengangkat diriku sebagai kepala pasukan dan tidak beberapa lama kemudian dia pun meninggal dunia. Ketika kembali ke Nabi saw. aku menjumpai beliau di dalam rumah sedang berbaring di atas ranjang berlapis tikar dari sabuk korma dan kasur yang meninggalkan bekas pada punggung dan kedua sisi beliau. Aku laporkan kepada beliau mengenai kabar kami dan juga kabar Abu Amir sekaligus menyampaikan pesannya kepada beliau supaya berkenan memohonkan ampunan kepada Allah untuknya. Kemudian Rasulullah saw. meminta diambilkan air lalu berwudu dengannya kemudian beliau mengangkat kedua tangan seraya berdoa: Ya Allah! Berikanlah ampunan kepada Ubaid Abu Amir. Saat itulah aku sempat melihat putihnya kedua ketiak beliau. Kemudian beliau melanjutkan berdoa: Ya Allah! Pada hari kiamat nanti jadikanlah dia berada di atas derajat kebanyakan makhluk-Mu atau manusia. Aku beranikan diri untuk menyela: Dan untukku, wahai Rasulullah, mohonkanlah ampunan! Nabi saw. saw. pun berdoa: Ya Allah! Ampunilah dosa Abdullah bin Qais. Dan masukkanlah dia ke sebuah tempat yang mulia pada hari kiamat kelak. (Shahih Muslim No.4554)
33. Di antara keutamaan orang-orang Asy`ari ra.
  • Hadis riwayat Abu Musa ra., ia berkata:
    Rasulullah saw. bersabda: Sesungguhnya aku sangat mengenali suara orang-orang Asy`ari lewat bacaan Alquran di saat mereka memasuki waktu malam. Dan aku mengetahui rumah-rumah mereka melalui suara-suara Alquran pada malam hari, meskipun aku tidak melihat rumah-rumah mereka ketika mereka pulang pada siang hari, dan di antara mereka adalah Hakim. Setiap kali bertemu dengan musuh, dia akan berkata kepada musuh: Sesungguhnya sahabat-sahabatku menyuruh kalian untuk melihat mereka. (Shahih Muslim No.4555)
  • Hadis riwayat Abu Musa ra., ia berkata:
    Rasulullah saw. bersabda: Sesungguhnya orang-orang Asy`ari apabila mereka kehabisan bekal dalam suatu peperangan atau bekal makanan keluarga mereka di Madinah hanya sedikit, maka mereka akan mengumpulkan apa yang masih ada pada mereka dalam selembar kain. Kemudian mereka bagikan di antara mereka dalam satu bejana secara rata dan aku adalah bagian dari mereka dan mereka adalah bagian dariku. (Shahih Muslim No.4556)
34. Di antara keutamaan Jakfar bin Abu Thalib ra. dan Asma Binti Umais ra. beserta penumpang perahu mereka
  • Hadis riwayat Abu Musa ra., ia berkata:
    Kami mendengar berita keberangkatan Rasulullah saw. ketika kami sedang berada di Yaman. Lalu aku dan kedua orang kakakku yaitu Abu Burdah dan Abu Ruhem segera berhijrah untuk bergabung dengan beliau. Sedikitnya kami berhijrah dalam jumlah lima puluh tiga atau lima puluh dua orang yang terdiri dari kaumku sendiri. Kami menumpangi sebuah perahu yang akhirnya mendamparkan kami ke hadapan Najasyi Raja Habasyah (Abessina). Dan di sana kami bertemu dengan Jakfar bin Abu Thalib ra. beserta para sahabatnya. Lalu Jakfar berkata: Sesungguhnya Rasulullah saw. mengirim kami ke sini dan menyuruh kami agar tinggal di sini, karena itu tinggallah kalian semua di sini bersama kami! Kami pun menetap bersamanya hingga kami tiba bersama-sama (ke tempat Rasulullah) dan bertemu Rasulullah saw. ketika beliau berhasil menaklukan Khaibar kemudian memberikan kami sebagian dari harta rampasan. Dan beliau tidak membagikan kepada seorang pun yang tidak ikut serta dalam perang Khaibar kecuali kepada orang-orang yang ikut dalam perahu kami bersama Jakfar serta sahabatnya. Rasulullah saw. memberikan kepada mereka bersama orang-orang yang ikut perang. Sehingga ada sebagian orang yang mengatakan kepada kami: Kami lebih dahulu berhijrah daripada kalian. Lalu datanglah Asma binti Umais, salah seorang yang ikut tiba bersama kami, mengunjungi Hafshah, istri Nabi saw. yang juga termasuk orang-orang yang berhijrah ke Najasyi. Kemudian masuklah Umar menemui Hafshah sedangkan Asma masih bersamanya. Dan bertanyalah Umar ketika melihat Asma: Siapakah ini? Hafshah menjawab: Dia adalah Asma binti Umais. Umar bertanya: Apakah yang pernah ikut berhijrah ke Habasyah dan termasuk rombongan perahu laut itu? Asma menjawab: Benar. Umar berkata: Kami lebih dahulu berhijrah daripada kalian, jadi kami lebih berhak atas Rasulullah saw. daripada kamu sekalian. Mendengar itu Asma menjadi marah dan mengucapkan kata kasar: Kamu berdusta wahai Umar, jangan begitu! Demi Allah, (aku mengetahui) kamu bersama Rasulullah saw. yang selalu memberikan makan kepada orang yang lapar dan mengajar orang yang bodoh di antara kamu sementara kami berada di negeri yang jauh dan asing di Habasyah. Itu kami lakukan demi Allah dan Rasul-Nya. Dan demi Allah, aku tidak akan makan dan minum kecuali setelah aku laporkan apa yang kamu katakan kepada Rasulullah saw. Kami disiksa dan juga ditakut-takuti dan akan aku ceritakan hal itu kepada Rasulullah saw. dan juga akan aku tanyakan kepada beliau. Demi Allah, aku tidak akan berdusta, tidak akan menyimpang dan juga tidak akan menambahi. Tatkala Nabi saw. datang, Asma berkata: Wahai Nabi Allah, sesungguhnya Umar tadi berkata begini dan begitu. Rasulullah saw. lalu bersabda: Tidak ada yang paling berhak terhadap diriku daripada kamu sekalian. Umar dan para sahabatnya hanya berhijrah satu kali saja, sedangkan kamu sekalian para penumpang perahu berhijrah dua kali. Asma lalu berkata lagi: Aku melihat Abu Musa dan para penumpang perahu mendatangiku berbondong-bondong untuk menanyakan kepadaku mengenai hadis ini. Tidak ada sesuatu pun dari kekayaan dunia yang lebih menggembirakan dan berharga di hati mereka dari apa yang telah dikatakan Rasulullah saw. kepada mereka. Abu Burdah berkata: Asma berkata: Aku benar-benar telah bertemu dengan Abu Musa, dia meminta kembali hadis ini dariku. (Shahih Muslim No.4558)
35. Di antara keutamaan kaum Ansar ra.
  • Hadis riwayat Jabir bin Abdullah ra., ia berkata:
    Menyinggung tentang kamilah ayat ini turun: Ketika dua golongan daripadamu ingin mundur karena takut, padahal Allah adalah penolong bagi kedua golongan itu. Mereka adalah Bani Salimah dan Bani Haritsah dan kami menyukai ayat itu turun karena firman Allah Yang Maha Mulia lagi Maha Agung: Padahal Allah adalah penolong bagi kedua golongan itu. (Shahih Muslim No.4560)
  • Hadis riwayat Zaid bin Arqam ra., ia berkata:
    Rasulullah saw. berdoa: Ya Allah! Ampunilah orang-orang Ansar, anak-anak kaum Ansar, dan cucu-cucu kaum Ansar. (Shahih Muslim No.4561)
  • Hadis riwayat Anas ra.:
    Bahwa Nabi saw. melihat beberapa anak lelaki dan perempuan datang dari perayaan pernikahan lalu beliau berdiri dan bersabda: Ya Allah, kalianlah termasuk orang yang paling aku cintai, ya Allah, kalianlah termasuk orang yang paling aku cintai, yang beliau maksudkan adalah kaum Ansar. (Shahih Muslim No.4563)
  • Hadis riwayat Anas bin Malik ra., ia berkata:
    Seorang wanita dari kaum Ansar datang kepada Rasulullah saw. lalu beliau menemuinya dan bersabda: Demi Zat yang jiwaku berada dalam genggaman-Nya, sesungguhnya kamu adalah golongan manusia yang paling aku cintai sebanyak tiga kali. (Shahih Muslim No.4564)
  • Hadis riwayat Anas bin Malik ra.:
    Bahwa Rasulullah saw. bersabda: Sesungguhnya orang-orang Ansar adalah pengikut khususku dan orang-orang kepercayaanku dan sesungguhnya manusia nanti akan bertambah banyak dan menjadi sedikit, maka terimalah yang berperilaku baik dan maafkanlah yang berperilaku buruk di antara mereka. (Shahih Muslim No.4565)
36. Tentang kabilah Ansar yang terbaik
  • Hadis riwayat Abu Usaid ra., ia berkata:
    Rasulullah saw. bersabda: Sebaik-baik kabilah Ansar ialah Bani Najjar, kemudian Bani Abdul Asyhal, kemudian Bani Harits bin Khazraj, kemudian Bani Saidah dan dalam setiap kabilah Ansar terdapat kebaikan. Saad berkata: Aku tidak melihat Rasulullah saw. kecuali beliau telah mengutamakan kabilah lain atas kami. Ada yang mengatakan: Beliau mengutamakan kabilah kalian atas banyak kabilah yang lain. (Shahih Muslim No.4566)
37. Baiknya persahabatan orang-orang Ansar ra.
  • Hadis riwayat Anas bin Malik ra., ia berkata:
    Aku berangkat bersama Jarir bin Abdullah Al-Bajali dalam suatu perjalanan di mana dia ingin menjadi pelayanku. Aku berkata kepadanya: Jangan kamu lakukan itu! Lalu dia menjawab: Sesungguhnya aku melihat orang-orang Ansar berbuat sesuatu kepada Rasulullah saw. sehingga aku bersumpah bahwa tidak seorang pun dari mereka yang aku temani kecuali aku akan melayaninya. (Shahih Muslim No.4570)
38. Doa Nabi saw. untuk suku Ghifar dan suku Aslam
  • Hadis riwayat Abu Hurairah ra.:
    Bahwa Rasulullah saw. bersabda: Suku Aslam, semoga Allah melimpahkan keselamatan kepada mereka, suku Ghifar, semoga Allah mengampuni mereka. Bukan aku yang mengatakan itu tetapi Allah Yang Maha Mulia lagi Maha Agunglah yang memfirmankannya. (Shahih Muslim No.4574)
  • Hadis riwayat Ibnu Umar ra., ia berkata:
    Rasulullah saw. bersabda: Ghifar, semoga Allah mengampuni mereka, Aslam, semoga Allah memberikan keselamatan kepada mereka, sedangkan suku Ushayyat telah berlaku durhaka kepada Allah serta Rasul-Nya. (Shahih Muslim No.4576)
39. Di antara keutamaan suku Ghifar, Aslam, Juhainah, Asyja`, Muzainah, Tamim, Daus dan Thayi
  • Hadis riwayat Abu Hurairah ra., ia berkata:
    Rasulullah saw. bersabda: Orang-orang Quraisy, orang-orang Ansar, Muzainah, Juhainah, Aslam, Ghifar dan Asyja` mereka adalah para penolongku dan tidak ada seorang penolong pun bagi mereka selain Allah dan Rasul-Nya. (Shahih Muslim No.4578)
  • Hadis riwayat Abu Hurairah ra.:
    Dari Nabi saw. bahwa beliau bersabda: Suku Aslam, Ghifar, Muzainah dan orang-orang dari Juhainah atau kabilah Juhainah adalah lebih baik dari Bani Tamim dan Bani Amir, juga dari dua kabilah yang bersekutu yaitu Asad dan Ghathfan. (Shahih Muslim No.4579)
  • Hadis riwayat Abu Bakrah ra.:
    Bahwa Aqra` bin Habis datang kepada Rasulullah saw. dan berkata: Sesungguhnya Surraq Al-Hajij yang berbaiat kepadamu adalah dari suku Aslam, Ghifar dan Muzainah (aku kira juga Juhainah. Muhammad yang ragu-ragu). Rasulullah saw. bertanya: Apakah menurutmu kalau Aslam, Ghifar dan Muzainah saya kira juga Juhainah itu lebih baik dari Bani Tamim, Bani Amir, Asad dan Ghathfan, lantas mereka merasa kecewa dan rugi? Aqra` bin Habis tadi menjawab: Ya. Rasulullah saw. bersabda: Demi Zat yang jiwaku berada dalam genggaman-Nya, sesungguhnya mereka (suku Aslam, Ghifar, dan Muzainah) lebih baik dari mereka. (Shahih Muslim No.4582)
  • Hadis riwayat Umar bin Khathab ra.:
    Dari Adi bin Hatim ia berkata: Aku mendatangi Umar bin Khathab lalu ia berkata kepadaku: Sesungguhnya sedekah pertama yang membuat gembira wajah Rasulullah saw. dan juga wajah para sahabatnya ialah sedekah suku Thayi yang kamu bawa kepada Rasulullah saw.. (Shahih Muslim No.4585)
  • Hadis riwayat Abu Hurairah ra., ia berkata:
    Thufail dan para sahabatnya datang menghadap Rasulullah saw. lalu mereka berkata: Wahai Rasulullah! Sesungguhnya suku Daus telah kufur dan membangkang, maka mohonkanlah kepada Allah agar mereka mendapatkan bencana. Dikatakan: Binasalah suku Daus. Rasulullah saw. lalu berdoa: Ya Allah! Berikanlah petunjuk kepada suku Daus dan datanglah bersama mereka. (Shahih Muslim No.4586)
  • Hadis riwayat Abu Hurairah ra., ia berkata:
    Aku masih tetap mencintai Bani Tamim karena tiga perkara yang aku dengar dari Rasulullah saw. Aku mendengar Rasulullah saw. bersabda: Mereka itu adalah umatku yang paling keras menghadapi Dajjal. Ketika datang sedekah mereka, Nabi saw. bersabda: Ini adalah sedekah-sedekah kaumku. Seorang wanita tawanan mereka pernah menjadi milik Aisyah, kemudian Rasulullah saw. juga bersabda: Merdekakanlah ia karena ia adalah anak cucu Ismail. (Shahih Muslim No.4587)
40. Di antara keutamaan wanita Quraisy
  • Hadis riwayat Abu Hurairah ra., ia berkata:
    Rasulullah saw. bersabda: Sebaik-baik wanita Arab (Menurut versi lain adalah Wanita-wanita Quraisy) adalah yang paling sayang terhadap anak yatim yang masih kecil dan yang paling perhatian terhadap urusan dan keadaan suami. (Shahih Muslim No.4589)
41. Upaya Nabi saw. mempersaudarakan para sahabat beliau
  • Hadis riwayat Anas bin Malik ra.:
    Dari Ashim ia berkata: Aku berkata kepada Anas ra.: Apakah kamu pernah mendengar bahwa Rasulullah saw. bersabda: Tidak ada saling mempersaudarakan di dalam Islam? Anas menjawab: Rasulullah saw. pernah mempersaudarakan antara orang-orang Quraisy dan orang-orang Ansar di rumahnya. (Shahih Muslim No.4593)
42. Keutamaan para sahabat, para tabiin serta orang-orang yang datang sesudah zaman mereka
  • Hadis riwayat Abu Said Al-Khudri ra.:
    Dari Nabi saw. bahwa beliau bersabda: Akan datang kepada manusia suatu zaman di mana segolongan manusia akan berperang, lalu ditanyakan kepada mereka: Adakah di antara kalian yang pernah melihat Rasulullah saw.? Mereka menjawab: Ya, ada. Lalu mereka diberi kemenangan (mengalahkan musuh). Kemudian datang lagi segolongan manusia yang berperang, lalu ditanyakan kepada mereka: Adakah di antara kalian orang yang pernah melihat para sahabat Rasulullah saw. Mereka menjawab: Ya, ada. Kemudian mereka pun diberi kemenangan. Kemudian datang lagi segolongan menusia yang juga berperang, lalu ditanyakan kepada mereka: Adakah di antara kalian orang yang pernah melihat tabiin? Mereka menjawab: Ya, ada. Akhirnya mereka juga diberi kemenangan. (Shahih Muslim No.4597)
  • Hadis riwayat Abdullah bin Masud ra., ia berkata:
    Rasulullah saw. bersabda: Sebaik-baik umatku adalah yang hidup pada kurun sahabatku, kemudian setelah kurun mereka (tabiin), kemudian setelah kurun mereka (tabiit tabiin). Kemudian akan datang suatu kaum di mana kesaksian salah seorang mereka mendahului sumpahnya dan sumpahnya mendahului kesaksiannya. (Shahih Muslim No.4599)
  • Hadis riwayat Imran bin Hushain ra.:
    Bahwa Rasulullah saw. bersabda: Sesungguhnya orang yang terbaik di antara kamu ialah yang hidup pada zaman kurunku (sahabat), kemudian orang-orang yang hidup sesudah kurunku (tabiin), kemudian orang-orang yang hidup sesudah mereka (tabiit tabiin), kemudian orang-orang yang hidup sesudah mereka. Imran berkata: Aku tidak tahu apakah Rasulullah saw. mengatakan setelah kurun beliau dua kali atau tiga kali. Kemudian setelah mereka akan datang suatu kaum yang memberikan kesaksian sedangkan mereka tidak dimintai kesaksian, dan mereka berkhianat sehingga tidak dapat dipercaya, mereka selalu bernazar namun tidak pernah memenuhinya dan akan tampak pada mereka kegemukan. (Shahih Muslim No.4603)
43. Sabda Nabi saw. dalam waktu seratus tahun yang akan datang, tidak akan ada lagi di muka bumi orang yang hidup sekarang
  • Hadis riwayat Abdullah bin Umar ra., ia berkata:
    Pada suatu malam Rasulullah saw. salat Isyak berjamaah bersama kami di akhir hayatnya. Setelah mengucapkan salam, beliau berdiri dan bersabda: Tahukah kalian apa arti malam ini? Sesungguhnya dalam kurun waktu seratus tahun yang akan datang sudah tidak ada lagi seorang pun yang masih hidup di muka bumi. Kata Ibnu Umar ra.: Lalu orang-orang banyak yang salah mengartikan sabda Rasulullah saw. tersebut. Mereka ramai membicarakan mengenai sabda beliau tersebut, terutama mengenai kalimat seratus tahun itu. Padahal Rasulullah saw. hanya ingin bersabda bahwa tidak seorang pun dari menusia yang hidup sekarang ini akan tetap hidup pada kurun waktu seratus tahun yang akan datang. Yang beliau maksudkan adalah akan berakhirnya kurun waktu sahabat. (Shahih Muslim No.4605)
44. Haram hukumnya mencaci-maki para sahabat Nabi saw.
  • Hadis riwayat Abu Said Al-Khudri ra., ia berkata:
    Antara Khalid bin Walid dan Abdurrahman bin Auf telah terjadi sesuatu lalu Khalid pun mencaci-makinya. Mendengar itu Rasulullah saw. lalu bersabda: Janganlah kamu mencaci-maki seorang pun dari para sahabatku. Sekalipun salah seorang kamu membelanjakan emas sebesar gunung Uhud, hal itu tidak dapat menandingi satu bahkan setengah mud (1 mud=543 gram) salah seorang mereka. (Shahih Muslim No.4611)
45. Mengenai kaum Tsaqif yang tukang dusta dan perusak
  • Hadis riwayat Asma binti Abu Bakar ra.:
    Dari Abu Nauval dari Hajjaj ia berkata kepada Asma binti Abu Bakar ra.: Bagaimana menurutmu dengan apa yang aku lakukan terhadap musuh Allah? Dia menjawab: Saya melihat kamu telah menghancurkan kehidupan dunianya dan dia telah menghancurkan kehidupan akhiratmu. Saya mendengar bahwa kamu telah memanggilnya dengan sebutan "anak seorang wanita yang selalu mengenakan dua potong kain (Zatunnithaqain)" dan ketahuilah bahwa akulah wanita Zatunnithaqain itu, yang satu aku gunakan untuk mengangkat makanan Rasulullah saw. dan makanan Abu Bakar dari binatang tunggangan, sedangkan yang sepotong lagi itu adalah sebagai ikat pinggang kaum wanita yang selalu dibutuhkan. Sesungguhnya Rasulullah saw. pernah bercerita kepada kami bahwa di antara kaum Tsaqif itu terdapat seorang pendusta dan perusak. Yang pendusta dapat kami lihat sendiri, adapun yang perusak, aku kira kamu orangnya. Mendengar kata-kata tajam dari wanita itu, ia segera beranjak pergi meninggalkannya tanpa membantahnya. (Shahih Muslim No.4617)
46. Keutamaan Persia
  • Hadis riwayat Abu Hurairah ra., ia berkata:
    Rasulullah saw. bersabda: Seandainya agama itu berada pada gugusan bintang yang bernama Tsuraya niscaya salah seorang dari Persia atau dari putra-putra Persia akan pergi ke sana untuk mendapatkannya. (Shahih Muslim No.4618)
47. Sabda Nabi saw.: Manusia itu seperti seratus ekor unta tetapi sebanyak itu tidak ada seekor pun unta yang bisa dijadikan tunggangan
  • Hadis riwayat Ibnu Umar ra., ia berkata:
    Rasulullah saw. bersabda: Kamu sekalian akan mendapati manusia itu seperti seratus ekor unta, di mana seseorang tidak akan mendapati seekor pun yang dapat dijadikan binatang tunggangan. (Shahih Muslim No.4620)
Share:

Kitab Keutamaan Beberapa Perkara


Kitab Keutamaan Beberapa Perkara



1. Mukjizat Nabi saw.
  • Hadis riwayat Anas ra.:
    Bahwa Nabi saw. minta diambilkan air lalu diberikan kepada beliau satu mangkuk air. Kemudian mulailah orang-orang berwudu. Aku perkirakan jumlah mereka antara enam puluh sampai delapan puluh orang. Kemudian aku beralih memperhatikan air yang mengalir dari selah-selah jari tangan beliau. (Shahih Muslim No.4224)
2. Penjelasan perumpamaan petunjuk dan ilmu yang dibawa oleh Nabi saw.
  • Hadis riwayat Abu Musa ra.:
    Dari Nabi saw. bahwa beliau bersabda: Perumpamaan Allah Yang Maha Mulia lagi Maha Agung dalam mengutusku untuk menyampaikan petunjuk dan ilmu adalah seperti hujan yang membasahi bumi. Sebagian tanah bumi tersebut ada yang subur sehingga dapat menyerap air serta menumbuhkan rerumputan dan sebagian lagi berupa tanah-tanah tandus yang tidak dapat menyerap air lalu Allah memberikan manfaatnya kepada manusia sehingga mereka dapat meminum darinya, memberi minum dan menggembalakan ternaknya di tempat itu. Yang lain menimpa tanah datar yang gundul yang tidak dapat menyerap air dan menumbuhkan rumput. Itulah perumpamaan orang yang mendalami ilmu agama Allah dan memanfaatkannya sesuai ajaran yang Allah utus kepadaku di mana dia tahu dan mau mengajarkannya. Dan juga perumpamaan orang yang keras kepala yang tidak mau menerima petunjuk Allah yang karenanya aku diutus. (Shahih Muslim No.4232)
3. Kasih sayang Nabi saw. terhadap umatnya dan kepedulian beliau memperingatkan mereka dari hal-hal yang membahayakan
  • Hadis riwayat Abu Musa ra.:
    Dari Nabi saw. bahwa beliau bersabda: Sesungguhnya perumpamaanku sebagai utusan Allah adalah seperti seorang lelaki yang mendatangi kaumnya seraya berkata: Wahai kaumku! Sesungguhnya kau telah melihat dengan mata kepala sendiri sepasukan tentara dan sesungguhnya aku adalah pemberi peringatan yang tidak bersenjata, maka carilah keselamatan. Sebagian kaumnya ada yang mematuhi lalu pada malam hari mereka berangkat (menyelamatkan diri) dengan tidak terburu-buru. Sebagian yang lain mendustakan hingga keesokan paginya mereka masih berada ditempat semula maka diserbulah mereka oleh pasukan tentara tadi lalu musnahkan dan dibantailah mereka. Itu adalah perumpamaan orang yang patuh kepadaku dan mengikuti ajaran yang aku bawa serta perumpamaan orang yang durhaka kepadaku dan mendustakan kebenaran yang aku bawa. (Shahih Muslim No.4233)
  • Hadis riwayat Abu Hurairah ra. dia berkata:
    Rasulullah saw. bersabda: Sesungguhnya perumpamaanku dan umatku adalah seperti seorang yang menyalakan api yang mengakibatkan binatang-binatang melata dan nyamuk terperangkap ke dalam api tersebut. Aku sudah berusaha memegang ikat pinggang kalian namun kalian malah menceburkan diri ke dalamnya. (Shahih Muslim No.4234)
4. Penyebutan Nabi saw. sebagai utusan terakhir
  • Hadis riwayat Abu Hurairah ra.:
    Dari Nabi saw. bahwa beliau bersabda: Perumpamaanku dengan para nabi yang lain adalah seperti perumpamaan seseorang yang membangun sebuah bangunan yang bagus dan indah. Banyak orang yang mengelilingi bangunan tersebut dan berkomentar: Kami belum pernah melihat bangunan seindah bangunan ini kecuali karena bata ini. Dan aku adalah sebuah bata tersebut. (Shahih Muslim No.4237)
  • Hadis riwayat Jabir ra.:
    Dari Nabi saw. bahwa beliau bersabda: Perumpamaanku dengan para nabi, adalah seperti perumpamaan seseorang yang membangun sebuah rumah. Dia menata dengan bagus dan sempurna. Kecuali masih ada satu tempat bata. Banyak orang masuk kedalam bangunan tersebut dan mengaguminya seraya berkata: Kalau seandainya bukan karena tempat bata itu (masing kosong), maka akan jauh lebih bagus. Selanjutnya Rasulullah saw. bersabda: Aku adalah yang (diibaratkan) sebagai bata tersebut. Aku datang sekaligus sebagai penutup para nabi-nabi. (Shahih Muslim No.4240)
5. Tentang adanya telaga Nabi saw. dan sifat-sifatnya
  • Hadis riwayat Jundab ra., ia berkata:
    Aku pernah mendengar Nabi saw. bersabda: Aku mendahului kalian berada di telaga. (Shahih Muslim No.4242)
  • Hadis riwayat Sahal ra., ia berkata:
    Aku pernah mendengar Nabi saw. bersabda: Aku mendahului kalian berada di telaga. Barang siapa yang sampai di sana tentu dia akan minum dan siapa yang telah minum niscaya tidak akan merasa dahaga selama-lamanya. Sungguh akan datang kepadaku kaum-kaum yang aku kenal dan mereka mengenal aku kemudian terdapat penghalang antara aku dan mereka. (Shahih Muslim No.4243)
  • Hadis riwayat Abdullah bin Amru bin Ash ra., ia berkata:
    Rasulullah saw. bersabda: Telagaku seluas perjalanan selama satu bulan dan panjang tepi-tepinya sama demikian. Airnya lebih putih dari perak, aromanya lebih wangi dari minyak misk, cangkirnya sejumlah bintang-bintang yang ada di langit. Barang siapa yang telah meminum air telaga tersebut niscaya dia tidak akan merasa dahaga selama-lamanya. (Shahih Muslim No.4244)
  • Hadis riwayat Asma binti Abu Bakar ra., ia berkata:
    Rasulullah saw. bersabda: Aku berada di tepi telaga untuk melihat siapa saja di antara kalian yang akan minum dari telagaku. Dan akan ada sekelompok manusia yang akan dihalangi lalu aku bermohon: Wahai Tuhanku, mereka adalah sebagian dari diriku dan termasuk umatku. Kemudian dikatakan: Tidak tahukah engkau apa yang telah mereka perbuat sesudahmu? Demi Allah! Mereka langsung kembali kepada kekafiran sepeninggalmu. Kata seorang perawi, Ibnu Abu Malikah berdoa: Ya Allah, sesungguhnya aku memohon perlindungan kepada-Mu dari kembali kepada kekafiran atau dari cobaan terhadap agama kami. (Shahih Muslim No.4245)
  • Hadis riwayat Uqbah bin Amir ra.:
    Bahwa pada suatu hari Rasulullah saw. keluar untuk menyalatkan jenazah syuhada Uhud. Kemudian beliau beralih ke atas mimbar dan bersabda: Sesungguhnya aku akan mendahului kalian dan aku akan menjadi saksi atas kalian. Demi Allah, sesungguhnya sekarang ini aku sedang melihat telagaku. Sesungguhnya aku telah diberikan kunci-kunci kekayaan bumi atau kunci-kunci bumi. Sesungguhnya demi Allah, aku tidak khawatir kalian akan kembali musyrik sepeninggalku tetapi aku khawatir kalian akan berlomba-lomba dalam kehidupan dunia. (Shahih Muslim No.4248)
  • Hadis riwayat Abdullah bin Masud ra., ia berkata:
    Rasulullah saw. bersabda: Aku akan mendahului kalian berada di telaga dan niscaya aku akan bertengkar dengan beberapa kaum namun aku dapat mengalahkan mereka lalu aku berkata: Wahai Tuhanku, tolonglah sahabat-sahabatku, tolonglah sahabat-sahabatku. Lantas dikatakan: Sesungguhnya kamu tidak tahu apa yang telah mereka perbuat sepeninggalmu. (Shahih Muslim No.4250)
  • Hadis riwayat Haritsah ra.:
    Bahwa ia mendengar Nabi saw. bersabda: (Luas) Telaga itu adalah seluas antara kota Shan`a dengan kota Madinah. (Shahih Muslim No.4251)
  • Hadis riwayat Ibnu Umar ra. dia berkata:
    Rasulullah saw. bersabda: Sesungguhnya di depan kalian terbentang sebuah telaga yang luas kedua tepinya sama dengan luas antara daerah Jarba` dengan Adzruh. (Shahih Muslim No.4252)
  • Hadis riwayat Abu Hurairah ra.:
    Bahwa Nabi saw. bersabda: Sungguh aku akan menghalangi beberapa orang dari telagaku seperti seorang wanita asing yang dihalangi dari unta. (Shahih Muslim No.4257)
  • Hadis riwayat Anas bin Malik ra.:
    Bahwa Rasulullah saw. bersabda: Telagaku kira-kira seluas antara kota Ailah sampai kota Shan`a yang berada di Yaman. Sesungguhnya di sana terdapat cangkir minum sebanyak jumlah bintang-bintang di langit. (Shahih Muslim No.4258)
6. Tentang keikutsertaan malaikat Jibril dan Mikail dalam perang Uhud membela Nabi saw.
  • Hadis riwayat Saad ra., ia berkata:
    Pada perang Uhud aku pernah melihat di sisi kanan dan kiri Rasulullah saw. dua orang lelaki yang berpakaian putih sebelum dan sesudahnya aku tidak pernah melihat mereka lagi, yaitu malaikat Jibril dan Mikail. (Shahih Muslim No.4264)
7. Keberanian dan keunggulan Nabi saw. dalam berperang
  • Hadis riwayat Anas bin Malik ra., ia berkata:
    Rasulullah saw. adalah orang yang paling berbudi tinggi, dermawan dan pemberani. Pernah pada suatu malam penduduk Madinah dikejutkan oleh suara yang sangat dahsyat. Orang-orang kemudian berangkat menuju ke arah suara tersebut. Rasulullah saw. bertemu mereka saat hendak kembali pulang. Ternyata beliau telah mendahului mereka menuju ke arah suara tersebut. Waktu itu beliau naik kuda milik Abu Thalhah, di lehernya terkalung sebuah pedang. Beliau bersabda: Kalian tidak perlu takut, kalian tidak perlu takut. Ia berkata: Kami mendapatkan kuda tersebut cepat larinya padahal sebelumnya adalah kuda yang lambat berlari. (Shahih Muslim No.4266)
8. Nabi saw. adalah orang yang lebih dermawan daripada angin yang berhembus
  • Hadis riwayat Ibnu Abbas ra., ia berkata:
    Rasulullah saw. adalah orang yang paling dermawan dalam hal kebaikan. Beliau lebih dermawan lagi pada bulan Ramadan. Sesungguhnya malaikat Jibril as. bertemu dengan beliau setiap tahun pada bulan Ramadan sampai selesai. Rasulullah saw. membaca Alquran di hadapannya. Saat Rasulullah saw. bertemu dengan malaikat Jibril, maka beliau adalah orang yang paling dermawan dalam hal kebaikan melebihi angin yang berhembus. (Shahih Muslim No.4268)
9. Rasulullah saw. adalah orang yang paling baik akhlaknya
  • Hadis riwayat Anas bin Malik ra., ia berkata:
    Aku melayani Rasulullah saw. selama sepuluh tahun. Demi Allah! Beliau sama sekali tidak pernah mengatakan kepadaku: Hus! Beliau juga tidak pernah mengatakan kepadaku sesuatu seperti: Kenapa kamu kerjakan itu? Kenapa kamu tidak mengerjakan ini. (Shahih Muslim No.4269)
10. Setiap kali Rasulullah saw. dimintai sesuatu, belum pernah beliau mengatakan: Tidak. Beliau adalah orang yang sering memberi
  • Hadis riwayat Jabir bin Abdullah ra., ia berkata:
    Rasulullah saw. tidak pernah dimintai sesuatu kemudian beliau mengatakan: Tidak. (Shahih Muslim No.4274)
  • Hadis riwayat Jabir bin Abdullah ra., ia berkata:
    Rasulullah saw. bersabda: Seandainya harta kekayaan Bahrain berhasil aku dapatkan, niscaya aku akan memberimu sekian, sekian, dan sekian sambil mengisyaratkan kedua belah tangannya. Ternyata Nabi saw. lebih dahulu wafat sebelum harta kekayaan Bahrain didapatnya. (Shahih Muslim No.4278)
11. Kasih sayang serta sopan-santun Nabi saw. terhadap anak-anak dan keluarga serta keutamaan hal itu
  • Hadis riwayat Anas bin Malik ra., ia berkata:
    Rasulullah saw. bersabda: Tadi malam aku dikaruniai seorang anak yang aku beri nama dengan nama bapakku, yaitu Ibrahim. Beliau lalu menyerahkan kepada Ummu Saif, istri seorang tukang pandai besi yang biasa dipanggil Abu Saif. Suatu hari beliau berangkat menemuinya dan aku mengikutinya sampai bertemu Abu Saif yang sedang meniup alat peniup api, sehingga rumahnya penuh dengan asap. Aku mempercepat jalan di hadapan Rasulullah dan aku berkata: Wahai Abu Saif, berhentilah karena Rasulullah saw. telah datang! Kemudian dia berhenti lalu Nabi saw. memanggil putranya yang masih kecil lantas memeluknya dan mengatakan sesuatu yang Allah kehendaki. Lebih lanjut Anas berkata: Aku melihat dia memperdaya dirinya menghadapi sakaratul maut di hadapan Rasulullah hingga kedua mata beliau mengalirkan air mata lantas bersabda: Mata mengucurkan air mata dan hati merasa sedih serta aku hanya akan mengatakan perkataan yang diridai Tuhanku. Demi Allah, wahai Ibrahim, sesungguhnya kami sangat sedih (atas kematianmu). (Shahih Muslim No.4279)
  • Hadis riwayat Aisyah ra., ia berkata:
    Pada suatu hari beberapa orang Arab badui datang kepada Rasulullah saw. dan bertanya: Apakah kamu mencium anak-anak kecilmu? Mereka menjawab: Ya. Lalu mereka berkata lagi: Akan tetapi, demi Allah, kami belum pernah memeluknya. Rasulullah saw. lalu bersabda: Aku tidak dapat berbuat apa-apa jika Allah telah mencabut rasa kasih sayang dari hati kamu sekalian. (Shahih Muslim No.4281)
  • Hadis riwayat Abu Hurairah ra.:
    Bahwa Aqra` bin Habis pernah melihat Nabi saw. sedang mencium Hasan. Dia (Aqra` bin Habis) lalu berkata: Sesungguhnya aku mempunyai sepuluh orang anak namun aku tidak pernah mencium satupun dari mereka. Kemudian Rasulullah saw. bersabda: Sesungguhnya barang siapa yang tidak menyayangi maka dia tidak akan disayangi. (Shahih Muslim No.4282)
  • Hadis riwayat Jarir bin Abdullah ra. dia berkata:
    Rasulullah saw. bersabda: Barang siapa tidak menyayangi manusia, maka Allah tidak akan menyayanginya. (Shahih Muslim No.4283)
12. Rasulullah saw. adalah seorang yang pemalu
  • Hadis riwayat Abu Said Al-Khudri ra., ia berkata:
    Rasulullah saw. lebih pemalu daripada seorang gadis perawan di dalam kamarnya. Jika beliau tidak menyukai sesuatu kami dapat mengetahui dari raut wajahnya. (Shahih Muslim No.4284)
13. Kasih sayang Nabi saw. terhadap istri-istrinya. Perintah beliau kepada kusir kendaraan untuk berlaku lembut kepada wanita
  • Hadis riwayat Anas ra., ia berkata:
    Ketika Rasulullah saw. dalam suatu perjalanannya ada seorang pelayan berkulit hitam bernama Anjasyah sedang memacu kudanya dengan bersyair (kuda yang membawa istri-istri Nabi saw.) Rasulullah saw. bersabda kepadanya: Wahai Anjasyah, pelan-pelan saja memacu kuda dan berlaku lembutlah kepada kaum wanita. (Shahih Muslim No.4287)
14. Nabi saw. menjauhi patung-patung berhala dan memilih perkara mubah yang paling mudah serta pembalasan beliau jika kehormatan Allah dilanggar
  • Hadis riwayat Aisyah ra., istri Nabi saw. ia berkata:
    Tidak pernah Rasulullah saw. disuruh memilih antara dua perkara kecuali beliau akan mengambil yang paling mudah di antara keduanya selama itu tidak dosa. Jika yang paling ringan itu ternyata dosa, maka beliau menjauhinya pula. Rasulullah saw. tidak pernah membalas untuk diri sendiri, kecuali jika kehormatan Allah Yang Maha Mulia lagi Maha Agung dilanggar. (Shahih Muslim No.4294)
15. Harumnya keringat Nabi saw. dan mencari berkah darinya
  • Hadis riwayat Anas ra.:
    Bahwa Ummu Sulaim ra. menghamparkan selembar tikar kulit sehingga Rasulullah saw. dapat tidur siang di atasnya. Beliau berkeringat banyak sekali lalu Ummu Sulaim mengumpulkan keringat tersebut untuk mencampurnya dengan minyak wangi kemudian memasukkannya ke dalam botol-botol kecil. Kemudian Nabi saw. bertanya kepada Ummu Sulaim: Apa ini? Ia menjawab: Keringatmu yang aku campur dengan minyak wangiku. (Shahih Muslim No.4302)
16. Nabi saw. berkeringat di musim dingin saat menerima wahyu
  • Hadis riwayat Aisyah ra., ia berkata:
    Jika diturunkan wahyu kepada Rasulullah saw. pada pagi hari yang dingin kemudian dahinya akan mengucurkan keringat. (Shahih Muslim No.4303)
17. Nabi saw. mengurai dan menyisir rambutnya menjadi dua belahan
  • Hadis riwayat Ibnu Abbas ra., ia berkata:
    Kebiasaan orang-orang ahli kitab ialah memanjangkan rambut mereka sedang orang-orang musyrik biasa menyisir rambut mereka menjadi dua belahan. Rasulullah saw. senang menyesuaikan dengan ahli kitab dalam hal yang tidak diperintahkan (mubah) lalu Rasulullah saw. memanjangkan rambut jambulnya setelah itu disisir menjadi dua belahan. (Shahih Muslim No.4307)
18. Sifat Nabi saw. dan beliau adalah manusia yang paling tampan
  • Hadis riwayat Barra' ia berkata:
    Rasulullah saw. adalah seorang lelaki yang berperawakan sedang, berpundak lebar dan berambut lebat sampai ke daun telinga. Beliau suka mengenakan pakaian warna merah. Aku sama sekali tidak pernah melihat sesuatu yang lebih bagus daripada Nabi saw.. (Shahih Muslim No.4308)
19. Sifat rambut Nabi saw.
  • Hadis riwayat Anas.s bin Malik ra:
    Dari Qatadah ia berkata: Saya bertanya kepada Anas bin Malik ra.: Bagaimana keadaan rambut Rasulullah saw.? Anas bin Malik menjawab: Rambutnya ikal berombak tidak keriting dan tidak lurus dan terurai sampai sebatas pundaknya. (Shahih Muslim No.4311)
20. Uban Nabi saw.
  • Hadis riwayat Anas bin Malik ra.:
    Dari Ibnu Sirin ia berkata: Anas bin Malik ra. pernah ditanya: Apakah Rasulullah saw. pernah menyemir (rambutnya)? Anas bin Malik menjawab: Bahwa dia belum pernah melihat uban kecuali hanya sedikit. (Shahih Muslim No.4317)
  • Hadis riwayat Abu Juhaifah ra.:
    Dari Zuhair dari Ishak dari Abu Juhaifah ia berkata: Aku pernah melihat Nabi saw. rambut beliau yang di sini berwarna putih. Zuhair meletakkan sebagian jari-jarinya pada bagian bawah bibir. Lebih lanjut dikatakan kepada Zuhair: Anda sudah sebesar siapa saat itu? Zuhair menjawab: Aku sudah bisa meruncingkan anak panah dan merekatkan bulu padanya. (Shahih Muslim No.4323)
21. Adanya tanda kenabian, sifatnya dan letaknya di salah satu bagian tubuh Nabi saw.
  • Hadis riwayat Saib bin Yazid ra., ia berkata:
    Bibiku pernah membawaku pergi menghadap Rasulullah saw. Bibiku berkata: Wahai Rasulullah! Sesungguhnya keponakanku ini terserang penyakit perut. Lalu beliau mengusap kepalaku dan mendoakan aku supaya mendapat berkah. Setelah itu beliau berwudu dan aku meminum sisa air wudunya kemudian aku berdiri di belakang punggung beliau dan melihat sebuah tanda (kenabian) antara kedua pundaknya seperti telur burung merpati. (Shahih Muslim No.4328)
22. Sifat dan usia Nabi saw. ketika diangkat menjadi rasul
  • Hadis riwayat Anas bin Malik ra., ia berkata:
    Rasulullah saw. adalah bukan orang yang tinggi sekali dan tidak pula pendek dan tidak juga putih sekali dan tidak berwarna coklat serta tidak pula berambut terlalu keriting dan tidak terlalu lurus. Beliau diutus Allah ketika berusia empat puluh tahun dan menetap di Mekah selama sepuluh tahun dan di Madinah selama sepuluh tahun. Beliau wafat ketika berusia enam puluh tahun sementara di rambut kepala dan janggut beliau tidak lebih dari dua puluh helai uban. (Shahih Muslim No.4330)
23. Usia Nabi saw. ketika wafat
  • Hadis riwayat Aisyah ra.:
    Bahwa Rasulullah saw. wafat pada usia enam puluh tiga tahun. (Shahih Muslim No.4332)
24. Masa Rasulullah berada di Mekah dan Madinah
  • Hadis riwayat Ibnu Abbas ra., ia berkata:
    Rasulullah saw. tinggal di Mekah selama tiga belas tahun dan wafat pada usia enam puluh tiga tahun. (Shahih Muslim No.4333)
25. Nama-nama Nabi saw.
  • Hadis riwayat Jubair bin Muth`im ra.:
    Bahwa Nabi saw. bersabda: Aku adalah Muhammad, aku adalah Ahmad, aku adalah Al-Mahi (penghapus), yang karena aku dihapuskan kekufuran. Aku adalah Al-Hasyir (pengumpul), di mana seluruh manusia akan dikumpulkan sesudahku. Aku adalah Aqib dan Aqib adalah nabi yang tidak akan ada lagi seorang nabi sesudahnya. (Shahih Muslim No.4342)
26. Pengetahuan dan ketakwaan Nabi saw. kepada Allah Taala
  • Hadis riwayat Aisyah ra., ia berkata:
    Rasulullah saw. pernah melakukan suatu perkara kemudian beliau mengambil keringanan (rukhshah) yang ada di dalamnya. Lalu sampailah berita itu kepada beberapa orang sahabat beliau yang tampak seakan-akan mereka tidak menyukainya dan menjauhkan diri dari perkara tersebut. Dan keadaan itu pun sampai kepada beliau yang langsung berdiri dan berpidato: Kenapa orang-orang yang sampai kepada mereka suatu perkara dari diriku di mana aku melakukan keringanan di dalamnya lalu mereka tidak menyukai dan menjauhkan diri darinya. Demi Allah, sungguh aku lebih mengetahui Allah dan lebih takut kepada-Nya daripada mereka. (Shahih Muslim No.4345)
27. Wajib mengikuti jejak Nabi saw.
  • Hadis riwayat Abdullah bin Zubair ra.:
    Bahwa seorang lelaki Ansar bertengkar dengan Zubair di hadapan Rasulullah saw. mengenai saluran air daerah Harrah yang digunakan untuk mengairi pohon kurma. Lelaki Ansar tersebut berkata: Biarkan air itu mengalir! Ternyata Zubair menolak permintaan mereka. Lalu mereka mengadukan hal itu kepada Rasulullah saw. Berkatalah beliau kepada Zubair: Alirkanlah wahai Zubair dan alirkan juga air itu kepada tetanggamu! Lelaki tersebut marah seraya berkata: Wahai Rasulullah! Apakah karena Zubair itu anak bibimu? Berubahlah warna muka Nabi saw. lalu berkata: Wahai Zubair, alirkanlah air itu kemudian tahan agar kembali lagi ke kebun! Lalu Zubair berkata: Demi Allah, aku yakin bahwa ayat ini turun menyinggung percekcokan tadi: Maka demi Tuhan, mereka (pada hakikatnya) tidak beriman hingga mereka menjadikan kamu hakim terhadap perkara yang mereka perselisihkan, kemudian mereka tidak merasa keberatan dalam hati mereka terhadap putusan yang kamu berikan, dan mereka menerima dengan sepenuhnya. (Shahih Muslim No.4347)
28. Penghormatan kepada Nabi saw. dan meninggalkan pertanyaan yang tidak penting kepada beliau atau yang tidak berkaitan dengan taklif serta yang tidak realistis dan sebagainya
  • Hadis riwayat Saad bin Abu Waqqash ra., ia berkata:
    Rasulullah saw. bersabda: Sesungguhnya orang-orang muslim yang paling besar dosanya terhadap orang-orang muslim yang lain ialah orang yang bertanya tentang suatu perkara yang belum diharamkan atas orang-orang muslim kemudian diharamkan atas mereka karena pertanyaannya. (Shahih Muslim No.4349)
  • Hadis riwayat Anas bin Malik ra., ia berkata:
    Telah sampai kepada Rasulullah saw. berita tentang para sahabatnya kemudian beliau berpidato dan bersabda: Telah diperlihatkan kepadaku surga dan neraka. Aku belum pernah melihat suatu kebaikan dan keburukan seperti yang terjadi pada hari ini. Jika seandainya kalian mengetahui apa yang aku ketahui, niscaya kalian akan sedikit tertawa dan banyak menangis. Lebih lanjut Anas bin Malik ra. mengatakan: Tidak ada hari yang lebih menyedihkan bagi para sahabat Rasulullah saw. daripada hari itu. Anas bin Malik berkata lagi: Mereka menutupi kepala mereka sambil terdengar isak-tangis mereka. Ia berkata lagi: Umar berdiri seraya berkata: Kami rela Allah sebagai Tuhan, Islam sebagai agama dan Muhammad sebagai nabi. Anas bin Malik ra. berkata: Bangkitlah lelaki itu dan bertanya: Siapa bapakku? Dia menjawab: Bapakmu adalah si Fulan. Maka turunlah ayat: Hai orang-orang yang beriman janganlah kamu menanyakan (kepada nabimu) hal-hal yang serupa itu jika diterangkan kepadamu, niscaya menyusahkan kamu. (Shahih Muslim No.4351)
  • Hadis riwayat Abu Musa ra., ia berkata:
    Nabi saw. pernah ditanya tentang beberapa perkara yang tidak beliau sukai. Ketika telah banyak ditanyakan kepadanya, beliau menjadi marah dan bersabda kepada orang-orang: Bertanyalah kepadaku tentang apapun yang kalian inginkan! Seorang lelaki bertanya: Siapakah ayahku? Beliau menjawab: Ayahmu adalah Hudzafah. Yang lain berdiri dan bertanya: Siapakah ayahku, wahai Rasulullah? Beliau menjawab: Ayahmu adalah Salim, budak Syaibah. Ketika Umar melihat Rasulullah saw. sedang murka itulah, dia berkata: Wahai Rasulullah! Sesungguhnya Kami bertobat kepada Allah. (Shahih Muslim No.4355)
29. Keutamaan-keutamaan Nabi Isa as.
  • Hadis riwayat Abu Hurairah ra., ia berkata:
    Aku pernah mendengar Rasulullah saw. bersabda: Aku adalah orang yang paling berhak terhadap putra Maryam. Para nabi adalah saudara-saudara seayah. Antara aku dan dia (putra Maryam) tidak ada seorang nabi pun. (Shahih Muslim No.4360)
  • Hadis riwayat Abu Hurairah ra.:
    Bahwa Rasulullah saw. bersabda: Tidak seorang bayi pun yang dilahirkan kecuali telah disentuh oleh setan sehingga ia menangis menjerit karena sentuhan setan tersebut kecuali putra Maryam dan ibunya. (Shahih Muslim No.4363)
  • Hadis riwayat Abu Hurairah ra., ia berkata:
    Rasulullah saw. bersabda: Pada suatu hari Isa putra Maryam melihat seorang lelaki mencuri. Isa lalu bertanya kepada lelaki tersebut: Kamu telah mencuri? Lelaki tersebut menjawab: Tidak, demi Zat yang tiada Tuhan selain Dia. Selanjutnya Isa berkata: Aku beriman kepada Allah dan aku mendustakan diriku. (Shahih Muslim No.4366)
30. Keutamaan-keutamaan Nabi Ibrahim as. Khalilullah
  • Hadis riwayat Abu Hurairah ra., ia berkata:
    Rasulullah saw. bersabda: Nabi Ibrahim as. berkhitan ketika beliau berusia delapan puluh tahun dengan sebuah kapak. (Shahih Muslim No.4368)
  • Hadis riwayat Abu Hurairah ra.:
    Bahwa Rasulullah saw. bersabda: Nabi Ibrahim as. tidak pernah berdusta kecuali sebanyak tiga kali, dua di antaranya menyangkut Zat Allah, yaitu ucapannya: Sesungguhnya aku sakit. Dan ucapannya: Sebenarnya patung yang besar itulah yang memukulnya. Yang satu lagi adalah menyangkut diri Sarah. Karena beliau datang ke sebuah negeri yang dikuasai seorang raja diktator bersama Sarah yang ketika itu sebagai seorang wanita yang paling cantik. Berkatalah ia kepada Sarah: Sesungguhnya raja diktator ini, jika ia mengetahui bahwa kamu adalah istriku maka dia akan mengalahkanku untuk merebutmu. Maka jika dia bertanya kepadamu katakanlah kepadanya bahwa kamu adalah saudara perempuanku. Sesungguhnya kamu memang saudara perempuanku dalam Islam. Dan sesungguhnya aku tidak mengetahui di negeri ini seorang muslim pun selain aku dan kamu. Ketika (Ibrahim) memasuki negeri raja yang diktator itu, terlihatlah Sarah oleh salah seorang keluarga raja lalu ia segera menghadap dan melaporkan: Telah datang ke negeri paduka raja seorang wanita yang hanya patut menjadi milik paduka. Sang raja lalu mengirim utusan kepada Sarah dan dibawanya. Lalu Nabi Ibrahim as. segera melaksanakan salat. Ketika Sarah datang ke hadapan raja, dia tidak mampu menguasai diri untuk langsung merangkul Sarah sehingga tangannya tergenggam erat sekali. Dia berkata kepada Sarah: Berdoalah kepada Allah agar Dia melepaskan tanganku dan aku tidak akan mengganggumu. Sarah lalu berdoa. Lalu sang raja mengulanginya dan kembali tangannya tergenggam dengan lebih kuat lagi dari yang pertama. Lalu sang raja mengulangi ucapannya meminta kepada Sarah agar Tuhan melepaskan tangannya. Sarah berdoa lagi. Sang raja mengulangi lagi dan kembali tangannya terggenggam dengan lebih kuat lagi daripada yang pertama dan kedua. Sang raja berkata: Berdoalah kepada Allah agar Dia melepaskan tanganku. Demi Allah aku tidak akan menganggumu. Dan Sarah berdoa lagi sehingga terbukalah tangannya. Sang raja lalu memanggil orang yang membawa Sarah: Sesungguhnya kamu membawakan kepadaku seorang wanita setan bukan manusia. Usirlah ia dari negeriku dan berikanlah kepadanya Hajar. Lebih lanjut Nabi saw. mengatakan: Kemudian Sarah kembali dengan berjalan kaki. Ketika Ibrahim as. melihat, disambutnya seraya bertanya: Bagaimana kabarmu? Sarah menjawab: Baik-baik saja, Allah telah berkenan melindungiku dari gangguan tangan raja durhaka itu dan ia telah memberikan seorang budak pelayan. (Shahih Muslim No.4371)
31. Keutamaaan Nabi Musa as.
  • Hadis riwayat Abu Hurairah ra., ia berkata:
    Malaikat maut pernah diutus kepada Musa as. Ketika malaikat tersebut datang menjumpainya, Nabi Musa langsung memukul dan mencungkil matanya. Lalu malaikat itu kembali kepada Tuhannya seraya berkata: Engkau telah mengutusku kepada seorang yang tidak ingin mati. Ia berkata: Allah kemudian mengembalikan matanya. Allah berfirman: Kembalilah kepadanya dan katakan supaya dia meletakkan tangannya di punggung seekor banteng dan baginya usia satu tahun dari setiap helai rambut yang ditutupi tangannya. Malaikat itu bertanya: Ya Tuhanku! Setelah itu? Tuhan berfirman: Kematian. Malaikat tersebut berkata: Sekaranglah! Lalu dia memohon agar Allah mendekatkan dirinya dengan bumi yang suci sejauh jarak lemparan batu. Rasulullah saw. bersabda: Jika aku berada di sana, tentu aku akan memperlihatkan kepada kalian makam (Musa) yang berada di pinggir jalan, tepatnya di bawah bukit pasir merah. (Shahih Muslim No.4374)
  • Hadis riwayat Abu Hurairah ra., ia berkata:
    Ketika seorang Yahudi menawarkan barang dagangannya ia diberikan sifat barang dagangannya itu dengan sesuatu yang tidak ia sukai atau tidak ia senangi. Abdul Aziz ragu-ragu antara kedua kata tersebut. Ia berkata: Tidak, demi Tuhan yang telah memilih Musa as. atas manusia. Ia berkata: Lalu seorang lelaki Ansar yang mendengarnya dan langsung menampar wajahnya seraya berkata: Kamu mengatakan demi Tuhan yang telah memilih Musa as. atas sekalian manusia sedangkan Rasulullah saw. berada di tengah-tengah kita! Ia berkata lagi: Lalu orang Yahudi itu pergi menemui Rasulullah saw. dan berkata: Wahai Abul Qasim! Sesungguhnya aku mempunyai tanggung jawab dan janji. Si Fulan telah menampar wajahku. Rasulullah saw. bertanya kepada lelaki tersebut: Kenapa kamu menampar wajahnya? Dia menjawab: Wahai Rasulullah! Dia mengatakan demi Tuhan yang telah memilih Musa as. atas sekalian manusia. Bukankah engkau masih berada di tengah-tengah kita? Ia berkata: Lalu Rasulullah saw. murka dan itu terlihat dari wajahnya. Kemudian beliau bersabda: Janganlah kalian membeda-bedakan antara para utusan Allah. Sesungguhnya sangkakala akan ditiupkan sehingga binasalah makhluk yang berada di langit dan di bumi kecuali orang yang dikehendaki Allah. Kemudian ditiupkan lagi dan aku adalah orang pertama yang dibangkitkan atau termasuk orang yang pertama dibangkitkan namun tiba-tiba Musa as. sedang berpegang pada Arsy. Aku tidak tahu apakah ia sudah dihisab ketika ia pingsan pada peristiwa (pecahnya) gunung Thur ataukah ia telah dibangkitkan sebelum aku dan aku tidak akan berkata sesungguhnya ada seseorang yang lebih utama daripada Yunus bin Matta as.. (Shahih Muslim No.4376)
32. Mengenai Yunus as. dan sabda Nabi saw.: Tidak patut bagi seorang hamba mengatakan "Aku adalah lebih baik daripada Yunus bin Matta as."
  • Hadis riwayat Ibnu Abbas ra.:
    Dari Nabi saw. bahwa beliau bersabda: Tidak patut bagi seorang hamba mengatakan: Aku adalah lebih baik daripada Yunus bin Matta as. dengan mengaitkannya pada ayahnya. (Shahih Muslim No.4382)
33. Keutamaan-keutamaan Yusuf as.
  • Hadis riwayat Abu Hurairah ra.:
    Ditanyakan kepada Rasulullah: Wahai Rasulullah! Siapakah orang yang paling mulia itu? Beliau bersabda: Mereka yang paling bertakwa. Mereka berkata: Bukan tentang itu yang kami tanyakan kepadamu. Beliau bersabda: Maka Yusuf karena ia seorang nabi Allah, anak seorang nabi Allah sekaligus cucuk seorang nabi Allah serta buyut nabi Allah (yang dijuluki) kekasih Allah. Mereka berkata: Juga bukan hal itu yang kami tanyakan kepadamu. Beliau bersabda: Apakah tentang asal-usul orang-orang Arab yang kalian tanyakan kepadaku? Sebaik-baik mereka pada masa jahiliah adalah sebaik-baik mereka pada masa Islam, jika mereka memahami ajaran Islam. (Shahih Muslim No.4383)
34. Keutamaan-keutamaan Khidhir as.
  • Hadis riwayat Ubay bin Kaab ra.:
    Dari Said bin Jubair ia berkata: Aku pernah berkata kepada Ibnu Abbas ra. bahwa Naufan Al-Bukali beranggapan bahwa Musa as. nabi Bani Israel adalah bukan Musa yang menjadi sahabat Khidhir. Ibnu Abbas berkata: Musuh Allah adalah pembohong. Aku pernah mendengar Ubay bin Kaab ra. berkata: Aku pernah mendengar Rasulullah saw. bersabda: Musa as. pernah berdiri berpidato di tengah-tengah Bani Israel. Dia (Musa) lalu ditanya: Siapakah manusia yang paling berilmu? Dia jawab: Akulah orang yang paling berilmu. Allah lantas menegurnya karena dia tidak mengembalikan ilmu kepada Allah. Allah lalu memberi wahyu kepadanya bahwa salah seorang hamba-Ku yang menetap di tempat pertemuan dua lautan adalah lebih berilmu daripada kamu. Selanjutnya Musa bertanya: Wahai Tuhanku, bagaimana aku dapat bertemu dengannya? Dikatakan kepadanya: Bawalah seekor ikan dalam sebuah keranjang. Di mana saja kamu kehilangan ikan tersebut, maka di situlah dia berada. Kemudian Musa pun berangkat bersama muridnya bernama Yusya` bin Nun. Musa as. membawa ikan tersebut dalam sebuah keranjang. Dia dan muridnya berangkat dengan berjalan kaki sampai keduanya mencapai sebuah batu karang besar dan tidurlah Musa as. dan muridnya. Sementara ikan yang berada dalam keranjang bergerak dan keluar dari keranjang lalu jatuh ke laut. Kemudian Allah menahan ombak, sehingga menjadi seperti sebuah lengkungan buat melintas ikan tersebut. Musa as. dan muridnya terheran-heran. Mereka meneruskan sisa perjalanan pada siang dan malam hari sedangkan murid Musa as. lupa untuk memberitahukannya. Keesokan paginya Musa as. berkata kepada muridnya: Bawalah kemari makanan kita, sesungguhnya kita telah merasa letih karena perjalanan kita ini. Tetapi (Musa as.) tidak akan merasa letih sebelum dia sampai di tempat yang diperintahkan. Muridnya berkata: Tahukah engkau ketika kita mencari tempat berlindung di sebuah batu karang tadi, aku lupa menceritakan tentang ikan itu, setanlah sebenarnya yang membuatku lupa untuk menceritakannya, ikan itu telah masuk ke laut dengan cara yang sangat aneh sekali. Selanjutnya Musa as. berkata: Kalau begitu itulah tempat yang kita cari. Keduanya lalu kembali. Keduanya mengikuti jejak mereka semula. Hingga ketika mereka tiba di batu karang tadi Musa tiba-tiba melihat seorang lelaki yang berselimut dengan sebuah pakaian dan itulah Khidhir. Musa as. mengucapkan salam kepadanya. Khidhir bertanya kepadanya: Ternyata di negerimu terdapat salam! (Musa as.) berkata: Aku adalah Musa. Khidhir bertanya: Musa Bani Israel? Dia menjawab: Ya. Khidhir berkata: Sesungguhnya kamu memiliki ilmu dari ilmu-ilmu Allah yang telah diajarkan Allah kepada kamu yang aku tidak ketahui. Sebaliknya aku juga memiliki ilmu dari ilmu-ilmu Allah yang telah diajarkan Allah kepadaku yang tidak kamu ketahui. Musa as. berkata kepada Khidhir: Bolehkah aku mengikutimu supaya kamu mengajarkan kepadaku ilmu yang benar di antara ilmu-ilmu yang telah diajarkan kepadamu? Khidhir menjawab: Sesungguhnya kamu tidak akan sabar bersamaku. Bagaimana kamu bisa sabar atas sesuatu yang kamu belum mempunyai pengetahuan yang cukup tentang hal itu? Musa as. berkata: Insya Allah kamu akan mendapati aku sebagai orang yang sabar dan aku tidak akan menentangmu dalam suatu urusanpun. Khidhir berkata kepadanya: Jika kamu mengikutiku, maka janganlah kamu menanyakan tentang sesuatu apapun sampai aku sendiri yang akan menerangkannya kepadamu. Musa menjawab: Baiklah. Khidhir dan Musa as. lalu berangkat dengan berjalan kaki di tepi pantai dan lewatlah sebuah perahu di hadapan mereka berdua. Mereka bercakap-cakap dengan para penumpangnya agar mau mengangkut mereka. Karena sudah kenal dengan Khidhir, mereka lalu membawa keduanya tanpa bayaran. Khidhir beranjak ke salah satu papan perahu lalu dicabutnya. Musa as. berkata kepada Khidhir: Mereka telah membawa kita dengan cuma-cuma tetapi dengan sengaja perahu mereka kamu lobangi! Apakah kamu hendak menenggelamkan penumpangnya. Sesungguhnya kamu telah berbuat suatu kesalahan yang besar? Khidhir berkata: Bukankah aku telah berkata: Sesungguhnya kamu sekali-kali tidak akan sabar bersamaku. Musa as. berkata: Janganlah kamu menghukum aku karena kelupaanku dan janganlah kamu membebani aku dengan sesuatu kesulitan dalam urusanku. Selanjutnya mereka meninggalkan perahu tersebut. Saat mereka sedang berjalan di tepi pantai, tiba-tiba ada seorang anak remaja bermain dengan beberapa temannya. Khidhir memegang kepala anak itu lalu memenggalnya sehingga terbunuhlah ia. Musa as. berkata: Mengapa kamu membunuh jiwa yang bersih itu? Bukankah dia tidak membunuh orang lain? Sesungguhnya kamu telah melakukan sesuatu yang mungkar. Khidhir berkata: Bukankah sudah aku katakan kepadamu, bahwa kamu tidak akan sabar bersamaku. Perbuatan ini lebih kejam lagi daripada yang pertama. Selanjutnya Musa as. berkata: Jika aku bertanya kepadamu tentang sesuatu sesudah kali ini, maka janganlah kamu memperbolehkan aku menyertaimu, sesungguhnya kamu sudah cukup memberikan uzur kepadaku. Maka keduanya berjalan, hingga tatkala keduanya sampai kepada penduduk suatu negeri, mereka minta dijamu kepada penduduk negeri itu tetapi penduduk negeri itu tidak mau menjamu mereka, kemudian keduanya mendapatkan dalam negeri itu dinding rumah yang hampir roboh, maka Khidhir menegakkan dinding itu. Ia berkata: Miring, Khidhir mengisyaratkan dengan tangannya dan menegakkan dinding tersebut. Musa as. berkata kepada Khidhir: Orang-orang yang kita datangi tidak mau menerima kita sebagai tamu dan tidak mau menjamu kita. Jikalau kamu mau niscaya kamu mengambil upah untuk pekerjaan itu. Khidhir berkata: Inilah perpisahan kita. Aku akan memberitahukan kepadamu tujuan perbuatan-perbuatan yang membuat kamu tidak sabar terhadapnya. Rasulullah saw. bersabda: Semoga Allah merahmati Musa. Aku akan senang sekali kalau saja Musa as. bisa bersabar sehingga dia dapat menceritakan kepada kita tentang pengalaman mereka berdua. Rasulullah saw. bersabda: Tindakan Musa as. yang pertama memang karena lupa. Beliau bersabda: Seekor burung terbang lalu hinggap pada tepi perahu itu dan mematuk ke laut. Khidhir lalu berkata kepadanya: Ilmu kita jika dibandingkan dengan ilmu Allah adalah seperti patukan seekor burung pipit tersebut pada laut itu. (Shahih Muslim No.4385)
Share:

Kitab Mimpi


Kitab Mimpi



1. Tentang sabda Nabi saw.: Barang siapa yang pernah melihat aku dalam mimpi, berarti dia benar-benar telah melihatku
  • Hadis riwayat Abu Qatadah, ia berkata:
    Aku pernah mendengar Rasulullah bersabda: Mimpi baik (rukyah) itu datang dari Allah dan mimpi buruk (hilm) datang dari setan. Maka apabila salah seorang di antara kalian bermimpi yang tidak menyenangkan hendaklah dia meludah ke samping kiri sebanyak tiga kali dan memohon perlindungan kepada Allah dari kejahatannya sehingga mimpi itu tidak akan membahayakannya. (Shahih Muslim No.4195)
  • Hadis riwayat Abu Hurairah, ia berkata:
    Dari Nabi bahwa beliau bersabda: Ketika kiamat telah mendekat, mimpi seorang muslim hampir tidak ada dustanya. Mimpi salah seorang di antara kalian yang paling mendekati kebenaran adalah mimpi orang yang paling jujur dalam berbicara. Mimpi orang muslim adalah termasuk satu dari empat puluh lima bagian kenabian. Mimpi itu dibagi menjadi tiga kelompok: Mimpi yang baik, yaitu kabar gembira yang datang dari Allah. Mimpi yang menyedihkan, yaitu mimpi yang datang dari setan. Dan mimpi yang datang dari bisikan diri sendiri. Jika salah seorang di antara kalian bermimpi yang tidak menyenangkan, maka hendaknya dia bangun dari tidur lalu mengerjakan salat dan hendaknya jangan dia ceritakan mimpi tersebut kepada orang lain. Beliau berkata: Aku gembira bila mimpi terikat dengan tali dan tidak suka bila mimpi dengan leher terbelenggu. Tali adalah lambang keteguhan dalam beragama. Kata Abu Hurairah: Aku tidak tahu apakah ia termasuk hadis atau ucapan Ibnu Sirin. (Shahih Muslim No.4200)
  • Hadis riwayat Anas bin Malik, ia berkata:
    Rasulullah bersabda: Mimpi seorang mukmin adalah termasuk satu dari empat puluh enam bagian kenabian. (Shahih Muslim No.4201)
  • Hadis riwayat Abu Hurairah ra., ia berkata:
    Rasulullah saw. bersabda: Barang siapa melihatku dalam mimpi, maka dia benar-benar telah melihatku. Sesungguhnya setan tidak dapat menjelma sepertiku. (Shahih Muslim No.4206)
  • Hadis riwayat Abu Qatadah ra., ia berkata:
    Rasulullah saw. bersabda: Barang siapa yang melihat aku dalam mimpi, maka dia benar-benar melihat sesuatu yang benar (hak). (Shahih Muslim No.4208)
2. Tentang penafsiran mimpi
  • Hadis riwayat Ibnu Abbas ra.:
    Ia bercerita bahwa seorang lelaki telah datang kepada Rasulullah saw. dan berkata: Wahai Rasulullah! Sesungguhnya aku semalam bermimpi melihat segumpal awan yang meneteskan minyak samin dan madu. Kemudian aku melihat orang-orang menengadahkan tangannya pada tetesan tersebut mereka ada yang mendapat banyak dan ada pula yang hanya mendapat sedikit. Lalu aku melihat seutas tali yang terentang dari langit sampai ke bumi kemudian melihat engkau memegang tali tersebut lalu engkau naik ke atas. Kemudian ada seorang lelaki memegang tali tersebut setelahmu, dan naik ke atas. Ada juga seorang lelaki lain memegang tali tersebut namun terputus, kemudian setelah disambung lagi, lelaki itu naik ke atas. Abu Bakar berkata: Wahai Rasulullah! Untuk engkau aku mengorbankan bapakku dan demi Allah, izinkan aku untuk mentakwil mimpi tersebut. Rasulullah saw. bersabda: Takwilkanlah! Abu Bakar berkata: Segumpal awan tersebut berarti awan Islam. Tetesan yang berupa samin dan madu adalah Alquran dari segi manis dan halusnya. Orang-orang yang menengadahkan tangannya pada tetesan tersebut berarti orang-orang yang banyak menghayati isi Alquran dan yang hanya sedikit penghayatannya terhadap Alquran. Adapun seutas tali yang tersambung dari langit sampai ke bumi adalah kebenaran yang engkau bawa. Engkau memegang tali tersebut lantas Allah mengangkat engkau dengan tali itu. Kemudian setelah engkau, ada seorang lelaki yang memegang tali tersebut dan naik ke atas dengan tali itu. Ada seorang lelaki lain yang memegang tali tersebut dan naik ke atas dengan tali itu. Dan ada seorang lelaki yang lain lagi memegang tali tersebut, namun terputus dan setelah disambung lagi baru dia naik ke atas dengan tali itu. Ceritakan kepadaku, wahai Rasulullah! Untuk engkau aku mengorbankan bapakku! Menurut engkau, apakah takwilku itu tepat atau tidak? Rasulullah saw. bersabda: Sebagian yang kamu jelaskan itu ada yang tepat dan sebagian ada yang salah. Selanjutnya Abu Bakar mengatakan: Demi Allah, wahai Rasulullah, beri tahu aku mana kesalahanku! Beliau bersabda: Kamu jangan sering bersumpah. (Shahih Muslim No.4214)
3. Mimpi Nabi saw.
  • Hadis riwayat Abu Musa ra.:
    Dari Nabi saw. bahwa beliau bersabda: Aku pernah bermimpi seolah-olah berhijrah dari kota Mekah menuju ke suatu daerah yang banyak pohon kurma. Aku yakin itu adalah daerah Yamamah atau daerah Hajar, namun ternyata adalah daerah Madinah yang dahulu disebut Yatsrib. Dalam mimpiku ini aku seakan-akan menghunus sebilah pedang tiba-tiba matanya menjadi tumpul. Ternyata mimpi itu adalah musibah bagi orang-orang mukmin pada perang Uhud. Kemudian aku ayunkan sekali lagi dan ternyata pedang itu kembali baik seperti semula. Ternyata itu adalah kemenangan yang diberikan oleh Allah dan bersatunya orang-orang mukmin. Dalam mimpi itu aku juga melihat seekor sapi, Allah adalah Zat yang baik. Ternyata itu adalah (isyarat) sekumpulan orang-orang mukmin pada perang Uhud. Namun kebaikan Allah datangnya masih nanti. Balasan sebuah keyakinan yang diberikan oleh Allah setelah perang Badar. (Shahih Muslim No.4217)
  • Hadis riwayat Ibnu Abbas ra., ia berkata:
    Pada suatu hari Musailimah Al-Kadzab datang ke Madinah pada zaman Nabi saw. dan berkata: Jika Muhammad menyerahkan kepemimpinan kepadaku sepeniggalnya niscaya aku mau menjadi pengikutnya. Lalu Musailimah datang lagi (ke Madinah) bersama beberapa orang dari kaumnya kemudian Nabi saw. dengan Tsabit bin Qais bin syammas berangkat menemuinya sambil membawa sepotong pelepah kurma sampai beliau berdiri di hadapan Musailimah beserta teman-temannya lalu bersabda: Sekalipun kamu meminta kepadaku sepotong kayu ini, tidak akan aku berikan kepadamu dan aku tidak akan melanggar perintah Allah dalam berurusan denganmu. Jika kamu berpaling, niscaya Allah akan membinasakanmu. Sesungguhnya aku telah memimpikan kamu dan kamu telah diperlihatkan kepadaku dalam mimpi itu. Dan ini Tsabit bin Qais yang akan memberikan jawaban kepadamu. Kemudian beliau beranjak pergi meninggalkan Musailimah. Ibnu Abbas berkata: Aku bertanya tentang sabda Nabi saw.: Sesungguhnya aku telah memimpikan kamu dan kamu telah diperlihatkan kepadaku dalam mimpi itu. Lalu Abu Hurairah mengabarkan kepadaku bahwa Nabi saw. bersabda: Ketika sedang tidur aku bermimpi melihat sepasang gelang emas berada di tanganku. Sepasang gelang tersebut sangat menarik perhatianku. Dalam tidur aku mendapat wahyu supaya meniup sepasang gelang tersebut. Setelah aku tiup ternyata sepasang gelang tersebut terbang. Aku tafsirkan mimpi itu dengan akan munculnya dua pembohong sepeninggalku pertama adalah Unsi dari daerah Shan`a dan kedua adalah Musailimah dari daerah Yamamah. (Shahih Muslim No.4218)
  • Hadis riwayat Samurah bin Jundub ra., ia berkata:
    Nabi saw. setiap kali selesai mengerjakan salat Subuh menghadapkan wajahnya kepada para sahabat dan bertanya: Apakah tadi malam ada salah seorang di antara kalian yang bermimpi. (Shahih Muslim No.4220)
Share:

Kitab Syair


Kitab Syair


  • Hadis riwayat Abu Hurairah ra.:
    Dari Nabi saw. bahwa beliau bersabda: Bait syair (puisi) paling bagus yang pernah diucapkan oleh orang-orang Arab adalah bait syair Labid: Ketahuilah, segala sesuatu selain Allah adalah batil. (Shahih Muslim No.4186)
  • Hadis riwayat Abu Hurairah ra., ia berkata:
    Rasulullah saw. bersabda: Perut seseorang itu lebih baik penuh dengan cairan nanah yang dapat merusak tubuh daripada penuh dengan syair. (Shahih Muslim No.4191)
Share:

Kitab Lapal-Lapal Kesopanan Dan Lainnya


Kitab Lapal-Lapal Kesopanan Dan Lainnya



1. Larangan mencaci-maki masa (waktu)
  • Hadis riwayat Abu Hurairah ra., ia berkata:
    Aku mendengar Rasulullah saw. bersabda: Allah Yang Maha Mulia lagi Maha Agung berfirman: Seorang anak Adam mencaci-maki masa padahal Akulah masa, siang dan malam hari ada di tangan-Ku. (Shahih Muslim No.4165)
2. Hukum menggunakan lafal "budak lelaki", "budak perempuan", "baginda" dan "tuan"
  • Hadis riwayat Abu Hurairah ra.:
    Dari Nabi saw. bahwa beliau bersabda: Janganlah sekali-kali salah seorang di antara kalian mengatakan: Budak lelakiku (abdi), budak perempuanku! Karena setiap lelaki kamu adalah hamba Allah dan setiap perempuanmu adalah hamba Allah. Tetapi hendaklah ia mengatakan: Hai gulami (anak lelaki kecil), hai jariati (anak perempuan kecil), hai pemuda dan pemudiku. (Shahih Muslim No.4177)
3. Makruh berucap: "Sial aku"
  • Hadis riwayat Aisyah ra., ia berkata:
    Rasulullah saw. bersabda: Janganlah sekali-kali salah seorang di antara kalian mengatakan: Sial sekali aku! Akan tetapi sebaiknya dia mengatakan: Diriku tidak mampu lagi menanggung derita ini. (Shahih Muslim No.4180)
  • Hadis riwayat Sahal bin Hunaif ra.:
    Bahwa Rasulullah saw. bersabda: Janganlah salah seorang di antara kalian mengatakan: Sial sekali aku! Akan tetapi sebaiknya dia mengatakan: Diriku tidak mampu lagi menanggung derita ini. (Shahih Muslim No.4181)
Share:

Sample Text

Copyright © Lentera Islam .NET - Kajian Fiqih & Aqidah Islam Berdasarkan Al-Qur'an | Powered by Blogger Distributed By Protemplateslab & Design by ronangelo | Blogger Theme by NewBloggerThemes.com